Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Makalah yang berjudul “Teknik Pemberian Obat Melalui Oral, Sublingual, Inhalasi, Vagina,
dan Rectum” atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Lia Komalasari, S.Kep.MM.. selaku
dosen Pengampu Mata Kuliah Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan, yang banyak
memberikan materi pendukung, bimbingan, dan masukan kepada kami. Semua pihak yang
tidak dapat penulis tuliskan satu per satu yang telah membantu dalam proses penyusunan
makalah ini, kami ucapakan terima kasih.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1. Teknik Pemberian Obat Melalui Oral.................................................................................3
2.2. Teknik Pemberian Obat Melalui Sublingual.......................................................................7
2.3. Teknik Pemberian Obat Melalui Inhalasi...........................................................................9
2.4. Teknik Pemberian Obat Melalui Vagina...........................................................................12
2.4. Teknik Pemberian Obat Melalui Rectum..........................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................19
3.2 Saran........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bagaimana teknik pemberian obat melalui oral, sublingual, inhalasi, vagina, dan rectum?
1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang disajikan maka tujuan dari pembuatan makalah
ini yaitu untuk memahami teknik pemberian obat melalui oral, sublingual, inhalasi,
vagina, dan rectum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
b. Sendok
3
c. Gelas ukuran (jika diperlukan)
g. Spuit steril
4
2. Persiapan klien
a. Memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan pemberian obat, langkah-langkah yang akan dilakukan
dan waktu pemberian obat
c. Meminta pengunjung atau keluarga menunggu di luar
3. Persiapan lingkungan
a. Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien
b. Meletakkan alat sedemikian rupa sehingga mudah bekerja
B. Tahap Pelaksanaan
1. Cuci tangan dan pakai handscoone (sarung tangan)
2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat peroral (menelan, mual, muntah,
adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung
dll)
3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan
cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah
pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang
meminta.
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat
yang diperlukan)
5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai
dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik
aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
a. Obat tablet atau kapsul
1) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa
menyentuh obat.
2) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat
sesuai dengan dosis yang diperlukan.
3) Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk
dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian
campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi
5
sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus
sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.
6
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya.
3. Dokumentasi : Catat waktu aktual setiap obat diberikan pada catatan obat
4. Cuci tangan
8
2. Persiapan pasien
a. Cek perencanaan keperawatan pasien.
b. Menjelaskan tujuan pemberian obat sublingual.
c. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.
d. Posisikan pasien dengan posisi yang nyaman.
3. Persiapan lingkungan
a. Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien.
b. Tempatkan alat agar mudah bekerja.
c. Meminta pengunjung atau keluarga menunggu di luar.
d. Jaga privasi pasien, dengan memasang sampiran atau menutup tirai.
B. Tahap Pelaksanaan
1. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu
dan cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat.
2. Mencuci tangan, gunakan handscone.
3. Anjurkan pasien untuk mengangkat lidahnya atau memasang tongspatel (jika
pasien tidak sadar).
4. Meletakan obat dibawah lidah pasien
5. Memberitahu pasien supaya tidak menelan obat dan biarkan berada dibawah
lidah sampai habis di absobsi seluruhnya.
6. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan berbicara
selama obat belum terlarut seluruhnya.
C. Tahap Akhir
1. Evaluasi perasaan pasien
2. Evaluasi reaksi obat
3. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon
klien, hasil tindakan,nama obat dan dosis, perrawat yang melakukan ) pada
catatan keperawatan.
4. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
9
dalam konsentrasi tinggi pada tempat aksinya dan menghilangkan atau mengurangi
efek samping sistemik yang terjadi jika obat diberikan secara peroral (Ikawati, 2007).
Pemberian obat secara inhalasi akan memberikan manfaat obat yang optimal,
sehingga obat dapat mencapai tempat kerjanya di dalam saluran nafas. Obat inhalasi
bisa diberikan dalam bentuk aerosol, yaitu suspensi partikel di dalam gas.Mekanisme
pengendapan aerosol dengan diameter 1-10µ terutama terjadiakibat benturaninersial
dan sedimentasi karena gravitasi.mekanisme lain ialah difusi atau pengendapan akibat
gerak brown (Yunus, 1995).
A. Tahap Persiapan
1. Persiapan alat
a. Set nebulizer
b. Obat bronkodilator
c. Bengkok 1 buah
10
d. Tissue
e. Spuit 5 cc
f. Aquades
2. Persiapan pasien
a. Memberikan salam dan sapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
3. Persiapan lingkungan
a. Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
B. Tahap Pelaksanaan
1. Menjaga privacy pasien
2. Mengatur pasien dalam posisi duduk
11
3. Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set nebulizer
4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
5. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
6. Memasukkan obat sesuai dosis
7. Memasang masker pada pasien
8. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat habis
9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
C. Tahap Akhir
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien/keluarga
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Dokumentasikan kegiatan
b. Supositoria Vagina
12
c. Sarung tangan bersih, sekali pakai
e. Tisu bersih
f. Krim Vagina
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.
b. Memberitahukan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3. Persiapan lingkungan
a. Menutup jendela dan memasang sampiran atau sketsel
b. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan.
B. Tahap Pelaksanaan
1. Periksa identitas pasien atau tanyakan nama pasien
2. Minta pasien berbaring dalam posisi dorsal rekumben
13
3. Pertahankan selimut abdomen dan turunkan selimut ekstremitas
4. Kenakan sarung tangan sekali pakai.
a. Supositoria
1) Lepaskan bungkus alumunium foil supositoria dan oleskan jelly
pelicin yang larut dalam air pada ujung supositoria yang bulat
dan halus. Lumaskan jari telunjuk yang telah dipasang sarung
tangan dari tangan dominan
2) Dengan tangan non dominan yang sudah terpasang sarung
tangan, lihat lubang vagina dengan cara membuka dengan
lembut laba mayora
3) Masukkan ujung bulat supositoria sepanjang dinding kanal
vagina posterior sepanjang dinding posterior lubang vagina
sampai sepanjang jari telunjuk (7.5 – 10 cm), untuk
memastikan distribusi obat sepanjang dinding vagina
4) Tarik jari dan bersihkan pelumas yang tersisa disekitar
orifisium dan labia
14
b. Krim Vagina
1) Isi aplikator krim, ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan
2) Pakailah sarung tangan, perlahan regangkan lipatan labia
3) masukkan aplikator sekitar 7.5 cm. Dorong penarik aplikator
untuk mengeluarkan obat
4) Tarik plunger dan letakkan pada handuk kertas. Bersihkan sisa
krim pada labia atau orifisium vagina
D. Tahap Akhir
6. Melakukan evaluasi tindakan
7. Berpamitan dengan pasien/keluarga
8. Membereskan alat
9. Mencuci tangan
10. Dokumentasikan kegiatan
15
Pemberian obat melalui rectum merupakan cara memberikan obat dengan
memasukkan obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal
dan sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang
bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses
dan merangsang buang air besar. Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal
seperti obat dulcolac supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan
defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi
mendilatasi bronkus. Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dinding
rektal yang melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang
mengalami pembedahan rektal.
2. Sarung tangan
16
3. Kain kasa
4. Vaselin/pelicin/pelumas
5. Kertas tisu
6. Bengkok
B. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang dilakukan.
3. Menawarkan pasien untuk buang air kecil/besar.
4. Bebaskan pakaian bagian bawah dan letakkan bengkok dibawah anus.
5. Gunakan sarung tangan.
6. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa
7. Oleskan pelicin pada ujung obat suppositoria.
8. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan obat sambil
menyuruh pasien menarik nafas panjang. Selama 20 menit pasien istirahat
baring.
17
9. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu,.
10. Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian obat dapat diberikan melalui oral, sublingual, inhalasi, vagina, dan
rectum. Pada pemberian obat melalui oral tenaga kesehatan harus memastikan kondisi
pasien terlebih dahulu apakah dapat menerima obat melalui oral. Pada pemberian obat
melalui sublingual pasien harus dipastikan tidak terkendala dapat proses meminum
obatnya. Pada pemberian obat melalui inhalasi kenyamanan pasien harus
diperhatikan. Pada pemberian obat melalui vagina dan rectum prinsip yang harus
diterapkan adalah prinsip steril.
3.2 Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan dalam pemberian obat melalui cara apapun
harus selalu mengutamakan kondisi pasien. Jika pasien nyaman dalam meminum
obatnya tentunya akan mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena itu harus
terjalin komunikasi yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien dalam pemberian
obat agar tidak terjadi kesalahan dan agar pasien cepat sembuh.
18
DAFTAR PUSTAKA
Aryani Ratna, dkk. 2009. Prosedur Klinik Keperawatan Pada Mata Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: TIM
Anugrah & Petter. (1995). Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Gadjah Mada
University Press.
19