OLEH : KELOMPOK 6
2022-2023
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2
BAB I ......................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................................................. 6
BAB II ........................................................................................................................................................ 7
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 7
F. Konsep dan Tehnik Pemberian Obat Melalui Oral, Sublingual dan Bukal ................................ 13
H. Konsep dan Teknik Pemberian Obat Melalui Intervena (Selang IV), Intracutan(IC), Subcutan
(SC), dan Intramuscular (IM) ............................................................................................................ 20
I. Konsep dan Teknik Cara Pemberian Obat Secara Topical (Kulit, Mata, Telinga dan Hidung) . 24
J. Konsep dan Teknik Cara Pemberian Obat Melalui Anus / Rectum dan Vagina........................ 29
K. Konsep dan Teknik Pemberian Obat Melalui Wadah Cairan Intravena .................................... 32
BAB III..................................................................................................................................................... 33
PENUTUP .............................................................................................................................................. 33
A. Kesimpulan.................................................................................................................................... 33
B. Saran ............................................................................................................................................. 33
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat
dicegah (Depkes RI, 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Pentingnya obat dalam keperwatan
2. Standar reaksi obat
3. Faktor yang mempengaruhi reaksi obat
4. Masalah dalam pemberian obat dan intervensi dalam keperawatan
5. Perhitungan obat
6. Konsep dan teknik cara pemberian obat melalui oral,sublingual dan
bukal
7. Menyiapakan obat dari ampul dan vial
8. Konsep dan teknin dan obat melalui intra vascular (IV),intara
cellular (IC),Subcutan(SC), intramuscular (IM).
9. Konsep dan teknik pemberian obat secara tropical
5
10. Konsep dan teknik cara pemberian obat melalui Anus/vagina.
11. Konsep dan teknik melalui wadah cairan intravena.
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui Pentingnya obat dalam keperawatan
2. Agar mahasiswa mengetahui Standar reaksi obat
3. Agar mahasiswa mengetahui Faktor yang mempengaruhi reaksi
obat
4. Agar mahasiswa mengetahui Masalah dalam pemberian obat dan
intervensi dalam keperawatan
5. Agar mahasiswa mengetahui Perhitungan obat
6. Agar mahasiswa mengetahui Konsep dan teknik cara pemberian
obat melalui oral,sublingual dan bukal
7. Agar mahasiswa mengetahui Menyiapakan obat dari ampul dan
vial
8. Agar mahasiswa mengetahui Konsep dan teknin dan obat melalui
intra vascular (IV),intara cellular (IC),Subcutan(SC), intramuscular
(IM).
9. Agar mahasiswa mengetahui Konsep dan teknik pemberian obat
secara tropical
10. Agar mahasiswa mengetahui Konsep dan teknik cara pemberian
obat melalui Anus/vagina.
11. Agar mahasiswa mengetahui Konsep dan teknik melalui wadah
cairan intravena.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
1. Tepat Obat
Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas medis harus
memerhatikankebenaran obat sebanyak tiga kali, yakni: ketika
memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ketempat penyimpanan.
2. Tepat Dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka
penentuan dosisharus diperhatikan dengan menggunakan alat standar
seperti obat cair harusdilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok
khusus; alat untukmembelahtablet; dan lain-lain. Dengan demikan,
penghityungan dosis benar untuk diberikan ke pasien
3. Tepat Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan. Halini dilakukan dengan mengidentifikasi kebenaran obat,
yaitu mencocokan nama,nomor regisyter, alamat, dan program
pengobatan pada pasien.
4. Tepat Jalur Pemberian
Kesalahan rute pemberian dapat menimbulkan sistemik yang fatal
pada pasien.Untuk itu, cara pemberiannya adalah dengan melihat cara
pemberian/jalur obat padalabel
5.Tepat Waktu
Pemberian harus benar-benar sesuai dengan waktu yang
diprogramkan, karena berhubungan dngan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat.
8
B. Standar Dan Reaksi Obat
1. Standar Obat
Obat merupakan subtansi asing yang dimasukan ke dalam tubuh
manusia gunauntuk menimbulkan atau menghasilkan efek–efek
pengobatan atau terapi. Dalam penggunaanya, tentu saja obat ini tidak
boleh digunakan asal–asalan apalagi jika sampai digunakan karena
berdasarkan insting belaka, hal–hal tersebut tentu saja dapat
membahayakan. Maka dari itu sebelum pemberian obat dilakukan,
alangkah lebih baik jika kita mengetahui bagaimana standar obat yang
baik, diantaranya :
a. Kemurnian, yaitu bahwa obat mengandungg unsur keaslian,
tidak ada percampuran.
b. Standar potensi yang baik.
c. Memiliki bioavailability yaitu keseimbangan setiap senyawa di
dalam obat.
d. Adanya keamanan.
e. Efektivitas.
2. Reaksi Obat
Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh, yakni suatu
intervalwaktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi,
sehingga terjadi pengurangan konsentrasi setengah dari kadar puncak
obat dalam tubuh.
Untuk menghasilkan efek terapi yang baik, maka obat juga harus
mengalami reaksiyang baik pula, adapun beberapa faktor yang
mempengaruhi reaksi obat di dalam tubuhialah sebagai berikut :
9
1. Absobsi Obat
Absorbsi obat atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul-
molekul obatkedalam tubuh. Sebelum obat diabsorpsi, terlebih dahulu
obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan serta cepat-lambatnya
melarut menentukan banyaknya obatterabsorpsi.
2. Distribusi Obat
Distribusi obat adalah transfer obat dari darah ke jaringan/organ
lain.Permeabilitas membran dan perfusi darah juga berperan di sini.
Permeabilitasmembran. Semakin permeabel(menembus) suatu membran,
semakin cepat kecepatandistribusinya. Perfusi darah, yaitu berapa banyak
darah yang mengalir padaorgan/jaringan tersebut. Semakin banyak darah
yang mengalir pada tempat target,semakin cepat obat didistribusikan.
3. Metabolisme Obat
Metabolisme obat adalah proses modifikasi biokimia senyawa obat
olehorganisme hidup, pada umumnya dilakukan melalui proses enzimatik.
Prosesmetabolisme obat merupakan salah satu hal penting dalam
penentuan durasi danintensitas khasiat farmakologis obat.
4. Eksresi Sisa
Setelah obat mengalami metabolisme atau pemecahan akan
terdapat sisa zatyang tidak dapat dipakai. Sisa zat ini tidak bereaksi
kemudian keluar melalui ginjaldalam bentuk urine, dari interstinal dalam
bentuk feses dan dari paru-paru dalam bentuk udara.Dalam beberapa
sumber disebutkan pula bahwa reaksi obat tidak terjadi sama padasetiap
orang, dalam beberapa sumber lain dijelaskan bahwa faktor yang
dapatmempengaruhi reaksi obat selain dari pada yang sudah dijelaskan di
atas juga dapat di pengaruhi oleh hal – hal sebagai berikut, diantaranya :
E. Perhitungan Obat
Perhitungan dosis obat dalam dihitung dengan menggunakan
beberapa rumus serta penggolongan keadaan yang telah di tentukan,
berikut adalah penjelasannya :
1. Berdasarkan Usia
Kurang akurat karena tidak mempertimbangkan sangat
beragamnya bobot danukuran anak-anak dalam satu kelompok usia obat
bebas untuk Pediatrik dosisdikelompokkan atas usia seperti 2-6 tahun, 6-
12 tahun dan diatas 12 tahun. Kecil dari 2 tahun, (atas pertimbangan
dokter). Persamaan yang digunakan:
a. Rumus Young (anak di bawah 8 tahun)Usia (tahun) / (Usia +
12)Contoh: Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah
500 mg untuk 1 kali pakai. Berapa dosis obat ini untuk anak
usia 7 tahun?
b. Rumus Dilling (anak di atas 8 tahun)Usia (tahun) / 20Contoh:
Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk
1 kali pakai. Berapa dosis obat ini untuk anak usia 11 tahun?
c. Rumus Cowling(Usia dalam tahun) + 1) / 24Contoh: Dosis
lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk 1 kali
pakai. Berapa dosis obat ini untuk anak usia 11 tahun?
12
d. Rumus Fried (khusus untuk bayi)Usia (dalam bulan) /
150Contoh: Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah
500 mg untuk 1 kali pakai. Berapa dosis obat ini untuk bayi
usia 5 bulan?
2. Berdasarkan Bobot
Dosis lazim obat umumnya dianggap sesuai untuk individu
berbobot 70 kg (154 pon) Rasio antara jumlah obat yang diberikan dan
ukuran tubuh mempengaruhikonsentrasi obat di tempat kerjanya oleh
karena itu, dosis obat mungkin perlu
disesuaikan dari dosis lazim untuk pasien kurus atau gemuk yang tidak
normal.Persamaan yang digunakan :
a. Rumus Clarck (Amerika Serikat)Bobot (dalam pon) /
150Contoh: Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah
500 mg untuk 1 kali pakai. Berapa dosis obat ini untuk anak
berbobot 40 kg? 1 kg = 2,2 pon.
b. Rumus Thremich-Fier (Jerman)Bobot (dalam kg) / 70Contoh:
Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk
1 kali pakai. Berapa dosis obat ini untuk anak berbobot 40
kg?
c. Rumus Black (Belanda)Bobot (dalam kg) / 62Contoh: Dosis
lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk 1 kali
pakai. Berapa dosis obat ini untuk anak berbobot 40 kg?
13
a. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat dan tempatnya.
3) Air minum dalam tempatnya.
b. Prosedur Kerja :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat
dosis, tepat waktu, dan tepat tempat.
4) Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
- Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari
botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam
tutup botol dan pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh
obat dengan tangan. Untuk obat berupakapsul jangan
dilepaskan pembungkusnya.
- Kaji kesulitan menelan. Bila ada, jadian tablet dalam bentuk
bubuk dancampur dengan minuman.
- Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian
obat yangmembutuhkan pengkajian.
5) Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi
respons terhadapobat dengan mencatat hasil pemberian obat.
6) Cuci tangan.
14
a. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat yang sudah ditentukan dalam tempatnya.
b.Prosedur Kerja :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Memberikan obat kepada pasien.
4) Memberitahu pasien agar meletakkan obat pada bagian bawah
lidah, hinggaterlarut seluruhnya.
5) Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum
dan berbicaraselama obat belum terlarut seluruhnya.
6) Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi
respon terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
7) Cuci tangan.
15
5) Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum
dan berbicaraselama obat belum terlarut seluruhnya.
6) Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi
respons terhadapobat dengan mencatat hasil pemberian obat.
7) Cuci tangan.
16
benar dosis obat, benar cara pemberian obat, dan benar waktu
pemberian obat
4) Lakukan penghitungan dosis sesuai dengan yang dibutuhkan
5) Pegang ampul dan turunkan cairan di atas leher ampul dengan
cara melentikkan jari tangan pada leher ampul beberapa kali atau
dengan cara memutar ampul dengan tangan searah jarum jam
6) Letakkan kassa steril diantara ibu jari tangan dengan ampul,
kemudian patahkan leher ampul kearah menjauhi tenaga
kesehatan dan orang sekitar
7) Buang leher ampul pada tempat khusus
8) Buka penutup jarum spuit, kemudian masukkan jarum ke dalam
ampul tepat di bagian tengah ampul
9) Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dengan dosis yang
diperlukan
10) Jika terdapat gelembung udara dalam spuit harus dikeluarkan
terlebih dahulu
11) Periksa kembali jumlah larutan dalam spuit, bandingkan
dengan volume yang dibutuhkan
12) Bandingkan label obat dengan catatan pemberian obat
13) Bila perlu ganti jarum spuit yang baru, jika obat dapat
mengiritasi kulit
14) Beri label spuit dengan label obat yang sesuai
15) Tempatkan spuit dalam bak spuit, kapas alcohol dan kartu obat
diatas baki
16) Buang dan simpan kembali peralatan yang diperlukan
17) Cuci tangan
18
10) Aspirasi sejumlah obat yang diperlukan sesuai dosis dengan
menggunakansalah satu metode di bawah ini:
- Pegang vial menghadap ke atas, gerakkan ujung jarum ke bawah
hingga berada pada bagian bawah cairan obat. Kemudian tarik
plunger hingga spuit terisi cairan obat sesuai dengan dosis yang
diperlukan. Hindari untuk menghisap tetes terakhir dari vial.
- Pegang vial menghadap ke bawah (terbalik), pastikan ujung jarum
berada di bawah cairan obat dan secara bertahap aspirasi cairan
obat sesuai dengan dosis yang diperlukan.
11) Bila terdapat udara pada bagian atas spuit, maka keluarkan
udara yang adadalam spuit tersebut ke dalam vial
12) Pada saat volume obat dalam spuit sudah tepat, maka cabut
jarum dari vial dan tutup jarum dengan penutup jarum
13) Jika masih terdapat gelembung dalam spuit:
- Pegang spuit secara vertical, dengan jarum menghadap ke atas.
- Tarik plunger ke bawah dan jentikkan spuit dengan jari.
- Dorong plunger perlahan ke atas untuk mengeluarkan udara,
tetapi jagaagar tidak mengeluarkan larutan.
14) Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit,
bandingkan dengan volume yang dibutuhkan
15) Bandingkan label obat dengan catatan pemberian obat yang
sesuai
16) Ganti jarum spuit yang baru
17) Beri label spuit dengan label obat yang sesuai
18) Tempatkan spuit (dalam bak spuit), kapas alkohol, dan kartu
obat di atas baki
19) Buang atau simpan kembali peralatan yang tidak diperlukan
Mencuci tangan.
19
H. Konsep dan Teknik Pemberian Obat Melalui Intervena (Selang IV),
Intracutan(IC), Subcutan (SC), dan Intramuscular (IM)
21
3. Pemberian Obat Melalui Jaringan Subcutan (SC)
Pemberian obat melalui suntikan di bawah kulit dapat dilakukan
pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha
sebelah luar, daerah dada,dan daerah sekitar umbilikus (abdomen).
Umumnya, pemberian obat melalui jaringan subkutan ini dilakukan dalam
program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula
darah. Terdapat dua tipe larutan insulin yang diberikan,yaitu jernih
dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat (insulin reguler). Larutan
yang keruh termasuk tipe lambat karena adanya penambahan protein
sehingga memperlambat absorpsi obat.
a. Persiapan Alat dan Bahan:
1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat dalam tempatnya.
3) Cairan pelarut.
4) Bak injeksi.
5) Bengkok.
6) Perlak dan alasnya.
b. Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Bebaskan daerah yang disuntik atau bebaskan suntikan dari
pakaian. Apabila menggunakan baju, maka dibuka atau
dikeataskan.
4) Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan
siberikan. Setelah itu, tempatkan pada bak injeksi.
5) Desinfeksi dengan kapas alcohol
6) Tegakkan dengan tangan kiri (daerh yang akan dilakukan
suntikan subkutan).
7) Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas, yang
sudut 45 derajat dengan permukaan kulit.
22
8) Lakukan aspirasi. Bila tidak ada daerah, semprotkan obat
perlahan-lahanhingga habis.
9) Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Masukan spuit yang
telahdipakai ke dalam bengkok.
10) Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan
jenis/dosis obat.
11) Cuci tangan.
24
mengatasi infeksi. Jenis obat kulit yang diberikan dapat bermacam-
macam seperti krim, losion, aerosol dan spray.
a. Persiapan alat dan bahan:
1) Obat dalam tempatnya (seperti krim, losion, aerosol dan
sray).
2) Pinset anatomis.
3) Kain kasa.
4) Kertas tisu.
5) Balutan.
6) Pengalas.
7) Air sabun, air hangat.
8) Sarung tangan.
b. Prosedur kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
3) Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan
tindakan.
4) Gunakan sarung tangan.
5) Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air
hangat (apabila terdapatkulit mengeras) dan gunakan pinset
anatomis.
6) Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian
seperti mengoleskan dan mengompres Kalau perlu, tutup
dengan kain kasa atau balutan pada daerah yang diobati.
8) Cuci tangan.
25
internal mata dengan mendilatasi pupil, pengukuran refraksi lensa
dengan melemahkan otot lensa, serta penghilangan iritasimata.
a. Persiapan alat dan bahan:
1) Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa
saleb.
2) Pipet.
3) Pinset anatomi dalam tempatnya.
4) Korentang dalam tempatnya.
5) Plester.
6) Kain kasa.
7) Kertas tisu.
8) Balutan.
9) Sarung tangan.
10) Air hangat/ kapas pelembab.
b. Prosedur kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
3) Atur posisi pasien dengan kepala menegadah dengan
posisi perawatdisamping kanan.
4) Gunakan saryng tangan.
5) Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas
lembab dari sudutmata kearah hidung. Apabila sangat kotor
basuh dengan air hangat.
6) Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian
bawah dengan ibu jari, jari telunjuk di atas tulang orbita.
7) Teteskan obat mata diatas sakus kunjungtiva. Setelah
tetesan selesai sesuai dengan dosis, anjurkan pasien untuk
menutupmata dengan berlahan-lahan,apabila menggunakan
obat tetes mata.
26
8) Apabila obat mata jenis saleb, pengang aplikasi saleb
diatas pinggir kelopak mata kemudian pencet tube sehingga
obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah.
Setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat kebawah,
secara bergantian dan berikan obat pada kelopak mata
bagian atas. Biarkan pasien untuk memejamkan mata dan
merenggangkan kelopak mata.
9) Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10) Cuci tangan.
11) Catat obat, jumblah, waktu dan tempat pemberian.
27
3) Atur posisi pasien dengan kepala miring kekanan atau
kekiri sesuai dengandaerah yang akan diobati, usahakan
agar lubang telinga pasien ke atas.
4) Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke
atas/kebelakang pada orang dewasa dan kebawah pada
anak-anak.
5) Apabila obat berupa obat tetes, maka teteskan obat
dengan jumlah tetesan sesuai dosis pada dinding saluran
untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara.
6) Apabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukan
atau oleskan salep pada liang telinga.
7) Pertahankan posisi kepala ±2-3 menit.
8) Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu.
9) Cuci tangan.
10) Catat jumlah, tanggal, dan dosis pemberian.
28
b. Prosedur kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dijalankan.
3) Atur posisi pasien dengan cara:
- Duduk di kursi dengan kepala menengadah ke belakang.
- Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur.
- Berbaring dengan bantal dibawah bahu dan kepala
tengadah ke belakang.
4) Berikan tetesan obat sesuan dengan dosis pada tiap
lubang hidung.
5) Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang
selama 5 menit.
6) Cuci tangan.
7) Catat cara, tanggal, dan dosis pemberian obat.
29
tepat pada dinding Rektal yang melewati sphincter ani interna.
Konta indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rectal.
a. Persiapan alat dan bahan:
1) Obat Supositoria dalam tempatnya.
2) Sarung tangan.
3) Kain kasa.
4) Vaseline/pelican/pelumas.
5) Kertas tisu.
b. Prosedur kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
3) Gunakan satung tangan.
4) Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
5) Oleskan pelicin pada ujung oabat Supositoria.
6) Regangkan glutea dengan tangan kiri. Kemudian
masukan Supositiriasecara berlahan melalui anus,
Sphincher ana interna, serta mengenaidinding rectal ± 10 cm
pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
7) Setelah selesai, tarik jari tangan dan bersihkan daerah
sekitar anal dengantisu.
8) Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau
miring selama ± 45menit.
9) Setelah selesai, lepaskan sarung tangan kedalam
bengkok
10) Cuci tangan.
11) Catat obat, jumblah dosis, dan cara pemberian.
31
K. Konsep dan Teknik Pemberian Obat Melalui Wadah Cairan
Intravena
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan
atau memasukkan obatkedalam wadah cairan intravena yang
bertujuan untuk meminimalkan efek samping danmempertahankan
kadar terapetik dalam darah.
1. Alat dan bahan :
a. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
b. Obat dalam tempatnya
c. Wadah cairan ( kantong / botol )
d. Kapas alcohol dalam tempatnya
2. Prosedur Kerja :
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakuka
c. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan
bau lengan panjang buka dan ke ataskan
d.Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong
e. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran.
f. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit
hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat
perlahan-lahan ke dalam kantong / wadahcairan.
g. Setelah selesai tarik spuit dan campur dengan
membalikkan kantong cairandengan perlahan-lahan dari
satu ujung ke ujung lain.
h. Periksa kecepatan infus.
i. Cuci tangan
j. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis
pmberian obat
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan
kondisi pasien, diantaranya : sub kutan, intrakutan, intramuscular, dan
intravena. Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan,
yaitu indikasi dan kontra indikasi pmberian obat. Dan hal yang masalah
dalam pemberian obat yakni penolakan pemberian obat, terganggunya
integritas kulit, terjadinya dan kebingunan, menelan obat bukal dan
sublingual dan alergi.
B. Saran
Setiap obat merupakan racun yang dapat memberikan efek
samping yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya
dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu,
kita sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan
sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat
merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.
33
DAFTAR PUSTAKA
35