Anda di halaman 1dari 13

UJI KHASIAT PARACETAMOL (acetaminophen) SEBAGAI ANALGETIK

ANTIPIRETIK PADA ANAK SERTA ORANG DEWASA SECARA KUANTITATIF

DI SUSUN OLEH :

Tri Handayani Ningsih


NIM.2221040

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat Rahmat
dan Ridha-Nyalah sehingga penulis masih diberikan kesehatan, kesempatan, kesabaran
terlebih lagi karunia kemauan serta tekat yang dianugerahkan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan proposal yang berjudul “UJI KHASIAT PARACETAMOL(acetaminophen)
SEBAGAI ANALGETIK ANTIPIRETIK PADA ANAK SERTA ORANG DEWASA
SECARA KUANTITATIF”. Tak lupa pula penulis panjatkan salam dan taslim atas
junjungan nabi besar Muhammad SAW, sebagai suri tauladan untuk menjadi manusia yang
cerdas dan berakhlak di dunia ini.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan yang terdapat
didalamnya. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih dan kiranya agar proposal
ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca dan penulis khususnya.

Sukoharjo, 5 Desember 2023

Tri Handayani Ningsih


NIM.2221040

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat............................................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 3

2.1 Definisi Obat .................................................................................................................... 3

2.2 Pengertian Paracetamol .................................................................................................... 3

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................ 6

3.1 Kriteria Insklusi dan Eksklusi .......................................................................................... 6

3.2 Defisiensi Operasional Variabel.......................................................................................6

3.3 Instrumen Penelitian.........................................................................................................7

3.4 Prosedur Pengumpulan Data............................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini cuaca atau iklim di negara Indonesia semakin tidak menentu akibat dari
tingkah laku dan perbuatan manusia, mulai dari penebangan hutan yang merajalela sampai
pola hidup yang tidak baik, dan menyebabkan seseorang mudah sakit. Di era sekarang ini
obat-obatan banyak dijual bebas di apotek dan di warung, sehingga banyak dari kita sering
menggunakan obat-obatan tanpa pengawasan dokter. Penggunaan obat yang tidak sesuai
dengan aturan atau petunjuk dokter sangat berbahaya bagi tubuh.

Setiap orang tentunya pernah merasakan demam. Demam merupakan kondisi suhu
tubuh diatas normal yang disebabkan oleh adanya peningkatan pusat pengatur suhu di
hipotalamus. Sebagian besar demam pada anak merupakan perubahan pada pusat panas di
hipotalamus. Penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang system
imunitas tubuh. Demam menyebabkan meningkatnya perkembangan imunitas spesifik dan
nonspesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi (Wardiyah et al.,
2016).

Pengaturan suhu tubuh manusia merupakan hasil keseimbangan produksi dan


pelepasan panas. Dikatakan demam adalah apabila suhu 38o C. Demam pada anak
menimbulkan kekhawatiran yang menyebabkan pemberian antipiretik tanpa mengukur suhu
anak terlebih dahulu. Tata laksana farmakologis demam pada anak sering digunakan adalah
paractamol atau acetaminophen (Carison & Kurnia, 2020).

Rasa nyeri atau sakit pasti pernah diderita oleh hampir setiap orang. Rasa nyeri
merupakan gejala dari banyak penyakit yang penanganannya menggunakan obat analgetik.
Nyeri adalah salah satu gejala yang sangat mengganggu penderita suatu penyakit, sehingga
dibutuhkan terapi secepat mungkin. Hal ini memicu terjadinya peningkatan penggunaan obat
analgetik secara swamedikasi (pengobatan sendiri/tanpa konsultasi dokter) yang memiliki
korelasi positif dengan kesalahan penggunaan obat analgetik sehingga reaksi obat yang tidak
dikehendaki (ROTD) juga akan meningkat. Dalam penggunaan analgetik antipiretik perlu
diperhatikan berdasarkan umur, jenis kelamin, bentuk sediaan, jenis dan kekuatan obat, dosis
sesuai kebutuhan pasien (Sulistiyana, C.S., Irawan, 2014).

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Paracetamol ?


2. Apa kegunaan Paracetamol ?
3. Bagaimana proses ADME dari Paracetamol di dalam tubuh ?
4. Bagaimana interaksi obat Paracetamol ?
5. Apa Indikasi dan Kontraindikasi dari Paracetamol ?
6. Berapakah dosis Parcetamol untuk anak dan orang dewasa ?
7. Apa efek samping dan interaksi obat Paracetamol ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Paracetamol


2. Mengetahui kegunaan Paracetamol
3. Mengetahui proses ADME dari Paracetamol di dalam tubuh
4. Mengetahui interaksi obat Paracetamol
5. Mengetahui Indikasi dan Kontraindikasi dari paracetamol
6. Mengetahui dosis Paracetamol untuk anak dan orang dewasa
7. Mengetahui efek samping dan interaksi obat Paracetamol

1.4 Manfaat

1. Memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang kegunaan Paracetamol


2. Memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang Indikasi dan Kontraindikasi
Paracetamol
3. Memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang dosis Paracetamol pada anak dan
orang dewasa
4. Memberikan pengetahuan pada masyarakat luas tentang efek samping dan interaksi
Obat Paracetamol

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Obat

Obat adalah suatu bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan
diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejalah
penyakit,luka atau kelainan badania dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok
badan atau bagian badan manusia (Anief, 2006).Besarnya efektifitas obattergantung pada
biosis dan kepekaan organ tubuh. Setiap orang berbeda kepekaan dan kebutuhan biosis
obatnnya.Tetapi secara umum dapat dikelompokan, yaitu dosis bayi, anak-anak, dewasa dan
orang tua (Djas dalam kasibu, 2017).

Peran obat dalam upaya kesehatan besar dan merupakan suatu unsur penting (Djas
dalam Kasibu, 2017). Begitu juga dengan bagaimana penggunaan obat melalui mulut,
tenggorokan masuk keperut, disebut secara oral, cara penggunaan lainnya pemakaian luar
(Anief, 2006).

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami. Pelaksaanya harus
memenuhi kreteria penggunaan obat yang rasional, antara lain ketepatan pemilihan obat,
ketepatan dosis obat, tidak adanya efek samping, tidak adanya kontra indikasi, tidak adanya

interaksi obat, dan tidak adanya poli farmasi (BPOM RI, 2008). Pada prakteknya,
kesalahan penggunaan obat dalam swamedikasi ternyata masih terjadi, terutama karena
ketidak tepatan obat dan dosis obat. Apabila kesalahan terjadi terus menerus dalam waktu
yang lama di kawatirkan dapat menimbulkan resiko pada kesehatan. ( Depkes RI.2007).

2.2 Pengertian Paracetamol

Paracetamol (acetaminophen) merupakan derivat sintesis non opioid p-aminofenol


yang sering digunakan sebagai analgetik antipiretik. Analgetik antipiretik adalah obat yang
mengurangi rasa nyeri dan menurunkan demam (Tjay & Rahardja, 2015). Paracetamol
bekerja secara non selektif dengan menghambat enzim cyclooxsigenase (cox-1 dan cox-2)
juga bekerja dengan menghambat cox-3 pada hipotalamus. Paracetamol memiliki sifat yang
lipofil sehingga mampu menembus Blood Brain Barrier, sehingga menjadi first line pada
antipiretik (Katzung, 2011). Paracetamol sebagai golongan analgetik antipiretik yang banyak

3
digunakan oleh masyarakat dan dianggap sebagai obat anti nyeri dan penurun panas yang
paling aman dan juga mudah diatur penyesuaian dosis untuk anak (Rosalina, 2018).

Sifat antipiretik pada paracetamol disebabkan oleh gugus aminobenzen dan


mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Paracetamol memiliki sebuah cicin benzena,
tersubstitusi oleh satu gugus hidroksil dan atom nitrogen dari gugus amida pada posisi para
(1,4). Senyawa ini dapat disintetis dari senyawa asam fenol yang dinitasikan menggunakan
asam sulfat dan natrium nitrat. Paracetamol dapat pula terbentuk apabila senyawa 4-
aminofenol direaksikan dengan senyawa asetat anhidrat (Mita, S.R., Husni, 2017).

Sifat analgetik paracetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan hingga sedang.
Dalam golongan obat analgetik, parasetamol memiliki khasiat sama seperti aspirin atau obat-
obat non steroid antiinflamatory drug (NSAID) lainnya. Seperti aspirin, paracetamol berefek
menghambat prostaglandin (mediator nyeri) di otak tetapi sedikit aktivitasnya sebagai
penghambat postaglandin perifer (Mita, S.R., Husni, 2017).

Paracetamol termasuk ke dalam kategori NSAID sebagai obat anti demam, anti pegel
linu dan anti-inflammatory. Inflammation adalah kondisi pada darah saat luka pada bagian
tubuh (luar atau dalam) terinfeksi, sebuah imun yang bekerja pada darah putih (leukosit).
Contoh pada bagian luar tubuh jika kita terluka hingga timbul nanah itu tandanya leukosit
sedang bekerja, gejala inflammation lainnya adalah iritasi kulit (Mita, S.R., Husni, 2017).

Sifat antiinflamasinya sangat rendah sehingga tidak digunakan sebagai antirematik.


Pada penggunaan per oral paracetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna. Kadar
maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu 30 menit sampai 60 menit setelah pemberian.
Paracetamol diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa mengalami perubahan dan
sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi. Karena paracetamol memiliki aktivitas
antiinflamasi (antiradang) rendah, sehingga tidak menyebabkan gangguan saluran cerna
maupun efek kardiorenal yang tidak menguntungkan, karena cukup aman digunakan pada
semua golongan usia (Mita, S.R., Husni, 2017).

Dosis paracetamol anak untuk demam dan nyeri :


- < 1 bulan = 10-15 mg/kgBB/dosis setiap 6 sampai 8 jam sesuai kebutuhan.
- 1 bulan – 12 tahun = 10-15 mg/kgBB/dosis setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan
(maksimum 5 dosis dalam 24 jam).

4
Dosis paracetamol dewasa untuk demam dan nyeri :
- Dewasa = 500 mg- 1000 mg, setiap 4 sampai 6 jam sekali. Dosis maksimum 4000 mg
per hari.

Obat paracetamol tidak dianjurkan melebihi dosis yang telah ditetapkan. Jumlah
maksimum untuk orang dewasa adalah 1 gram per dosis dan 4 gram per hari. Penggunaan
paracetamol yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan hati (Truven H, 2012).

5
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif observasional, dengan


pengambilan data yang digunakan adalah metode survey dengan memberikan kuesioner
terstruktur kepada responden yang memenuhi kriteria inklusi.

3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.1.1 Kriteria Inklusi meliputi:


1. Rentang umur wanita/pria antara 18-50 th
2. Sehat fisik dan mental
3. Bersedia untuk jadi responden
3.1.2 Kriteria Eksklusi :
1. Pelanggan yang tidak bersedia menjadi responden
2. Pelanggan yang tidak bisa membaca dan menulis
3. Pelanggan yang berusia di bawah 18 tahun dan di atas 50 tahun

3.2 Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu cara untuk membatasi ruang lingkup atau variabel-
variabel yang akan diteliti. Selain itu juga bermanfaat mengarahkan kepada pengukuran
terhadap variabel-variabel yang bersangkutan.

Dalam penelitian ini hanya digunakan satu variabel yaitu variabel bebas. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan (Supranto, 2006). Dalam hal ini,
digunakan skala tingkatan yang terdiri dari sangat puas, puas, tidak puas, dan sangat tidak
puas (Supranto, 2006).

Keempat penilaian tersebut diberi bobot sebagai berikut:


1. Jawaban Sangat Puas diberi bobot 4
2. Jawaban Puas diberi bobot 3
3. Jawaban Tidak Puas diberi bobot 2
4. Jawaban Sangat Tidak Puas diberi bobot 1

6
3.3 Instrumen penelitian

Pengambilan sampel penelitian digunakan instrumen penelitian berupa daftar


pertanyaan (kuesioner) yang terdiri dari 15 pertanyaan tentang kepuasan pelayanan farmasi di
Apotek. Adapun bentuk lengkap dari daftar pertanyaan (kuesioner) tersebut dicantumkan
dalam satu lampiran. Kuisioner langsung disebarkan karena sudah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas.

3.3.1 Uji Validalitas dan Reliabilitas

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengambilan data yang sebenarnya di dalam


penelitian, terlebih dahulu uji validitas dan reliabilitasnya. Uji ini dilakukan pada minimal 30
orang yang tidak termasuk responden dan dilakukan di luar lokasi penelitian, tetapi
karakteristik yang sama dengan responden di lokasi penelitian (Notoatmodjo, 2010).

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
dikumpulkan dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Sedangkan data sekunder
berupa data penunjang yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan yang diambil dari
sumber-sumber yang terkait dengan penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam pengumpulan data ini adalah Metode Survey yang terdiri dari :

3.4.1 Kuesioner

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden adalah berbentuk kuesioner. Jenis kuesioner ini adalah kuesioner tertutup dengan
skala Likert. Kuesioner tertutup, kuesioner yang disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih pada kolom yang sudah disediakan dengan memberi tanda cross (X)
(Arikunto, 1998). Kuesioner tertutup digunakan karena (a) Kuesioner tersebut memberikan
kemudahan pada responden dalam memberikan jawaban, (b) Lebih praktis dan sistematis, (c)
Keterbatasan biaya dan waktu penelitian.

7
3.4.2 Analisa Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Skala Likert
dengan menggunakan graduasi tingkat penilaian, sangat puas, puas, tidak puas, dan sangat
tidak puas. Sangat Puas = 4, Puas = 3, Tidak Puas = 2, Sangat Tidak Puas = 1.

Data yang sudah terkumpulkan dari penelitian akan dianalisa. Metode analisis yang
digunakan yaitu analisis data deskriptif. Analisis data dilakukan dengan mempresentasekan
hasil yang diperoleh dengan cara:

p = 𝐴𝐵x 100%
Dimana:
p = prosentase
∑A= skor yang diperoleh
∑B= skor maksimum

Hasil tersebut dapat di interpresentasikan dengan prosentase sebagai berikut:

1. Sangat Puas = 76% - 100%


2. Puas = 51% - 75%
3. Tidak Puas = 26% - 50%
4. Sangat Tidak Puas = 0% - 25%

8
DAFTAR PUSTAKA

Anief, M., 2006, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Carison & Kurnia B. 2020. Tatalaksana Demam Tifoid Pada Anak. 47(9), 698-702.

Depkes RI. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit Jakarta Direktorat Bina
Pelayanan Medik Dasar. Edition USA Elsevier Ekologi Manusia Institut
Pertanian Bogor.

Badan POM RI, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia, P. 52, Jakarta, Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

Djas, Dam Kasibu. (2017). Pengantar Analisis Data. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Katzung, B. 2011. Farmakologi Dasar dan Klinik. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.

Mita, S.R., Husni, P. 2017. Pemberian Pemahaman Mengenai Penggunaan Obat Analgesik
Secara Rasional pada Masyarakat di Arjasari Kabupaten Bandung. Jurnal
Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat, 6(3).

Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Rosalina, V. 2018. Analisis Kadar Sediaan Paracetamol Syrup Pada Anak Terhadap Lama
Penyimpanan dan Suhu Penyimpanan. Jurnal Para Pemikir, 7(2), 283-287.

Sulistiyana, C.S., Irawan, Y. 2014. Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Anti
Nyeri Terhadap Pengobatan Sendiri pada Nyeri Akut (Studi di Kelurahan
Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Majalengka Tunas Medika). Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan, 1(2), 1-5.

Supranto. 2006. Mengukur Tingkat Kepuasan Pelanggan atau Konsumen. Jakarta:


Rineka Cipta.

Tjay, T. H., & Rahardja, K. 2015. Obat-Obatan Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek
Sampingnya. PT Gramedia.

Truven HA. 2012. Acetaminophen. Ipswich(MA),2(3), 23-30.


Wardiyah, A., Setiwati & Romayati, U. 2016. Perbandingan Efektivitas Pemberian Kompres
Hangat dan Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak yang
Mengalami Demam di Ruang Alamanda Rsud Dr. H. Abdul Moeloek. Jurnal

9
Kesehatan Holistik, 10(1), 36-44.

10

Anda mungkin juga menyukai