Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FARMAKOLOGI

PERHITUNGAN DOSIS OBAT SESUAI USIA DAN BERAT BADAN PASIEN,


MERACIK OBAT, PENGENCERAN DAN PENYAJIANNYA KELOMPOK NUTRISI,
ELEKTROLIT DAN CAIRAN

Dosen Pebimbing:
Dra. Setianti, Apt, M Farm

Disusun Oleh Tingkat I:


Angelica Lolita ( P17120119003 )
Dinda Fitria Sanda ( P17120119011 )
Fina Widya Sasmita ( P17120119015 )
Haura Nida Zakiyah ( P17120119017 )
Maghfirah Aulia (P17120119024)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI NERS
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.tanpa pertolongan-Nya kita semua tidak mungkin
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Pada kesempatan kali ini kami membahas mata
kuliah Farmakologi dengan materi “Perhitungan Dosis Obat Sesuai Usia dan Berat Badan
Pasien, Meracik Obat, Pengenceran dan Penyajiannya, Kelompok Nutrisi, Elektrolit dan Cairan
Dengan Benar “. Dalam menyelesaikan karya tulis ini kami mengalami beberapa kesulitan.
Namun dengan usaha dan kerja keras kami dalam mengerjakan, akhirnya kami dapat menyajikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna,
maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan
makalah yang kami buat. Kelompok kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis
dan pembaca.

Jakarta, 14 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL...........................................................................................................1
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI ................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah .....................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
BAB III PENUTUP ........................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dosis obat ialah suatu ukuran bahan atau paduan ukuran bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badan
dan rohaniah pada manusia atau hewan .Karna seperti yang telah kita ketahui, hal yang
pertama kali kita lakukan jika kita sedang sakit atau ada bagian tubuh, anggota tubuh,
atau ada yang tidak beres dengan tubuh kita pasti kita akan segera pergi kedokter dan
mencari obat untuk mengobati sakit yang kita derita. Namun apakah kita tahu bagaimana
cara obat bekerja didalam tubuh kita itu ? oleh karenanya paling tidak, kita harus tahu
dulu bagaimana sebenarnya perjalanan panjang obat di dalam tubuh, sampai kemudian
menimbulkan efek yaitu menghilangkan rasa sakit, menyembuhkan penyakit
dan membuat rasa nyaman. Selain manfaatnya,tentu kita juga harus tahu akibat buruknya
jika mengkonsumsi diluar aturan dari yang ditentukan.
Oleh karena itu kita harus selalu memperhatikan bagaimana obat itu bekerja,dosis
yang harus dikonsumsi, efek dari pemakaian obat tersebut, dan keadaan dari obat itu
sendiri apakah masih dalam keadaan baik atau sudah tidak layak untuk digunakan.
Sehingga kita akan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan atau malah menimbulkan
kekebalan bagi penyakit yang diderita, bahkan dapat menimbulkan kematian bila salah
dalam mengkonsumsi obat. Peran perawat dalam pemberian obat dan pengobatan telah
berkembang dengan cepat dan luas seiring dengan perkembangan pelayanan kesehatan.
Perawat diharapkan terampil dan tepat saat melakukan pemberian obat. Tugas
perawat tidak sekedar memberikan pil untuk diminum atau injeksi obat melalui pembuluh
darah, namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Oleh
karena itu, pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting untuk
dimiliki perawat. Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan
mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan.
Dengan demikian, perawat membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas
tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut
bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenaga
kesehatan lainnya. Dalam hal ini, kita tertarik untuk meneliti atau mengembangkan
mengenai dosis obat, efek samping, keadaan obat baik atau tidaknya yang akan diberikan
kepada klien sesuai takaran, sehingga tidak menimbulkan masalah terhadap tubuh klien.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi umum dari dosis obat ?
2. Apa saja faktor yang memengaruhi dosis obat ?
3. Berapakah dosis obat yang akan diberikan kepada orang dewasa dan anak-anak sesuai
berat badan ?
4. Bagaimana menghitung dosis dengan menggunakan aturan berdasarkan usia ?

C. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian dari dosis obat.
2. Mahasiswa mampu memahami faktor apa saja yang memengaruhi obat.
3. Mahasiswa mampu memahami mengenai dosis obat yang akan diberikan kepada
orang dewasa dan anak-anak sesuai berat badan.
4. Mahasiswa mampu mengetahui dosis obat yang akan diberikan kepada pasien dengan
menggunakan aturan berdasarkan usia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Umum Dosis Obat


Dosis obat ialah sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada penderita dewasa
juga disebut dosis lazim atau dosis medicimalis atau dosis terapeutik. Bila dosis yang diberikan
melebihi dosis terapeutik terutama obat yang tergolonh racun ada kemungkinan terjadi
keracunan, dinyatakan sebagai dosis toxica. Dosis toxica ini dapat menyebabkan kematian
disebut sebagai dosis letalis.(Joenoes, 1990)

Dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat
(gram, milli gram, mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya (unit
internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud dengan dosis obat yaitu
sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada penderita dewasa, juga disebut dosis lazim
atau dosis medicinalis atau dosis terapeutik. Bila dosis obat yang diberikan melebihi dosis
terapeutik terutama obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan, dinyatakan
sebagai dosis toksik. Dosis toksik ini dapat sampai mengakibatkan kematian disebut sebagai
dosis letal..(Ketut Budiasa, 2016)

Jadi dosis obat adalah sejumlah obat yang diberikan kepada penderita yang akan
memberikan efek terapeutik pada penderita tersebut.

B. Faktor –Faktor yang Memengaruhi Dosis Obat

Dosis obat yang diberikan kepada penderita dipengaruhi oleh beberapa factor, menurut
(Joenoes, 1990) :

1. Factor obat
 Sifat fisika: Daya larut obat dalam air atau lemak, kristal atau amof, dan sebagainya
 Sifat kimiawi : asam, basa, garam, ester, garam komplekd, pH, pka
 Toxicitas : dosis obat berbanding terbalik dengan toxicitasnya
2. Cara pemberian obat kepada penderita
 Oral : dimakan atau diminum
 Parental : subkutan, intramiskular, intravena dan sebaginya
 Rektal vagina, uretra
 Local, topical
 Lain-lain : implantasi, sublingual, intrabukal dan sebagainya
3. Penderita
 Umur : neonatus, bayi, anak, dewasa, griatrik
 Berat badan : biarpun sama-sama dewasa berat badan dapat berbeda besarnya
 Jenis kelamin : terutama untuk obat golongan hormone
 Ras : “slow and fast acetylators”
 Tolerance
 Obesitas untuk obat-obat tertentu factor ini harus diperhitungkan
 Sensitifitas individual
 Keadaan patriofisiologi : kelainan pada saluran cerna mempengaruhi absorbs obat,
penyakit hati mempengaruhi metaolisme obat, kelainan pada ginjal mempengaruhi
eksresi obat

C. Dosis Obat yang Akan Diberikan Kepada Orang Dewasa dan Anak-Anak
Cara- cara menghitungkan dosis obat untuk anak
1. Didasarkan perbandingan dengan dosis obat untuk orang dewasa
a. Menurut perbandingan umur ( dibandingkan dengan umur orang dewasa 20-24
tahun) seringkali kurang tepat.
b. Menurut perbandingan berat badan (dibandingkan dengan berat badan orang
dewasa 70 kg)
c. Menurut perbandingan luas permukaan tubuh (LPT) (dibandingkan dengan LPT
dewasa 1.73 m 2)
2. Didasarkan atas ukuran fisik anak secara individual
Dasar ini dipergunakan bagi banyak jenis obat. Perhitungan dosis secara individual
ini lebih baik daripada perhitungan/ perbandingan dengan dosis dewasa. Ada dua
acara untuk menghitung dosis individual untuk anak, yaitu:
a. Sesuai dengan berat badan anak dalam kg.
b. Sesuai dengan LPT anak dalam m 2(LPT anak dapat diperhitungkan dari tinggi dan
berat badan anak menurut rumus Du Bois& Du Bois atau dapat dilihat pada
Nomogram DU Bois& Du Bois (lihat nomogram).
Kesimpulan dosis obat untuk anak
- Berdasarkan perbandingan umur anak dengan umur orang dewasa seringkali
tidak tepat, karena anak dengan umur yang sama dapat memberikan variasi
berat badan atau LPT yang berarti.
- Berdasarkan perbandingan berat badan anak dengan berat badan dewasa tidak
dapat diperlakukan bagi semua obat

Menghitung dosis yang aman penting dalam efektivitas pengobatan, selain keamanan dosis itu
sendiri. Seringkali menghitung dosis untuk orang dewasa dilakukan berdasarkan postur tubuh
pasien atau dasar-dasar penghitungan dosis. Pada bab ini kelompok kami akan menjelaskan
bagaimana menghitung dosis obat yang aman untuk orang dewasa dengan menggunakan :
1. Metode berat badan
2. Metode luas permukaan tubuh (body surface area, BSA)
a. Metode Berat Badan
Walaupun tiak sering digunakan metode berat badan untuk menghitug dosis yang aman
uuntuk orang dewasa penting untuk pemberian ibat yang aman bagi pasien kanker, jantung,
dan ginjal. Dosis obat digunakan oleh penatalaksana penyakit-penyakit harus dihitung dengan
tepat. Satu cara untuk mendapatkan ketetapan adalah menghitug berat badan pasien
terhadap dosis yang diminta. Ikutilah langkah-langkah berikut ini :
1. Ubah berat badan pasien dalam pound (1b) menjadi kilogram (kg). anda harus
tahu bahwa 16 ounce setara dengan 1 pound dan 2,2 pound setaara dengan 1
kilogram.
Contoh :
Pasien dengan berat badan 147 pound. Bagilah 147 dengan 2,2 agar berat adan
pasien 66,8 kilogram.
2. Hitung dosis aman yang dianjurkan dalam milligram per kilogram.
Contoh :
Jika dosis aman suatu obat adalah 10 mg per kg, kalikan dengan 66,8 kg. pasien
aman bila diberikan obat dengan dosis sampai 668 mg.
3. Bandingkan dengan dosis aman yang dianjurkan dengan dosis yang diminta. Jika
dosis masih dalam batas aman, obat dapat diberikan sesuai permintaan. Jika
dosis yang diminta melebihi batas aman, pemberian obat harus ditunda dan
dokter yang meresepkan harus diberitahu.
Contoh :
Jika dokter sudah meresepkan oat dengan dosis sampai dengan 668 mg, obat
dapat diberikan sesuai permintaan. Jika dosis yang diresepkan melebihi jumlah
tersebut, obat jangan diberikan, dan beritahu dokter yang meresepkan.
 Berikut point-point yang harus diingat :
1. Pilihlah nilai dosis minimal sampai maksimal yang aman yaitu, nilai antara
dosis terapeutik terkecil sampai dosis terapeutik terbesar.
2. Periksa kembali apakah dosis yang diminta adalah dosis harian, dosis
berulang, atau dosis tunggal.
4. Jika dosis aman, siapkan (tuangkan) dosis individual dan berikan kepada pasien.
Jika hasil perhitungan mengidinkasikan dosis yang diberikan pada tingkat tidak
aman, tunda pengobatan dan hubungi dokter.
b. Metode LPT
Metode luas permukaan tubuh, walaupun juga jarang digunakan, turun berperan
penting ketika menghitung obat poten, seperti agen kemoterapi dan obat jantung dan obat
ginjal tertentu. Perhitungan BSA berdasarkan pada tinggi dan berat badan pasien dan hasil
perhitumgan dalam meter persegi (m2). Bagan yang disebut dengan dengan nomogram, juga
tersedia dan hasil perhitungan sudah tersedia. Ingatlah bahwa perawat atau petugas
kesehatan bertanggung jawab untuk menentukan apakah dosis aman untuk diberikan
berdasarkan BSA. Rumus Luas Permukaan Tubuh :
Terdapat dua acara untuk menghitung BSA pasien yaitu menggunakan sistem metri dan
menggunakan system pengukuran rumah tangga keduanya menggunakan rumus yang sama.

Cara pertama :

1. Ubah tinggi badan pasien (dalam Feet dan Inci) menjadi sentimeter. (ingatlah bahwa 1 inci
setara dengan 2,5 sentimeter dan 1 Foot setara dengan 30 cm.)
2. Ubah berat badan pasien dalam (pound dan Ounce) menjadi kilogram (ingatlah bahwa 2,2
pound setara dengan 1 kilogram
3. Kemudian gunakan rumus berikut
TB ( cm ) x BB( kg)
Rumus: BSA (m 2 ¿ =√
3600
Contoh :

Cara kedua :

Pada system pengukuran rumah tangga, gunakan ukuran tinggi badan pasien dalam inci (1 Foot
setara dengan 12 inci) dan berat badan pasien dalam ounce (16 ounce setara dengan 1 pound).
Kemudian gunakan rumus berikut ini.

TB ( ¿ ) x BB(lb)
Rumus: BSA (m 2 ¿ =√
3131

Cara penghitungan Dosis Obat.


- Dosis Maksimum. Kecuali dinyatakan lain, dosis maksimum adalah dosis maksimum dewasa
(20-60 tahun) untuk pemakaian melalui mulut, injeksi sub kutan dan rektal. Untuk orang lanjut
usia karena keadaan fisik sudah mulai menurun, pemberian dosis obat harus lebih kecil dari dosis
maksimum.
- Dosis maksimum gabungan ( DM sinergis ) Jika dalam satu resep terdapat dua atau lebih zat
aktif (bahan obat) yang kerjanya pada reseptor atau tempat yang sama maka jumlah obat yang
digunakan tidak boleh melampaui jumlah dosis obat-obat yang berefek sama tersebut, baik sekali
pemakaian ataupun dalam pemberian dosis harian. Contoh obat yang memiliki efek yang sama –
Atropin sulfat dengan ekstrak belladoina – Pulvis opii dengan pulvis overi – Kofein dan
aminofilin – Arsen rioxide dan Natrii arsenas.

Perhitungan Dosis Oral


Obat oral terdapatdalam bentuk cairan, kaplet (kapsul terlapisi/ bersalut untuk
kemudahan dalam menelan obat), kapsul (obat dalam bentuk serbuk atau cair yang diselubungi
gelatin),dan tablet. Obat diresepkan untuk pemberian melalui mulut (peroral,P.O.), secara
enteral, melalui selang nasogastric, melalui selang gastronomi, atau melauli selang gastronomi
endoskopik perkuatan.
 Menghitung dosis oral
Jika obat diresepkan dan tersedia dalam sistem yang sama (misalnya sistem matrik) dan
memiliki satuan yang sama (misalnya mg), maka perhitungan dosis akan mudah. Ketika
menghitung dosis oral dapat menggunakan rasio dan proporsi, metode rumus, atau analisis
dimensional.
1. Metode rumus
Merupakan cara yang cepat untuk menyelesaikan perhitungan dosis.
Aturan: untuk menerapkan metode rumus: jumlah obat yang diresepkan menjadi jumlah
yang diinginkan(D) dan merupakan pembilang pecahan: obat yang tersedia, missal jumlah yang
anda miliki (h) , menjadi penyebut pecahan dan bentuk obat (tablet,mL) merupakan kuantitas (q)
yang akan dikalikan dngan pecahan (D/H). nilai yang tidak diketahui dalam (x) merupakan hasil
perhitungan yang menunjukan jumlah obat yang akan diberikan.
Rumus:
Ketika menghitung dosis untuk obat dalam bentuk padatan, jumlah obat dinyatakan sebagai
tablet atau kapsul. Jika obat dalam bentuk cair, obat tersebut (mcg, mg, mEq) dilarutkan dalam
larutan (mL,oz). Simbol R x, digunakan untuk menunjukan jumlah yang diinginkan.

Analisis Dimensional
Merupakn proses yang umum disebut sebagai metode factor karena dosis obat dianggap sebegai
faktor dan perhitungan diselesaikan menggunakan metode faltor. Satuan ukurannya adalah
bentuk obat yang sedang dihitung (mL, kapsul, tablet ). Contoh : berikan 500 mg obat 2x sehari
obat tersedia dalam 0,25 gram / tablet.
Jawaban :
Perhitungan Dosis Parenteral
Istilah parenteral merujuk pada jalur pemberian obat selain jalur gastrointestinal. Umumnya
merujuk pada injeksi melalui jarum dab syringe ke jaringan tubuh (IM-ke otot, SC-ke jaringan
subkutan ) dan ke cairan tubuh ( IV- ke dalam vena atau disebut juga sebagai infus). Jalur
parenteral dianjurkan jika obat perlu diberikan secara cepat atau bila obat tidk efektif diabsorpsi
di saluran gastrointestinal atau butuh waktu yang lama untuk efektif.
Kemasan dan Jenis Syringe
Obat parenteral sering djumpai dalam bentuk cairan atau larutan dan dikemas dalam ampil, vial,
cartridge dan syringe yang telah terisi cairan obat yang mengandung dosis obat tunggal.terdapat
tiga jenis syringe : hipodermik, tuberculin, dan insulin. Syringe memiliki tiga bagian : badan
syringe dengan tanda tera (kalibrasi) mL, pendorong, dan ujung syringe. Syringe Luer-Lok
memiliki ujung tempatpemasangan jarum khusus dengan melalui pemutaran. Syringe non Luer-
Lok memiliki ujung tempat pemasangan jarum melalui penyisipan. Beberapa syringe memiliki
tutup pengaman ( yang menutupi jarum setelah digunakan ), sementara syringe lainnya tidak
memiliki jarum ( untuk penggunaan intravena ). Syringe 3 mL diberi tanda dengan garis-garis
berjarak 0,1 mL, dengan garis Panjang menunjukkan kelipatan 0,5 mL dan 1,0 mL. tanda pada
syringe tuberculin 1 mL dapat berupa kelipatan persepuluh ( 0,1 mL ) atau perseratusan(0,01
mL). kebanyakan obat injeksi diberikan dnegan syringe 3 mL, kecuali jika dosis lebih mudah
diukur menggunakan syringe 1 mL. obat parenteral untuk anak ( pediatric ) paling sering
diberikan melalui jalur subkutan atau intramuscular. Jumlah dosis yang diberikan dibatasi1 mL
per lokasi injeksi bagi anak berumur kurang lima tahun, dan dosisnya biasa diukur menggunakan
syringe tuberculin. Anak berumur 6-12 tahun dapat diberi sampai 2 mL larutan per lokasi
injeksi.batas volume untuk dewasa adalah 3 mL per lokasi injeksi.
Penisilin
Penisilin adalah salah satu dari sejumlah kecil obat yang tersedia dalam unit/mL maupun mg/mL.
ketika menghitung dosis untuk penisilin, dapat menggunakan rasio dan proporsi, metode rumus,
atau analisis dimensional.
Aturan: untuk menyiapkan penisilin untuk injeksi, harus memeriksa unit yang harus diberikan
dan menggunakan salah satu dari tiga metode untuk menghitng dosis.
Contoh : pada seseorang pasien diresepkan 300.000 unit penisilin G prokain untuk diberikan
setiap 12 jam. Penisilin G prokain tersedia dalam 600.000 unit/1,2 mL.
Menggunakan Rasio dan Proporsi
600.000 U : 1,2 Mml :: 300.000 U : x ml
600.000 X x = 300.000 x 1,2
600.000x = 360.000
X = 360.000/600.000 = 36/60 = 6/10 = 0,6 Ml
Menggunakan Metode Rumus
D/H x Q = x
300.000 U/600.000 u = 300.000/600.000 = 3/6 = ½
½ x 1,2 ml = 0,6
Menggunakan Analisis Dimensional
X ml = 1.2 ml/600.000 U x 300.000 U/1
X ml = 1,2/6 x 3/1 = 3,6/6 = 0,6 ml
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Joenoes, nanizar zaman. (1990). ARS PRESCRIBENDI RESEP YANG RASIONAL. airlangga university press.
Ketut Budiasa, O. (2016). Menentukan Dosis Obat Dan Cara Pemberiannya.

Anda mungkin juga menyukai