ANGGOTA KELOMPOK :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Farmakologi Kesehatan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Ratna Agustiningrum selaku dosen
pengampu mata kuliah Farmakologi Kesehatan yang membimbing kami dalam pengerjaan
tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu
setia membantu dalam mengumpulan data-data dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak demi tercapainya makalah yang sempurna.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................................4
B. Tujuan Masalah...........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Antitusif ......................................................................................................................................5
B. Antihistamin ...............................................................................................................................7
C. Antituberculosis.......................................................................................................................... 10
D. Antibakteri ..................................................................................................................................13
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 22
B. Saran .......................................................................................................................................... 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan kesehatan.
Sebagian besar intervensi medik menggunakan obat, oleh karena itu diperlukan obat tersedia
pada saat diperlukan dalam jenis dan jumlah yang cukup, berkhasiat nyata dan berkualitas baik
(Sambara, 2007). Saat ini banyak sekali beredar berbagai macam jenis obat baik itu produk
generik maupun produk dagang, pada umumnya konsumen atau masyarakat lebih tertarik
untuk mengkonsumsi produk obat bermerk/produk dagang dibandingkan produk generik, hal
itu disebabkan adanya anggapan bahwa obat generik mutunya lebih rendah dari pada produk
yang bermerk dagang (Rahayu dkk, 2006).
B. Tujuan Makalah
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata
kuliah, dengan tujuan mahasiswa mampu memahami dan mengerti terkait penggolongan obat
yang ada pada mata kuliah.
4
BAB II
PEMBAHASAN
ANTITUSIF
A. Pengertian Antitusif
Obat yang digunakan untuk mengurangi gejala batuk akibat berbagai sebab
termasuk infeksi virus pada saluran napas atas.
5
C. Dosis Obat Antitusif
Dosis antara satu obat dengan obat lainnya akan berbeda, begitu juga dengan dosis untuk
anak-anak juga akan berbeda dengan dosis untuk orang dewasa. berikut adalah dosis obat-obat
antitusif :
1. Keodein
Usia Dosis
2. Noskapin
Usia Dosis
3. Dekstrometofan
Usia Dosis
6
D. Kontra Indikasi
Kontra indikasi adalah situasi di mana aplikasi obat atau terapi tertentu tidak dianjurkan,
karena dapat meningkatkan risiko terhadap pasien. Kontra indikasi dari obat antitusif sebagai
berikut :
1. Asma bronkial
2. Emfisema paru-paru
3. Trauma kepala
4. Tekanan intrakranial yang meninggi
5. alkoholisme akut
6. pasca operasi saluran empedu
E. Efek Samping
Efek samping obat adalah suatu reaksi yang tidak diharapkan dan berbahaya yang
diakibatkan oleh suatu pengobatan. Efek samping dari obat antitusif ada yang ringan sampai
yang berat contohnya seperti dapat menimbulkan ketergantungan, mual, muntah, indiosinkrasi,
pusing, sembelit, depresi pernafasan terutama pada penderita asma, depresi jantung dan shock,
mengantuk, pusing, nyeri kepala.
ANTIHISTAMIN
1. Obat Antihistamin
akibat reaksi alergi. Reaksi alergi yang biasanya dapat diatasi oleh obat ini adalah reaksi alergi
akibat sengatan serangga, alergi makanan, biduran, rinitis, dan urtikaria. Obat ini juga
digunakan untuk mengatasi mual atau muntah yang diakibatkan oleh mabuk perjalanan. Obat-
obatan antihistamin dijual di pasaran dengan harga yang berkisar antara Rp 1.500 – Rp 90.000.
7
Salah satu obat paten antihistamin adalah Interhistin 50 mg - 100 Tablet - Obat antihistamin
50mg (Rp 130.000) atau obat generik Cetirizine Novell 10 mg - 50 tablet - Obat untuk Alergi
Histamin merupakan zat yang dikeluarkan tubuh untuk melawan infeksi virus atau bakteri.
Ketika tubuh melakukan perlawanan ini, tubuh akan mengalami peradangan. Namun pada
orang yang memiliki riwayat alergi, kinerja zat histamin menjadi kacau karena tidak bisa lagi
membedakan objek yang tidak berbahaya dengan patogen penyebab penyakit. Oleh sebab itu
tubuh mengalami alergi ketika objek masuk ke dalam tubuh. Obat antihistamin bekerja dengan
1. Akrivastin
2. Astemizol
3. Azatadine maleate
4. Bepotastine besilate
5. Brompheniramine maleate
6. Levocetirizine
7. Ketotifen
8. Deksklorfeniramin maleat
9. Hydroxyzine
10. Desloratadine
11. Difenhidramin hidroklorida
12. Dimenhidrinat
13. Loratadine
14. Cetirizine
15. Fexofenadine HCl
16. Feniramin maleat
17. Hidroksizin hidroklorida
18. Homoklorsiklizin hidroklorida
8
19. Klemastin
20. Klorfeniramin maleat
3. Efek Samping
Terdapat beberapa gejala efek samping yang timbul jika Anda mengonsumsi obat-
obatan golongan antihistamin. Beberapa gejala yang umum timbul akibat penggunaan obat ini,
antara lain:
1. Sakit kepala
2. Kantuk
3. Mulut menjadi kering
4. Sulit buang air kecil
5. Penglihatan menjadi kabur
6. Sakit perut
Gejala efek samping dapat memburuk jika ditandai dengan muncul ruam, demam, dan
kehilangan kesadaran. Segera periksakan diri ke dokter atau Unit Gawat Darurat (UGD) jika
hal tersebut terjadi untuk membuat Anda segera mendapatkan penanganan medis.
4. Cara Konsumsi
Jika Anda memiliki gangguan perut, maka Anda dapat mengonsumsi obat ini bersamaan
dengan makanan. Sebaiknya Anda juga mengonsumsi air yang cukup agar membuat obat dapat
melebur dengan baik di dalam tubuh. Namun jangan hancurkan obat karena dapat melepaskan
Jika obat yang Anda konsumsi dalam bentuk cair, maka berhati-hati dalam menakar dosis
obat. Gunakan sendok takar agar dosis yang Anda konsumsi sesuai dan tepat.
9
ANTITUBERCULOSIS
Tuberkulosis atau TB adalah penyakit menular yang paling sering terjadi di paru yang
ini ditularkan dari orang ke orang terutama melalui saluran pernafasan, lewat percikan dahak
pencegahan, salah satu diantaranya adalah batuk dan bersin sambil menutup hidung.
1. Obat Antituberkulosis
Obat Antituberkulosisi (OAT) dibagi menjadi dua, obat pilihan pertama (first line) yang
terdiri dari isoniazid, rifampisisn, pyrazinamid, ethambutol dan streptomicin dan second line
terdiri atas para aminosalisilat acid (PAS), kanamicin, ciprofloxacin dimana kelompok ini tidak
antasida
10
Ethambutol HCl Dewasa : Oral 15 mg/kg Kombinasi, untuk TB aktif. Dosis
Retreatmen : 25 mg/kg
diturunkan menjadi 15
mg/kg BB/hr
Pyrazinamid Oral 20-35 mg/kg BB/hr Kombinasi dengan anti TB lain untuk jangka
g/hari
Rifampisin Dewasa : Oral 600 mg/hr Kombinasi obat untuk TB aktif. Untuk
(dosis tunggal); Anak : 10- infeksi karena bakteri Gram positif dan
Streptomicin Dewasa IM: 1 g/hari atau Sebagai obat ketiga dalam pengobatan TB
beberapa dosis
2-3 kali (garam sulfat) anti TBC lain. Tidak dianjurkan pada
11
2-3 kali sehari. IV : 200- digunakan untuk menangani berbagai
Para amino salisilat Dewasa : Oral :250-750, Digunakan secara kombinasi dengan
(PAS) 2-3 kali sehari. IV : 200- anti TBC lain, untuk mengobati infeksi
2. Efek Samping
Beberapa jenis OAT berefek samping hepatotoksik dan ototoksik. Pada kondisi pasien
yang tidak dapat mentolerir efek samping OAT pilihan pertama, dapat diberikan pengganti dari
khususnya pada penderita DM dan alkoholisme. Kondisi ini dapat dicegah dengan pemberian
pyridoxine (vitamin B6). Hepatotoxik dapat terjadi pada pemberian pirazinamid. Isoniazid
bersama rifampisin berpotensi hepatotoksik, terutama pada ras tertentu yang memiliki sifat
12
ANTIBAKTERI
1. Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan bahkan mematikan bakteri
dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan manusia. Antibakteri terdiri
atas antibiotik dan kemoterapi.
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat
pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain.
Kemoterapi ialah zat kimia yang mampu menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba
tetapi tidak berasal dari suatu mikroba atau fungi.
2. Penggolongan Antibiotik
a. Penicillin
Penicillin dapat membunuh bakteri dengan mencegah pembentukan dinding sel. Antibiotik
yang termasuk dalam kelompok ini banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam
infeksi, termasuk:
13
infeksi kulit,
infeksi paru-paru, dan
infeksi saluran kemih
amoxicillin.
Anda tidak disarankan minum salah satu obat yang masuk dalam golongan ini jika pernah
mengalami alergi akibat mengonsumsinya.
b. Makrolida
Makrolida bekerja dengan cara mencegah bakteri berkembang biak dengan menghalangi
bakteri membuat protein. Makrolida juga dapat berguna sebagai alternatif orang yang alergi
dengan obat antibiotik penisilin. Selain itu, makrolida dapat menangani bakteri yang kebal
dengan penisilin.
Jangan mengonsumsi makrolida juga Anda mengidap porfiria, sebuah kelainan darah langka
turunan. Jika Anda hamil atau menyusui, satu-satunya jenis makrolida yang dapat dikonsumsi
adalah erythromycin.
14
c. Cephalosporin
Jika Anda sebelumnya mengalami reaksi alergi karena mengonsumsi penisilin, kemungkinan
Anda juga akan alergi dengan cephalosporin.
Obat-obatan ini juga mungkin tidak cocok dikonsumsi untuk penderita gagal ginjal.
15
d. Fluoroquinolones
Fluoroquinolones adalah obat spektrum luas yang membunuh bakteri dengan mencegahnya
menciptakan DNA. Kelompok obat-obatan ini digunakan untuk mengobati berbagai macam
infeksi, termasuk:
infeksi saluran pernapasan,
infeksi saluran kemih.
Obat-obatan yang termasuk dalam kelompok itu, yaitu:
ciprofloxacin,
levofloxacin.
Jenis obat ini sudah tidak disarankan untuk dikonsumsi secara rutin karena efek sampingnya
yang cukup serius.
16
e. Tetracycline
Obat-obatan ini biasanya tidak direkomendasikan untuk orang-orang dengan kondisi, seperti:
gagal ginjal,
penyakit liver,
penyakit autoimun lupus,
anak-anak di bawah usia 12 tahun, dan
wanita hamil atau menyusui.
17
f. Aminoglycosides
Obat-obatan ini cenderung hanya digunakan di rumah sakit untuk mengobati penyakit yang
sangat serius seperti septikemia. Obat yang termasuk dalam kelompok ini, yaitu:
gentamicin,
tobramycin.
a) Alkylating agents
Obat alkylating agents mencegah sel agar tidak membuat salinannya sendiri dengan
merusak DNA yang ada dalam sel. Biasanya obat ini digunakan untuk mengobati kanker paru,
kanker payudara, multiple myeloma, dan kanker darah.
Penggunaan obat jenis ini dapat meningkatkan risiko leukemia, sehingga penting bagi
dokter memerhatikan pemberian dosis. Contoh obat jenis alkylating agents untuk kemoterapi
adalah:
Altretamine
Bendamustine
Busulfan
Carboplatin
Carmustine
Chlorambucil
Cisplatin
18
Cyclophosphamide
Dacarbazine
Ifosfamide
Lomustine
Mechlorethamine
Melphalan
Oxaliplatin
Temozolomide
Thiotepa
Trabectedin
Jenis obat nitrosourea memiliki tindakan khusus, yakni dapat memasuki area otak sehingga
digunakan untuk mengobati kanker otak. Contoh obat kemo tipe ini adalah streptozocin.
b) Antimetabolites
Obat antimetabolit dapat mengganggu DNA dan RNA sehingga sel abnormal tidak dapat
membelah diri. Tipe obat kemo biasanya digunakan untuk leukemia, kanker ovarium, dan
kanker usus. Contoh obat yang masuk dalam kelompok antimetabolites untuk kemoterapi
adalah:
Azacitidine
5-fluorouracil (5-FU)
6-mercaptopurine (6-MP)
Capecitabine (Xeloda)
Cladribine
Clofarabine
Cytarabine (Ara-C)
Decitabine
Floxuridine
Fludarabine
Gemcitabine (Gemzar)
Hydroxyurea
Methotrexate
19
Nelarabine
Pemetrexed (Alimta)
Pentostatin
Pralatrexate
Thioguanine
Kombinasi trifluridine/tipiracil
c) Anti-tumor antibiotics
Meski tertgolong antibiotik, obat ini manfaatnya bukan untuk mengobati infeksi bakteri,
melainkan mengubah DNA dalam sel agar tidak berfungsi abnormal. Contoh obat antibiotik
anti-tumor adalah bleomycin, dactinomycin, mitomycin-C, dan mitoxantrone.
Selain itu ada juga tergolong antrasiklin, yakni bekerja untuk mengganggu enzim yang
bertugas menyalin DNA sehingga sel tidak bisa membelah. Contoh antrasiklin dalam
kemoterapi adalah:
Daunorubicin
Doxorubicin (Adriamycin)
Doxorubicin liposomal
Epirubicin
Idarubicin
Valrubicin
d) Topoisomerase inhibitors
20
Contoh obat topoisomerase inhibitors untuk kemoterapi adalah:
Irinotecan
Irinotecan liposomal
Topotecan
Etoposide (VP-16)
Teniposide
Mitotic inhibitors
Obat mitotic inhibitors dapat menghentikan sel untuk membelah. Biasanya digunakan
untuk mengobati kanker darah, seperti leukemia dan limfoma. Namun, dapat menyebabkan
kerusakan saraf sehingga dosis umumnya sangat terbatas.
Contoh obat kelas mitotic inhibitors untuk kemoterapi adalah taxanes (cabazitaxel, docetaxel,
nab-paclitaxel dan paclitaxel) dan vinca alkaloid (vinblastine, vincristine, vincristine liposomal,
dan vinorelbine).
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat Antituberkulosis (OAT) dibagi menjadi dua, obat pilihan pertama (first line) yang
terdiri dari isoniazid, rifampisisn, pyrazinamid, ethambutol dan streptomicin dan second line
terdiri atas para aminosalisilat acid (PAS), kanamicin, ciprofloxacin dimana kelompok ini tidak
seefektif obat first line. Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan bahkan
mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan manusia.
B. Saran
Kami menyampaikan kepada pembaca agar mencari referensi lain agar mendapatkan
informasi yang lebih banyak terkait dengan materi yang penulis paparkan didalam makalah ini.
22
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/378551371/KELOMPOK-5-ANTITUSIF
https://lifepack.id/antihistamin-manfaat-efek-samping-dan-cara-konsumsi/
https://hellosehat.com/infeksi/infeksi-bakteri/antibiotik/
https://hellosehat.com/kanker/kemoterapi/
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/
Farmakologi-dalam-Keperawatan-Komprehensif.pdf
23