DI SUSUN OLEH :
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat Rahmat
dan Ridha-Nyalah sehingga penulis masih diberikan kesehatan, kesempatan, kesabaran
terlebih lagi karunia kemauan serta tekat yang dianugerahkan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan proposal yang berjudul “UJI KHASIAT PARACETAMOL(acetaminophen)
SEBAGAI ANALGETIK ANTIPIRETIK PADA ANAK SERTA ORANG DEWASA
SECARA KUANTITATIF”. Tak lupa pula penulis panjatkan salam dan taslim atas
junjungan nabi besar Muhammad SAW, sebagai suri tauladan untuk menjadi manusia yang
cerdas dan berakhlak di dunia ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan yang terdapat
didalamnya. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih dan kiranya agar proposal
ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca dan penulis khususnya.
ii
DAFTAR ISI
1.4 Manfaat............................................................................................................................. 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini cuaca atau iklim di negara Indonesia semakin tidak menentu akibat dari
tingkah laku dan perbuatan manusia, mulai dari penebangan hutan yang merajalela sampai
pola hidup yang tidak baik, dan menyebabkan seseorang mudah sakit. Di era sekarang ini
obat-obatan banyak dijual bebas di apotek dan di warung, sehingga banyak dari kita sering
menggunakan obat-obatan tanpa pengawasan dokter. Penggunaan obat yang tidak sesuai
dengan aturan atau petunjuk dokter sangat berbahaya bagi tubuh.
Setiap orang tentunya pernah merasakan demam. Demam merupakan kondisi suhu
tubuh diatas normal yang disebabkan oleh adanya peningkatan pusat pengatur suhu di
hipotalamus. Sebagian besar demam pada anak merupakan perubahan pada pusat panas di
hipotalamus. Penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang system
imunitas tubuh. Demam menyebabkan meningkatnya perkembangan imunitas spesifik dan
nonspesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi (Wardiyah et al.,
2016).
Rasa nyeri atau sakit pasti pernah diderita oleh hampir setiap orang. Rasa nyeri
merupakan gejala dari banyak penyakit yang penanganannya menggunakan obat analgetik.
Nyeri adalah salah satu gejala yang sangat mengganggu penderita suatu penyakit, sehingga
dibutuhkan terapi secepat mungkin. Hal ini memicu terjadinya peningkatan penggunaan obat
analgetik secara swamedikasi (pengobatan sendiri/tanpa konsultasi dokter) yang memiliki
korelasi positif dengan kesalahan penggunaan obat analgetik sehingga reaksi obat yang tidak
dikehendaki (ROTD) juga akan meningkat. Dalam penggunaan analgetik antipiretik perlu
diperhatikan berdasarkan umur, jenis kelamin, bentuk sediaan, jenis dan kekuatan obat, dosis
sesuai kebutuhan pasien (Sulistiyana, C.S., Irawan, 2014).
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Obat adalah suatu bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan
diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejalah
penyakit,luka atau kelainan badania dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok
badan atau bagian badan manusia (Anief, 2006).Besarnya efektifitas obattergantung pada
biosis dan kepekaan organ tubuh. Setiap orang berbeda kepekaan dan kebutuhan biosis
obatnnya.Tetapi secara umum dapat dikelompokan, yaitu dosis bayi, anak-anak, dewasa dan
orang tua (Djas dalam kasibu, 2017).
Peran obat dalam upaya kesehatan besar dan merupakan suatu unsur penting (Djas
dalam Kasibu, 2017). Begitu juga dengan bagaimana penggunaan obat melalui mulut,
tenggorokan masuk keperut, disebut secara oral, cara penggunaan lainnya pemakaian luar
(Anief, 2006).
Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami. Pelaksaanya harus
memenuhi kreteria penggunaan obat yang rasional, antara lain ketepatan pemilihan obat,
ketepatan dosis obat, tidak adanya efek samping, tidak adanya kontra indikasi, tidak adanya
interaksi obat, dan tidak adanya poli farmasi (BPOM RI, 2008). Pada prakteknya,
kesalahan penggunaan obat dalam swamedikasi ternyata masih terjadi, terutama karena
ketidak tepatan obat dan dosis obat. Apabila kesalahan terjadi terus menerus dalam waktu
yang lama di kawatirkan dapat menimbulkan resiko pada kesehatan. ( Depkes RI.2007).
3
digunakan oleh masyarakat dan dianggap sebagai obat anti nyeri dan penurun panas yang
paling aman dan juga mudah diatur penyesuaian dosis untuk anak (Rosalina, 2018).
Sifat analgetik paracetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan hingga sedang.
Dalam golongan obat analgetik, parasetamol memiliki khasiat sama seperti aspirin atau obat-
obat non steroid antiinflamatory drug (NSAID) lainnya. Seperti aspirin, paracetamol berefek
menghambat prostaglandin (mediator nyeri) di otak tetapi sedikit aktivitasnya sebagai
penghambat postaglandin perifer (Mita, S.R., Husni, 2017).
Paracetamol termasuk ke dalam kategori NSAID sebagai obat anti demam, anti pegel
linu dan anti-inflammatory. Inflammation adalah kondisi pada darah saat luka pada bagian
tubuh (luar atau dalam) terinfeksi, sebuah imun yang bekerja pada darah putih (leukosit).
Contoh pada bagian luar tubuh jika kita terluka hingga timbul nanah itu tandanya leukosit
sedang bekerja, gejala inflammation lainnya adalah iritasi kulit (Mita, S.R., Husni, 2017).
4
Dosis paracetamol dewasa untuk demam dan nyeri :
- Dewasa = 500 mg- 1000 mg, setiap 4 sampai 6 jam sekali. Dosis maksimum 4000 mg
per hari.
Obat paracetamol tidak dianjurkan melebihi dosis yang telah ditetapkan. Jumlah
maksimum untuk orang dewasa adalah 1 gram per dosis dan 4 gram per hari. Penggunaan
paracetamol yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan hati (Truven H, 2012).
5
BAB III
METODE PENELITIAN
Definisi operasional adalah suatu cara untuk membatasi ruang lingkup atau variabel-
variabel yang akan diteliti. Selain itu juga bermanfaat mengarahkan kepada pengukuran
terhadap variabel-variabel yang bersangkutan.
Dalam penelitian ini hanya digunakan satu variabel yaitu variabel bebas. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan (Supranto, 2006). Dalam hal ini,
digunakan skala tingkatan yang terdiri dari sangat puas, puas, tidak puas, dan sangat tidak
puas (Supranto, 2006).
6
3.3 Instrumen penelitian
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
dikumpulkan dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Sedangkan data sekunder
berupa data penunjang yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan yang diambil dari
sumber-sumber yang terkait dengan penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam pengumpulan data ini adalah Metode Survey yang terdiri dari :
3.4.1 Kuesioner
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden adalah berbentuk kuesioner. Jenis kuesioner ini adalah kuesioner tertutup dengan
skala Likert. Kuesioner tertutup, kuesioner yang disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih pada kolom yang sudah disediakan dengan memberi tanda cross (X)
(Arikunto, 1998). Kuesioner tertutup digunakan karena (a) Kuesioner tersebut memberikan
kemudahan pada responden dalam memberikan jawaban, (b) Lebih praktis dan sistematis, (c)
Keterbatasan biaya dan waktu penelitian.
7
3.4.2 Analisa Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Skala Likert
dengan menggunakan graduasi tingkat penilaian, sangat puas, puas, tidak puas, dan sangat
tidak puas. Sangat Puas = 4, Puas = 3, Tidak Puas = 2, Sangat Tidak Puas = 1.
Data yang sudah terkumpulkan dari penelitian akan dianalisa. Metode analisis yang
digunakan yaitu analisis data deskriptif. Analisis data dilakukan dengan mempresentasekan
hasil yang diperoleh dengan cara:
p = 𝐴𝐵x 100%
Dimana:
p = prosentase
∑A= skor yang diperoleh
∑B= skor maksimum
8
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M., 2006, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Carison & Kurnia B. 2020. Tatalaksana Demam Tifoid Pada Anak. 47(9), 698-702.
Depkes RI. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit Jakarta Direktorat Bina
Pelayanan Medik Dasar. Edition USA Elsevier Ekologi Manusia Institut
Pertanian Bogor.
Badan POM RI, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia, P. 52, Jakarta, Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Djas, Dam Kasibu. (2017). Pengantar Analisis Data. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Katzung, B. 2011. Farmakologi Dasar dan Klinik. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.
Mita, S.R., Husni, P. 2017. Pemberian Pemahaman Mengenai Penggunaan Obat Analgesik
Secara Rasional pada Masyarakat di Arjasari Kabupaten Bandung. Jurnal
Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat, 6(3).
Rosalina, V. 2018. Analisis Kadar Sediaan Paracetamol Syrup Pada Anak Terhadap Lama
Penyimpanan dan Suhu Penyimpanan. Jurnal Para Pemikir, 7(2), 283-287.
Sulistiyana, C.S., Irawan, Y. 2014. Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Anti
Nyeri Terhadap Pengobatan Sendiri pada Nyeri Akut (Studi di Kelurahan
Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Majalengka Tunas Medika). Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan, 1(2), 1-5.
Tjay, T. H., & Rahardja, K. 2015. Obat-Obatan Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek
Sampingnya. PT Gramedia.
9
Kesehatan Holistik, 10(1), 36-44.
10