Anda di halaman 1dari 9

2.

2 Vitamin dan Mineral


2.2.1 Pengertian
Vitamin dan mineral merupakan nutrisi atau zat yang sangat berperan penting
bagi tubuh dan merupakan salah satu indikator penentu kesehatan pada tubuh
manusia. Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh yang sangat berperan penting untuk membantu pengaturan atau proses
kegiatan pada tubuh manusia. Sedangkan mineral merupakan mikronutrien yang
berfungsi untuk proses pertumbuhan, pengaturan, dan perbaikan fungsi tubuh.
Vitamin berguna untuk proses pertumbuhan, pengaturan, dan perbaikan fungsi
tubuh sedangkan mineral berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi,
pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh. Pentingnya peran vitamin dan mineral
mengakibatkan perlunya dijaga kadar vitamin dan mineral didalam tubuh.
2.2.2 Pengelolaan
(Belum ketemu)
2.2.3 Fungsi
2.2.3.1 Vitamin
Vitamin dibagi menjadi 2 golongan, yaitu vitamin larut lemak dan
vitamin larut air .
2.2.3.1.1 Vitamin Larut Lemak,yaitu terdiri dari :
a. Vitamin A berfungsi untuk penglihatan, kesehatan kulit dan
jaringan epitel, fungsi imunitas, terlibat dalam ekspresi gen.
Beta karoten berfungsi sebagai antioksidan.
b. Vitamin D berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi.
c. Vitamin E berfungsi untuk pelindung antioksidan dan sistem
imun.
d. Vitamin K berfungsi untuk faktor pembekuan darah dan
pembentukkan tulang
2.2.3.1.2 Vitamin Larut Air, yaitu terdiri dari :
a. Tiamin (B1) berfungsi untuk metabolisme karbohidrat dan
asam amino berantai cabang
b. Riboflvin (B2) berfungsi untuk metabolisme energi
c. Niasin berungsi untuk metabolisme energi
d. Asam Folat berfungsi untuk pembentukkan sel darah merah
sintesis materi DNA,metabolisme protein
e. Piridoksin (B6) berfungsi untuk metabolisme protein dan
glikogen
f. Kobalamin (B12) berfungsi untuk pembentukkan sel darah
merah,sintesis materi DNA
g. Asam Pantotenik berfungsi untuk metabolisme lemak
h. Biotin berfungsi untuk ko-enzim dalam sintesis glikogen,
asam amino dan lemak
i. Kolin berfungsi untuk pembentuk neurotransmitter,
fosfolipid, betaine
j. Vitamin C berfungsi untuk antioksidan, penyembuhan luka,
pembentukkan jaringan ikat, fungsi imunitas
2.2.3.2 Mineral
Mineral dibagi menjadi 2 golongan ,yaitu mineral utama dan trace
mineral (senyawa inorganic yang diperlukan untuk prtumbuhan dan
mempertahankan jaringan da tulang).
2.2.3.2.1 Mineral Utama, yaitu terdiri dari :
a. Kalsium berfungsi untuk pembentukkan tulang dan gigi, fungsi
otot dan saraf, pembekuan darah
b. Fosfor berfungsi untuk pembentukkan tulang, mempertahankan
keseimbangan asam-basa, sintesis materi gen, transfer energi
c. Magnesium berfungsi untuk ko-faktor banyak
d. Sodium berfungsi untuk menjaga volume cairan di luar sel
sehingga menjaga fungsi sel agar tetap normal
e. Potasium berfungsi untuk menjaga volume cairan di dalam/ luar
sel sehingga menjaga fungsi sel agar tetap normal, membantu
mengontrol tekanan darah
f. Klorida dengan sodium, berfungsi untuk menjaga volume cairan
di luar sel sehingga menjaga fungsi sel agar tetap normal
2.2.3.2.2 Trace Mineral, yaitu terdiri dari :
a. Besi berfungsi sebagai komponen hemoglobin dalam sel darah
merah dan banyak enzim
b. Seng berfungsi sebagai komponen berbagai enzim dan protein,
terlibat dalam regulasi ekspresi gen
c. Tembaga berfungsi sebagai komponen enzim yang
memetabolisme besi
d. Selenium berfungsi sebagai antioksidan, regulasi hormone
tiroid
e. Iodin berfungsi sebagai komponen hormone tiroid
f. Florida berfungsi smencegah pembentukkan lubang pada gigi
dan menstimulasi pembentukkan tulang baru
g. Kromium berfungsi untuk menjaga kadar gula darah
h. Mangan berfungsi untuk embentuk tulang dan enzim yang
terlibat dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan kolesterol
i. Malibdenum berfungsi sebagai ko-faktor enzim dalam reaksi
yangmelibatkan asam amino dan materi genatik
2.2.4 Penyakit Akibat Defiensi Vitamin
Kekurangan atau defisiensi terhadap vitamin dan mineral dapat menjadi
masalah bagi kesehatan manusia sehingga menimbulkan berbagai penyakit
pada tubuh. Banyak yang tidak mengetahui bahwa gejala yang dirasakan pada
tubuh merupakan akibat dari defisiensi suatu vitamin atau mineral tertentu
sehingga seringkali terlambat untuk diketahui dan mengakibatkan perlunya
kunjungan ke dokter. Berikut difiensi vitamin, yaitu :
1. Vitamin A
Defiensi pada Vitamin A biasanya terjadi pada penderita penyakit
kronis yang disertai oleh gangguan absorpsi lemak contohnya seperti
penyakit kronis hati. Defiensi ini juga dapat terjadi apa bila ada gangguan
gizi, keadaan ini sering dijumpai pada anak-anak.
Defiensi Vitamin A dapat mengakibatkan meningkatnya kepekaan
terhadap penyakit infeksi, batu saluran kemih, kulit jadi kering, dan
penebalan lapisan tanduk. Penderita dapat mengalami diare akibat
perubahan epitel usus dan saluran pancreas.
Kebutuhan Vitamin A, 1000µg untuk laki-laki, 800µg untuk
perempuan, 800-1000µg untuk ibu hamil dan menyusui. Defisiensi pada
orang dewasa dapat diberikan Vitamin A 100.000-500.000 IU/hari selama
dua minggu, bila lebih dari dua minggu, 10.000-20.000 IU/hari selama 2
bulan.
2. Vitamin D
Defiensi Vitamin D akan menyebabkan tulang rangka lemah yang
disebut penyakit ricket pada anak anak dan osteomalasia pada dewasa.
Secara tidak langsung Vitamin d mempengaruhi kontraksi otot,konduki
saraf, dan pembekuan darah melalui perannya terhadap ion kalsium serum.
Kebutuhan Vitamin d pada laki-laki maupun perempuan 200 IU, pada
defiensasi diberikan Vitamin D antara 12.000-500.000 IU, tergantung
beratnya defiensi, tambahkan suplemen kalsium pada terapi.
3. Vitamin E, tokoferol
Defisiensi Vitamin E jarang ditemukan tetapi dapat menimbulkan
animea terutama pada bayi,. Difisiensi pada orang dewasa akan
memperpendek umur sel darah. Kebutuhan harian Vitamin E
10mg/hari.Vitamin E relatif tidak toksik, dosis 100 mg/hari, dapat
mengurangi fungsi kelenjar tiroid, dan memperpanjang waktu pembekuan
darah.
4. Vitamin K
Kekurangan atau defiensi Vitamin k akan menyebabkan meningkatnya
waktu protrobin dan selanjutnya akan menyebabkan pendarahan. Obat
golongan kumarin misalnya warfarin merupakan antagonis Vitamin K,
yang berguna untuk mencegah thrombosis. Bayi baru lahir peka terhadap
kekurangan Vitamin k sampai flora usus dapat berfungsi normal. Vitamin
K diberikan secara parentral selama beberapa hari setelah lahir. Vitamin k
hanya di indikasi pada bayi baru lahir dan keadaan defisiensi.
5. Vitamin B
a. Vitamin B1 (Tiamin)
Defiensi tiamin akan menyebabkan penyakit beri-beri yang terdiri dari
(1). Beri-beri karena defisiensi tiamin kronik, disebut juga beri-beri
kering, dengan gejala polineuropati saraf purifier, yang diikuti dengan
hilangnya control motoric. (2). Defisiensi akut disebut juga beri-beri
basah dengan gejala jantung membesar dan selanjutnya terjadi gagal
jantung. Yang paling tidak disukai pada difiensi ini adalah ensefalopati
yang disebut sebagai sindrom Wenicke-Korsakoff dengan gejala
gangguan mengingat, apati, dan gangguan penglihatan. Tiamin yang
digunakan dalam dosis besar dan jangka lama dapat menimbulkan efek
toksik pada hati.
b. Vitamin B2 (Riboflavin)
Defisiensi riboflavin akan menimbulkankeilosis (retakan pada ujung
mulut), stomatitis, glossitis, dermatitis seborroik terutama di muka dan
skrotom serta menurunkan resistensi terhadap infeksi. Riboflavin
sensitive terhadap cahaya, sehingga harus disimpan dalam wadah tidak
tembus cahaya. Defisiensi riboflavin biasanya dikuti dengan defisiensi
vitamin B kompleks lainnya.
c. Vitamin B3 (Nikotinamid dan Asam Nikotinat)
Defisiensi nikotinamid menyebabkan penyakit pellagra, dengan gejala
tiga ‘D’: demensia, dermatitis, dan diare. Vitamin ini secara berlebihan,
misalnya 100 mg dalam keadaan perut kososng dapat menyebabkan
vasodilatasi di perifer dengan gejala antara lain : gatal, rasa panas
dikulit, sakit kepala dan sinkop akibat turunnya tekanan darah. Asam
nikotinat dosis besar dapat menyebabkan timbulnya ulkus peptic,
diabetes mellitus, disritmia jantung dan gagal hati. Untuk mengurangi
efeknya terhadap saluran cerna seperti mual, muntah, dan diare, asam
nikotinat sebaiknya dimakan bersama makanan.
d. Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
Asam pantotenat banyak terdapat dalam makanan seperti sayuran dan
hewanin. Vitamin ini diperlukan untuk pembentukan Koenzim-A, yang
diperlukan dalam berbagai proses biokimia tubuh. Defisiensi vitamin
ini jarang terjadi karena kebutuhan tubuh telah dapat dipenuhi dari
makanan.
e. Vitamin B6 (Piridoksin)
Defisiensi piridoksin jarang, bila dapat berupa neuritis perifer,
dermatis, anemia dan turunnya berat badan. Penggunaan pirodoksin
dalam dosis besar yang digunakan jangka lama dapat menimbulkan
neuropati perifer. Penggunaan dosis besar, 2-6 g/hari, dapat
menyebabkan sukar berjalan karena piridoksin mengganggu fungsi
sensorik dan proprioseptif.
f. Biotin
Biotin banyak terdapat dalam makanan dan defisiensi vitamin ini
jarang terjadi.
g. Asam Folat
Defisiensi vitamin ini dapat menimbulkan anemia megaloblastic. Juga
pernah dilaporkan bahwa degisiensi vitamin ini menimbulkan cacat
bawaan pada system saraf,sipna bifida, pada wanita dengan defisiensi
asam folat selama hamil. Penggunaan asam folat tang adekuat akan
menurunkan kadar plasma homosistensi yang selanjutnya akan
menurunkan resiko penyakit jantung dan stroke. Dosis tinggi
penggunaan asam folat dapat memperbaiki anemia akibat defisiensi
Vitamin B12, tetapi tidak dapat memperbaiki gangguan saraf yang
telah terlanjur rusak.
h. Vitamin B12 (Hidroksikobalamin)
Defisiensi Vitamin B12, jarang dan gejala defisiensi ini baru terlihat
setelah 5 tahun, kecuali pada vegetarian. Defisiensi ini dapat
menimbulkan anemia megaloblastic, mirip dengan yang ditimbulkan
asam folat dan disebut sebgai anemia pernisiosa. Defisiensi juga dapat
menyebabkan kerusakan selubung myelin saraf perifer dan saraf spinal.
Penyebab defisiensi vitamin B12; gastrektomi parsial/total, reaksi atau
penyakit pada ileus, obat- obat, da diet yang salah. Bila disebabkan
gangguan absorpsi, vitamin B12 sebaiknya tidak diberikan secara oral.
Vitamin dapat menimbulkan hipokalemiadan henti jatung, sehingga
harus dimonitor kadar kalium pada permulaan terapi dan segara atasi
bila terjadi hipokalamia selama terapi.

6. Vitamin C
Kebutuhan harian vitamin C dianjurkan adalah 50mg, Linus Puling
menganjurkan dosis 400mg/hari, Vitamin ini larut pada air, yang aka
memberatka kerja ginjal dalam eksresinya, walaupun efek antioksidannya
lebih baik dosis tinggi. Bila menggunakan Vitamin C pada dosis tinggi
harus minum banyk air untuk mencegah terbentuknya batu oksalat diginjal,
diare, dan gastris juga dapat terjadi. Vitamin C dikontraindikasikan pada
pasien yang alergi tartazin dan sulphite. Infus intervena vitamin C harus
diberikan secara hati-hati, pemberian cepat dapat menyebabkan pingsan
dan sakit kepala.
2.2.5 Contoh Obat
2.2.5.1 Daftar Obat Esensial

KELAS TERAPI,
No NAMA GENERIK FORMULASI RESTRIKSI
(Bentuk Sediaan, Kekuatan, dan Kemasan)

Asam askorbat tab 50 mg, btl 1000 tab Pemakaian


1.
(vitamin C) terapeutik pada
kaps 50.000 UI, btl 100 hipokalsemia
Ergokalsiferol
2 kaps susp 10.000 UI/ml, btl
(vitamin D3)
60 m
kaps lunak 200 mg, btl 1500
3 Iodium
kaps lunak
inj 100 mg/ml, ktk 24 amp
4 Kalsium Glukonat
@ 10 ml
Kalsium Laktat tab 500 mg, btl 1000 tab
5
(kalk)
6 Nikotinamid tab 100 mg
tab 10 mg (HCl), btl 1000
Piridoksin
7 tab tab 25 mg (HCl), btl
(vitamin B6)
1000 tab
8 Retinol tab 5000 IU, botol 1000 tab
(vitamin A) kaps lunak 50.000 UI, btl 50
kaps lunak kaps lunak
100.000 UI, btl 50 kaps
lunak kaps lunak 200.000
UI (sebagai palmitat), btl 50
kaps lunak
Tiamin tab 50 mg (HCl), btl 1000
9
(vitamin B1) tab
Vitamin B tab, btl 1000 tab
10
kompleks

2.2.5.2 Daftar Vitamain dan Mineral yang Diizinkan Digunakan dalam


Suplemen Makanan dengan Pembatasan.
2.3 Anti Konvulsi
2.3.1 Pengertian
Antikonvulsi digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati
bangkitan epilepsi (Epileptic Seizure). Antikonvulsi disini artinya adalah
suatu aktivitas yang diberikan oleh senyawa tertentu yang dapat mengobati
penyakit yang memiliki gejalan kejang. Golongan obat ini lebih tepat
dinamakan antilepsi. Sebab obat ini jarang digunakan untuk gejala konvulusi
penyakit lain.
Epilepsi adalah nama umum untuk sekelompok gangguan atau
penyakit susunan saraf pusat yang timbul spontan dengan episode singkat
(disebut Bangkitan atau Seizure), dengan gejala utama kesadaran menurun
sampai hilang. Bangkitan ini biasanya disertai kejang (Konvulsi),
hiperaktifitas otonomik, gangguan sensorik atau psikis dan selalu disertai
gambaran letupan EEG obsormal dan eksesif. Berdasarkan gambaran EEG,
apilepsi dapat dinamakan disritmia serebral yang bersifat paroksimal.
2.3.2 Mekanisme Kerja
Ada tiga mekanisme utama yang dimiliki oleh obat-obat antikonvulsi,
yaitu :
1. Mekanisme pertama adalah dengan membatasi cetusan implus yang
berulang serta terus-menerus pada neuron, dan efek membatasi cerusan
implus ini diantarai oleh perubahan saluran membran akson untuk
pengangkutan ion-ion seperti natrium (karbamazepin, fenition, valproate,
dan lamotrigine).
2. Mekanisme yang kedua tampaknya bekerja dengan melibatkan peningkatan
inhibisi sinapatik yang diantarai oleh asam gama-aminobutirat (GABA).
Inhibisi sinaptik ini dapat dicapai lewat modifikasi saluran angkut ion
klorida pada sambungan sinaps yang akanmenaikan ambang serangan
(benzodiazepine, barbiturate, dan valproat). Obat-obatan antikonvulsi yang
baru tampaknya bekerja langsung pada ujung saraf (gabapentin). Obat-
obatan lain secara efektif meningkatkan jumlah GABA pada sinaps dengan
menghambat enzim yang bertanggung jawab atas pencegahan GABA
(vigabatrin).
3. Obat-obat antilepsi anti-absance tampaknya memanfaatkna sebuah
mekanisme yang berbeda (etosuksimid dan valproat0. Obat ini bekerja pada
saluran ion kalsium untuk menghambat transmisi neuronal didalam
thalamus (thalamus merupakan bagian otak yang terletak tepat diatas
mesensefalon),yang memainkan peran penting dalam menghasilkan
gelombang listrik yang merupakan ciri khas untuk serangan epilepsy
dengan kehilangan kesadaran sepintas.
2.3.3 Efek Samping dan Cara Mengatasinya

…………………………
2.3.4 Contoh Obat
Obat untuk antikonvulsi diantaranya, yaitu :
1) Hidanton-Feniton
Feniton (Dilatin) paling banyak dipakai. Dipakai untuk geand mal
dan umumnya semua bentuk epilepsy kecuali petit mal. Obat ini dapat
dikombinasikan dengan antikovulsi yang lain.
Reaksi merugikan dari agens ini adalah hipetrofi gusi (bila terjadi
mungkin perlu ganti obat antikovulsan lain), sindrom hidanton fetal
(yang dapat berakibat palatokshisis) bila ibunya minum fenotin selama
masa kehamilan. Kadang-kadangtimbul dermatis, mungkin disertai
demam dan eosinophilia.bila kadar darahnya tinggi, dapat timbul
nystagmus, inkoordinasi musmuskular dan vertigo. Reaksi lain adalah
kelainan darah seperti leukopenia, agranulositosis,dan trombosiropenia.
Interaksi obat yaitu bila diminum bersamaan dapat mempengaruhi
obat lain.

2) Barbiturat
Obat ini dipakai untuk mengobati serangan mayor segala jenis dan
banyak dipakai terhadap kejang demam pada anak.

3) Karbamazepin
Karbamazepin (Tegretol) dapat dimasukkan dalam kelompok obat-obat
lain dalam pengobatan epilepsy. Dapat dipakai dalam epilepsy grand mal
atau digabung dengan obat lain untuk pasien yang resisten terhadap
pengobatan.

4) Suksinamid
Termasuk dalam agens ini etosuksimid, metsuksimid, fensuksimid.
Obat-obat ini dikembangkan untuk petit mal.
5) Benzodiazepine
Termasuk agens ini adalah diazepam, nitrazepam, klonazepam.
Diazepam (Valium) sangat baik untuk mengobati status epilepticus bila
diberi secara IV, walaupun bukan antikonvulsan kuat bila diberi per oral.
Nitrazepam (Mogadon) lebih berguna untuk mengobati epilepsy
mioklonik yang timbul secara grand mal. Klonazepam (Rivotril) dipakai
untuk macam-macam epilepsy pada orang dewasa dan anak, termasuk
status epilepticus.
6) NA Valproat
Na Valporat (Epilim) efektif mengobati epilepsy petit mal, grand mal,
epilepsy campuran, dan serangan mioklonik.
2.4 Obat Anti Piretika
2.4.1 Pengertian
Antipiretik adalah golongan obat-obatan untuk demam. Demam sebenarnya
adalah mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman infeksi. Obat antipiretik
bekerja dengan cara menurunkan standar suhu tersebut ke nilai normal. Obat
antipiretik diindikasikan untuk segala penyakit yang menghasilkan gejala demam.
Obat antipiretik sebaiknya diberikan jika demam lebih dari 38,5°C. Sebagian besar
obat antipiretik tersebut juga memiliki khasiat untuk mengurangi nyeri.

2.4.2 Mekanisme kerja

2.4.3 Efek samping dan cara mengatasinya


2.4.4 Contoh obat
Obat-obat yang dianjurkan adalah parasetamol, ibuprofen, dan aspirin.

1) Parasetamol (Asetaminofen)
Parasetamol merupakan derivate para amino fenol dan merupakan
metabolit enasetin yang juga derivate para amino fenol dengan efek
antipiretik yang sama dan telah digunakan sejak tahun 1893. Di
Indonesia, paracetamol serupa dengan obat bebas, misalnya Panadol,
Bodrex, INZA, dan Termorex.

2) Ibuprofen
Ibuprofen adalah turunan sederhana dari asam fenilpropionat. Ibuprofen
oral sering diresepkan dalam dosis yang lebih rendah (<2400 mg/hari),
yang pada dosis ini mempunyai kemanjuran analgesic tetapi bukan
antiinfalmasi. Obat ini tersedia di toko dalam dosis lebih rendah dengan
berbagai merk, salah satunya ialah Proris.

3) Aspirin atau asam asetilsalisilat


Aspirin atau asam asetilsalisilat adalah suatu jenis obat dari keluarga
salisilat yang sering digunakan sebagai analgesic (terhadap rasa sakit atau
nyeri), antipiretik (demam), anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek
antikoagulan dan digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk
mencegah serangan jantung. Beberapa aspirin yang beredar di Indonesia
ialah Bodrexin, Inzana.

Anda mungkin juga menyukai