Disusun Oleh :
Desy Cristin 16334006
Asiyah 16334008
FAKULTAS FARMASI
2019
DAFTAR ISI
Page | 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Formulasi sediaan Pewarna
kuku alami”
Penulisan makalah ini adalah merupakan salah satu tugas mata kuliah Teknologi Kosmetik.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini dan selanjutnya.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
Page | 2
BAB I
LATAR BELAKANG
Definisi kosmetika menurut The Federal Food, Drugs, and Cosmetics Act adalah bahan
yang digosokkan, dipercikkan, disemprotkan, dimasukkan kedalam, atau dipergunakan pada
tubuh atau bagian tubuh manusia untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau
mengubah penampilan tanpa mempengaruhi struktur dan fungsi tubuh.
Salah satu jenis kosmetika adalah kosmetika kuku. Kuku merupakan alat tambahan
kulit yang mempunyai fungsi fisiologis untuk melindungi ujung jari dan fungsi estetis untuk
menunjang penampilan. Secara estetis kriteria kuku sehat adalah:
1) Ukuran kuku (rasio panjang dan lebar lebih dari satu kecuali ibu jari)
2) Tekstur permukaan kuku (lempeng kuku ideal halus dan mengkilat tanpa permukaan yang
ireguler)
3) Warna kuku (lempeng kuku yang menarik adalah transparan, yang mencerminkan warna
struktur bawahnya; pink dari nail bed dan putih dari matriks pada lunula dan dari udara dibawah
kuku pada tepi bebas kuku)
4) Integritas perionikia (jaringan sekitar kuku yaitu kutikula, lipatan kuku proksimal, dan
hiponikia).Kuku ideal berbentuk oval, panjang, dan nail plate melengkung tranversal.
Meningkatnya kebutuhan untuk mendapatkan kuku yang ideal, membuat kosmetika kuku
makin berkembang untuk menyamarkan kondisi kuku yang sebenarnya dan memperbaiki
penampilan kuku.Berbagai macam perawatan kuku tersedia sampai saat ini seperti manikur,
pedikur dan produk perawatannya, sampai pada pemakaian kuku buatan. Namun demikian,
dengan makin berkembangnya kosmetika kuku, efek samping juga sering dilaporkan
kejadiannya.Gangguan akibat kosmetika kuku ini dapat terjadi pada area yang dekat dan jauh
diluar pemakaian kosmetika, risiko infeksi, bahkan efek sistemik.
Page | 3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik sediaan pewarna kuku alami?
Page | 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Matte: jenis nail polish ini adalah yang paling sering kita temui. Warnanya
tidak mengilap, cenderung warna original dan tak banyak pilihan. Warna ini cocok
dikenakan pada nuansa casual dan sehari-hari.
2. Glitter: jenis nail polish yang ini cocok untuk dikenakan saat pergi ke pesta.
Terutama bila Anda tak terlalu suka pada aksesoris yang menyolok, nail polish glitter
dapat menggantikan aksesoris tersebut. Nail polish jenis ini juga menyeimbangkan
antara simple dress Anda dengan suasana pesta.
3. Color Changing Nail Polish: cat kuku ini dapat berubah warna sesuai dengan
temperatur tubuh dan lingkungan. Sayangnya tak begitu populer di Indonesia, karena
harganya relatif cukup mahal.
4. Metallic: warna cat kuku jenis ini cukup digemari, karena memberikan kesan
eksotik dengan beberapa pilihan warna dasar silver, gold, dan tembaga.
5. Extra shine: bila ingin memberikan kesan basah yang cukup lama, extra shine
nail polish adalah pilihan yang paling tepat. Kuku terlihat berkilau sempurna dan
manis.
Page | 5
6. Shimmer: memiliki kuku yang tampak berkilau seperti mutiara adalah
dambaan sebagian besar wanita. Warna natural seperti cream dan pearl cantik
dipulaskan di kuku lentik untuk memberikan kesan alami.
6) Pengisi yaitu guanine fish scale atau titanium dioksida dilapisi mica
flakes atau bismut oksiklorida untuk pewarnaan
Page | 6
Standarisasi Penggunaan Zat Kimia
Daftar Bahan Pengawet Yang Tidak Diijinkan Digunakan Dalam Kosmetik:
Page | 7
DKA pada perionikia dapat menyebabkan infeksi sekunder oleh bakteri atau
candida. Selain itu, cat kuku yang lepas atau digunakan lebih dari 4 hari dapat
meningkatkan jumlah bakteri yang kembali pada ujung jari setelah cuci tangan.
Diskolorisasi merah atau kuning pada distal kuku yang dimulai dari dekat kutikula
kemudian meluas sampai ujung kuku merupakan efek samping yang terjadi setelah
pemakaian cat kuku terus-menerus selama 7 hari. Zat warna yang sering
menyebabkan adalah D&C red nomer 6,7 dan 34; dan FD&C yellow nomer 5 lake.
Kerusakan kuku akibat pemakaian cat kuku jarang terjadi, namun kadang terjadi
granulasi keratin kuku pada individu yang mengoleskan cat kuku baru diatas cat kuku
lama selama beberapa minggu. Ini ditandai dengan adanya bintik putih berskuama
superfisial dan pseudoleukonikia.
2) Efek lain yang tidak biasa terjadi pada pemakaian cat kuku adalah leukoderma
pada lipatan kuku, keilitis, dermatitis generalisata dan dermatitis kontak
granulomatosa.
Page | 8
2.6 Pembersih Cat Kuku
Pembersih cat kuku merupakan sediaan cair yang mampu untuk menghilangkan
warna cat kuku dengan melarutkan nitroselulosa dan resin. Ada yang mengandung
moisturizer dan air untuk melembabkan dan menggunakan pelarut untuk menghilangkan
lemak, dan ada juga pembersih cat kuku tipe krim. Pelarut yang biasa digunakan
diantaranya adalah etil asetat, aseton, dan turunan alkohol.
Bahan – bahan pembersih cat kuku ini kebanyakan mudah terbakar, sehingga
dilakukan tindakan yang sesuai untuk menghindari pemakaian api secara langsung selama
proses pembuatan.
Page | 9
BAB III
PEMBAHASAN
RANCANGAN FORMULASI
Page | 10
FORMULA 1
Metoda:
Formulasi disiapkan dengan menggunakan cawan tertutup dilengkapi dengan pengaduk.
Kemudian tambahkan etanol, air deionisasi dan dietileneglikol monometiletil untuk
membentuk campuran. Setelah itu, ekstrak glikolat Equisetum arvense dan L-metionin
ditambahkan kemudian hidroksipropil kitosan ditambahkan dan campuran yang dihasilkan
diaduk selama 24 jam atau sampai larut.
Karakteristik :
Komposisi pernis kuku yang diperoleh sudah jelas dan penampilan homogen dan bahkan warna
kekuningan setelah penyimpanan berkepanjangan. Apalagi pernis itu mampu membentuk film
matte, tidak lengket dan plastik yang bisa sangat menempel pada kuku.
FORMULA 2
Metoda:
Juglans regia (kenari) lambung setelah berpisah dari kacang dicuci dengan air dan dikeringkan
dengan udara, bubuk dan diekstraksi dengan Pelarut yang Dipilih dari aseton / alkohol /butanol.
Ekstrak dibuat bebas dari pelarut dan didinginkan menghilangkan lilin. Sehingga juglone
sebagian difraksinasi. Akar Vetiveria zizanioides dicuci dan dibersihkan dengan air kering
udara dan bubuk hingga 80 mikron. Lanolin dan amil asetat dilebur, nitroselulosa ditambahkan,
dan campuran diaduk dengan saksama. Polyethylene glikol ditambahkan sambil diaduk.
Vetiveria zizanoides bubuk akar ditambahkan dan Pengadukan dilanjutkan. Itu campuran
didinginkan hingga suhu sekitar. Juglans regia ekstrak lambung ditambahkan dan suhu
dipertahankan antara 35-40 C. dan minyak biji rami ditambahkan di bawah Pengaduk yang
dikontrol secara mekanis hingga seluruh komposisi seragam dan didinginkan hingga suhu
sekitar.
Karakteristik :
Efek Sinergis dalam formulasi mencegah infeksi pada pertumbuhan kuku baru.
Formulasi berdasarkan botani alami ramah lingkungan tanpa efek samping.
Bahan aktif dari bahan botani alami lakukan tidak menghasilkan dan membuat iritasi
pada penggunaan cat kuku
Page | 11
FORMULA 3
Metoda:
Formulasi disiapkan dengan menggunakan yang sesuai tangki stainless steel, dilengkapi
dengan sistem thermosetting dan pengaduk. Ke tangki ini ditambahkan cetyl alcohol, stearyl
alcohol, 2-octyldodecanol, diethanola asam lemak kelapa mide, album Vaseline, polisorbat 60,
parafin cair ringan, sorbitanionostearate dan benzyl alkohol. Campuran telah dipanaskan dan
dipertahankan pada 70-75 ° C dalam kondisi pengadukan. Setelah itu, Equisetum arvense
ekstrak glikolat dan hidroksipropil kitosan ditambahkan sambil diaduk. Akhirnya, air
ditambahkan pada 75-80 ° C dan diaduk selama 5 menit. Kemudian campuran didinginkan
pada suhu 28-30 ° C dan dibongkar dalam tangki stainless.
Karakteristik :
Komposisi krim yang diperoleh penampilan homogen dan warna kekuningan bahkan
setelahnya penyimpanan berkepanjangan. Saat dioleskan pada kuku, ternyata krim itu mampu
membentuk lapisan plastik yang bisa sangat melekat kuku, tidak terbakar atau menyebabkan
iritasi pada kulit.
FORMULA 4
Metoda:
Bahan baku bubuk (100 gram) direndam dalam etil alkohol (600 ml) diaduk dengan kuat
selama 3 jam dalam semalam. Itu solusi yang dihasilkan disaring dan terkonsentrasi di bawah
dikurangi sampe 60ºC tekanan untuk mendapatkan massa sisa. pasta terkonsentrasi dikeringkan
dalam oven pada 45ºC selama 12 jam dan disimpan dalam desikator. Ditambahkan etil asetat
ke dalamnya. Kemudian ditambahkan kamper ke dalam larutan dan aduk solusi terus menerus.
Tambahkan pewarna kunyit yang diekstrak dalam larutan yang dihasilkan dan aduk terus
menerus. Dilakukan evaluasi. Tuangkan dalam wadah yang sesuai dan diberi label.
Karakteristik :
Warna sediaan berwarna kuning karena pewarna kunyit alami dan bersinar/mengkilap.
Page | 12
Evaluasi Sediaan
1) SPREADIBILITY/ Keseragaman warna
Cat kuku akan tersebar pada setiap permukaan halus, maka spreadibility warna
diamati untuk mengukur keseragaman warna
2) UJI IRITASI pada kulit : Aplikasikan sediaan cat kuku selama 10 menit dan amati
tanda-tanda iritasi.
3) PERMUKAAN SHINE: Ditentukan secara visual.
4) WAKTU PENGERINGAN
Page | 13
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan:
Sediaan cat kuku alami yang baik yaitu pewarna kuku yang diformulasikan dengan
menggunakan pewarna alami yang diekstrak dari tanaman. Masalah dengan cat kuku
konvensional sintetis bahwa itu dibuat dengan bahan kimia berbahaya yang sering
sangat beracun, maka dari pewarna kuku alami bisa dibuat formulasi pilihan sebagai
sediaan cat kuku dari bahan alam untuk mengurangi tingkat toksisitas dan iritasi.
Komponen yang menyusun cat kuku adalah:
1. Pembentuk selaput utama/film (15%) yaitu nitroselulosa, polimer metakrilat, polimer
vinil, merupakan komponen tahan air yang menghasilkan selaput mengkilat dan
melekat pada nail plate.
3. Plasticizers/zat plastik (7%) yaitu dibutil pthalat, dioktil pthalat, trikresil pospat,
kamfor, minyak jarak, trifenil fosfat untuk meningkatkan kelenturan.
4. Pelarut dan cairan lain (70%) untuk memodifikasi viskositas yaitu asetat, keton, toluen,
xylene, alkohol, metilen klorida, eter.
6. Pengisi yaitu guanine fish scale atau titanium dioksida dilapisi mica flakes atau bismut
oksiklorida untuk pewarnaan
Evaluasi sediaan
1) Spreadibility/ Keseragaman Warna
2) Uji Iritasi pada kulit
3) Permukaan Shine
4) Waktu Pengeringan
Page | 14
DAFTAR PUSTAKA
1. Nova Aprilia Utari, 2017. Kelayakan Putik Bunga Waru (HibiscusTiliaceus) sebagai
Pewarna Cat Kuku. Pembimbing Dra. Erna Setyowati, M. Si. dan Dra. Marwiyah, M.
Pd. Program Studi S1Pendidikan Tata Kecantikan, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
2. Dyah Riyani, 2016, “Kelayakan Hasil Pembuatan Cat Kuku dengan Bahan Dasar
Kunyit dan Daun Jati”. Skripsi, S-1 Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan,
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas TeknikUniversitas Negeri
Semarang
3. Ricks DJ. Journal Functional natural oil. Cosmetics and Toiletries 1991;106:77
4. Winarno. 1973. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
5. Farooqui, S., & Mishra, A. (2019). PREPARATION AND INVITRO
CHARACTERIZATION OF NAIL POLISH PREPARED BY USING NATURAL DYE.
2(1), 1–4.
Page | 15