id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Krim Ekstrak Daun Jati (Tectona
grandis L.) Sebagai Pewarna Rambut
INTISARI
Para-Phenylenediamine (PPD) merupakan pewarna rambut sintetis yang banyak digunakan
pada produk pewarna rambut tetapi merupakan sensitizer yang sangat kuat dapat menyebabkan
reaksi kontak alergi yang parah. Oleh karena itu, dilakukan pengembangan formulasi pewarna
rambut dengan bahan aktif yang diperoleh dari daun jati. Daun jati mengandung antosianin yang
berperan sebagai zat pewarna.
Daun jati diekstraksi menggunakan metode ultrasound assisted extraction dengan pelarut
etanol 70% dan frekuensi 40 kHz selama 30 menit. Hasil ekstraksi kemudian diuapkan menggunakan
rotary evaporator. Formulasi pewarna rambut dibuat menggunakan ekstrak daun jati dengan
konsentrasi 10 (F1); 12,5 (F2); dan 15% (F3). Evaluasi fisik sediaan krim meliputi uji organoleptik,
homogenitas, pH, viskositas dan daya sebar. Uji stabilitas fisik dilakukan dengan metode cycling test.
Krim pewarna rambut ekstrak daun jati memberikan warna coklat kemerahan terhadap
rambut. Hasil homogenitas menunjukan semua formula homogen. pH masing-masing formula
adalah 6,297 ± 0,118 (F1), 6,770 ± 0,010 (F2) dan 5,917 ± 0,045 (F3). Hasil viskositas masing-masing
formula adalah 11.400 ± 268,514 (F1), 11.463 ± 501,232 (F2) dan 11.687 ± 283,078 cPs (F3). Uji
daya sebar menunjukan hasil 5,326 ± 0,303 (F1), 5,072 ± 0,760 (F2), dan 5,050 ± 0,092 cm (F3). Hasil
uji stabilitas fisik berdasarkan nilai viskositas, pH dan daya sebar menunjukan F3 merupakan
formula yang paling stabil.
Kata kunci: Daun jati; krim; pewarna rambut; stabilitas fisik
ABSTRACT
Para-Phenylenediamine is a synthetic hair dye that is widely used in hair dye products and
has very strong sensitizer that can cause severe allergic reactions. Solution of this problem are the
development of hair dye formulations with active ingredients obtained from teak leaves. Teak leaves
contains anthocyanin which acts as a coloring agent.
Teak leaves were extracted using the ultrasound assisted extraction method with ethanol
70% with a frequency in 40 kHz for 30 minutes then evaporated using a rotary evaporator.
Formulation of hair dye using concentration extract : 10 (F1); 12.5 (F2); and 15% (F3). Physical
evaluation of cream hair dye are organoleptic, homogeneity, pH, viscosity and diffusion test. Stability
test using cycling test method.
Teak leaf extract cream gives a reddish brown color to the hair. Homogeneity test show all
formulas are homogeneous. pH test result of each formula was 6.297 ± 0.118 (F1), 6.770 ± 0.010
(F2) and 5.917 ± 0.045 (F3). The viscosity value of each formula was 11,400 ± 268,514 (F1), 11,463
± 501,232 (F2) and 11,687 ± 283,078 cPs (F3). Spreadability test showed long spreadability of each
formula was 5.326 ± 0.303 (F1), 5,072 ± 0.760 (F2), and 5,050 ± 0.092 cm (F3). The stability test
results show that F3 is the most stable formula.
Keyword : Teak leaf; cream; hair dye; physical Stability
52
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 17 No. 1, bulan Maret tahun 2020 online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
1. PENDAHULUAN
Pewarna rambut adalah sediaan kosmetik yang digunakan dalam tata rias
rambut baik untuk mengembalikan warna asalnya/menutupi atau untuk membuat
warna lain (Badan POM, 2008). Salah satu bahan kimia untuk pewarna rambut
adalah Para-Phenylenediamine (PPD) (1). PPD merupakan pewarna rambut yang
banyak digunakan sebesar 70% dari semua produk pewarna rambut. Namun, PPD
menjadi sensitizer yang sangat kuat, dengan kemampuan untuk menyebabkan
reaksi kontak alergi yang parah (2). The North American Contact Dermatitis
Research Group melaporkan tingkat prevalensi alergi PPD pasien pada uji Patch Test
sebesar 5 % pada tahun 2005 – 2006 dan meningkat menjadi sebesar 5,5% pada
tahun 2009 – 2010 (1). Di Indonesia, dalam surat edaran BPOM Nomor.
HK.05.02.1.42.09.16.1563 tahun 2016 disebutkan turunan PPD yaitu 2-
Methoxymethyl-p-Phenylenediamine dan 2-Methoxymethyl-p-Phenylenediamine
sulfate termasuk dalam bahan yang dilarang dalam kosmetika. Zat kimia sebagai
pewarna sintetis lainnya yaitu Rhodamin B. Pewarna rhodamin B secara
topikal/luar tubuh, bisa menyebabkan iritasi kulit, risiko kanker dan dalam
konsentrasi tinggi bisa menyebabkan kerusakan hati (3).
Pemakaian zat warna alami dalam sediaan kosmetika sebagai suatu solusi
sangat dibutuhkan karena efek sampingnya yang relatif kecil. Salah satu tanaman
yang dikenal memiliki zat warna alami adalah daun jati. Daun jati mangandung
pigmen alami antosianin yaitu zat sianidin yang cukup tinggi sehingga dapat
memberikan warna merah pada preparat (4;5). Pemberian ekstrak daun jati dosis
2000 dan 5000 mg/kg BB tidak memberikan efek toksik pada organ hati, ginjal, usus
halus, jantung, lambung, limpa, dan paru. Daun jati selama ini hanya digunakan
untuk pewarna dalam pengolahan makanan gudeg dan telur merah, pewarna kain
kapas, indikator alternatif titrasi asam-basa (6;7;8). Hasil penelitian oleh Arofiani
(9) menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% daun jati menghasilkan warna cokelat
pada rambut dengan konsentrasi 10%. Semakin besar konsentrasi ekstrak pucuk
daun jati, maka warna rambut yang dihasilkan semakin gelap.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan membuat sediaan pewarna rambut
dari ekstrak tanaman daun jati dalam sediaan krim. Ekstrak daun jati
diformulasikan dalam bentuk krim karena belum ada penelitian krim pewarna
rambut ekstrak daun jati. Selain itu pemilihan krim dikarenakan krim lebih
menunjukkan keunggulan yaitu dari aspek kelembutan, kelunakan, dan
kenyamanan, serta lebih stabil jika dibandingkan dengan bentuk sediaan lain seperti
sediaan cair& gel (10).
2. METODE PENELITIAN
2.1 ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan untuk ekstraksi adalah ultrasonic bath (Branson),
rotary evaporator (IKA RV 10), blender ayakan nomor mesh 40 dan kertas saring.
Alat yang digunakan untuk formulasi adalah pipet tetes, pipet volume,
corong, alat gelas mortir, stamper, pH meter (Ohaus) dan viskometer (Brookfield),
Bahan yang digunakan untuk ekstraksi adalah daun jati dan etanol 70%, Bahan yang
digunakan formulasi adalah karbomer, natrium lauril sulfat, cocamide DEA, natrium
53
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 17 No. 1, bulan Maret tahun 2020 online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
sulfit, EDTA, ammonia, TEA, akuades, setil alkohol, asam stearat, hidrogen
peroksida, pereaksi AlCl3, ammonia solution, n-butanol, silica gel GF254 dan asam
asetat glacial.
Tabel 1. Komposisi Formula Sediaan Krim Ekstrak Daun Jati Dengan Berbagai Perbandingan
Konsentrasi Ekstrak
Nama Bahan Jumlah % (b/b)
F1 F2 F3 KN
Ekstrak daun jati 2 2,5 3 -
Karbomer 0,3 0,3 0,3 0,3
Natrium sulfit 0,06 0,06 0,06 0,06
EDTA 0,04 0,04 0,04 0,04
Ammonia 1,8 1,8 1,8 1,8
Hidrogen peroksida 4 4 4 4
Air suling 9,1 8,6 8,1 11,1
Natrium lauril sulfat 0,3 0,3 0,3 0,3
Cocamide DEA 0,5 0,5 0,5 0,5
Setil alkohol 1 1 1 1
Asam stearat 0,4 0,4 0,4 0,4
TEA 0,5 0,5 0,5 0,5
54
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 17 No. 1, bulan Maret tahun 2020 online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
Elusi dengan fase gerak yang sudah dijenuhkan selama 15 menit dengan jarak
rambat 8,5 cm. Keringkan lempeng tersebut diudara 10 menit. Amati dengan sinar
biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya diuapkan dengan amonia.
Panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biasa dan
dengan sinar ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara kerja di
atas dilakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AlCl3 (12).
Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Daun Jati
Karbomer ditambah air secukupnya, ditambahkan TEA kemudian diaduk
sampai homogen (larutan 1). Natrium lauril sulfat, cocamide DEA, natrium sulfit,
EDTA dipanaskan pada suhu 85°C sampai larut, kemudian diaduk sampai homogen
(larutan 2). Larutan 1 dan larutan 2 dicampur kemudian ditambah ekstrak kental
daun jati dan ammonia sampai homogen (larutan 3). Setil alkohol dan asam stearat
dipanaskan sampai larut, ditambahkan hidrogen peroksida, lalu campur dengan
larutan 3, diaduk sampai homogen. Rancangan formula terdapat pada tabel 1.
Uji Sifat Fisik Krim Ekstrak Daun Jati
Uji Organoleptis
Pengamatan organoleptis meliputi bentuk, warna, dan bau terhadap sediaan
pewarna rambut.
Uji Homogenitas
Krim pada masing-masing formula diambil 1 gram dan dioleskan pada plat
kaca, diraba dan digosokkan. Massa krim harus menunjukan susunan homogen
yaitu tidak terasa adanya bahan padat pada kaca (13).
Uji Daya Sebar
Krim ditimbang 1 gram kemudian diletakkan diatas plat kaca dan biarkan
satu menit. Diameter sebar krim diukur dan ditambahkan 50 gram beban, diamkan
selama satu menit lalu di ukur diameter sebarnya, replikasi dilakukan sebanyak 3
kali (14).
Uji pH
Sebanyak 0,5 gram krim diencerkan dengan 10 ml aquadest. pH meter
dikalibrasi dengan menggunakan buffer pH 4 dan pH 7. Kemudian elektroda
dicelupkan dalam larutan sampel. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai
konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan (15).
Uji Viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer
Brookfield untuk mengetahu tingkat kekentalan dari sediaan. Prosedurnya yaitu
dengan memasang spindle No.4 pada alat kemudian dicelupkan kedalam sediaan
sampai batas tertentu dan atur kecepatan 50 rpm Pada suhu (25°C). Tiap masing-
masing pengukuran dibaca skalanya ketika jarum merah telah stabil nilai vikositas
diperoleh dari hasil perkalian dial reading dengan faktor koreksi khusus pada
masing-masing kecepatan spindle (3).
Uji Stabilitas Metode Cycling Test
Uji ini dilakukan dengan cara menyimpan sediaan krim dimasukkan ke
dalam refrigerator pada suhu 4°C selama 24 jam, kemudian dimasukkan ke dalam
oven pada suhu 40°C selama 24 jam sehingga terjadi 1 siklus. Pemeriksaan cycling
55
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 17 No. 1, bulan Maret tahun 2020 online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
test dilakukan sebanyak 6 siklus (16). Pengamatan hasil cycling test adalah
parameter organoleptik, homogenitas, pH, viskositas dan daya sebar disetiap
siklusnya.
Pengujian Pewarnaan terhadap Rambut
Sejumlah rambut yang telah dipucatkan dipotong 10 cm. Kemudian dicuci
dengan sampo dan dikeringkan. Sediaan krim ekstrak daun jati dioleskan secara
merata lalu didiamkan selama 90 menit. Rambut dicuci dengan sampo dan
dikeringkan kembali. Pengamatan dilakukan secara subjektif dan objektif dengan
diamati warna yang terbentuk (10). Pengamatan subjektif dilakukan identifikasi
warna oleh peneliti dan pengamatan objektif dengan menggunakan alat colour
reader CR – 10.
Analisis Hasil
Analisis hasil dilakukan secara deskriptif untuk pengamatan organoleptis
dan homogenitas. Hasil pengukuran pH, viskositas, daya sebar, daya lekat serta uji
stabilitas cycling test dilakukan uji normalitas data. Jika data terdistribusi normal
selanjutnya dilakukan uji anova satu arah untuk pengukuran pH, viskositas, daya
sebar dan daya lekat. Untuk cycling test , jika data terdistribusi normal dilakukan uji
anova dua arah.Kemudian dilanjutkan dengan Post hoc Test Tukey untuk
mengetahui perbedaan tersebut.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3. 1. Proses Ekstraksi
Determinasi Tanaman
Determinasi bertujuan untuk mengetahui atau memastikan kebenaran
identitas tanaman yang akan diteliti, untuk menghindari kesalahan dalam
pengumpulan bahan penelitian. Hasil dari determinasi tersebut menyatakan bahan
tanaman yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah benar-benar tanaman
daun jati dari familia Lamiaceae spesies Tectona grandis, L .
Ekstraksi Daun Jati
Salah satu senyawa flavonoid yang terdapat di ekstrak daun jati yang dapat
memunculkan warna adalah antosianin. Antosianin terletak di intra seluler di dalam
vakuola sehingga untuk memudahkan penetrasi dan difusi antosianin ke dalam
pelarut dibutuhkan energi yang besar seperti energi pada gelembung kavitasi untuk
dapat memecah dinding sel simplisia (17). Oleh karena itu untuk mendapatkan
antosisanin maka menggunakan ekstraksi UAE yaitu memanfaatkan gelombang
ultrasonik yang ditransmisikan melalui pelarut untuk menyebabkan kavitasi mikro
pada sekeliling bahan yang akan diekstraksi sehingga terjadi pemanasan akhirnya
melepaskan senyawa ekstrak.
Gambar 1. Bercak setelah disemprot AlCl3 (kiri) dan setelah diuapkan ammonia (kanan)
56
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 17 No. 1, bulan Maret tahun 2020 online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
A B C
. . .
57
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 17 No. 1, bulan Maret tahun 2020 online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
Nilai viskositas sediaan krim pewarna rambut (tabel 6) pada FI, FII, dan FIII
setelah cycling test menjadi cenderung lebih cair. Hal tersebut dikarenakan suhu
panas yang diperoleh sediaan krim akan memperbesar jarak antara atom sehingga
58
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 17 No. 1, bulan Maret tahun 2020 online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
gaya antar atom menjadi berkurang, kemudian jarak yang merenggang tersebut
menyebabkan viskositas krim menurun (24).
59
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 17 No. 1, bulan Maret tahun 2020 online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
Tabel 6. Hasil Uji Daya Sebar Krim Ekstrak Daun Jati Setelah Cycling Test
Siklus Daya Sebar rata-rata (cm) ± SD
FI FII FIII
0 5,326 ± 0,303 5,072 ± 0,760 5,050 ± 0,092
1 5,271 ± 0,708 5,000 ± 0,039 4,667 ± 0,194
2 5,221 ± 0,296 5,131 ± 0,608 5,080 ± 0,398
3 5,288 ± 0,201 5,013 ± 0,406 4,817 ± 0,105
4 5,433 ± 0,269 5,192 ± 0,390 4,775 ± 0,187
5 5,254 ± 0,425 5,071 ± 0,344 4,758 ± 0,101
6 5,567 ± 0,388 5,096 ± 0,535 4,883 ± 0,383
Pada pengolahan data warna ini ini akan menunjukan perbedaan warna dari
krim pewarna rambut ekstrak daun jati yang dihasilkan. Nilai L* pada formulasi
krim pewarna rambut ekstrak daun jati pada setiap formulasi semakin menurun
atau semakin mendekati nilai 0 yang artinya warna krim pewarna rambut semakin
gelap. Hal ini dikarenakan konsentrasi ekstrak yang digunakan. Semakin tinggi
konsentrasi ekstrak yang digunakan, maka warna yang dihasilkan akan lebih gelap
atau pekat. Berdasarkan nilai a* pada FI, FII dan FIII menunjukkan formulasi krim
ekstrak daun jati cenderung memiliki warna kromatik hijau. Nilai b* pada formulasi
krim ekstrak daun jati cenderung memiliki warna kromatik kuning.
60
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 17 No. 1, bulan Maret tahun 2020 online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Ekstrak daun jati mempunyai efektivitas sebagai pewarna rambut alami yang
menghasilkan warna coklat kemerahan.
2. Ekstrak daun jati dapat diformulasikan sebagai krim pewarna rambut alami dan
memenuhi uji sifat fisik sediaan krim.
3. Hasil uji Cycling test menunjukan ketidakstabilan warna dari krim pewarna
rambut.
5. DAFTAR PUSTAKA
(1) Hamman, D. (2014). p-Phenylenediamine and Other Allergens in Hair Dye
Products in The United States: A Consumer Exposure Study. Contact
Dermatitis. 70: 213-218.
(2) Vogel, A. T., et al. (2015). p-Phenylenediamine Exposure in Real Life – A Case–
Control Study on Sensitization Rate, Mode and Elicitation Reactions in The
Northern Netherlands. Contact Dermatitis. 72: 355–361.
(3) Zaky, M., Susanti, T. R., Pratiwi, D. (2015). Pengembangan Formulasi dan Uji
Evaluasi Fisik Sediaan Pewarna Rambut Ekstrak Biji Pinang (Areca Catechu L.)
sebagai Pewarna Alami. Farmagazine. 2(1). 35-43.
(4) Nurwanti, M., Budiono, J. D., Pratiwi, R. (2013). Pemanfaatan Filtrat Daun
Muda Jati sebagai Bahan Pewarna Alternatif dalam Pembuatan Preparat
JaringanTumbuhan. BioEdu. 2(1).
(5) Baharuddin, A., Saokani, A. J., Risnah, I. A. (2015). Karakteristik Zat Warna
Daun Jati (Tectona grandis) Fraksi Metanol : n-Heksana sebagai
Photosensitizer pada Dye Sensitized Solar Cell. Chemica et Natura. 3(1): 37-41.
(6) Sulaksana, J. (2005). Kemuning dan Jati Belanda dan Pemanfaatan untuk
Obat.Penebar Swadaya, Jakarta.
(7) Rosyida, A., Achadi, D. (2014). Pemanfaatan Daun Jati Muda untuk
Pewarnaan Kain Kapas pada Suhu Kamar. Arena Tekstil. 29(2): 115-124.
(8) Pratama, Y. 2013. Pemanfaatan Ekstrak Daun Jati (Tectona grandis Linn.
F.)sebagai Indikator Titrasi Asam-Basa. Skripsi. Semarang.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Semarang.
(9) Arofiani, Neni. 2015. Penggunaan Ekstrak Pucuk Daun Jati (Tectona grandis
L.f) sebagai Pewarna Rambut. Skripsi. Sumatera Utara : Universita Sumatera
Utara
(10) Latirah. Indrawati, T., Purba, A. V. (2015). Pengembangan Pewarna Rambut
dariEkstrak Kental Gambir (Uncaria gambir Roxb.) dalam Sediaan Setengah
Padat. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 13(1): 89-93.
(11) Januarti, I. B., Santoso, A., Razak, A. S. (2017) . Ekstraksi Senyawa Flavonoid
Daun Jati (Tectona grandis L.) Dengan Metode Ultrasonik (Kajian Rasio Bahan
: Pelarut Dan Lama Ekstraksi). Media Farmasi Indonesia. 12 (2).
(12) Lestari, P. P., Kusrini, D., Anam, K. (2014). Anthocyanin Identification of
Methanol-HCl Extract Active Fraction in Rosella (Hibiscus Sabdariffa.L)
61
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 17 No. 1, bulan Maret tahun 2020 online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
62
Jurnal Farmasi
Indonesia