BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan menghasilkan bermacam-macam golongan senyawa organik
yang melimpah yang sebagian besar dari senyawa itu tidak nampak secara
langsung dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut. Zat-zat
kimia ini sederhana dirujuk sebagai metabolit sekunder yang keberadaannya
terbatas pada spesies tertentu dalam kingdom tumbuhan.
Metablit sekunder juga dikenal sebagai hasil alamiah metabolisme. Hasil
dari
secara
keseluruhan, tetapi hanya untuk beberapa sel tertentu. Hasil dari metabolit
sekunder lebih kompleks dibandingkan dengan metabolit primer.
Berdasarkan asal biosintetiknya, metabolit sekunder dapat dibagi ke
dalam tiga kelompok besar, yakni terpenoid (termasuk triterpenoid, steroid, dan
saponin), alkaloid, dan senyawa-senyawa fenol (termasuk flavonid dan tanin).
Alkaloid biasanya didapati sebagai garam organik dalam tumbuhan dalam
bentuk senyawa padat berbentuk Kristal dan kebanyakan berwarna. Pada daun
atau buah segar biasanya keberadaan alkaloid memebrikan rasa pahit di lidah.
Ektraksi dapat dilakukan pada daun teh agar dapat menentukan kadar
kafeinnya. Ekstraksi sendiri adalah pemisahan suatu zat dari campurannya
dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat
tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut
yang lain.
Banyak senyawa nitrogen dalam tumbuhan mengandung atom nitrogen
basa dan karena itu dapat diekstrak dari dalam bahan tumbuhan itu dengan
asam encer. Senyawa ini disebut alkaloid yang artinya mirip alkali. Setelah
ektraksi, alkaloid bebas dapat diperoleh dengan pengolahan lanjutan dengan
basa dalam air.
Sampel (gram)
Teh cap botol (10 gram)
Teh gunung mas (10 gram)
4.2 Perhitungan
Wkafein
BE
194,19 gram
10 gram
= 19,419 gram
%Kafein =
Wkafein
B . sampel
x 100%
19,419 gram
x 100
10 gram
= 194,19%
4.3 Pembahasan
Setiap tumbuhan akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia tertentu
dalam metabolismenya. Senyawa-senyawa kimia hasil metabolisme tersebut
dikenal sebagai metabolit, berupa metabolit primer dan metabolit sekunder.
Metabolit primer merupakan senyawa-senyawa kimia hasil metabolisme
yang penting bagi tumbuhan dan diperoleh dari jalur biosintesis primer.
Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang berasal dari metabolit
primer yang melalui jalur biosintesis tertentu berupa jalur metabolisme yang
disesuaikan dengan tujuan dan kondisi lingkungan tumbuhan tersebut tumbuh.
Contohnya senyawa alkaloid yang berasal dari metaolit primer asam amino.
Perbedaan metabolit primer dan metabolit sekunder, antara lain ialah
metabolit primer terdistribusi merata pada dalam setiap organisme, sedangkan
metabolit sekunder tidak terdistribusi merata pada tumbuhan.
Metabolit primer umumnya memiliki fungsi yang universal, misalnya
sebagai sumber energi dan pertumbuhan, sedangkan metabolit sekunder
memiliki fungsi yang bersifat ekologis, misalnya sebagai penarik serangga
atau sebagai pertahanan tubuh. Metabolit prmier memiliki struktur kimia
dengan perbedaan yang kecil, sedangkan metabolit sekunder memiliki struktur
kimia yang berbeda-beda. Di samping itu, fungsi fisiologis metabolit primer
berkaitan dengan struktur kimianya, sedangkan metabolit sekunder tidak.
Alkaloid merupakan golongan terbesar senyawa metabolit sekunder pada
tumbuhan. Telah diketahui, sekitar 5.500 senyawa alkaloid yang terbesar di
berbagai famili. Alkaloid merupakan senyawa kimia bersifat basa yang
mrngandung satu atau lebih atom nitrogen, umumnya tidak berwarna, dan
berwarna jika mempunyai struktur kompleks dan bercincin aromatic. Alkaloid
seringkali beracun bagi manusia dan banyak mempunyai kegiatan fisiologis
yang menonjol sehingga banyak digunakan dalam pengobatan.
tanpa
melibatkan
panas.
Maserasi
memiliki
beberapa
keuntungan, diantaranya yaitu cara kerja dan alat yang digunakan cukup
sederhana dan cocok untuk senyawa yang tidak tahan panas.
Pada percobaan ini pertama-tama ditimbang sebanyak 10 gram daun teh
dalam bentuk bubuk kasar masukkan dalam labu soklet atau alat maserasi.
Tambahkan dengan campuran 8 mL ammonium hidroklorida pekat, 10 mL
etanol 95% dan 20 mL eter, campur dengan baik, lalu dimaserasi selama
semalam. Setelah itu dilakukan penyarian dengan eter selama 3 jam.
Pindahkan sari eter yang mengandung alkaloid ke dalam corong pisah, bilas
labu dengan sedikit eter dan kumpulkan ke dalam corong pisah yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Bustanussalam, Partomuan Simanjuntak, Retno Muwarni. 2009. Analisis
Kandungan Katekin Dalam Beberapa Ekstrak Air Benalu Tanaman Teh.
Jurnal Kimia Mulawarman Vol. VI.
Cakrawati, D. 2005. Pengaruh Pra Fermentasi dan Suhu Maserasi Terhadap
Beberapa Sifat Fisikokimia Minyak Kasar Kluwak. Universitas Padjajaran:
Surabaya.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan :
Jakarta.
Dewi, Mainora Rahayu. 2008. Penentuan Kandungan Kafein Pada Daun The
(Camelia sinensis). Tesis Program Pascasarjana Universitas Andalas.
Khopkar. 2010. Konsep Dasar Kimia Analisis. UI Press : Jakarta Hal : 213.
Nurhayati, Y., Gebi D., Iqbal M. 2004. Pemisahan dan Pemurnian Senyawa
Metabolit Sekunder Turunan Flavonoid dari Kulit Batang Ficus virens Ait.
(Moraceae). Seminar Nasional dan Penelitian dan Pendidikan Kimia :
Bandung.
Purwantini, I., Rima M., Naniek D. 2007. Kombinasi Daun Teh dan Mangkokan
Sebagai Penumbuh Rambut. Universitas Gadjah Mada :Yogyakarta.
Sundari, D., Budi Nuratmi, M. Wien Winarno. 2009. Toksisitas Akut (LD50) Dan
Uji Gelagat Ekstrak Daun Teh Hijau (Camelia sinensis (Linn.) Kunze) Pada
Mencit. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Vol. XIX.
Utami, Nurul. 2008. Identifikasi Senyawa Alkohol dan Heksana Daun. FMIPA
UNILA, Lampung. Hal: 136.
LAMPIRAN
1. Gambar Praktikum
Fase kloroform
Fase air
2. Skema Kerja
Dibilas corong pisah dengan eter
Dimasukkan sampel yang dipreparasi
Dimasukkan fase air (H2SO4) 20 mL sebanyak 5 kali
Ambil fase air
Fase air + ammonia 10% sampai pH alkalis (pH 10)
Dimasukkan dalam corong pisah
Ditambahkan 20 mL kloroform sebanyak 5 kali
Ambil fase kloroform, dan diuapkan
Hasil uapan dilarutkan dalam 20 mL kloroform
Ditambahkan 15 mL larutan baku H2SO4 0,2 N
Dipanaskan hingga gelembung kloroform hilang dengan menggunakan bunsen
Ditambahkan dengan larutan baku NaOH 0,2 N
Sampai warna menjadi kuning