Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

Memberikan Obat Sesuai Program Terapi

OLEH : KELOMPOK 6

AINUN MUTHMAINNAH K. TULI 105111103521

NADIYA PUTRI ILHAMSYAH 105111100821

PUTRI RAMADHANI 105111102421

HELMA RAMADANI 105111103221

PUTRI WAHYUNI 105111101621

ST. KHADIJAH 105111100621

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022-2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah subhanahu wa ta`ala


yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Makalah ini berjudul Memberikan
Obat Sesuai Program Terapi .

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas


mata kuliah Keperawatan Medical Bedah 1. Selanjutnya, kami ucapkan
Terima Kasih Kepada Ibu Nurlina, S.Kep.Ns.M.Kep Sebagai Dosen Mata
Kuliah KMB 1 yang telah banyak memberi bantuan dengan arahan dan
petunjuk yang jelas sehingga mempermudah kami menyelesaikan
makalah ini.

Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan yang telah


mendukung selesainya tugas ini tepat waktu. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
terbuka pada kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini bisa
lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya dalam memberikan obat kepada pasien.
Terima kasih.

Makassar 14 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 3

BAB I ......................................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 5

C. Tujuan ............................................................................................................................................. 6

BAB II ........................................................................................................................................................ 7

PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 7

A. Pentingnya Obat Dalam Keperawatan .......................................................................................... 7

B. Standar Dan Reaksi Obat .............................................................................................................. 9

C. Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Obat ..................................................................................... 9

D. Masalah Dalam Pemberian Obat Dan Intervensi Keperawatan ................................................ 11

E. Perhitungan Obat .......................................................................................................................... 12

F. Konsep dan Tehnik Pemberian Obat Melalui Oral, Sublingual dan Bukal ................................ 13

G. Menyiapkan Obat Dari Ampul Dan Vial....................................................................................... 16

H. Konsep dan Teknik Pemberian Obat Melalui Intervena (Selang IV), Intracutan(IC), Subcutan
(SC), dan Intramuscular (IM) ............................................................................................................ 20

I. Konsep dan Teknik Cara Pemberian Obat Secara Topical (Kulit, Mata, Telinga dan Hidung) . 24

J. Konsep dan Teknik Cara Pemberian Obat Melalui Anus / Rectum dan Vagina........................ 29

K. Konsep dan Teknik Pemberian Obat Melalui Wadah Cairan Intravena .................................... 32

BAB III..................................................................................................................................................... 33

PENUTUP .............................................................................................................................................. 33

A. Kesimpulan.................................................................................................................................... 33

B. Saran ............................................................................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 34

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberian obat secara aman merupakan perhatian utama ketika


melaksanakan pemberian obat kepada pasien. Sebagai petugas yang
terlibat langsung dalam pemberian obat, petugas harus mengetahui yang
berhubungan dengan peraturan dan prosedur dalam pemberian obat
karena hampir semua kejadian error dalam pemberian obat terkait dengan
peraturan dan prosedur. Petugas harus mengetahui informasi tentang
setiap obat sebelum diberikan kepada pasien untuk mencegah terjadinya
kesalahan. Melaksanakan pemberian obat secara benar dan sesuai
instruksi dokter, mendokumentasikan dengan benar dan memonitor efek
dari obat merupakan tanggung jawab dari semua petugas yang terlibat
dalam pemberian obat. Jika obat tidak diberikan seperti yang seharusnya
maka kejadian medication error dapat terjadi. Kejadian medication error
yang memberi efek serius ataupun tidak harus dilaporkan (WHO, 2012).
Sampai saat ini medication error tetap menjadi salah satu
permasalahan kesehatan yang banyak menimbulkan berbagai dampak
bagi pasien mulai dari resiko ringan bahkan resiko yang paling parah yaitu
menyebabkan suatu kematian (Aronson, 2009).

The National Coordinating Council for Medication errors Reporting


and Prevention mendefenisikan medication error sebagai setiap kejadian
yang dapat dihindari yang menyebabkan atau berakibat pada pelayanan
obat yang tidak tepat atau membahayakan pasien ketika obat berada
dalam pengawasan tenaga kesehatan atau pasien. Dalam Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 35 tahun 2014 tentang standar
pelayanan kefarmasian di apotek menyebutkan bahwa medication error
adalah kejadian yang merugikan pasien, yang diakibatkan pemakaian

4
obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat
dicegah (Depkes RI, 2014).

Kesalahan pengobatan dapat terjadi dalam tiap proses pengobatan,


baik dalam proses peresepan (prescribing), pembacaan resep
(transcribing), penyiapan hingga penyerahan obat (dispensing), maupun
dalam proses penggunaan obat (administering). Kesalahan dalam
peresepan (prescribing) dan pemberian obat (dispensing) merupakan dua
hal yang sering terjadi dalam kesalahan pengobatan (Depkes RI, 2014).
Dari hasil pengamatan sampling resep di lapangan, hal-hal yang
berpotensi menimbulkan medication error adalah penulisan resep yang
tidak jelas maupun sukar dibaca dibagian nama obat, jumlah obat dalam
resep racikan maupun jumlah total obat, satuan yang digunakan, bentuk
sediaan yang dimaksud, aturan pakai dan penulisan jumlah juga penulisan
resep yang tidak lengkap, seperti tidak mencantumkan dosis obat, satuan
metrik dan bentuk sediaan yang dimaksud oleh penulisan resep,
berpotensi menimbulkan medication error (Rahmawati, 2002)

B. Rumusan Masalah
1. Pentingnya obat dalam keperwatan
2. Standar reaksi obat
3. Faktor yang mempengaruhi reaksi obat
4. Masalah dalam pemberian obat dan intervensi dalam keperawatan
5. Perhitungan obat
6. Konsep dan teknik cara pemberian obat melalui oral,sublingual dan
bukal
7. Menyiapakan obat dari ampul dan vial
8. Konsep dan teknin dan obat melalui intra vascular (IV),intara
cellular (IC),Subcutan(SC), intramuscular (IM).
9. Konsep dan teknik pemberian obat secara tropical

5
10. Konsep dan teknik cara pemberian obat melalui Anus/vagina.
11. Konsep dan teknik melalui wadah cairan intravena.

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui Pentingnya obat dalam keperawatan
2. Agar mahasiswa mengetahui Standar reaksi obat
3. Agar mahasiswa mengetahui Faktor yang mempengaruhi reaksi
obat
4. Agar mahasiswa mengetahui Masalah dalam pemberian obat dan
intervensi dalam keperawatan
5. Agar mahasiswa mengetahui Perhitungan obat
6. Agar mahasiswa mengetahui Konsep dan teknik cara pemberian
obat melalui oral,sublingual dan bukal
7. Agar mahasiswa mengetahui Menyiapakan obat dari ampul dan
vial
8. Agar mahasiswa mengetahui Konsep dan teknin dan obat melalui
intra vascular (IV),intara cellular (IC),Subcutan(SC), intramuscular
(IM).
9. Agar mahasiswa mengetahui Konsep dan teknik pemberian obat
secara tropical
10. Agar mahasiswa mengetahui Konsep dan teknik cara pemberian
obat melalui Anus/vagina.
11. Agar mahasiswa mengetahui Konsep dan teknik melalui wadah
cairan intravena.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Obat Dalam Keperawatan

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi


yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi
atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia (UU No. 36 Thn 2009). Dalam dunia kesehatan khususnya dalam
dunia keperawatan, obat sudah menjadi salah satu komponen yang
umum ditemui sehari–hari serta telah menjadi bagian penting dalam
melakukan proses keperawatan. Seorang perawat yang akan bekerja
secara langsung dalam pemenuhan asuhan keperawatan sangat
membutuhkan keterampilan dalam tindakan medis berupa pengobatan
sehingga tidak menimbulkan berbagai macam kesalahan seperti dugaan-
dugaan maal praktik dan sebagainya, maka dari itu seorang perawatn
selain harus mengetahui pengetahuan serta tehnik pemberian obat
dengan baik, seorang perawat juga harus memahami betul mengenai
tahapan proses keperawatan dengan baik pula. Perawat bertanggung
jawab dalam pemberian obat–obatan yang aman. Perawat harus
mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan
mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau
dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan. Sebelum
memberikan obat kepada pasien, ada beberapa persyaratan yang perlu
diperhatikan untuk menjamin keamanan dalam pemberian obat, di
antaranya:

7
1. Tepat Obat
Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas medis harus
memerhatikankebenaran obat sebanyak tiga kali, yakni: ketika
memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ketempat penyimpanan.
2. Tepat Dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka
penentuan dosisharus diperhatikan dengan menggunakan alat standar
seperti obat cair harusdilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok
khusus; alat untukmembelahtablet; dan lain-lain. Dengan demikan,
penghityungan dosis benar untuk diberikan ke pasien
3. Tepat Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan. Halini dilakukan dengan mengidentifikasi kebenaran obat,
yaitu mencocokan nama,nomor regisyter, alamat, dan program
pengobatan pada pasien.
4. Tepat Jalur Pemberian
Kesalahan rute pemberian dapat menimbulkan sistemik yang fatal
pada pasien.Untuk itu, cara pemberiannya adalah dengan melihat cara
pemberian/jalur obat padalabel
5.Tepat Waktu
Pemberian harus benar-benar sesuai dengan waktu yang
diprogramkan, karena berhubungan dngan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat.

8
B. Standar Dan Reaksi Obat

1. Standar Obat
Obat merupakan subtansi asing yang dimasukan ke dalam tubuh
manusia gunauntuk menimbulkan atau menghasilkan efek–efek
pengobatan atau terapi. Dalam penggunaanya, tentu saja obat ini tidak
boleh digunakan asal–asalan apalagi jika sampai digunakan karena
berdasarkan insting belaka, hal–hal tersebut tentu saja dapat
membahayakan. Maka dari itu sebelum pemberian obat dilakukan,
alangkah lebih baik jika kita mengetahui bagaimana standar obat yang
baik, diantaranya :
a. Kemurnian, yaitu bahwa obat mengandungg unsur keaslian,
tidak ada percampuran.
b. Standar potensi yang baik.
c. Memiliki bioavailability yaitu keseimbangan setiap senyawa di
dalam obat.
d. Adanya keamanan.
e. Efektivitas.
2. Reaksi Obat
Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh, yakni suatu
intervalwaktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi,
sehingga terjadi pengurangan konsentrasi setengah dari kadar puncak
obat dalam tubuh.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Obat

Untuk menghasilkan efek terapi yang baik, maka obat juga harus
mengalami reaksiyang baik pula, adapun beberapa faktor yang
mempengaruhi reaksi obat di dalam tubuhialah sebagai berikut :

9
1. Absobsi Obat
Absorbsi obat atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul-
molekul obatkedalam tubuh. Sebelum obat diabsorpsi, terlebih dahulu
obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan serta cepat-lambatnya
melarut menentukan banyaknya obatterabsorpsi.
2. Distribusi Obat
Distribusi obat adalah transfer obat dari darah ke jaringan/organ
lain.Permeabilitas membran dan perfusi darah juga berperan di sini.
Permeabilitasmembran. Semakin permeabel(menembus) suatu membran,
semakin cepat kecepatandistribusinya. Perfusi darah, yaitu berapa banyak
darah yang mengalir padaorgan/jaringan tersebut. Semakin banyak darah
yang mengalir pada tempat target,semakin cepat obat didistribusikan.
3. Metabolisme Obat
Metabolisme obat adalah proses modifikasi biokimia senyawa obat
olehorganisme hidup, pada umumnya dilakukan melalui proses enzimatik.
Prosesmetabolisme obat merupakan salah satu hal penting dalam
penentuan durasi danintensitas khasiat farmakologis obat.
4. Eksresi Sisa
Setelah obat mengalami metabolisme atau pemecahan akan
terdapat sisa zatyang tidak dapat dipakai. Sisa zat ini tidak bereaksi
kemudian keluar melalui ginjaldalam bentuk urine, dari interstinal dalam
bentuk feses dan dari paru-paru dalam bentuk udara.Dalam beberapa
sumber disebutkan pula bahwa reaksi obat tidak terjadi sama padasetiap
orang, dalam beberapa sumber lain dijelaskan bahwa faktor yang
dapatmempengaruhi reaksi obat selain dari pada yang sudah dijelaskan di
atas juga dapat di pengaruhi oleh hal – hal sebagai berikut, diantaranya :

1. Usia dan berat badan. 5. Kondisi patologis.


2. Jenis kelamin. 6. Waktu.
3. Faktorgenetis. 7. Cara pemberian.
4. Faktor psikologis. 8. Lingkungan.
10
D. Masalah Dalam Pemberian Obat Dan Intervensi Keperawatan
Obat diberikan semata–mata hanya bertujuan untuk menghasilkan
reaksi terapi ataureaksi pengobatan guna untuk mengurangi hingga
menyembuhkan penyakit yang diderita oleh klien atau pasien. Namun
dalam proses pemberiannya terkadang ada beberapahal yang sering kali
terjadi ketika proses pemberian obat akan dilakukan, diantaranyaialah :
1. Menolak pemberian obat
Pasien sering kali menolak ketika pemberian obat akan diberikan,
hal ini biasanya disebabkan karena adanya rasa takut terjadi sesuatu
pada diri merekaataupun karena hal–hal kecil seperti tidak menyukai
aroma obat tersebut. Jika pasien menolak pemberian obat, intervensi
keperawatan pertama yang dapatdilakukan adalah dengan menanyakan
alasan pasien melakukan hal tersebut.Kemudian, jelaskan kembali
kepada pasien alasan pemberian obat. Jika pasien terusmenolak
sebaiknya tunda pengobatan, laporkan ke dokter dan catat dalam
pelaporan.
2. Kerusakan Integritas kulit terganggu
Kerusakan integritas kulitadalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko terhadap kerusakan jaringan epidermis dan
dermis (Carpenito, 2000;302). Batasan karakteristik mayor harus terdapat
gangguan jaringan epidermis dandermis. Untuk mengatasi masalah
gangguan integritas kulit, lakukan penundaandalam pengobatan,
kemudian laporkan ke dokter dan catat ke dalam laporan.
3. Disorientasi dan bingung
Masalah disorientasi dan bingung dapat diatasi oleh perawat
dengan caramelakukan penundaan pengobatan. Jika pasien ragu,
laporkan ke dokter dan catat kedalam pelaporan.
4. Menelan obat bukal atau sublingual
Sebagai perawat yang memiliki peran dependen, jika pasien
menelan obat bukalatau sublingual, maka sebaiknya laporkan kejadian
tersebut kepada dokter, untukselanjutnya dokter yang akan melakukan
intervensi.
5. Alergi kulit
Apabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada pasien,
keluarkansebanyak mungkin pengobatan yang telah diberikan, beritahu
dokter, dan catatdalam pelaporan.

E. Perhitungan Obat
Perhitungan dosis obat dalam dihitung dengan menggunakan
beberapa rumus serta penggolongan keadaan yang telah di tentukan,
berikut adalah penjelasannya :
1. Berdasarkan Usia
Kurang akurat karena tidak mempertimbangkan sangat
beragamnya bobot danukuran anak-anak dalam satu kelompok usia obat
bebas untuk Pediatrik dosisdikelompokkan atas usia seperti 2-6 tahun, 6-
12 tahun dan diatas 12 tahun. Kecil dari 2 tahun, (atas pertimbangan
dokter). Persamaan yang digunakan:
a. Rumus Young (anak di bawah 8 tahun)Usia (tahun) / (Usia +
12)Contoh: Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah
500 mg untuk 1 kali pakai. Berapa dosis obat ini untuk anak
usia 7 tahun?
b. Rumus Dilling (anak di atas 8 tahun)Usia (tahun) / 20Contoh:
Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk
1 kali pakai. Berapa dosis obat ini untuk anak usia 11 tahun?
c. Rumus Cowling(Usia dalam tahun) + 1) / 24Contoh: Dosis
lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk 1 kali
pakai. Berapa dosis obat ini untuk anak usia 11 tahun?

12
d. Rumus Fried (khusus untuk bayi)Usia (dalam bulan) /
150Contoh: Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah
500 mg untuk 1 kali pakai. Berapa dosis obat ini untuk bayi
usia 5 bulan?
2. Berdasarkan Bobot
Dosis lazim obat umumnya dianggap sesuai untuk individu
berbobot 70 kg (154 pon) Rasio antara jumlah obat yang diberikan dan
ukuran tubuh mempengaruhikonsentrasi obat di tempat kerjanya oleh
karena itu, dosis obat mungkin perlu
disesuaikan dari dosis lazim untuk pasien kurus atau gemuk yang tidak
normal.Persamaan yang digunakan :
a. Rumus Clarck (Amerika Serikat)Bobot (dalam pon) /
150Contoh: Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah
500 mg untuk 1 kali pakai. Berapa dosis obat ini untuk anak
berbobot 40 kg? 1 kg = 2,2 pon.
b. Rumus Thremich-Fier (Jerman)Bobot (dalam kg) / 70Contoh:
Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk
1 kali pakai. Berapa dosis obat ini untuk anak berbobot 40
kg?
c. Rumus Black (Belanda)Bobot (dalam kg) / 62Contoh: Dosis
lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk 1 kali
pakai. Berapa dosis obat ini untuk anak berbobot 40 kg?

F. Konsep dan Tehnik Pemberian Obat Melalui Oral, Sublingual dan


Bukal

1. Pemberian Obat Melalui Oral


Pemberian obat melalui mulut dilakukan dengan tujuan mencegah,
mengobati,dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis
obat.

13
a. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat dan tempatnya.
3) Air minum dalam tempatnya.
b. Prosedur Kerja :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat
dosis, tepat waktu, dan tepat tempat.
4) Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
- Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari
botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam
tutup botol dan pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh
obat dengan tangan. Untuk obat berupakapsul jangan
dilepaskan pembungkusnya.
- Kaji kesulitan menelan. Bila ada, jadian tablet dalam bentuk
bubuk dancampur dengan minuman.
- Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian
obat yangmembutuhkan pengkajian.
5) Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi
respons terhadapobat dengan mencatat hasil pemberian obat.
6) Cuci tangan.

2. Pemberian Obat Melalui Sublingual


Pemberian obat melalui sublingual merupakan rute pemberian obat
yangabsorpsinya baik melalui jaringan, kapiler di bawah lidah. Obat-obat
ini mudahdiberikan sendiri. Karena tidak melalui lambung, sifat kelabilan
dalam asam dan permeabilitas usus tidak perlu dipikirkan.

14
a. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat yang sudah ditentukan dalam tempatnya.
b.Prosedur Kerja :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Memberikan obat kepada pasien.
4) Memberitahu pasien agar meletakkan obat pada bagian bawah
lidah, hinggaterlarut seluruhnya.
5) Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum
dan berbicaraselama obat belum terlarut seluruhnya.
6) Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi
respon terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
7) Cuci tangan.

3. Pemberian Obat Melalui Bukal


Pemberian obat secara bukal adalah memberikan obat dengan
cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa diantara
pipi. Tujuannya yaitu mencegah efek lokal dan sistemik, untuk
memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara ora,
dan untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar.
a. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat yang sudah ditentukan dalam tempatnya.
b. Prosedur Kerja :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Memberikan obat kepada pasien.
4) Memberitahu pasien agar meletakkan obat diantara gusi dan
selaput mukosa pipi sampai habis diabsorbsi seluruhnya.

15
5) Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum
dan berbicaraselama obat belum terlarut seluruhnya.
6) Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi
respons terhadapobat dengan mencatat hasil pemberian obat.
7) Cuci tangan.

G. Menyiapkan Obat Dari Ampul Dan Vial


1. Menyiapkan obat ampul
a. Persiapan alat
1) Catatan pemberian obat atau kartu obat
2) Ampul obat sesuai resep
3) Spuit dan jarum yang sesuai
4) Jarum steril ekstra (bila perlu)
5) Kapas alcohol
6) Kassa steril
7) Baki obat
8) Gergaji ampul (bila perlu)
9) Label obat
10) Bak spuit
11) Bengkok
b. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan obat dari ampul
1) Pertahankan sterilitas spuit, jarum dan obat ketika
mempersiapkan obatdengan menggunakan prinsip steril
2) Buang bekas ampul pada tempat khusus setelah dibungkus
dengan kertastissue
c. Prosedur kerja
1) Cuci tangan
2) Siapkan alat-alat
3) Periksa label obat dengan catatan pemberian obat sesuai
dengan prinsip 5 benar yaitu benar nama pasien, benar nama obat,

16
benar dosis obat, benar cara pemberian obat, dan benar waktu
pemberian obat
4) Lakukan penghitungan dosis sesuai dengan yang dibutuhkan
5) Pegang ampul dan turunkan cairan di atas leher ampul dengan
cara melentikkan jari tangan pada leher ampul beberapa kali atau
dengan cara memutar ampul dengan tangan searah jarum jam
6) Letakkan kassa steril diantara ibu jari tangan dengan ampul,
kemudian patahkan leher ampul kearah menjauhi tenaga
kesehatan dan orang sekitar
7) Buang leher ampul pada tempat khusus
8) Buka penutup jarum spuit, kemudian masukkan jarum ke dalam
ampul tepat di bagian tengah ampul
9) Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dengan dosis yang
diperlukan
10) Jika terdapat gelembung udara dalam spuit harus dikeluarkan
terlebih dahulu
11) Periksa kembali jumlah larutan dalam spuit, bandingkan
dengan volume yang dibutuhkan
12) Bandingkan label obat dengan catatan pemberian obat
13) Bila perlu ganti jarum spuit yang baru, jika obat dapat
mengiritasi kulit
14) Beri label spuit dengan label obat yang sesuai
15) Tempatkan spuit dalam bak spuit, kapas alcohol dan kartu obat
diatas baki
16) Buang dan simpan kembali peralatan yang diperlukan
17) Cuci tangan

2. Menyiapkan obat vial


a.Peralatan
1) Catatan pemberian obat atau kartu obat
2) Spuit dan jarum yang sesuai
17
3) Vial obat sesuai resep
4) Jarum steril ekstra (bila perlu)
5) Kapas alcohol
6) Baki obat
7) Label obat
8) Bak spuit
9) Bengkok
b. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menyiapkan obat dari vial
1) Jika obat perlu dicampurkan, ikuti petunjuk dalam vial
2) Pertahankan kesterilan spuit, jarum dan obat saat
menyiapkannya
3) Perlu pencahayaan yang baik saat menyiapkan obat ini
c. Prosedur kerja
1) Cuci tangan
2) Siapkan peralatan
3) Periksa label vial dengan catatan atau kartu obat sesuai prinsip 5
benar
4) Hitung dosis yang diperlukan. Bila perlu rotasikan cairan yang
ada dalam vial dengan menggunakan tangan agar tercampur
sempurna. Tidak bolehmengocok larutan dalam vial karena dapat
menyebabkan larutan menjadi berbuih.
5) Buka segel pada bagian tutup obat tanpa menyentuh bagian
karetnya
6) Usap bagian karet tersebut dengan kapas alcohol
7) Buka tutup jarum
8) Masukkan udara ke dalam spuit sesuai dengan jumlah obat yang
dibutuhkan
9) Dengan hati-hati masukkan jarum secara tegak lurus tepat di
tengah-tengahkaret dari vial dan ujung jarum dijaga di atas
permukaan obat.

18
10) Aspirasi sejumlah obat yang diperlukan sesuai dosis dengan
menggunakansalah satu metode di bawah ini:
- Pegang vial menghadap ke atas, gerakkan ujung jarum ke bawah
hingga berada pada bagian bawah cairan obat. Kemudian tarik
plunger hingga spuit terisi cairan obat sesuai dengan dosis yang
diperlukan. Hindari untuk menghisap tetes terakhir dari vial.
- Pegang vial menghadap ke bawah (terbalik), pastikan ujung jarum
berada di bawah cairan obat dan secara bertahap aspirasi cairan
obat sesuai dengan dosis yang diperlukan.
11) Bila terdapat udara pada bagian atas spuit, maka keluarkan
udara yang adadalam spuit tersebut ke dalam vial
12) Pada saat volume obat dalam spuit sudah tepat, maka cabut
jarum dari vial dan tutup jarum dengan penutup jarum
13) Jika masih terdapat gelembung dalam spuit:
- Pegang spuit secara vertical, dengan jarum menghadap ke atas.
- Tarik plunger ke bawah dan jentikkan spuit dengan jari.
- Dorong plunger perlahan ke atas untuk mengeluarkan udara,
tetapi jagaagar tidak mengeluarkan larutan.
14) Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit,
bandingkan dengan volume yang dibutuhkan
15) Bandingkan label obat dengan catatan pemberian obat yang
sesuai
16) Ganti jarum spuit yang baru
17) Beri label spuit dengan label obat yang sesuai
18) Tempatkan spuit (dalam bak spuit), kapas alkohol, dan kartu
obat di atas baki
19) Buang atau simpan kembali peralatan yang tidak diperlukan
Mencuci tangan.

19
H. Konsep dan Teknik Pemberian Obat Melalui Intervena (Selang IV),
Intracutan(IC), Subcutan (SC), dan Intramuscular (IM)

1. Pemberian Obat Melalui Intervena (selang IV)


a. Alat dan bahan :
1) Spuit dan jarum sesuai ukuran
2) Obat dalam tempatnya
3) Selang intravena
4) Kapas alcohol
b. Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3) Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke
dalam spuit.
4) Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena
5) Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran
6) Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga
menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke
dalam selangintravena.
7) Setelah selesai tarik spuit.
8) Periksa kecepatan infuse dan observasi reaksi obat
9) Cuci tangan
10) Catat obat yang telah diberikan dan dosisnya

2. Pemberian Obat Melalui Jaringan Intrakutan (IC)


Memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit
dilakukan sebagaites reaksi alergi terhadap jenis obat yang akan
digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di
bawah dermis atau epidermis. Secara umum,dilakukan pada daerah
lengan, tangan bagian ventral.
a. Persiapan Alat dan Bahan:
20
1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat dalam tempatnya.
3) Spuit 1 cc / spuit insulin.
4) Kapas alkohol dalam tempatnya.
5) Cairan pelarut.
6) Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit).
7) Bengkok.
8) Perlak dan alasnya.
b. Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan ada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Bebaskan daerah yang akan disuntik. Bila menggunakan baju
lengan panjang, buka dan ke ataskan.
4) Pasang perlak / pengalas di bawah bagian yang disuntik.
5) Ambil obat untuk tes alergi, kemudian larutkan / encerkan
dengan akuades(cairan pelarut). Selanjutnya, ambil 0,5 cc dan
encerkan lagi sampai ±1 cc.Lalu siapkan pada bak injeksi atau
steril.
6) Desinfeksi dengan kapas alkoho pada daerah yang akan
disuntik.
7) Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri.
8) Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas yang
sudutnya 15-20 terhadap permukaan kulit.
9) Semprotkan obat hingga terjadi gelembung.
10) Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan massage.
11) Cuci tangan.
12) Catat reaksi pemberian, hasil pemberian obat / tes obat,
tanggal, waktu, dan jenis obat.

21
3. Pemberian Obat Melalui Jaringan Subcutan (SC)
Pemberian obat melalui suntikan di bawah kulit dapat dilakukan
pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha
sebelah luar, daerah dada,dan daerah sekitar umbilikus (abdomen).
Umumnya, pemberian obat melalui jaringan subkutan ini dilakukan dalam
program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula
darah. Terdapat dua tipe larutan insulin yang diberikan,yaitu jernih
dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat (insulin reguler). Larutan
yang keruh termasuk tipe lambat karena adanya penambahan protein
sehingga memperlambat absorpsi obat.
a. Persiapan Alat dan Bahan:
1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat dalam tempatnya.
3) Cairan pelarut.
4) Bak injeksi.
5) Bengkok.
6) Perlak dan alasnya.
b. Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Bebaskan daerah yang disuntik atau bebaskan suntikan dari
pakaian. Apabila menggunakan baju, maka dibuka atau
dikeataskan.
4) Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan
siberikan. Setelah itu, tempatkan pada bak injeksi.
5) Desinfeksi dengan kapas alcohol
6) Tegakkan dengan tangan kiri (daerh yang akan dilakukan
suntikan subkutan).
7) Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas, yang
sudut 45 derajat dengan permukaan kulit.

22
8) Lakukan aspirasi. Bila tidak ada daerah, semprotkan obat
perlahan-lahanhingga habis.
9) Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Masukan spuit yang
telahdipakai ke dalam bengkok.
10) Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan
jenis/dosis obat.
11) Cuci tangan.

4. Pemberian Obat Melalui intramuscular (IM)


Memberikan obat melalui intramaskular merupakan pemberian obat
dengan memasukannya kedalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat
dilakukan didorsogluteal (posisi tengkurak), ventrogluteal (posisi
berbaring),vastus lateralis(daerah paha), atau deltoid (lengan atas).
Tujuannya agar absorsi obat dapat lebih cepat.
a. Persiapan alat dan bahan:
1) Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat dalam tempatnya.
3) Spuit dan jarum yang sesuai dengan ukuran: untuk orang
dewasa, panjangnya 2,5-3,75 cm sedangkan untuk anak,
panjangnya 1,25-1,5 cm.
4) Kapas alcohol dalam tempatnya.
5) Cairan pelarut.
6) Bak injeksi.
7) Bengkok.
b. Prosedur kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Ambil obat kemudian masuk kedalam spuit sesuai dengan dosis.
Setelahitu, letakan pada bak injeksi.
4) Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (lihat lokasi
penyuntikan).
23
5) Disenfeksi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan
dilakukan penyuntikan.
6) Lakukan penyuntikan:
- Dorsogluteal, dengan menganjurkan pasien untuk tengkurap
danlututnya di putar kea rah dalam atau miring. Fleksikan lutut
bagian atasdan pinggul, serta letakan didepan tungkai bawah.
- Ventrogluteal, dengan menganjurkan pasien untuk miring,
tengkurap,atau terlentang. Lutut dan pinggul pada sisi yang akan
dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi.
- Vastuslateralis (paha), menganjurkan pasien untuk berbaring
telentangdengan lutut sedikit fleksi.
- Deltoid (lengan atas), dengan menganjurkan pasien untuk duduk
atau berbaring mendatar dan dengan lengan atas fleksi.
7) Lakukan penusukan menggunakan jarum dengan posisi tegak
lurus.
8) Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Bila tidak ada
darah,semprotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis.
9) Setelah selesai, ambil spuit dengan menariknya. Tekan daerah
penyuntikandengan kapas alkohol, kemudian letakan spuit yang
telah digunakan pada bengkok.
10) Catat reaksi pemberian, jumblah dosis dan waktu pemberian.
11) Cuci tangan.

I. Konsep dan Teknik Cara Pemberian Obat Secara Topical (Kulit,


Mata, Telinga dan Hidung)

1. Pemberian Obat Pada Kulit


Memberikan obat pada kulit merupakan pemberian obat
dengan mengoleskannya dikulit yang bertujuan mempertahankan
hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit atau

24
mengatasi infeksi. Jenis obat kulit yang diberikan dapat bermacam-
macam seperti krim, losion, aerosol dan spray.
a. Persiapan alat dan bahan:
1) Obat dalam tempatnya (seperti krim, losion, aerosol dan
sray).
2) Pinset anatomis.
3) Kain kasa.
4) Kertas tisu.
5) Balutan.
6) Pengalas.
7) Air sabun, air hangat.
8) Sarung tangan.
b. Prosedur kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
3) Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan
tindakan.
4) Gunakan sarung tangan.
5) Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air
hangat (apabila terdapatkulit mengeras) dan gunakan pinset
anatomis.
6) Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian
seperti mengoleskan dan mengompres Kalau perlu, tutup
dengan kain kasa atau balutan pada daerah yang diobati.
8) Cuci tangan.

2. Pemberian Obat Pada Mata


Pemberian obat pada mata dengan obat tetes mata atau
saleb mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur

25
internal mata dengan mendilatasi pupil, pengukuran refraksi lensa
dengan melemahkan otot lensa, serta penghilangan iritasimata.
a. Persiapan alat dan bahan:
1) Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa
saleb.
2) Pipet.
3) Pinset anatomi dalam tempatnya.
4) Korentang dalam tempatnya.
5) Plester.
6) Kain kasa.
7) Kertas tisu.
8) Balutan.
9) Sarung tangan.
10) Air hangat/ kapas pelembab.
b. Prosedur kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
3) Atur posisi pasien dengan kepala menegadah dengan
posisi perawatdisamping kanan.
4) Gunakan saryng tangan.
5) Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas
lembab dari sudutmata kearah hidung. Apabila sangat kotor
basuh dengan air hangat.
6) Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian
bawah dengan ibu jari, jari telunjuk di atas tulang orbita.
7) Teteskan obat mata diatas sakus kunjungtiva. Setelah
tetesan selesai sesuai dengan dosis, anjurkan pasien untuk
menutupmata dengan berlahan-lahan,apabila menggunakan
obat tetes mata.

26
8) Apabila obat mata jenis saleb, pengang aplikasi saleb
diatas pinggir kelopak mata kemudian pencet tube sehingga
obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah.
Setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat kebawah,
secara bergantian dan berikan obat pada kelopak mata
bagian atas. Biarkan pasien untuk memejamkan mata dan
merenggangkan kelopak mata.
9) Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10) Cuci tangan.
11) Catat obat, jumblah, waktu dan tempat pemberian.

3. Pemberian Obat pada Telinga


Memberikan obat pada telinga dilakukan dengan obat tetes
telinga atau salep. Pada umumnya, obat tetes telinga dapat berupa
obat antibiotic diberikan pada gangguan infeksi telinga, khususnya
otitis media pada telinga tengah.
a. Persiapan alat dan bahan:
1) Obat dalam tempatnya.
2) Penetes.
3) Speculum telinga.
4) Pinset anatomi dalam tempatnya.
5) Korentang dalam tempatnya.
6) Plester.
7) Kain kasa.
8) Kertas tisu.
9) Balutan.
b. Prosedur kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
digunakan.

27
3) Atur posisi pasien dengan kepala miring kekanan atau
kekiri sesuai dengandaerah yang akan diobati, usahakan
agar lubang telinga pasien ke atas.
4) Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke
atas/kebelakang pada orang dewasa dan kebawah pada
anak-anak.
5) Apabila obat berupa obat tetes, maka teteskan obat
dengan jumlah tetesan sesuai dosis pada dinding saluran
untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara.
6) Apabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukan
atau oleskan salep pada liang telinga.
7) Pertahankan posisi kepala ±2-3 menit.
8) Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu.
9) Cuci tangan.
10) Catat jumlah, tanggal, dan dosis pemberian.

4. Pemberian Obat Pada Hidung


Memberikan obat tetes pada hidung dapat dilakukan pada
hidung seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau
nasofaring.
a. Persiapan alat dan bahan:
1) Obat dalam tempatnya.
2) Pipet.
3) Speculum hidung.
4) Pinset anatomi dalam tempatnya.
5) Korentang dalam tempatnya.
6) Plester.
7) Kain kasa.
8) Kertas tisu.
9) Balutan

28
b. Prosedur kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dijalankan.
3) Atur posisi pasien dengan cara:
- Duduk di kursi dengan kepala menengadah ke belakang.
- Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur.
- Berbaring dengan bantal dibawah bahu dan kepala
tengadah ke belakang.
4) Berikan tetesan obat sesuan dengan dosis pada tiap
lubang hidung.
5) Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang
selama 5 menit.
6) Cuci tangan.
7) Catat cara, tanggal, dan dosis pemberian obat.

J. Konsep dan Teknik Cara Pemberian Obat Melalui Anus / Rectum


dan Vagina
1. Pemberian Obat Melalui Rectum
Memberikan obat melalui rectum merupakan pemberian obat
dengan memasukan obat melalui anus dan kemudian raktum,
dengan tujuan memberikan efek local dan sistemik. Tindakan
pengobatan ini disebut pemberian obat Supositotia yang bertujuan
untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada
daerahfases, dan merangsang buang air besar. Pemberian obat
yang memiliki efek lokal, seperti Dulcolac Supositoria, berfungsi
untuk meningkatkan defekasi secara lokal. Pemberian obat dengan
efeksistemik, seperti obat Aminofilin Supositoria, berfungsi
mendilatasi Bronkhus. Pemberian obat Supositoria ini diberikan

29
tepat pada dinding Rektal yang melewati sphincter ani interna.
Konta indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rectal.
a. Persiapan alat dan bahan:
1) Obat Supositoria dalam tempatnya.
2) Sarung tangan.
3) Kain kasa.
4) Vaseline/pelican/pelumas.
5) Kertas tisu.
b. Prosedur kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
3) Gunakan satung tangan.
4) Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
5) Oleskan pelicin pada ujung oabat Supositoria.
6) Regangkan glutea dengan tangan kiri. Kemudian
masukan Supositiriasecara berlahan melalui anus,
Sphincher ana interna, serta mengenaidinding rectal ± 10 cm
pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
7) Setelah selesai, tarik jari tangan dan bersihkan daerah
sekitar anal dengantisu.
8) Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau
miring selama ± 45menit.
9) Setelah selesai, lepaskan sarung tangan kedalam
bengkok
10) Cuci tangan.
11) Catat obat, jumblah dosis, dan cara pemberian.

2. Pemberian Obat Melalui Vagina


Pemberian obat melalui vagina merupakan tindakan
memasukkan obat melaluivagina, yang bertujuan untun
30
mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau
serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan supositoria
yangdigunakan untuk mengobati infeksi local.
a. Persiapan alat dan bahan:
1) Obat dalam tempatnya.
2) Sarung tangan
3) Kain kasa
4) Kertas tisu
5) Kapas sublimat dalam tempatnya.
6) Pengalas
7) Korentang dalam tempatnya
b. Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
3) Gunakan sarung tangan
4) Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa
5) Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
6) Anjurkan pasien tidur dengan posisi dorsal recumbert
7) Apabila jenis obat Supositoria, maka buka pembungkus
dan berikan pelumas pada obat
8) Renggangkan labia minora dengan tangan kiri dan
masukkan obatsepanjang dinding kanal vaginal posterior
sampai 7,5-10 cm.
9) Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orivisium
dan labia dengantisu
10) Anjurkan untuk tetap dalam posisi selama ±10 menit
agar obat bereaksi.
11) Cuci tangan
12) Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian.

31
K. Konsep dan Teknik Pemberian Obat Melalui Wadah Cairan
Intravena
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan
atau memasukkan obatkedalam wadah cairan intravena yang
bertujuan untuk meminimalkan efek samping danmempertahankan
kadar terapetik dalam darah.
1. Alat dan bahan :
a. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
b. Obat dalam tempatnya
c. Wadah cairan ( kantong / botol )
d. Kapas alcohol dalam tempatnya
2. Prosedur Kerja :
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakuka
c. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan
bau lengan panjang buka dan ke ataskan
d.Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong
e. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran.
f. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit
hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat
perlahan-lahan ke dalam kantong / wadahcairan.
g. Setelah selesai tarik spuit dan campur dengan
membalikkan kantong cairandengan perlahan-lahan dari
satu ujung ke ujung lain.
h. Periksa kecepatan infus.
i. Cuci tangan
j. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis
pmberian obat

32
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan
kondisi pasien, diantaranya : sub kutan, intrakutan, intramuscular, dan
intravena. Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan,
yaitu indikasi dan kontra indikasi pmberian obat. Dan hal yang masalah
dalam pemberian obat yakni penolakan pemberian obat, terganggunya
integritas kulit, terjadinya dan kebingunan, menelan obat bukal dan
sublingual dan alergi.

B. Saran
Setiap obat merupakan racun yang dapat memberikan efek
samping yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya
dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu,
kita sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan
sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat
merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.

33
DAFTAR PUSTAKA

(2010). Pentingnya Pemberian Obat Dalam Keperawatan . Makalah


(Online). Tersedia
di:http://keperawatansmkmegarezky.blogspot.com/2010/01/pentingnya-
pemberian-obat-dalam.html. (7September 2014).

Al Basir, Nurhikmah. (2012). Obat. Makalah (Online). Tersedia di :


http://nurhikmaalbasir. blogspot.com/2012/09/farmasetika-definisi-
obat.html. (7 September 2014)

.Andresni, Hafiko. (2013). Makalah Obat- Obatan.Makalah (Online).


Tersedia di : http://hafikoandresni005.blogspot.com/2013/05/makalah-
obat-obatan.html. (7 September2014).

Dadan, Mas. (2011). Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan Dengan


Kerusakan SistemVaskuler.Makalah (Online). Tersedia di :http://el-
choha.blogspot.com/2011/06/kerusakan-integritas-kulit-berhubungan.html.
(7September 2014).

Gan Gunawan, Sutisna. (2007). Farmakologogi dan Terapi (Edisi 5),


Jakarta: Badan PenerbitFKUI

Hamzah, Faizal. (2013). KDK I : Prosedur Pemberian Obat Dalam


Keperawatan. Makalah(Online). Tersedia di
:http://mochfaizalhamzah.blogspot.com/2013/11/kdk1- prosedur-
pemberian-obat-dalam.html. (7September 2014).
34
Joyce, K & Everlyn, R.H. (1996). Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta :EGC

Sanjana, Deniza. (2012). 6 Prinsip Benar Pemberian Obat.Makalah


(Online). Tersedia di :http://denizasanjana.blogspot.com/2012/12/6-
prinsip-benar-pemberian-obat.html. (7September 2014).

35

Anda mungkin juga menyukai