Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

KOSMETOLOGI II

“SHAMPO”

Dosen Pengampu : 1. Dra. apt. Dwi Indriati M.Farm


2. Mindya Fatmi, M.Farm., Apt
3. Wilda Nurhikhmah, M.Farm., Apt
4. Cyntia Wulandari, M.Farm
5. Asri Wulandari, M.Farm

Asisten Dosen : 1. Sintia Trias


2. Lia Luviana
3. Neneng Hanifah
4. Ainun Nisa R

Disusun Oleh:
Ridzal Ade Putera
066118260
G18

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Mengetahui formulasi sabun cair dan cara pembuatannya.
1.2 Latar Belakang

Rambut merupakan mahkota bagi setiap orang. Sehingga perlu dirawat agar
terhindar dari kerusakan. Banyak cara merawat rambut agar tetap indah dan tidak
mudah rusak. Memiliki rambut yang indah, lebat, sehat, dan panjang merupakan
dambaan setiap orang terlebih kaum perempuan. Oleh karena itu,banyak produk-produk
kosmetika yang diproduksi untuk memenuhi dan mengatasi kebutuhan tersebut. Produk
perawatan kosmetik untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu sampo.

Sampo merupakan sediaan kosmetik yang digunakan sebagai pembersih rambut dan
kulit kepala dari segala kotoran diantaranya minyak, debu, sel-sel yang sudah mati dan
sebagainya. Sampo berdasarkan macamnya dibagi menjadi empat yaitu sampo untuk
rambut yang diwarnai dan keriting, sampo untuk membersihkan secara menyeluruh,
sampo untuk penambah volume rambut dan sampo anti ketombe.

Dari 60 persen populasi di dunia mengalami permasalahan rambut berketombe. Di


Indonesia sendiri, angkanya dapat lebih tinggi karena iklim tropis, polusi, kebiasaan
hidup, serta penggunaan penutup kepala seperti jilbab maupun helm yang dapat
memengaruhi permasalahan kulit kepala selaku media pertumbuhan rambut.
Gangguan kulit kepala seperti sensitif, berminyak dan berketombe, yang
mengganggu pertumbuhan rambut secara normal seringkali terjadi. Kerontokan
rambut pun menjadi permasalahan kulit kepala lebih serius. Kesadaran untuk merawat
kulit kepala memang tidak setinggi kesadaran untuk merawat kulit wajah. Sementara
itu, masalah rambut berawal dari akarnya yakni kulit kepala. Masalah kulit kepala yang
paling umum ialah kulit kepala bersisik-sisik halus atau ketombe, dan populasi jamur
yang semakin subur jika kondisi kulit kepala terlalu berminyak.
Sampo pada umumnya digunakan dengan mencampurkannya dengan air dengan
tujuan untuk melarutkan minyak alami yang dikeluarkan oleh tubuh untuk
melindungi rambut dan membersihkan kotoran yang melekat. Namun tidak semua
sampo berupa cairan atau digunakan dengan campuran air, ada juga sampo kering
berupa serbuk yang tidak menggunakan air. Formulasi untuk sampo harus
mengandung bahan-bahan yang berfungsi sebagai surfaktan, foaming agent,
stabilizer, viscosity modifier, dan pengawet. Bahan-bahan dalam sampo harus aman
dan mudah terdegradasi sebagaimana kosmetik (Mottram, 2000).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Shampo adalah salah satu sediaan semisolid yang merupakan produk topikal
yang dimaksudkan untuk diaplikasikan pada kulit atau membran mukosa untuk
memberikan efek lokal dan kadang-kadang sistemik. Sampo adalah sediaan yang
mengandung surfaktan dalam bentuk yang cocok dan berguna untuk menghilangkan
kotoran dan lemak yang melekat pada rambut dan kulit kepala agar tidak
membahayakan rambut, kulit kepala, dan kesehatan sipemakai (Visvanattan, 2007).
Fungsi shampo pada umumnyadigunakan dengan mencampurkan dengan air
dengan tujuan sebagai berikut :

1. Melarutkan minyak alami yang dikeluarkan oleh tubuh untuk


melindungirambut dan membersihkan kotoran yang melekat.
2. Meningkatkan tegangan permukaan kulit, umumnya kulit kepala
sehingga dapat meluruhkan kotoran.

Shampo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk membersihkanrambut,


sehingga rambut dan kulit kepala menjadi bersih dan sedapatmungkin lembut,
mudah diatur dan berkilau (Faizatun, 2007: 1).

Sampo sebagai “sediaan surfaktan” (bahan aktif permukaan)


dalambentuk sesuai-cair, padat atau serbuk, dimana jika digunakan dibawahkondisi
khusus dapat menghilangkan lemak, kotoran dan kulit terkelupaspada permukaan dari
rambut dan kulit kepala tanpa menimbulkan efekmerugikan bagi rambut, kulit
kepala atau kesehatan dari yangmenggunaka (Balsam, 1992).

Pembuatan sampo ini digunakan tipe emulsi M/A, karena jika


diinginkanpreparat yang mudah dihilangkan dari kulit dengan air harus dipilih
suatuemulsi minyyak dalam air seperti untuk absorbs pada kulit (Ansel, 2011).
2.2 Data Preformulasi

1 Aqua Destilata (FI 1995 ED IV Hal 144)


 Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna;tidak berbau
 pH : Antara 5,0 dan 7,0
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
2 Asam Sitrat (FI 1995 ED IV Hal ; 48)
 Pemerian : Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul
sampai halus, putih;tidak berbau atau praktis tidak berbau; rasa sangat asam.
Bentuk hidrat mekar dalam udara kering
 Kelarutan : Mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol ; agak
sukar larut dalam eter
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 Penggunaan :
3 Methylis Parabenum (FI 1995 ED IV Hal ; 551)
 Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih ;
tidak berbau atau berbau khas lemah; mempunyai sedikit rasa terbakar.
 Kelarutan : Sukar larut dlaam air dalam benzene dan dalam karbon
tetraklorida, mudah larut dalam etnaol dan dalam eter.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
 Penggunaan :
4 Natrii Chloridum (FI 1995 ED IV Hal;584)
 Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur
putih; rasa asin
 Kelarutan : Mudah larut dalam air ; sedikit lebih mudah larut dalam
air mendidih ; larut dalam gliserin ; sukar larut dalam etanol.
 Penyimpanan : Dalam wadah teruttup baik.
 Penggunaan :
5 Natrii Lauryl Sulfas (FI 1995 ED IV Hal;595)
 Pemerian : Hablur, kecil, berwarna putih atau kuning muda ; agak
berbau khas
 Kelarutan : SMudah larut dalam air; membentuk larutan opalesen
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
 Penggunaan :

6. Oleum Green Tea (

7. Propilen glikol (FI Tahun 1995 ED IV,712)

o Pemerian : Cairan kental, jernih , tidak berwarna, rasa khas; praktis


tidak berbau ; menyerap air pada udara lembab.
o Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan
kloroform; Larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi
tidak dapat becampur dengan minyak.
o Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat 3.1.2 Bahan
1) Batang pengaduk 1) Aquadest
2) Corong 2) Asam sitrat
3) Cawan penguap 3) Metil paraben
4) Erlenemeyer 4) Natrium klorida
5) Kertas Perkamen 5) Natrium lauril sulfat
6) Penggaris 6) Oleum greentea
7) pH Indikator 7) Propilenglikol
8) Piknometer 8) Propil paraben
9) Sendok Tanduk
10) Tabung reaksi
11) Termometer
12) Timbangan

3.2 Cara Kerja

 Penimbangan Bahan
1. Ditimbang propilen glikol 21g
2. Ditimbang metil paraben 0.3g
3. Ditimbang natrium laurel sulfat 45g
4. Ditimbang natrium klorida 0.75g
5. Ditimbang propil paraben 0.3g
6. Ditimbang asam sitrat 0.3g
 Pembuatan Sampo
1. Dimasukkan aquadest kedalam SLES, aduk cepat hingga terbentuk busa
2. Ditambahkan propilenglikol, propil paraben serta metil paraben aduk ad
homogen.
3. Dilarutkan asam sitrat dan Natrium klorida, masukkan Dalam SLES aduk ad
homogen.
4. Dimasukkan semua bahan ad homogen, hingga membentuk massa larutan.
5. Ditambahkan oleum greentea secukupnya.
6. Apabila masih terdapat gumpalan, maka disaring larutan dengan menggunakan
kertas saring hingga membentuk larutan jernih.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Formulasi

 FORMULA (AWAL)

Natrium Laurel Sulfat 45g

Propil Paraben 0.3g

Metil paraben 0.3g

Propilenglikol 21g

Natrium Klorida 0.75g

Asam Sitrat 0.3g

Oleum greentea qs

Aquadest ad 300ml

 FORMULA (AKHIR)

Natrium Laurel Sulfat 45g

Propil Paraben 0.3g

Metil paraben 0.3g

Propilenglikol 21g

Natrium Klorida 0.75g

Asam Sitrat 0.3g

Oleum greentea qs

Aquadest ad 300ml
4.2 Data Pengamatan

EVALUASI HASIL
pH Sebelum : 7
Sesudah : 5-7
Stabilitas Busa Sebelum : 7cm
Sesudah : 6cm
Homogenitas Tidak terdapat partikel

Bobot jenis Pikno kosong : 23.60g


Pikno isi : 44.14g
Pikno isi + dinaikan suhu : 45.73g

4.3 Perhitungan

Pikno isi

pikno isi− pikno kosong


v pikno

44.14−23.60
=0.82056 gram/mL
25

Pikno isi + dinaikan suhu

pikno isi− pikno kosong


v pikno

45.73−23.60
=0.8852 gram/mL
25

4.4 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan Sampo dengan Natrium
lauril sulfat sebagai bahan utama (detergent), natrium lauril sulfat terkadang
dijadikan sebagai penunjang busa, pertimbangan banyak busa adalah
pertimbangan salah kaprah tapi selalu dianut oleh banyak konsumen. Banyaknya
busa tidak berkaitan secara signifikan dengan daya bersih deterjen, kecuali
deterjen yang digunakan untuk proses pencucian dengan air yang jumlahnya
sedikit (misalnya pada pencucian karpet). Penggunaan natrium lauril sulfat
berfungsi sebagai surfaktan. Oleh karena itu, saat pelarutan dengan aquades
akan timbul busa. Surfaktan ini termasuk surfaktan anionic dan merupakan
surfaktan yang sangat efektif dan digunakan dalam setiap tugas yang
membutuhkan penghapusan noda berminyak. Surfaktan ini dikenal sebagai
detergent yang mempunyai gugus hidrofilik dan gugus lipofilik. Gugus
lipofilik (yaitu asam laurat) akan mengikat minyak dan kotoran yang ada
di rambut, sedangkan Na adalah gugus hidrofilik yang membuat kotoran-
kotoran tersebut mudah larut dalam air saat pembilasan setelah proses
penyampoan. Jadi fungsi utama dari Surfaktan ini adalah untuk membersihkan
kotoran yang ada di rambut. Namun kelemahan dari surfaktan iniadalah dapat
mengeraskan rambut.

Pada pembuatan sabun mandi cair digunakan NaCl, penggunaan NaCl


dalam sampo digunakan untuk mengendalikan ukuran–ukuran pembentukan
misel-misel yang terbentuk dari bahan pengemulsi. Surfaktan adalah suatu zat
yang sering digunakan untuk menaikkan kelarutan zat. Molekul surfaktan
terdiri atas dua bagian polar dan non polar. Apabila didispersikan dalam air
pada konsentrasi rendah, akan berkumpul pada permukaan dengan
mengorientasikan bagian polar ke arah air dan bagian nonpolar kearah udara.
Kumpulan surfaktan itu akan membentuk suatu lapisan monomolekular. Bila
permukaan cairan telah jenuh dengan molekul-molekul surfaktan, maka
molekul-molekul yang berada didalam cairan terbentuk disebut Konsentrasi
Misel Kritik (KMK). Selain itu NaCl digunakan untuk menyesuaikan
viskositas/kekentalan dari sediaan sampo dengan cara mengubah sifat dari ion-
ion yang terdapat didalamnya. Thickening agent, sering digunakan garam
natrium klorida (NaCl) dalam suatu campuran yang berfungsi untuk mengatur
kekentalan. Semakin kental produk shampoo, penggunaannya semakin hemat
dan disukai oleh konsumen. Namun penambahan garam yang terlalu banyak
dapat menimbulkan efek keruh pada produk.
Propilen glikol digunakan sebagai humektan atau pembasah.
Propilenglikol juga digunakan sebagai carrier dari bahan pengemulsi sehingga
bahan pengemulsi dapat berfungsi. Selain itu propilenglikol juga berfungsi
sebagai penjernih pada sampo. Asam sitrat sebagai pengatur pH, karena
menetralisasi reaksi basa yang terjadi dalam penyampoan rambut. Prop
Pada persyaratan uji sabun mandi cair menurut SNI diantaranya
meliputi ; Organoleptik, pH, Alkali bebas, bobot jenis, cemaran mikroba , dan
bahan aktif. Pada praktikum ini pada persyaratan uji sabun mandi cair yang
dilakukan hanya Oragnoleptik. Pada uji organoleptic didapatkan hasil sabun
mandi cair berbentuk cairan homogen, berwarna putih dengan bau khas. Untuk
pengawet digunakan metil paraben dan propil paraben. Penambahan
Oleumgreentea sebagai parfum agar sampo memiliki aroma/wangi seperti daun
teh.
Pada evaluasi sampo dilakukan pengujian pada organoleptic, pH,
Stabilitas busa , Homogenitas , dan bobot jenis. Pada uji organoleptic sampo
berbentuk cair, dan berbau daun teh. Pada uji pH didapatkan pH sebelum dan
sesudah sebesar 7 dan 5-7, besar pH pada sampo ini memenuhi syarat sesuai SNI
dimana syarat yang ditetapkan SNI dengan rentang pH 5.0-9.0. Pada uji
stabilitas busa didapatkan tinggi busa sebelum dan sesudah sebesar 7 cm dan 6
cm, tinggi busa sendiri tidak terlalu dipermaslaahkan menurut (Limbani,2009)
karena busa biasanya dihubungkan dengan nilai estetika konsumen yang lebih
menyukai sediaan shampo yang busanya berlebih. Pada uji Homogenitas,
didapatkan hasil tidak terdapat partikel, artinya sampo yang dibuat termasuk
kedalam kategori sampo yang baik karena homogen, dalam arti tercampurnya
atau terdispersinya semua bahan secara sempurna. Pada uji bobot jenis
didapatkan hasil pikno isi dan pikno isi + dinaikkan suhu sebesar 44.14g dan
45.73g.Didapatkan hasil pikno isi sebesar 0.82056gram/mL, hasil ini memenuhi
syarat sesuai SNI. Pada pikno isi + dinaikkan suhu sebesar 0.8852gram/mL ,
hasil ini juga memenuhi syarat sesuai SNI. Bobot jenis menggambarkan mudah
atau tidaknya suatu sediaan mengalir atau mudah dituang. Bobot jenis sediaan
shampo menurut SNI (1992) yaitu minimal 1,0200gram/ml

BAB V
KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji organoleptic menunjukkan sabun cair memiliki bentuk cairan


homogeny berwarna putih dengan bau khas.
2. Sabun cair menggunakan KOH karena KOH memiliki kegunaan dalam
pembuatan sabun cair yaitu membantu proses saponifikasi dan sifatnya
yang mudah larut dalam air

DAFTAR PUSTAKA
- Ansel,H,C.2011. Pengantar Benruk Sediaan Farmasi.Jakarta: UI Press
- Balsam, M. S. 1992. Cosmetics Science And Technology Second Edition.
London:Jhon Willi and Jan, Inc
- Faizatun,Dkk.2008. Formulasi Shampoo Ekstrak Bungan Chamomile Dengan
Hidroksi Propel Metal Selulisa Sebagai Pengental. Jakarta:
UniversitasPancasila
-Visvanathan, C. 2007. Shampoo Production, asian institute of technology School
ofenvironment, resources and development. Thailand: Environmentalengineering
and managementprogram
LAMPIRAN

Ridzal Ade Putera


066118260

Komposisi:Natrium lauril
sulfat, Propil paraben , Metil
paraben, Propilenglikol, Green Mile
Natrium klorida, Asam sitrat, SHAMPO GREENTEA
Oleum greentea
Cara pakai : Basahi rambut,
lalu gunakan shampoo Green
Mile, gosok hingga rambut
berbusa sampai sampai Diproduksi Oleh :
bersih. Lalu dibilas. Gunakan PT. Valuve
satu minggu dua kali untuk Bogor - Indonesia
hasil yang maksimal

NO BATCH: NA18200100001NO REG :


1122020EXP DATE : November
2020HET : Rp.35.000
Green Mile Shampo Komposisi:Natrium lauril
yang dibuat dari untuk Green Mile sulfat, Propil paraben , Metil
perawatan rambut dengan SHAMPO GREENTEA paraben, Propilenglikol,
wangi greentea yang mampu Natrium klorida, Asam sitrat,
mencegah kerontokan Oleum greentea
Cara pakai : Basahi rambut, lalu
rambut, meningkatkan gunakan shampoo Green mile ,
kesuburan rambut, dan Diproduksi Oleh : gosok hingga rambut berbusa
dapat membasmi ketombe PT. Valuve sampai sampai bersih. Lalu dibilas.
pada kullit kepala Bogor - Indonesia Gunakan satu minggu dua kali
untuk hasil yang maksimal

NO BATCH: NA18200100001NO REG :


1122020EXP DATE : November
2020HET : Rp.35.000

Simpan di tempat kering dan


sejuk. Hindarkan dari kontak
langsung dengan sinar
matahari dan lampu.

Green Mile
SHAMPO GREENTEA

Anda mungkin juga menyukai