Anda di halaman 1dari 7

UAS MK.

PENGKAJIAN KMB

Dosen Pengampu : Ns.Amalia Safitrie, M.Kep, Sp.MB

Disusun Oleh :

Kholis Khoirul Huda

P1337420819014

PRODI MAGISTER TERAPAN KEPERAWATAN

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TERAPAN KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2020
LITERATURE REVIEW

JURNAL NYERI PADA PASIEN POST OPERASI ORTHOPEDI

A. Latar Belakang

Bedah orthopedi merupakan tindakan pembedahan yang berhubungan dengan


koreksi deformitas sistem muskuloskeletal dan masalah-masalah orthopedi yang
bertujuan untuk memperbaiki fungsi dengan mengembalikan gerakan dan stabilitas
serta mengurangi nyeri dan distabilitas.
Kasus orthopedi merupakan permasalahan yang terus meningkat, baik di negara
berkembang maupun di negara maju. TheBritish Orthopaedic Association and
National Joint Registry (2012) menyebutkan bahwa pembedahan orthopedi
merupakan jenis pembedahan spesialis yang terbesar ke-sembilan yang dapat
memperbaiki kualitas hidup pasien. Pembedahan orthopedi akibat fraktur juga
merupakan penyebab tertinggi kematian di United States pada rentang usia 1 sampai
37 tahun dan penyebab ke-empat kematian untuk semua usia.
World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa kejadian pembedahan
orthopedi di dunia kurang lebih 13 juta orang di tahun 2008 dengan prevalensi 2,7%,
kurang lebih 18 juta orang di tahun 2009 dengan prevalensi 4,2%, sedangkan tahun
2010 meningkat menjadi 21 juta orang dengan prevalensi 3,5%.
Fraktur merupakan istilah untuk setiap retak atau patah pada tulang yang utuh
yang disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang
tersebut, yang menyebabkan kontinuitas tulang dan tulang rawan hilang, baik yang
bersifat total atau sebagian.Adapun fraktur yang bersifat patologi adalah infeksi,
keganasan, osteoporosis dan abnormalitas tulang (osteogenesis imperfect ), sedangkan
fraktur bersifat non patologis adalah trauma dan repetitive stress5.
Penyebab utama trauma adalah kecelakaan lalu lintas, industri, olah raga dan
rumah tangga. Setiap tahun 60 juta penduduk di Amerika Serikat mengalami trauma
dan 50% memerlukan tindakan medis, 3,6 juta (12% dari 30 juta) membutuhkan
perawatan di rumah sakit dan menghabiskan biaya sebesar 100 milyar dollar (40%)
dari biaya kesehatan di Amerika Serikat. Didapatkan 300 ribu orang diantaranya
menderita kecacatan yang bersifat menetap (1%) dan 8,7 juta orang menderita
kecacatan sementara (30%). Keadaan ini dapat menyebabkan kematian sebanyak 145
ribu orang per tahun (0,5%)6. Di kawasan Asia Pasifik tingkat kecelakaan transportasi
jalan memberikan konstribusi sebesar 44% dari total kecelakaan di dunia, yang di
dalamnya termasuk Indonesia. Kecelakaan lalu lintas di Indonesia oleh World Health
Organization (WHO) dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, di bawah penyakit
jantung koroner dan tuberculosis/TB7. Reeves, Roux, & Lockhart5dalam bukunya
Medical Surgical Nursing, juga menjelaskan bahwa fraktur lebih sering terjadi pada
laki-laki daripada perempuan dengan umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan
dengan olah raga, pekerjaan atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan
bermotor.
Penatalaksanaan patah tulang dilakukan dengan cara membatasi pergerakan
tulang (imobilisasi) dapat dilakukan dengan cara Open Reduction Internal Fixation
(ORIF). ORIF merupakan tindakan operasi dengan menempatkan kembali tulang
yang patah ke tempat semula dengan memasangkan plate dan bone screws ke dalam
tubuh pasien dengan tujuan imobilisasi. Keluhan nyeri sering ditemukan pada pasien
yang menjalani ORIF, bahkan kualitas nyeri setelah ORIF lebih tinggi. Menurut
Sivrikaya (2012), operasi ORIF merupakan tindakan pembedahan dengan tingkat
nyeri paling berat.. Managemen nyeri post operasi fraktur merupakan tindakan sangat
penting bagi dokter dan perawat, WHO (2015) telah merekomendasikan
menggunakan analgesik untuk mengurangi nyeri.
Nyeri adalah bagian dari kesan manusia tentang kehidupan sehari-hari dan
manifestasi dari proses patologis.1 Asosiasi Internasional untuk Studi Nyeri (IASP)
mendefinisikan nyeri sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial. sangat
subjektif tergantung pada persepsi masing-masing individu.
Pemberian obat analgesik dapat mengurangi nyeri karena analgesik dapat
memblokade rasa sakit di perifer dan sistem syaraf pusat, walaupun demikian
pemberian analgetik dapat mengiritasi lambung dan menyebabkan mual. Pasien yang
mendapatkan obat analgesik jenis Ketorolac 30 mg melalui intra vena menyampaikan
masih merasakan nyeri berat. Terapi injeksi analgetik ketorolac 30 mg hanya mampu
menurunkan skala nyeri 1,5. Pasien post operasi fraktur setelah mendapat analgetik
tetap merasakan nyeri dan skala nyeri semakin meningkat setelah 6 jam pasca
pembedahan. Paracetamol injeksi 100 ml khususnya di RSUD Dr. Soediran Mangun
Soemarso sering digunakan, namun laporan dari pasien menyampaikan bahwa 1-4
jam awal nyeri berkurang namun pada jam berikutnya nyeri mulai muncul, hal ini
disebabkan bahwa paracetamol injeksi mempunyai waktu paruh 1-4 jam saja.
Penanganan masalah nyeri post operasi dapat dilakukan dengan terapi non
farmakologi, ada beberapa contoh terapi farmakologi yang dapat dilakukan seperti
tarik nafas dalam, kompres dingin, terapi musik dan hipnoterapi.

B. Masalah Klinis Jurnal


Masalah klinis merupakan suatu hal yang tidak sesuai dengan standar pada area
klinik. Masalah klinis yang dapat dilakukan sesuai dengan latar belakang diatas
adalah nyeri pada pasien post operasi fraktur.

C. Penelusuran Jurnal Riset


Penelusuran literature dilakukan melalui tinjauan sistematis mencakup studi
kuantitatif dan kualitatif yang meneliti tentang variabel nyeri pada pasien post operasi
orthopedi dan beberapa contoh intervensi untuk menangani masalah nyeri. Terdapat 5
jurnal yang dipilih untuk dimasukkan dalam analisa akhir setelah diberikan intervensi
pada nyeri pasien post operasi orthopedic, dan daftar referensi publikasi yang
disertakan. Pada tindakan operasi orthopedi seperti ORIF (Open Reduction Internal
Fixation) dapat menimbulkan efek nyeri. Nyeri dapat mengganggu kenyamanan klien
dan dapat mempengaruhi prose kesembuhan. Intervensi non farmakologi dipilih untuk
menangani masalah nyeri, seperti dari beberapa jurnal pada referensi ini.
D. Critical Appraisal
No Peneliti / Tahun Judul Tujuan Desain Penelitian Hasil
1 Miranti Florencia Iswari Gambaran Tingkat Nyeri Untuk mengetahui Desain penelitian yang Berdasarkan hasil penelitian
(2016) Dan Kecemasan Pasien gambaran tingkat nyeri digunakan adalah yang telah dilakukan di ruang
Post Operasi Orthopedi dan kecemasan pada survey deskriptif yaitu perawatan bedah RSMP
Di Rumah Sakit pasien post operasi untuk menggambarkan Palembang dapat disimpulkan
Muhammadiyah orthopedi tingkat nyeri dan bahwa Sebagian besar pasien
Palembang kecemasan pada post operasi orthopedi berada
pasien post operasi pada tingkat nyeri berat yaitu:
orthopedi di Rumah sebanyak 56,7% dan
Sakit Muhammadiyah mengalami cemas berat sebesar
Palembang 66,7%.
2 David Wicaksono, Lilik Pain Level Of Untuk mengetahui Penelitian ini Dalam penelitian ini, ada lebih
Herawati, Herdy Postoperative Orthopedic gambaran level nyeri merupakan penelitian banyak pasien yang mengeluh
Sulistyono Patients At Dr. Soetomo pasien post operasi analitik observasional nyeri 24 jam pasca operasi
(2019) General Hospital orthopedi di RS Dr. dan pendekatan cross dibandingkan dengan 1 jam
Soetomo sectional. Sampel pasca operasi. Ada perbedaan
dalam penelitian ini yang signifikan antara tingkat
adalah pasien pasca nyeri pada satu jam pasca
operasi dengan operasi dan tingkat nyeri pasca
ortopedi ekstremis di operasi 24 jam. Perbedaan-
Ruang Pemulihan perbedaan ini dapat
Gedung Bedah Pusat dipengaruhi oleh individu
Terpadu dan Bangsal faktor pasien seperti jenis
Bedah di Rumah Sakit kelamin, riwayat operasi, dan
Umum Dr. Soetomo. tingkat pendidikan serta faktor
dari tenaga medis baik dalam
menilai dan mengelola rasa
sakit pasca operasi pada pasien.
Pasien pada 24 jam pasca
operasi, mungkin ada
sensitisasi perifer atau sentral
karena keterlambatan atau
pengobatan nyeri yang tidak
memadai sehingga rasa sakit
yang dirasakan pada 24 pasca
operasi menjadi lebih tinggi.
3 Sumardi, Arlina Dewi, Sri Pengaruh Nafas
Sumaryani Dalam Dan
(2019) Mendengarkan
Musik Gamelan
Terhadap Tingkat
Nyeri Pasien
Post Operasi Fraktur
Di Rsud Dr. Soediran
Mangun Sumarso
Wonogiri
4
5

Anda mungkin juga menyukai