Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MENJELASKAN INDIKASI TENTANG PEMBERIAN OBAT

Dosen Pengampuh:
Ns. Ferasinta, S.kep.,M.kep.

Disusun oleh:
Kelompok 1
1. M. Ihsan Hakim ( 2214201054 )
2. Reza Pahlevi ( 2214201078 )
3. Vionna Angellia ( 2214201065 )
4. Dinda Selse ( 2214201073 )
5. Ririn Oktariani ( 2214201072 )
6. Suja Maharani ( 2214201087 )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI ILMU KEPERAWATAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan atas berkat dan rahmatnya yang di berikan oleh
Tuhan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa ada
halangan yang tidak diinginkan.

Makalah ini disusun dengan maksud memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi
Keperawatan, terciptanya makalah ini tidak hanya hasil dari kerja keras kami, melainkan banyak
pihak-pihak yang memberikan dorongan-dorongan motivasi sehingga pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu kami selaku dosen pengampu pada mata
kuliah Jaringan Nirkabel.

Sekali lagi kami mengucapkan banyak terimakasih atas terselesainya makalah


ini. Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesan sempurna.
Untuk itu mohon kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini diwaktu
mendatang.

Bengkulu, 31 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
2.1 PENGERTIAN INDIKASI OBAT........................................................................................2
2.2 PRINSIP PEMBERIAN OBAT.............................................................................................3
2.3 CARA-CARA PEMBERIAN OBAT....................................................................................5
2.4 OBAT TANPA INDIKASI....................................................................................................5
2.5 PENGGUNAAN OBAT RASIONAL...................................................................................6
BAB III PENUTUPAN...................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................................9
3.2 SARAN..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat adalah sebuah substansi yang berasal dari tumbuhan, hewan,
mineral maupun zat kimia tertentu yang diberikan pada manusia guna sebagai
pengobatan maupun pencegahan terhadap berbagai gangguan yangterjadi dalam tubuh
manusia.
Pemberian obat adalah elemen kritis dalam praktik medis yang memengaruhi
kondisi dan kualitas hidup pasien. Seiring dengan kemajuan ilmu kedokteran, berbagai
jenis obat telah dikembangkan untuk mengobati beragam penyakit dan kondisi kesehatan.
Namun, penggunaan obat yang tidak tepat, seperti dosis yang salah atau pemberian obat
tanpa alasan yang jelas, dapat berdampak negatif pada pasien, termasuk potensi efek
samping yang merugikan. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang indikasi
dalam pemberian obat adalah suatu keharusan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1) Apa itu indikasi obat.
2) Ada berapa prinsip pemberian obat dengan aman
3) Bagaimana cara pemberian obat
4) Apa jadinya jika obat tanpa indikasi

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
1) Memahami indikasi obat.
2) Mengetahui prinsip pemberian obat dengan aman.
3) Mengetahui cara pemberian obat.
4) Mengetahui penyebab jika obat tanpa indikasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN INDIKASI OBAT


Obat yaitu zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi pada organ tubuh
manusia. Definisi lain menjelaskan obat merupakan sejenis subtansi yang digunakan
dalam proses diagnosis, pengobatan, penyembuhan dan perbaikan maupun pencegahan
terhadap gangguan kesehatan tubuh. Obat adalah sejenis terapi primer yang memiliki
hubungan erat dengan proses penyembuhan sebuah penyakit.

Indikasi adalah informasi yang menjelaskan tentang khasiat obat, misalnya


parasetamol memilki indikasi atau khasiat sebagai penurun panas dan penghilang rasa
sakit.

Pemahaman yang baik tentang indikasi obat memiliki dampak besar pada praktik
medis, yaitu:

 Memastikan pasien menerima perawatan yang sesuai dengan kondisinya,


meningkatkan kemungkinan kesembuhan atau perbaikan.
 Mengurangi risiko efek samping yang tidak perlu yang dapat merugikan
pasien.
 Mencegah penggunaan obat off-label, yaitu penggunaan obat untuk indikasi
yang tidak disetujui, yang dapat membahayakan pasien.
 Meningkatkan efektivitas perawatan dengan memastikan obat yang diberikan
tepat sasaran.

2
2.2 PRINSIP PEMBERIAN OBAT

1) Benar obat

Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya, perawat harus memperhatikan


kebenaran obat sebanyak 3 kali, ketika memindahkan obat dari tempat
penyimpanan, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ke tempat
penyimpanan. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat diberikan
sekaligus membantu perawat mengingat nama obat dan kerjanya

2) Benar dosis

Dosis yang diberikan sesuai dengan kondisi klien dalam batasyang


direkomendasikan. Selain itu perawat harus teliti menghitungsecara akurat jumlah
dosis yang akan diberikan denganpertimbangan ketersediaan obat dan berat
badan pasien. Selain ituperlu melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat
tertentu.

3) Benar pasien

Identifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomorregister,


alamat dan program pengobatan. Dalam pemberian obat,pasien berhak
mengetahui alasan obat diberikan, menolakpenggunaan obat . Selain itu
perlu diperhatikan perbedaan klienapabila ditemukan nama yang sama

4) Benar cara pemberian

Dalam pemberian obat perlu diperhatikan cara pemberian obattersebut


apakah secara oral, parenteral, topikal, rektal ataupuninhalasi.

5) Benar waktu

Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telahditetapkan,


dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalamsehari. Pemberian obat juga
harus sesuai dengan waktu paruh obat.Perlu diperhatikan pula pemberiannya
sebelum makan, setelahmakan atau bersamaan dengan makanan karena ada

3
obat-obattertentu yang dapat mengiritasi mukosa lambung sehingga
perlubersamaan dengan makanan. Perawat juga perlu meneliti apakahpasien
dijadwalkan untuk melakukan pemeriksaan diagnostikseperti tes gula darah
puasa yang merupakan kontra indikasipemberian obat.

6) Benar dokumentasi

Setelah obat diberikan, harus didokumentasikan dosis, rute,waktu,


oleh siapa obat itu diberikan. Pemberian obat harus sesuaidengan standar operasional
prosedur yang telah ditetapkan. Selainitu respon pasien mengenai obat yang
diberikan juga perlu untukdidokumentasikan.

7) Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi pasien

Perawat memiliki tanggung jawan dalam melakukan pendidikankesehatan


pada pasien dan keluarga terutama yang berkaitan denganobat seperti manfaat,
penggunaan yang baik dan benar, alasan terapidiberikan, hasil yang diharapkan,
efek samping dan reaksi yangterjadi, interaksi obat dengan makanan.

8) Hak pasien untuk menolak

Pasien berhak untuk menolak pemberian obat, dalam hal iniperawat


harus memberikan informed consent pada pasien.

9) Benar pengkajian

Perawat harus memeriksa tanda-tanda vital sebelum pemberian obat

10) Benar evaluasi

Perawat harus memantau efek kerja obat setelah pemberian

4
11) Benar reaksi terhadap makanan

Obat memiliki efektifitas jika diberikan pada waktu yang tepat,misalnya


sebelum makan atau setelah makan

2.3 CARA-CARA PEMBERIAN OBAT

Ada 6 cara pemberian obat yaitu :

A. Oral
rute pemberian yang paling umum dan paling banyakdipakai dan paling
nyaman dan aman.

B. Parenteral
melalui intravena, intramuskuler, intracutan maupun subcutan

C. Topikal
yakni pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa.

D. Rektal
pemberian obat melalui rute rektal berupa enema atau supositoria

E. Inhalasi
pemberian obat melalui saluran pernapasan.

F. Intravagina
pemberian obat untuk keputihan seperti anti jamur.

2.4 OBAT TANPA INDIKASI

Pemberian obat tanpa indikasi disamping merugikan Pasien secara finansial juga
dapat merugikan Pasien dengan kemungkinan munculnya efek yang tidak
dikehendaki. Pemberian obat tanpa indikasi ini dapat disebabkan oleh:

a) Pasien menggunakan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit


pada saat ini.
b) penyakit Pasien terkait dengan penyalahgunaan obat, alkohol atau
merokok.
5
c) kondisi medis Pasien lebih baik ditangani dengan terapi non obat
d) Pasien memperoleh polifarmasi untuk kondisi yang indikasinya
cukup mendapat terapi obat tunggal
e) Pasien memperoleh terapi obat untuk mengatasi efek obat yang tidak
dikehendaki yang disebabkan oleh obat lain yang seharusnya dapat
diganti dengan obat yang lebih sedikit efek sampingnya .

2.5 PENGGUNAAN OBAT RASIONAL

Kementerian Kesehatan RI 2011 dalam modul penggunaan obat rasional


menyatakan WHO memperkirakan bahwa lebih dari separuh dari seluruh obat di
dunia diresepkan, diberikan dan dijual dengan cara yang tidak tepat dan separuh dari
pasien menggunakan obat secara tidak tepat. Tujuan dari penggunaan obat rasional
adalah untuk menjamin pasien mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan
kebutuhannya, untuk periode waktu yang adekuat dengan harga yang terjangkau.
Untuk tercapainya tujuan tersebut penggunaan obat rasional harus memenuhi
kriteria-kriteria berikut:

1) Tepat diagnosis
Penggunaan obat disebut rasional jika diberikan untuk diagnosis yang
tepat. Jika diagnosis tidak ditegakkan dengan benar, maka pemilihan obat akan
terpaksa mengacu pada diagnosis yang keliru tersebut. Akibatnya obat yang
diberikan juga tidak akan sesuai dengan indikasi yang seharusnya.

2) Tepat indikasi
Penyakit Setiap obat memiliki spektrum terapi yang spesifik. Antibiotik,
misalnya diindikasikan untuk infeksi bakteri. Pemberian obat ini hanya dianjurkan
untuk pasien yang memberi gejala adanya infeksi bakteri.

3) Tepat pemilihan
Obat Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis
ditegakkan dengan benar. Obat yang dipilih harus yang memiliki efek terapi
sesuai dengan spektrum penyakit.

4) Tepat dosis
Dosis, cara dan lama pemberian obat sangat berpengaruh terhadap efek
terapi obat. Pemberian dosis yang berlebihan, khususnya untuk obat yang dengan
rentang terapi yang sempit, akan sangat beresiko timbulnya efek samping.

6
Sebaliknya dosis yang terlalu kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar terapi
yang diharapkan.

5) Tepat cara pemberian


Obat Antasida seharusnya dikunyah dulu baru ditelan. Demikian pula
antibiotik tidak boleh dicampur dengan susu, karena akan membentuk ikatan,
sehingga menjadi tidak dapat diabsorpsi dan menurunkan efektivitasnya.

6) Tepat interval waktu pemberian


Cara pemberian obat hendaknya dibuat sesederhana mungkin dan praktis,
agar mudah ditaati oleh pasien. Makin sering frekuensi pemberian obat per hari
(misalnya 4 kali sehari), semakin rendah tingkat ketaatan minum obat. Obat yang
harus diminum 3 x sehari harus diartikan bahwa obat tersebut harus diminum
dengan interval setiap 8 jam.

7) Tepat lama pemberian


Lama pemberian obat harus tepat sesuai penyakitnya masingmasing.
Untuk Tuberkulosis dan Kusta, lama pemberian paling singkat adalah 6 bulan.
Lama pemberian kloramfenikol pada demam tifoid adalah 10-14 hari. Pemberian
obat yang terlalu singkat atau terlalu lama dari yang seharusnya akan berpengaruh
terhadap hasil pengobatan.

8) Waspada terhadap efek samping


Pemberian obat potensial menimbulkan efek samping, yaitu efek tidak
diinginkan yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi, karena itu muka
merah setelah pemberian atropin bukan alergi, tetapi efek samping sehubungan
vasodilatasi pembuluh darah di wajah. Pemberian. tetrasiklin tidak boleh
dilakukan pada anak kurang dari 12 tahun, karena menimbulkan kelainan pada
gigi dan tulang yang sedang tumbuh.

9) Tepat penilaian kondisi pasien


Respon individu terhadap efek obat sangat beragam. Hal ini lebih jelas
terlihat pada beberapa jenis obat seperti teofilin dan aminoglikosida. Pada
penderita dengan kelainan ginjal, pemberian aminoglikosida sebaiknya
dihindarkan, karena resiko terjadinya nefrotoksisitas pada kelompok ini
meningkat secara bermakna.

10) Tepat informasi


Informasi yang tepat dan benar dalam penggunaan obat sangat penting
dalam menunjang keberhasilan terapi.
11) Tepat tindak lanjut (follow-up)
7
Pada saat memutuskan pemberian terapi, harus sudah dipertimbangkan
upaya tindak lanjut yang diperlukan, misalnya jika pasien tidak sembuh atau
mengalami efek samping.

12) Tepat penyerahan obat (dispensing)


Penggunaan obat rasional melibatkan juga dispenser sebagai penyerah
obat dan pasien sendiri sebagai konsumen. Pada saat resep dibawa ke apotek atau
tempat penyerahan obat di Puskesmas, apoteker/asisten apoteker menyiapkan obat
yang dituliskan peresep pada lembar resep untuk kemudian diberikan kepada
pasien. Proses penyiapan dan penyerahan harus dilakukan secara tepat, agar
pasien mendapatkan obat sebagaimana harusnya. Dalam menyerahkan obat juga
petugas harus memberikan informasi yang tepat kepada pasien.

13) Kepatuhan pasien


Kepatuhan Pasien adalah pasien dapat patuh terhadap perintah pengobatan
yang dibutuhkan

BAB III

8
PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN
Indikasi adalah informasi yang menjelaskan tentang khasiat obat, misalnya
parasetamol memilki indikasi atau khasiat sebagai penurun panas dan penghilang
rasa sakit.
Obat yaitu zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi pada organ
tubuh manusia. Definisi lain menjelaskan obat merupakan sejenis subtansi yang
digunakan dalam proses diagnosis, pengobatan, penyembuhan dan perbaikan maupun
pencegahan terhadap gangguan kesehatan tubuh. Obat adalah sejenis terapi primer
yang memiliki hubungan erat dengan proses penyembuhan sebuah penyakit.\

3.2 SARAN
Mendorong kolaborasi antar disiplin medis untuk mendukung pengambilan
keputusan yang lebih holistik. Memanfaatkan teknologi informasi dan sistem
pendukung keputusan klinis guna meningkatkan ketepatan dalam menentukan
indikasi pemberian obat. Melibatkan pasien secara aktif dalam proses pengambilan
keputusan dan memberikan informasi yang jelas tentang obat yang diberikan.
Mendukung penelitian lanjutan dalam farmakologi untuk memahami lebih dalam
efikasi obat dan mengatasi tantangan seperti resistensi obat. Memantau efek samping
dan interaksi obat secara cermat untuk meningkatkan keselamatan pasien dalam
penggunaan obat.

DAFTAR PUSTAKA

9
KrakatauMedika. Pentingnya Informasi Obat untuk Kesembuhan
https://krakataumedika.com/info-media/artikel/pentingnya-informasi-obat-untuk-
kesembuhan

Deniza (2012) ‘6 Prinsip Benar Pemberian Obat’, FkM unair

Didona, N. (2013). Sediaan Obat dan Dosis Obat. Jakarta: Erlangga

Edoprata (2011) ‘12 Benar Prinsip Pemberian Obat’, YOGYAKARTA.

Gramediablog. Pentingnya Mengetahui Pengertian Kontraindikasi di Kemasan Obat


https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kontraindikasi/

10

Anda mungkin juga menyukai