Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KETERAMPILAN DASAR KEPERAWATAN

KONSEP PEMBERIAN OBAT TOPICAL DAN SUPOSITORIA

DOSEN PEMBIMBING:

TRI ARIANINGSIH, S.Kep, Ns, M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:

1). NOVI SYAFITRI NIM: 172311033

2). RASI DAYANTI NIM: 172311041

3). RATRI WULANDARI NIM: 172311042

4). SARAH AMELIA NIM: 172311049

5). RAHMAT NUR SIREGAR NIM: 172311062

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH

TANJUNGPINANG

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep
Pemberian Obat Topical dan Supositoria” sebagai tugas terhadap mata kuliah Keterampilan
Dasar Keperawatan, dengan sebaik mungkin sesuai kemampuan yang kami miliki.
Dalam proses penulisan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak membantu dalam proses penyusunan sehingga penyelesaian makalah ini.
Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Dosen Pembimbing kami yakni ibu Tri Arianingsih, S.Kep, Ns, M.Kep yang telah
memberikan arahan serta masukan-masukan dalam proses penyelesaian makalah ini.

2. Para rekan-rekan kelompok yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini
Kami menyadari keterbatasan akan pengetahuan dan kemampuan yang menjadi kendal dalam
kesempurnaan penyusunan makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna memperbaiki kesalahan dimasa mendatang. Sekian yang dapat
kami sampaikan, atas perhatian nya kami ucapkan terimakasih.

Tanjungpinang, 29 Februari 2024

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3


A. Pengertian Obat Topical & Supositorial.........................................................................3

B. Jenis-jenis Obat Topical & Supositorial.........................................................................4

C. Hal-hal yang Harus diperhatikan dalam Pemberian Obat .............................................5

D. Prosedur Pelaksanaan dalam Pemberian Obat Supositorial & Topical…….................7

BAB III PENUTUP ........................................................................................................11


A. Kesimpulan ..................................................................................................................11
B. Saran .............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberian medikasi merupakan salah satu fungsi terpenting dalam keperawatan.
Fungsi ini juga merupakan salah satu fungsi yang berisiko sangat tinggi menyebabkan
bahaya pada klien. Penting untuk mengikuti aturan pemberian yang aman dengan
sungguh-sungguh. Pada saat pemberian obat untuk memastikan keamanan setiap klien,
setiap perawat harus familiar dengan rute pemberian yang direkomendasikan, dosis, kerja
yang diharapkan, kemungkinan efek samping, dan pertimbangan keperawatan terhadap
medikasi yang diresepkan (Kowalski, 2017).

Obat merupakan semua zat kimiawi, hewan dan nabati dalam dosis yang layak dapat
menyembuhkan, meringankan dan mencegah penyakit atau gejalanya. Pemberian obat
yang aman dan juga akurat merupakan tugas dari seorang perawat dalam memberikan
usaha pengoptimalan derajat kesehatan pasien. Obat bekerja dengan menghasilkan efek
terapeutik yang bermanfaat bagi tubuh pasien.

Memberikan obat dengan benar dan tepat akan memberikan hasil yang lebih baik dan
lebih optimal, sehingga proses absorpsi didalam tubuh akan memberikan penyembuhan
yang efektif. Sehingga diperlukan tindakan yang tepat seperti penghitungan dosis,
penyediaan obat yang tepat dan cara pemberian obat yang benar. Kesalahan dalam
memberikan dosis dan cara pemberian obat, akan bisa berdampak buruk dan sampai
terjadi kematian terhadap pasien.

1
Oleh karena itu, perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif jika
membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien dalam membangun
pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengonsultasikan setiap obat yang
dipesankan dan turut serta bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang
pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain, salah satunya termasuk dalam
pemberian obat kepada pasien dengan cara yang tepat.

Dalam pembahasan kali ini, akan membahas mengenai pemberian obat kepada
pasien secara topical dan supositorial, karena seorang perawat dituntut untuk memahami
keadaan dan kondisi pasien dalam memberikan tindakan yang terbaik untuk
mengoptimalkan derajat kesehatan pasien itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana konsep pemberian obat topical dan supositoria?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan umum dari masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1) Makalah ini bertujuan supaya mahasiswa mengetahui dan memahami pemberian
obat secara topical dan supositoria.
Adapun tujuan khusus dari masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1) Mengetauhi apa itu pengertian obat topical dan supositorial.
2) Mengetauhi jenis-jenis obat yang dapat diberikan kepada pasien.
3) Mengetauhi hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan dalam
pemberian obat kepada pasien.
4) Mengetauhi prosedur pelaksanaan dalam pemberian obat kepada pasien.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Obat Topikal dan Supositorial


Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara lokal pada kulit atau
pada membran area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum. (Christine Juliana,
2007 : 1). Obat topikal adalah obat yang diberikan pada tempat-tempat tertentu pada kulit
(Steven,1999).

Pemberian obat topical yaitu obat yang diberikan melalui kulit dan membrane
mukosa pada prinsipnya menimbulkan efek local. Pemberian topical dilakukan dengan
mengoleskannya disuatu daerah kulit, memasang balutan yang lembab, merendam bagian
tubuh dalam larutan atau menyediakan air mandi yang dicampur obat. Efek sistemik
timbul jika kulit klien tipis konsentrasi obat tinggi atau jika obat bersentuhan dengan kulit
dalam jangka waktu lama

Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara lokal dengan cara
mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran area mata, hidung, lubang telinga,
vagina dan rectum. Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat topikal pada kulit
adalah obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep. Hal ini dilakukan dengan tujuan
melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi
(contoh : lotion). Pemberian obat topical pada kulit terbatas hanya pada obat-obat tertentu
karena tidak banyak obat yang dapat menembus kulit yang utuh. Keberhasilan
pengobatan topical pada kulit tergantung pada: umur, pemilihan agen topical yang tepat,
lokasi dan luas tubuh yang terkena atau yang sakit, stadium penyakit, penentuan lama
pemakaian obat, penetrasi obat topical pada kulit.

Obat supositoria adalah sediaan obat padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang
diberikan melalui rektal, vagina, maupun uretra, berbentuk torpedo, dapat melunak,
melarut, atau meleleh pada suhu tubuh, dan efek yang ditimbulkan adalah efek sistemik
atau loka. Supositoria adalah obat solid (padat) berbentuk peluru yang dirancang untuk
dimasukkan ke dalam anus/rektum (supositoria rektal), vagina (supositoria vagina), uretra
(supositoria uretra).
Pemberian obat supositoria diberikan pada pasien-pasien khusus yang tidak bisa
mengonsumsi obat secara oral lewat mulut. Hal ini bisa terjadi misalnya pada pasien yang
tidak sadarkan diri, pasien yang jika menerima sediaan oral akan muntah, pasien bayi,
dan pasien lanjut usia, yang juga sedang dalam keadaan tidak memungkinkan untuk
menggunakan sediaan parenteral (obat suntik).

3
B. Jenis-Jenis Obat Topikal dan Supositorial
Jenis-jenis obat yang diberikan melalui topical:
1) Pemberian obat topical pada kulit
Menyiapkan dan memberikan obat secara lokal kepada pasien pada kulit, baik
dalam bentuk padat (obat salep) maupun dalam bentuk cair (minyak,
bethadine) dengan menggosokkan pada kulit yang mengalami gangguan
tertentu, ataupun dengan bentuk serbuk, dengan pertimbangan kepada pasien.
2) Pemberian obat topical pada mata
Menyiapkan dan memberikan obat kepada pasien melalui mata diberikan
dalam bentuk cair/tetes dan salep
3) Pemberian obat pada telinga
Tindakan menyiapkan dan memberikan obat kepada pasien pada telinga
melalui kanal eskternal, berupa tetesan sesuai anjuran dokter.
4) Pemberian obat topical pada hidung
Sediaan obat topical umumnya dalam bentuk tetesan untuk mengobati keluhan
dari hidung. Tujuannya untuk mengencerkan sekresi dan memfasilitasi
drainase dari hidung serta mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus.

Bentuk sediaan obat yang dapat diberikan melalui topical antara lain:
 Lotion
 Shake lotion
 Cream
 Salep
Jenis-jenis obat supositorial yaitu:
a) Kaltrofen supositoria
mengandung kaltrofen yang bekerja dengan cara menurunkan kadar
prostaglandin, yaitu zat kimia penyebab timbulnya demam, nyeri, atau
peradangan, sehingga keluhan yang dialami bisa mereda.
Kaltrofen supositoria tersedia dalam bentuk obat paten dan generik.
Obat paten biasanya diproduksi oleh perusahaan farmasi yang
menciptakan formula obat tersebut, sedangkan obat generik adalah
versi yang lebih terjangkau yang mengandung bahan aktif yang sama
dengan obat paten. Jadi obat kaltrofen supositoria bisa memilih antara
obat paten atau generik sesuai dengan prefensi dan kebutuhan.

4
b) Profeid supositoria
suatu obat yang mengandung zat aktif yang disebut diclofenac sodium.
Diclofenac sodium adalah obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang
digunakan untuk mengurangi peradangan, nyeri, dan demam.
Profeid suppositoria biasanya digunakan untuk mengobati kondisi
seperti nyeri otot dan sendi, arthritis, nyeri pasca operasi, serta kondisi
inflamasi lainnya. Bentuk suppositoria dari obat ini memungkinkan
penyerapan zat aktifnya melalui rektum dan dapat memberikan efek
yang cepat dalam mengurangi nyeri dan peradangan.
profeid supositoria adalah obat paten yang diproduksi oleh perushaan
farmasi yang memiliki hak paten atas formula obat tersebut. Jadi
profeid supositoria termasuk dalam kategori obat paten.
c) Dulcolac supositoria
suatu jenis obat yang digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan,
khususnya untuk mengatasi sembelit. Mengandung bisacodly,
digunakan untuk mengatasi sembelit atau konstipasi dengan
merangsang motilitas usus terutama usus besar.
Dulcolac supositoria adalah oabt generik yang mengandung bahan
aktif bisacoldy. Obat generik seperti dulcolac adalah versi yang lebih
terjangkau dari obat paten yang mengandung bahan aktif yang sama.
Jadi dulcolac supositoria termasuk dalam kategori obat generik.
d) Ketoprofen supositoria
Adalah termasuk obat golongan antiinflamasi non steroid digunakan
untuk migrain, nyeri menstruasi, sakit gigi ataupun demam pada anak
dan juga dewasa.
Ketoprofen supositoria termasuk dalam kategori obat paten. Obat paten
seperti ketoprofen diproduksi oleh perusahaan farmasi yang memiliki
hak paten atas formula obat tersebut.
e) Stsolid supositoria
Merupakan obat yang mengandung diazepam. Diapzepam banyak
digunakan untuk mengobati kecemasan. Ia juga diresepkan untuk
meredakan kejang otot dan bertindak sebagai obat penenang sebelum
prosedur medis. Obat ini bekerja dengan menenangkan otak dan saraf.
Stsolid supositoria termasuk dalam kategori obat paten. Jadi stsolid
supositoria adalah obat paten bukan obat generik.

5
f) Boragino supositoria
Mengandung berbagai kombinasi bahan yang dapat meredakan
peradangan, nyeri, gatal, atau pembengkakan akibat wasir.
Boragino supositoria adalah obat generik yang mengandung bahan
aktif asam borat dan asam salisilat. Jadi boragino supositoria termasuk
dalam obat generik.

C. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat


1. Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa papan identitas di
tempat tidur, gelang identitas atau ditanyakan langsung kepada pasien atau
keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non
verbal dapat dipakai, misalnya dengan pesien menganggukan kepalanya.
2. Benar Obat
Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya
harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya
diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta,
ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika lebelnya tidak terbaca, isinya tidak
boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. Jika pasien meragukan
obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus
ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan
kerjanya.
3. Benar Dosis
Sebelum memberi obat perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu
perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker
sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus
memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis
yang berbeda tiap ampul atau tablet.
4. Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui jumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan sifat kimiawi dan fisik obat serta tempat kerja
yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, siblingual, parenteral, topical,
rektal, inhalasi.

6
5. Benar Waktu
Ini sangat penting khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung
untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat
harus diminum sebelum makan untuk memperoleh kadar yang diperlukan harus
diberi satu jam sebelum makan. Iangat dalam pemberian antibiotik yang tidak
boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat
itu sebelum dapat di serap. Ada obat yang harus diminum setelah makan untuk
menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
6. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan harus didokumentasi, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya atau obat
itu tidak dapat diminum harus dicatat alasannya dan dilaporkan. Secara hukum
perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan
dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi status
kesehatan kllien.

D. Prosedur Pelaksanaan Dalam Pemberian Obat Supositorial dan Topical


A. SOP Pemberian Obat Melalui Suppositorial
1. Pengertian
Pengertian Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan
memasukkan obat melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria.
2. Tujuan supositorial
1.Untuk memberikan efek local dan sistemik
2.Merangsang BAB
3.Melunakkan feses
3.Tahap Persiapan
3.1 Persiapan Alat:
1.Obat supositoria dalam tempatnya
2.Pelumas larut air
3.Pengalas
4.Sarung tangan
5.Tissue
6.Bengkok
3.2 Persiapan Pasien
1.Berikan salam dan memperkenalkan diri
2.Identifikasi dan panggil nama pasien
3.Menjelaskan prosedur dan tujuan pemberian obat kepada pasien dan keluarga
pasien.

7
4.Meminta keluarga dan pengunjung meninggalkan ruangan
5.Memeriksa daftar pemberian obat
3.3 Persiapan Lingkungan
1.Meminta keluarga dan pengunjung meninggalkan ruangan
2.Menutup pintu, jendela dan memasang sampiran atau tirai.

4.Tahap Pelaksanaan

1.Mencuci tangan dan pakai sarung tangan


2.Bebaskan pakaian bawah pasien
3.Mengatur posisi pasien miring kesalah satu sisi, kaki sebelah atas ditekuk
4.Membentangkan pengalas dibawah bokong pasien
5.Pakai sarung tangan
6.Buka supositoria dari kemasannya, lumasi ujungnya dan jari telunjuk tangandominan
7.Regangkan bokong pasien dengan tangan non dominan , sehingga anus terlihat
8.Masukan obat supositoria perlahan-lahan ke dalam anus, sphincter anal interna serta
mengenai dinding rectal ±10 cm pada orang dewasa, ±5 cm pada bayi atau anak
dorong hingga masuk, sambil meminta pasien untuk menarik napas dalam melalui
mulut.
9.Minta pasien agar tidak mengejan dan pastikan obat sudah masuk.
10.Tarik jari anda dan bersihkan area kanal dengan tissue
11.Anjurkan pasien untuk berbaring terlentang atau miring selama ± 5 menit
12.Lepaskan sarung tangan dan letakkan pada bengkok
13.Rapikan pakaian pasien dan lingkungan
14.Bereskan alat
15.Mencuci tangan
16.Catat nama obat, dosis, dan waktu pemberian obat pada catatan obat
17.Observasi adanya efek supositoria ±30 menit setelah obat diberikan.
5.Tahap Akhir

Melakukan evaluasi kepada pasien, kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya,


merapikan alat dan posisi pasien atur senyaman mungkin, dan terakhir melakukan
dokumentasi hasil.

B). SOP Pemberian Obat melalui Topical


1. Pengertian
Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara lokal pada
kulit atau pada membran area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan
rectum.
2. Tujuan
a. Mempertahankan hidrasi
b. Melindungi permukaan kulit
c. Mengurangi iritasi kulit
d. Mengatasi Infeksi

3. Tahap Persiapan
3.1Persiapan Alat:
1. Persiapan baki berisi obat-obatam topical
2. Kartu perencaan pengobatan
3.2 Persiapan Pasien
1. Berikan salam dan memperkenalkan diri
2. Identifikasi dan panggil nama pasien
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemberian obat kepada pasien dan
keluarga pasien.
4. Meminta keluarga dan pengunjung meninggalkan ruangan
5. Memeriksa daftar pemberian obat
3.3 Persiapan Lingkungan
1. Meminta keluarga dan pengunjung meninggalkan ruangan
2. Menutup pintu, jendela dan memasang sampiran atau tirai.

4. Tahap Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Ambil obat kulit dari tempatnya dengan batang spatel dan bukan dengan
tangan.
3. Bila obat perlu digosok, gunakan tekanan halus.
4. Oleskan obat tipis-tipis kecuali ada petunjuk lain.
5. Obat dalam bentuk cair harus diberikan dengan aplikator (bila digunakan
kompres atau kapas lembab maka pelembab harus steril)
6. Catut tindakan yang telah dilakukan meliputi nama dan obat yang
diberikan, setiap keluhan dan hasil pengkajian pada pasien (catat secara
jelas dan tulis tanda tangan dengan jelas).

7. Kembalikan semua peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar


kemudian cuci tangan.
8. Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada pasien kurang lebih 30 menit
setelah waktu pemberian.

5.Tahap Akhir

Melakukan evaluasi kepada pasien, kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya,


merapikan alat dan posisi pasien atur senyaman mungkin, dan terakhir
melakukan dokumentasi hasil.

10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemberian medikasi merupakan salah satu fungsi terpenting dalam keperawatan.
Fungsi ini juga merupakan salah satu fungsi yang berisiko sangat tinggi menyebabkan
bahaya pada klien. Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara lokal
dengan cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran area mata, hidung,
lubang telinga, vagina dan rectum. Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat
topikal pada kulit adalah obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep.
Pemberian obat supositoria diberikan pada pasien-pasien khusus yang tidak bisa
mengonsumsi obat secara oral lewat mulut. Hal ini bisa terjadi misalnya pada pasien yang
tidak sadarkan diri, pasien yang jika menerima sediaan oral akan muntah, pasien bayi,
dan pasien lanjut usia, yang juga sedang dalam keadaan tidak memungkinkan untuk
menggunakan sediaan parenteral (obat suntik). Kedua jenis pemberian obat ini memiliki
tujuan yang sama yaitu membantu mengoptimalkan derajat kesehatan pasien.

B. Saran
Sebagai seorang mahasiswa yang nantinya akan menjadi seorang perawat. Hendaknya
kita lebih memahami pemberian obat kepada pasien disesuaikan dengan berbagai keluhan
pasien dan juga memperhatikan hal-hal yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan
pasien itu sendiri.

11

DAFTAR PUSTAKA
Suryani,L.& Permana, L. (2020). Peningkatan Perilaku Perawat Mulai Pengetahuan Dalam
Menjalankan Prinsip Pemberian Obat Dua Belas Benar,Universitas Wiraraja, Madura.

Adventus MRL, SKM.,M.Kes & Ns. Dely Maria P,M.Kep., Sp.Kep.Kom. (2022). Petunjuk
Praktik Laboratorium Farmakologi, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta.

Mustikasari C.A, dkk. (2019). Pemberian Obat Topical. STIKES ‘Aisyiyyah. Surakarta.

Kartika, K.Y, dkk. (2018). Pemberian Obat Melalui Oral, Topical, Parenteral dan Supositoria.
STIKES BALI, Bali.

12

Anda mungkin juga menyukai