KEBUTUHAN NUTRISI
DI SUSUN OLEH :
NIM : 105111103221
CL LAHAN CL INSTITUSI
( ) ( )
2021/2022
LAPORAN KEBUTUHAN NUTRISI
1. DEFINISI
Kebutuhan nutrisis bagi tubuh mereupakan suatu kebutuhan dasar manusia
yang sangat vital. Nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam
sistem tubuh.
Pemenuhan nutrisis atau memeberi makanan dan minum adalah
menghidangkan makan dan minum kepada pasien sesuai daftar makan atau diet
pasien. Nutrisi mempunyai 3 fungsi utama,yaitu:
1. Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh
2. Menyediakan “struktur material” untuk jaringan tubuh seperti tulang dan otot
3. Mengatur proses tubuh
2. MACAM- MACAM NUTRISI
a. Karbohidrat
b. Lemak
c. Protein
d. Mineral
e. Vitamin
f. Air
3. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN KEBUTUHAN
NUTRISI
a. Penurunan laju pertumbuhan
b. Penurunan angka metobolisme dasar
c. Hipotermia ( penurunan metabolisme sel)
d. Hypothyroid (penurunan BMR)
e. Jenis kelamin (wanita < pria)
f. Gaya hidup yang cenderung pasif
g. Imobilisasi / bedres
h. Pengaturan konsumsi makanan dan minuman
i. Mekanisme yang menyebabkan orang makan dan minum , jenis dan jumlah
makanan dan minumannya yang di butuhkan secara pasti belum jelas.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah sebagai
berikut :
1. Pengetahuan
2. Prasangka
3. Kebiasaan
4. Kesukaan
5. Ekonomi
Kemungkinan penyakit:
A. PENGKAJIAN
Menurut Smeltzer (2007) pengkajian keperawatan berfokus pada
bagaimana klien berfungsi, bergerak dan berjalan, beradaptasi terhadap
kelemahan atau paralisis dan untuk melihat dan kehilangan kemampuan
bicara dan adanya kejang.
1. Identitas klien terdiri atas nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan,
agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan dan
alamat. 2. Riwayat Keperawatan
3. Riwayat kesehatan masa lalu
4. Riwayat kesehatan sekarang
B. DIAGNOSA
Penyebab
1. Observasi
o Identifikasi status nutrisi
o Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
o Identifikasi makanan yang disukai
o Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
o Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
o Monitor asupan makanan
o Monitor berat badan
o Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
2. Terapeutik
o Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
o Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
o Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
o Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
o Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
o Berikan suplemen makanan, jika perlu
o Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
3. Edukasi
o Anjurkan posisi duduk, jika mampu
o Ajarkan diet yang diprogramkan
4. Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
o Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu.
D. IMPLEMENTASI
1. Keterampilan kongitif
Keterampilan kongitif mencakup pengetahuan keperawatan yang menyeluruh.
Kita harus mengetahui alasan untuk setiap intervensi traupetik, memahami
respons fisiologi, fsikologis normal dan abnormal, mampu mengidentifikasi
kebutuhan dan pemulangan klien, serta mengenali aspek-aspek promotive
kesehatan klien dan kebutuhan penyakit.
2. Keterampilan interpersonal
Keterampilan interpersonal penting untuk Tindakan keperawatan yang efektif.
Kita harus berkomunikasi yang jelas pada klien, keluarganya dan anggota tim
keperawatan kesehatan lainya. Perhatian dan rasa salin percaya ditunjukan ketika
kita berkomunikasi secara terbuka dan jujur. Penyuluhan konseling harus
dilakukan sehingga tingkat pemahaman yang diinginkan dan sesuai dengan
pengharapaan klien.perawat juga harus sensitive terhadap respon emosional klien
terhadap penyakit dan pengobatan. Penggunaan keterampilan interpersonal yang
sesuai memungkinkan kita mempunyai perseptif terhadap komunikasi verbal dan
non verbal klien.
3. Keterampilan psikomotor
Keterampilan psikomotor mencakup kebutuhan langsung terhadap perawatan
terhadap klien, seperti perawatan luka, memberikan suntikan, melakukan
pengisapan lendir, mengatur posisi membantu klien memenuhi kebutuhan
aktivitas sehari-hari, dan lainya.(Budiono dan Sumirah, 2017).
E. EVALUASI
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang meliputi
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau
kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. 18 Evaluasi yang dilakukan pada asuhan
keperawatan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif, assessment,
planning) (Asmadi, 2008).
Adapun komponen soap yaitu S (Subjektif) dimana perawat menemui keluhan pasien
yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan keperawatan, O (Objektif) adalah data yang
berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung pada pasien yang
dirasakan pasien setelah tindakan keperawatan, A (Assessment) adalah interpretasi dari data
subjektif dan data objektif, P (planning) adalah perencanaan keperawatan yang akan
dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi, atau ditambah dari rencana tindakan keperawatan yang
telah ditentukan sebelumnya (Rohmah Nikmatur & Saful, 2012).
DAFTAR PUSTAKA