Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PROSEDUR PEMBERIAN OBAT

DOSEN : ETI NOVIATUL HIKMAH S.Tr,Keb.,M.KM

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 2


: BUNGA USWATUN HASANAH
: SRI RAHMADANI
: DITA LESTARI
: HAERUNISAH
: ERIKA
: SURYATI

PROGRAM D III KEBIDANAN


AKADEMI KRBIDANAN HARAPAN BUNDA BIMA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji yukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman teman sekalian.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………..4
A. Latar belakang………………………………………………………………………………………4
B. Rumusan masalah………………………………………………………………………………..4
C. Tujuan …………………………………………………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………5
1. pentingnya pemberian obat………………………………………………………………..5
2. standar obat…………………………………………………………………………………………5
3. Persiapan pemberian obat…………………………………………………………………..5
BAB III KESIMPULAN…………………………………………………………………………………6
 Kesimpulan………………………………………………………………………………………….6
 Saran…………………………………………………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu tugas terpenting seorang perawat/bidan adalah memberi obat yang aman dan akurat
kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah.
Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan
klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau
berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai
dengan anjuran yang sebenarnya.

Seorang perawat/bidan juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek
samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan tepat,
memantau respon klien, dan membantu klien untuk menggunakannya dengan benar dan
berasarkan pengetahun.

B. Rumusan masalah
1. Pentingnya pemberian obat
2. Apa saja standar pemberian obat?
3. Bagaimana persiapan pemberian obat?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pentingnya pemberian obat


2. Untuk mengetahui Standar pemberian obat
3. Untuk mengetahui Persiapan pemberian obat
BAB II
PENDAHULUAN

1. Pentingnya pemberian Obat

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi,
untuk manusia (UU No. 36 Thn 2009).

Dalam dunia kesehatan khususnya dalam dunia keperawatan, obat sudah menjadi
salah satu komponen yang umum ditemui sehari hari serta telah menjadi bagian
penting dalam melakukan proses pengobatan.
Seorang tenaga medis yang akan bekerja secara langsung dalam pemenuhan asuhan kebidanan
sangat membutuhkan keterampilan dalam tindakan medis berupa pengobatan sehingga tidak
menimbulkan berbagai macam kesalahan seperti Seorang tenaga medis yang akan bekerja
secara langsung dalam pemenuhan asuhan kebidanan sangat membutuhkan keterampilan
dalam tindakan medis berupa pengobatan sehingga tidak menimbulkan berbagai macam
kesalahan seperti dugaan dugaan maalpraktik dan sebagainya, maka dari itu seorang tenaga
medis selain harus mengetahui pengetahuan serta tehnik pemberian obat dengan baik, juga
harus memahami betul mengenai tahapan proses pemberian obat dengan baik pula.

Tenaga medis bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan yang aman.Tenaga medis
harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan
perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang
direkomendasikan.

Sebelum memberikan obat kepada pasien, ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan
untuk menjamin keamanan dalam pemberian obat, di antaranya:
1. Tepat Obat
Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas medis harus memerhatikan kebenaran
obat sebanyak tiga kali, yakni: ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat
obat diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ketempat penyimpanan.
2. Tepat Dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka penentuan dosis harus
diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes,
gelas ukur, spuit atau sendok khusus; alat untukmembelah tablet; dan lain-lain. Dengan
demikan, penghitungan dosis benar untuk diberikan ke pasien.
3. Tepat Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan. Hal ini
dilakukan dengan mengidentifikasi kebenaran obat, yaitu mencocokan nama, nomor regisyter,
alamat, dan program pengobatan pada pasien.
4. Tepat Jalur Pemberian
Kesalahan rute pemberiandapat menimbulkan sistemik yang fatal pada pasien. Untuk itu,
cara pemberiannya adalah dengan melihat cara pemberian/jalur obat pada label
5. Tepat Waktu
Pemberian harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan, karena
berhubungan dngan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.

2. STANDAR OBAT

Obat merupakan subtansi asing yang dimasukan ke dalam tubuh manusia guna untuk
menimbulkan atau menghasilkan efek - efek pengobatan atau terapi. Dalam penggunaanya,
tentus aja oabt ini tidak boleh digunakan asal-asalan apalagi jika sampai digunakan karena
berdasarkan insting belaka, hal hal tersebut tentu saja dapat membahayakan. Maka dari itu
sebelum pemberian obat dilakukan, alangkah lebih baik jika kita mengetahui bagaimana standar
obat yang baik, diantaranya:

a. Kemurnian, yaitu bahwa obat mengandungg unsure keaslian, tidak ada percampuran.
b. Standar potensi yang baik.
c. Memiliki bioavailability yaitu keseimbangan setiap senyawa di dalam obat.
d. Adanya keamanan.
e. Efektivitas.

C. PERSIAPAN PEMBERIAN OBAT

1. Pemberian Obat Melalui Oral


Pemberian obat melalui mulut dilakukan dengan tujuan mencegah, mengobati.
dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.

a. Persiapan Alat dan Bahan :


1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat dan tempatnya.
3) Air minum dalam tempatnya.
b. Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat
tempat.
4) Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah yang
dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan
tangan. Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya. Kaji kesulitan menelan.
Bila ada, jadian tablet dalam bentuk bubuk dan campur dengan minuman. Kaji denyut nadi dan
tekanan darah sebelum pemberian obat yang membutuhkan pengkajian.
5) Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi respons terhadap
obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
6) Cuci tangan.

2. Pemberian Obat Melalui Sublingul


Pemberian obat melalui sublingual merupakan rute pemberian obat yang absorpsinya baik
melalui jaringan, kapiler di bawah lidah. Obat-obat ini mudah diberikan sendiri. Karena tidak
melalui lambung, sifat kelabilan dalam asam dan permeabilitas usus tidak perlu dipikirkan.
a. Persiapan Alat dan Bahan:

1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.


2) Obat yang sudah ditentukan dalam tempatnya.

b. Prosedur Kerja :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Memberikan obat kepada pasien.
4) Memberitahu pasien agar meletakkan obat pada bagian bawah lidah, hingga terlarut
seluruhnya.
5) Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan berbicara selama obat
belum terlaru…

3) Obat yang sudah ditentukan dalam tempatnya.

Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Memberikan obat kepada pasien.
4) Memberitahu pasien agar meletakkan obat diantara gusi dan selaput mukosa
pipi sampai habis diabsorbsi seluruhnya. 5) Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut,
tidak minum dan berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya. 6) Catat perubahan dan
reaksi terhadap pemberian. Evaluasi respons terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian
obat.

4) Menyiapkan Obat Dari Ampul Dan Vial

1. Menyiapkan obat ampul

a. Persiapan alat
1) Catatan pemberian obat atau kartu obat
2) Ampul obat sesuai resep
3) Spuit dan jarum yang sesuai
4) Jarum steril ekstra (bila perlu)
5) Kapas alcohol
6) Kassa steri
7) Baki obat
8) Gergaji ampul (bila perlu)
9) Label obat
10) Bak spuit
11) Bengkok

b. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan obat dari ampul

1) Pertahankan sterilitas spuit, jarum dan obat ketika mempersiapkan obat dengan
menggunakan prinsip steril
2) Buang bekas ampul pada tempat khusus setelah dibungkus dengan kertas tissue

c. Prosedur kerja
1) Cuci tangan
2) Siapkan alat-alat
3) Periksa label obat dengan catatan pemberian obat sesuai dengan prinsip 5 benar yaitu benar
nama pasien…

5) Menyiapkan obat vial


a. Peralatan
1) Catatan pemberian obat atau kartu obat
2) Spuit dan jarum yang sesuai
3) Vial obat sesuai resep
4) Jarum steril ekstra (bila perlu)
5) Kapas alcohol
6) Baki obat
7) Label obat
8) Bak spuit

6) Konsep dan Teknik Pemberian Obat Melalui Intervena (Selang IV),


Intracutan (IC), Subcutan (SC), dan Intramuscular (IM) Pemberian Obat Melalui
Intervena (selang IV)

a. Alat dan bahan :


1) Spuit dan jarum sesuai ukuran
2) Obat dalam tempatnya
3) Selang intravena
4) Kapas alcohol

b. Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3) Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.
4) Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena
5) Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran
6) Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan
masukkan obat perlahan-lahan ke dalam selang
intravena.
7) Setelah selesai tarik spuit.
8) Periksa kecepatan infuse dan observasi reaksi obat
9) cuci tangan
10) catat obat yang telahdi berikan dan dosisinya

7) Pemberian Obat Melalui Jaringan Intrakutan (IC) Memberikan atau memasukkan obat ke
dalam jaringan kulit dilakukan sebagai
tes reaksi alergi terhadap jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui
jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis. Secara umum, dilakukan pada
daerah lengan, tangan bagian ventral.
a. Persiapan Alat dan Bahan:
1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat dalam tempatnya. 3) Spuit 1 cc/spuit insulin.
4) Kapas alkohol dalam tempatnya.
5) Cairan pelarut.
6) Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit).
7) Bengkok.
8) Perlak dan alasnya.

b. Prosedur Kerja:

1) Cuci tangan.
2) Jelaskan ada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Bebaskan daerah yang akan disuntik. Bila…

8). Pemberian Obat Melalui Jaringan Subcutan (SC)

Pemberian obat melalui suntikan di bawah kulit dapat dilakukan pada daerah lengan atas
sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar
umbilikus (abdomen). Umumnya, pemberian obat melalui jaringan subkutan ini dilakukan dalam
program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Terdapat dua
tipe larutan insulin yang diberikan, yaitu jernih dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat
(insulin reguler). Larutan yang keruh termasuk tipe lambat karena adanya penambahan protein
sehingga memperlambat absorpsi obat. a. Persiapan Alat dan Bahan:

1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.


2) Obat dalam tempatnya.
3) Cairan pelarut.
4) Bak injeksi.
5) Bengkok.
6) Perlak dan alasnya.
b. Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Bebaskan daerah yang disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian.
Apabila menggunakan baju, maka dibuka atau dikeataskan.
4) Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan siberikan.
Setelah itu, tempatkan pada bak injeksi.
5) Desinfeksi dengan kapas alcohol
6) Tegakkan dengan tangan kiri (daerh yang akan dilakukan suntikan
subkutan).
7) Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas, yang sudut 450 dengan
permukaan kulit.
8) Lakukan aspirasi. Bila tidak ada daerah, semprotkan obat perlahan-lahan
hingga habis.
9) Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Masukan spuit yang telah
dipakai ke dalam bengkok.
10) Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis/dosis obat.
11) Cuci tangan.
9). Pemberian Obat Melalui intramuscular (IM)

Memberikan obat melalui intramaskular merupakan pemberian obat dengan memasukannya


kedalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat dilakukan di dorsogluteal (posisi tengkurak),
ventrogluteal (posisi berbaring), vastus lateralis (daerah paha), atau deltoid (lengan atas).
Tujuannya agar absorsi obat dapat lebih cepat.

a. Persiapan alat dan bahan:

1) Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.


2) Obat dalam tempatnya.
3) Spuit dan jarum yang sesuai dengan ukuran: untuk orang dewasa,
panjangnya 2,5-3,75 cm sedangkan untuk anak, panjangnya 1,25-1,5 cm.
4) Kapas alcohol dalam tempatnya.
5) Cairan pelarut.
6) Bak injeksi.
7) Bengkok.

b. Prosedur kerja:

1) Cuci tangan
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Ambil obat kemudian masuk kedalam spuit sesuai dengan dosis. Setelah itu, letakan pada bak
injeksi.
4) Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (lihat lokasi penyuntikan).
5) Disenfeksi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
6) Lakukan penyuntikan:
Dorsogluteal, dengan menganjurkan pasien untuk tengkurap dan lututnya di putar kea rah
dalam atau miring. Fleksikan lutut bagian atas dan pinggul, serta letakan didepan tungkai
bawah. Ventrogluteal, dengan menganjurkan pasien untuk miring, tengkurap, atau terlentang.
Lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi.
Vastuslateralis (paha), menganjurkan pasien untuk berbaring telentang dengan lutut sedikit
fleksi. Deltoid (lengan atas), dengan menganjurkan pasien untuk duduk atau berbaring
mendatar dan dengan lengan atas fleks.
BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan

Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien, diantaranya sub
kutan, intra kutan, intra muscular, dan intra vena. Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu
diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat.

 Saran

Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak baik jika
kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya
bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan
sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri
maupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: Salemba Medika

Joyce.K.(1996). Farmakologi pendekatan proses keperawatan. Jakarta: EGC

Kozier, Barbara.(2000). Fundamental of nursing: concepts,prosess and practice: sixth

edition. California Potter (2000). Guide to basic: skill and prossedur dasar. Jakarta: FGC
print

Anda mungkin juga menyukai