Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TEKNIK PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL, SUBLINGUAL,


INHALASI, VAGINA, DAN RECTUM

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan

Dosen Pengampu:

Ns. Lia Komalasari S.Kep, MM.

Disusun oleh:

Sekar Ayu Farahita P17324423042


Widiya Ningsih P17324423048

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PRODI KEBIDANAN KARAWANG
TAHUN AJARAN 2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Makalah yang berjudul “Teknik Pemberian Obat Melalui Oral, Sublingual, Inhalasi, Vagina,
dan Rectum” atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Lia Komalasari, S.Kep.MM.. selaku
dosen Pengampu Mata Kuliah Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan, yang banyak
memberikan materi pendukung, bimbingan, dan masukan kepada kami. Semua pihak yang
tidak dapat penulis tuliskan satu per satu yang telah membantu dalam proses penyusunan
makalah ini, kami ucapakan terima kasih.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Karawang, 23 Januari 2024

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1. Teknik Pemberian Obat Melalui Oral.................................................................................3
2.2. Teknik Pemberian Obat Melalui Sublingual.......................................................................7
2.3. Teknik Pemberian Obat Melalui Inhalasi...........................................................................9
2.4. Teknik Pemberian Obat Melalui Vagina...........................................................................12
2.4. Teknik Pemberian Obat Melalui Rectum..........................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................19
3.2 Saran........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat yaitu zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi pada organ tubuh
manusia (Batubara, 2008). Definisi lain menjelaskan obat merupakan sejenis subtansi
yang digunakan dalam proses diagnosis, pengobatan, penyembuhan dan perbaikan
maupun pencegahan terhadap gangguan kesehatan tubuh. Obat adalah sejenis terapi
primer yang memiliki hubungan erat dengan proses penyembuhan sebuah penyakit
(Potter & Perry, 2009).
Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan takaran tertentu dan dengan
penggunaan yang tepat dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosa, mencegah penyakit,
menyembuhkan atau memelihara kesehatan. Oleh karena itu sebelum menggunakan obat,
harus diketahui sifat dan cara pemakaian obat agar penggunaannya tepat dan aman. Selain
itu harus diperhatikan pula tentang beberapa penggolongan obat, penggunaan obat, kapan
waktu minum obat yang tepat, bagaimana interval pemberiannya, apa efek samping dari
obat yang digunakan, bagaimana menyimpan obat yang baik, dan bagaimana cara
memusnahkan obat yang benar (Depkes, 2007)
Pemberian obat secara aman merupakan perhatian utama ketika melaksanakan
pemberian obat kepada pasien. Sebagai petugas yang terlibat langsung dalam pemberian
obat, petugas harus mengetahui yang berhubungan dengan peraturan dan prosedur dalam
pemberian obat karena hampir semua kejadian error dalam pemberian obat terkait dengan
peraturan dan prosedur. Petugas harus mengetahui informasi tentang setiap obat sebelum
diberikan kepada pasien untuk mencegah terjadinya kesalahan. Melaksanakan pemberian
obat secara benar dan sesuai instruksi dokter, mendokumentasikan dengan benar dan
memonitor efek dari obat merupakan tanggung jawab dari semua petugas yang terlibat
dalam pemberian obat. Jika obat tidak diberikan seperti yang seharusnya maka kejadian
medication error dapat terjadi. Kejadian medication error yang memberi efek serius
ataupun tidak harus dilaporkan (WHO, 2012)

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana teknik pemberian obat melalui oral, sublingual, inhalasi, vagina, dan rectum?

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang disajikan maka tujuan dari pembuatan makalah
ini yaitu untuk memahami teknik pemberian obat melalui oral, sublingual, inhalasi,
vagina, dan rectum.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Teknik Pemberian Obat Melalui Oral


Rute oral, merupakan salah satu cara pemakaian obat melalui mulut dan akan
masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan. Rute oral bertujuan untuk terapi
dan memberikan efek sistemik yang dikehendaki. Rute oral merupakan cara
mengkonsumsi obat yang dinilai paling mudah dan menyenangkan, murah serta
umumnya paling aman.
Kekurangan dari rute pemberian obat secara oral adalah bioavailibilitasnya
banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, iritasi pada saluran cerna, perlu kerjasama
dengan penderita (tidak dapat diberikan pada penderita koma), timbul efek lambat,
tidak bermanfaat untuk pasien yang sering muntah, diare, tidak sadar, tidak
kooperatif; untuk obat iritatif rasa tidak enak penggunaannya terbatas, obat yang
inaktif/terurai oleh cairan lambung/ usus tidak bermanfaat (penisilin G, insulin),
absorpsi obat tidak teratur.
Bentuk sediaan obat oral, antara lain, tablet, kapsul, obat hisap, sirup dan
tetesan. Salah satu cara pemberian obat oral yaitu melalui sub lingual dan bukkal,
yang merupakan cara pemberiannya ditaruh dibawah lidah dan pipi bagian dalam.
A. Tahap Persiapan
1. Persiapan alat
Obat-obat yang diperlukan dalam tempatnya
a. Gelas obat

b. Sendok

3
c. Gelas ukuran (jika diperlukan)

d. Air minum pada tempatnya

e. Lap makan atau tissue

f. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)

g. Spuit steril

h. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan

4
2. Persiapan klien
a. Memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan pemberian obat, langkah-langkah yang akan dilakukan
dan waktu pemberian obat
c. Meminta pengunjung atau keluarga menunggu di luar
3. Persiapan lingkungan
a. Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien
b. Meletakkan alat sedemikian rupa sehingga mudah bekerja
B. Tahap Pelaksanaan
1. Cuci tangan dan pakai handscoone (sarung tangan)
2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat peroral (menelan, mual, muntah,
adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung
dll)
3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan
cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah
pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang
meminta.
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat
yang diperlukan)
5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai
dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik
aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
a. Obat tablet atau kapsul
1) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa
menyentuh obat.
2) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat
sesuai dengan dosis yang diperlukan.
3) Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk
dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian
campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi

5
sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus
sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.

b. Obat dalam bentuk cair


1) Kocok/putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum
dituangkan, buang obat yang telah berubah warna atau menjadi lebih
keruh.
2) Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk
menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.
3) Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan,
dan tuangkan obat kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi
rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga label tidak bisa dibaca
dengan tepat.
4) Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat
berskala.
5) Sebelum menutup botol usap bagian tutup botol dengan menggunakan
kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan
obat yang mengering pada tutup botol.
6) Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka
gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari botol.
6. Untuk obat yang sangat asam misalnya aspirin tawarkan makanan kecil tanpa
lemak, misal biskuit
7. Temani klien sampai semua obat ditelan. Apabila anda ragu apakah obat telah
ditelan minta klien membuka mulutnya.
8. Setelah selesai pasien dirapikan dan bantu pasien kembali ke posisi yang nyaman
9. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan ketempatnya
10. Kembalikan kartu, format obat atau huruf cetak nama obat ke arsip yang tepat
untuk pemberian obat selanjutnya
C. Tahap Akhir
1. Evaluasi perasaan klien : kembali dalam waktu 30 menit untuk mengevaluasi
respon terhadap pengobatan

6
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya.
3. Dokumentasi : Catat waktu aktual setiap obat diberikan pada catatan obat
4. Cuci tangan

2.2. Teknik Pemberian Obat Melalui Sublingual


Pemberian obat secara sublingual merupakan pemberian obat yang cara
pemberiannya di taruh di bawah lidah. Absorbsinya baik melalui jaringan kapiler di
bawah lidah obat obatan ini mudah diberikan sendiri. Tujuannya Agar efek yang
ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat
dari sakit. Mempunyai kelebihan yaitu efek obat akan terasa lebih cepat dan
kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat di
hindari dan kekurangannya yaitu kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan
dapat merangsang selaput lendir mulut. Hanya obat yang bersifat lipofil dan dapat
diberikan dengan jalan ini.

Tablet sublingual merupakan jenis tablet kompresi yang penggunannya


disisipkan di bawah lidah sedangkan tablet bukal penggunaanya disipkan di antara
pipi dan gusi. Tablet ini umumnya berbentuk datar atau oval, keras, dan mengandung
hormon. Tablet sublingual adalah tablet yang digunakan dengan cara diletakkan di
bawah lidah sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut,
diberikan secara oral, atau jika diperlukan ketersediaan obat yang cepat. Tablet bukal
adalah tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi
sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut (Syamsuni, 2006).
7
A. Tahap Persiapan
1. Persiapan alat
a. Obat yang sudah ditentukan

b. Tongspatel (bila perlu)

c. Sarung tangan/ handscone

d. Kasa untuk membungkus tongspatel

e. Buku rencana pengobatan pasien.

8
2. Persiapan pasien
a. Cek perencanaan keperawatan pasien.
b. Menjelaskan tujuan pemberian obat sublingual.
c. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.
d. Posisikan pasien dengan posisi yang nyaman.

3. Persiapan lingkungan
a. Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien.
b. Tempatkan alat agar mudah bekerja.
c. Meminta pengunjung atau keluarga menunggu di luar.
d. Jaga privasi pasien, dengan memasang sampiran atau menutup tirai.
B. Tahap Pelaksanaan
1. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu
dan cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat.
2. Mencuci tangan, gunakan handscone.
3. Anjurkan pasien untuk mengangkat lidahnya atau memasang tongspatel (jika
pasien tidak sadar).
4. Meletakan obat dibawah lidah pasien
5. Memberitahu pasien supaya tidak menelan obat dan biarkan berada dibawah
lidah sampai habis di absobsi seluruhnya.
6. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan berbicara
selama obat belum terlarut seluruhnya.
C. Tahap Akhir
1. Evaluasi perasaan pasien
2. Evaluasi reaksi obat
3. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon
klien, hasil tindakan,nama obat dan dosis, perrawat yang melakukan ) pada
catatan keperawatan.
4. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya

2.3. Teknik Pemberian Obat Melalui Inhalasi


Terapi inhalasi adalah pemberian obat secara inhalasi (hirupan) kedalam
saluran respiratori (Supriyatno dan Rahajoe, 2008). Cara ini bisa memberikan obat

9
dalam konsentrasi tinggi pada tempat aksinya dan menghilangkan atau mengurangi
efek samping sistemik yang terjadi jika obat diberikan secara peroral (Ikawati, 2007).

Pemberian obat secara inhalasi akan memberikan manfaat obat yang optimal,
sehingga obat dapat mencapai tempat kerjanya di dalam saluran nafas. Obat inhalasi
bisa diberikan dalam bentuk aerosol, yaitu suspensi partikel di dalam gas.Mekanisme
pengendapan aerosol dengan diameter 1-10µ terutama terjadiakibat benturaninersial
dan sedimentasi karena gravitasi.mekanisme lain ialah difusi atau pengendapan akibat
gerak brown (Yunus, 1995).
A. Tahap Persiapan
1. Persiapan alat
a. Set nebulizer

b. Obat bronkodilator

c. Bengkok 1 buah

10
d. Tissue

e. Spuit 5 cc

f. Aquades

2. Persiapan pasien
a. Memberikan salam dan sapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
3. Persiapan lingkungan
a. Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
B. Tahap Pelaksanaan
1. Menjaga privacy pasien
2. Mengatur pasien dalam posisi duduk

11
3. Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set nebulizer
4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
5. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
6. Memasukkan obat sesuai dosis
7. Memasang masker pada pasien
8. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat habis
9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
C. Tahap Akhir
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien/keluarga
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Dokumentasikan kegiatan

2.4. Teknik Pemberian Obat Melalui Vagina


Obat vaginal tersedia dalam bentuk krim dan supositoria yang digunakan
untuk mengobati infeksi lokal atau inflamasi. Penting untuk menghindari rasa malu
pasien bila memberikan sediaan ini. Seringkali pasien lebih memilih untuk belajar
cara memberikan obat ini sendiri. Karena luka yang merupakan gejala infeksi vagina
berbau sangat tak sedap, ada baiknya untuk menawarkan pasien higiene perineal yang
baik
A. Tahap Persiapan
1. Persiapan alat
a. Kartu atau formulir obat

b. Supositoria Vagina

12
c. Sarung tangan bersih, sekali pakai

d. Jeli untuk pelumas

e. Tisu bersih

f. Krim Vagina

2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.
b. Memberitahukan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3. Persiapan lingkungan
a. Menutup jendela dan memasang sampiran atau sketsel
b. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan.
B. Tahap Pelaksanaan
1. Periksa identitas pasien atau tanyakan nama pasien
2. Minta pasien berbaring dalam posisi dorsal rekumben

13
3. Pertahankan selimut abdomen dan turunkan selimut ekstremitas
4. Kenakan sarung tangan sekali pakai.
a. Supositoria
1) Lepaskan bungkus alumunium foil supositoria dan oleskan jelly
pelicin yang larut dalam air pada ujung supositoria yang bulat
dan halus. Lumaskan jari telunjuk yang telah dipasang sarung
tangan dari tangan dominan
2) Dengan tangan non dominan yang sudah terpasang sarung
tangan, lihat lubang vagina dengan cara membuka dengan
lembut laba mayora
3) Masukkan ujung bulat supositoria sepanjang dinding kanal
vagina posterior sepanjang dinding posterior lubang vagina
sampai sepanjang jari telunjuk (7.5 – 10 cm), untuk
memastikan distribusi obat sepanjang dinding vagina
4) Tarik jari dan bersihkan pelumas yang tersisa disekitar
orifisium dan labia

14
b. Krim Vagina
1) Isi aplikator krim, ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan
2) Pakailah sarung tangan, perlahan regangkan lipatan labia
3) masukkan aplikator sekitar 7.5 cm. Dorong penarik aplikator
untuk mengeluarkan obat
4) Tarik plunger dan letakkan pada handuk kertas. Bersihkan sisa
krim pada labia atau orifisium vagina

D. Tahap Akhir
6. Melakukan evaluasi tindakan
7. Berpamitan dengan pasien/keluarga
8. Membereskan alat
9. Mencuci tangan
10. Dokumentasikan kegiatan

2.5. Teknik Pemberian Obat Melalui Rectum

15
Pemberian obat melalui rectum merupakan cara memberikan obat dengan
memasukkan obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal
dan sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang
bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses
dan merangsang buang air besar. Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal
seperti obat dulcolac supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan
defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi
mendilatasi bronkus. Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dinding
rektal yang melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang
mengalami pembedahan rektal.

A. Tahap Persiapan Alat


1. Obat suppositoria dalam tempatnya.

2. Sarung tangan

16
3. Kain kasa

4. Vaselin/pelicin/pelumas

5. Kertas tisu

6. Bengkok

B. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang dilakukan.
3. Menawarkan pasien untuk buang air kecil/besar.
4. Bebaskan pakaian bagian bawah dan letakkan bengkok dibawah anus.
5. Gunakan sarung tangan.
6. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa
7. Oleskan pelicin pada ujung obat suppositoria.
8. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan obat sambil
menyuruh pasien menarik nafas panjang. Selama 20 menit pasien istirahat
baring.

17
9. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu,.
10. Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemberian obat dapat diberikan melalui oral, sublingual, inhalasi, vagina, dan
rectum. Pada pemberian obat melalui oral tenaga kesehatan harus memastikan kondisi
pasien terlebih dahulu apakah dapat menerima obat melalui oral. Pada pemberian obat
melalui sublingual pasien harus dipastikan tidak terkendala dapat proses meminum
obatnya. Pada pemberian obat melalui inhalasi kenyamanan pasien harus
diperhatikan. Pada pemberian obat melalui vagina dan rectum prinsip yang harus
diterapkan adalah prinsip steril.

3.2 Saran

Sebagai seorang tenaga kesehatan dalam pemberian obat melalui cara apapun
harus selalu mengutamakan kondisi pasien. Jika pasien nyaman dalam meminum
obatnya tentunya akan mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena itu harus
terjalin komunikasi yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien dalam pemberian
obat agar tidak terjadi kesalahan dan agar pasien cepat sembuh.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hapsari. 2010. Prinsip-prinsip pemberian obat. (online) Available:


http://hapsari.student.umm.ac.id/prinsip-prinsip-pemberian-obat/

Aryani Ratna, dkk. 2009. Prosedur Klinik Keperawatan Pada Mata Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: TIM

Anugrah & Petter. (1995). Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Gadjah Mada
University Press.

Departemen Kesehatan Indonesia; Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas


Terbatas, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, BINFAR, 2006

19

Anda mungkin juga menyukai