Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. Pengertian
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana
tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan
kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik
antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkam menurut Supariasa (2001),
nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitastubuh. Fungsi utama
nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitastubuh,membentuk struktur kerangka
dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh (Alimul, 2015).
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makananatau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang
terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit (Tarwonto, 2010). Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan
untuk proses danfungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti:
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter and Perry, 2010). Nutrisi
adalah subtansi organic dan non organic yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan
oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier dalam Mubarak, 2008).
B. Tanda dan Gejala
a. Penampilan umum : lemah, tampak sakit kronis atau akut
b. Rambut : kusam dan kering,rapuh, pigmen berkurang, mudah dicabut, tipis dan kasar
c. Wajah : kulit gelap diatas pipi dan dibawah mata, kulit bebecak, muka bengkak atau
pipi kempot
d. Mata : membrane mata pucat,kering
e. Bibir : bengkak dan kasar, lesi disudut mulut
f. Lidah : tampak lembut, bengkak merah daging,sakit, papilla atropi
g. Gigi : karies, kecoklatan, malposisi
h. Gusi : seperti spon, mudah berdarah
i. Klenjar : pembesaran kelenjar tiroid
j. Kulit : kasar, kering, berbecak, bengkak, pucat
C. Pohon Masalah

D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi adalah
sebagai berikut:
a. Kadar total limfosit
b. Albumin (N: 4 - 5,5 mg/100 ml)
c. Ransferin (N: 170 – 25 mg/100 ml)
d. Hb (N: 12 mg%)
e. BUN (N: 10 – 20 mg/100 ml)
f. Zat Besi
g. Transferin serum
h. Kreatinin
i. Hemoglobin
j. Hematokirit
k. Keseimbangan nitrogen
l. Tes antigen kulit
m. Ekskresi keratin untuk 24 jam (N: laki-laki : 0,6 - 1,3 mg/100 ml, wanita : 0,5 – 1,0
mg/ 100 ml)

Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status nutrisi buruk


meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, peneurunan nilai limfosit, penurunan
albumin serum < 3,5 gr/dl, dan peningkatan/penurunan kadar kolesterol. (Mubarak, 2008)

E. Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nuteisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan
cara membantu memberikan makan/ nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.
2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/ Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/ lambung merupakan tindakan
keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan dengan cara member makan melalui
pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi pasien.
3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan
infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral (untuk
nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial).
Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bias makan
melalui oral atau pipa nasogastrik dengan tujuan untuk menunjang nutrisi enteral
yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian.
4. Pemasangan IV preset dengan cairan fisiologis
5. Pemasangan NGT atau selang nasoentrik

F. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
Identitas pasien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, status, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, no CM, diagnosa medis, sumber biaya. Identitas
penanggung jawab meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, status, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien.
2. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Alasan Masuk Rumah Sakit
b. Keluhan Utama
c. Kronologi Keluhan
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Kebutuhan Bio- Psiko- Sosial- Spiritual (Pola Fungsional Kesehatan Virginia
Henderson)
a. Kebutuhan Berbafas
b. Kebutuhan nutrisi
c. Kebutuhan eliminasi
d. Kebutuhan tidur dan istirahat
e. Kebutuhan gerak dan aktivitas
f. Kebutuhan rasa nyaman
g. Kebutuhan rasa aman
h. Kebutuhan seksual
i. Pola piker dan persepsi
j. Persepsi diri
4. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan fisik: apatis, lesu.
 Berat badan: obesitas, underweight.
 Otot: fleksia/lemah, tonus kurang tenderness, tidak mampu bekerja.
 Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
 Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran
liver/lien.
 Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100x/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah/tinggi.
 Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
 Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
 Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa pucat.
 Gusi: perdarahan, peradangan
 Lidah: edema, hiperemis.
 Gigi: karies, nyeri, kotor.
 Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
 Kuku: mudah patah.
 Pengkuran antropometri:
 Berat badan ideal: (TB-100)x 10%
 Lingkar pergelangan tangan
 Lingkar lengan atas (MAC):
 Nilai normal : Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
 Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):
 Nilai normal: Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
 Pemeriksaan laboratorium
 Albumin (N: 4-5,5 mg/ 100 ml).
 Transferin (N: 170-25 mg/ 100ml).
 Hb (N: 12 mg %).
 BUN (N: 10-20 mg/ 100 ml).
 Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/ 100 ml, wanita: 0,5-1,0
mg/ 100 ml).
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan hasil pemeriksaan laboratorium.

G. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit Nutrisi
b. Resiko defisit nutrisi
c. Berat badan berlebih
d. Resiko Berat badan berlebih
e. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah

H. Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi 1. Untuk mengetahui
(D.0019) (L.03030) (I.03119) status nutrisi
Penyebab : Setelah dilakukan Observasi 2. Untuk mengetahui
1. ketidakmampua tindakan keperawatan 1. Identifikasi status nutrisi alergi dan intoleransi
n menelan selama …x…jam 2. Identifikasi alergi dan makanan
makanan diharapkan status intoleransi makanan 3. Untuk mengetahui
2. ketidakmampua nutrisi membaik 3. Identifikasi makanan makanan yang disukai
n mencerna dengan kriteria hasil yang disukai 4. Untuk mengetahui
makanan 1. Porsi makan yang 4. Identifikasi kebutuhan jumlah kalori dan
3. ketidakmampua dihabiskan kalori dan jenis nutrient jenis nutriennya
n mengabsorbsi meningkat (5) 5. Identifikasi perlunya 5. Untuk mengetahui
nitrien 2. Kekuatan otot penggunaan selang perlu atau tidak
4. peningkatan pengunyah nasogastrik penggunaan selang
kebutuhan meningkat (5) 6. Monitor asupan nasogastrik
metabolism 3. Kekuatan otot makanan 6. Untuk memantau
5. faktor ekonomi menelan 7. Monitor berat badan asupan makanan
(mis. finansial meningkat (5) 8. Monitor hasil 7. Untuk memantau
tidak 4. Serum albumin pemeriksaan berat badan
mencukupi) meninngkat (5) laboratorium 8. Untuk memantau hasil
6. faktor psikologis 5. Verbalisasi Terapeutik pemeriksaan
(mis. stres, keinginan untuk 1. Lakukan oral hygiene laboratorium
keengganan meningkatkan sebelum makan, jika 9. Untuk memenuhi
untuk makan) nutrisi meningkat perlu kebutuhan oral
Gejala dan Tanda (5) 2. Fasilitasi menentukan hygiene pasien
Mayor : 6. Pengetahuan pedoman diet (mis. 10. Untuk mengetahui
Subjektif tentang pilihan Piramida makanan) pedoman diet
(tidak tersedia) makanan yang 3. Sajikan makanan secara 11. Unuk meningkatkan
Objektif sehat meningkat menarik dan suhu yang nafsu makan pasien
1. berat badan (5) sesuai 12. Untuk memenuhi
menurun 7. Pengetahuan 4. Berikan makanan tinggi kebutuhan kalori dan
minimal 10% di tentang standar serat untuk mencegah protein pasien
bawah rentang asupan nutrisi konstipasi 13. Untuk memenuhi
ideal yang tepat 5. Berikan makanan tinggi kebutuhan serat pasien
Minor : meningkat (5) kalori dan protein 14. Untuk menambah
Subjektif 8. Penyiapan dan 6. Berikan suplemen nafsu makan pasien
1. Cepat kenyang penyimpanan makanan, jika perlu 15. Untuk pasien yang
setelah makan makanan yang 7. Hentikan pemberian sudah bisa makan
2. Kram/nyeri aman meningkat makanan melalui selang melalui oral
abdomen (5) nasogatrik jika asupan 16. Untuk membiasakan
3. Nafsu makan 9. Perasaan cepat oral dapat ditoleransi atau melatih gerak
menurun kenyang menurun Edukasi tubuh pasien
Objektif (5) 1. Anjurkan posisi duduk, 17. Untuk mengatur pola
1. bising usus 10. Nyeri abdomen jika mampu makan pasien
hiperaktif menurun (5) 2. Ajarkan diet yang 18. Untuk memberikan
2. otot pengunyah 11. Sariawan menurun diprogamkan medikasi sebelum
lemah (5) Kolaborasi makan
3. otot menelan 12. Rambut rontok 1. Kolaborasi pemberian 19. Untuk mengetahui
lemah menurun (5) medikasi sebelum jumlah nutrisi/asupan
4. membrane 13. Diare menurun (5) makan (mis, Pereda makanan yang
mukosa pucat 14. Berat badan IMT nyeri, antiemetik), jika diperlukan pasien
5. sariawan membaik (5) perlu
6. serum albumin 15. Frekuensi makan 2. Kolaborasi dengan ahli
turun membaik (5) gizi untuk menentukan
7. rambut rontok 16. Nafsu makan jumlah kalori dan jenis
berlebihan membaik (5) nutrient yng dibutuhkan,
8. diare 17. Bising usus jika perlu
membaik (5)
Kondisi klinis
terkait
1. stroke
2. Parkinson
3. Mobius
syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic
lateral sclerosis
8. Kerusakan
neuromuscular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit crohn’s
14. Enterocolitis
15. Fibrosis kistik

2. Risiko Defisit Status Nutrisi Manajemen Nutrisi 1. Untuk mengetahui


Nutrisi (D.0032) (L.03030) (I.03119) status nutrisi
Penyebab: Setelah dilakukan Observasi 2. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan 1. Identifikasi status alergi makanan
1. ketidakmampuan
selama …x…jam nutrisi 3. Untuk mengetahui
menelan mkanan
diharapkan status 2. Indentiikasi Alergi jumlah kalori yang
2. ketidakmampuan
nutrisi membaik makanan dibutuhkan pasien
mencerna
dengan kriteria hasil 3. Indentifikasi 4. Untuk memantau
makanan
1. Porsi kebutuhan kalori yang berat badan
3. ketidakmampuan
makanan yang dibutuhkan pasien 5. Untuk memantau
mengabsorpsi
dihabiskan 4. Monitor berat badan asupan makan
makanan
meningkat (5) 5. Monitor asupan 6. Untuk memantau hasil
4. meningkatan
2. Berat badan mkanan laboratorium
kebutuhan
meningkat (5) 6. Monitor hasil 7. Untuk memenuhi oral
metabolism
3. Nafsu makan pemeriksaan hygiene pasien
5. faktor ekonomi
meningkat (5) laboratorium. 8. Untuk mengetahui
6. faktor psikologis
4. Kekuatan otot Terapeutik pedoman diet
Kondisi klinis mengunyah 1. Lakukan oral hygene 9. Untuk meningkatkan
terkait membaik (5) sebelum makan nafsu makan
1. stroke 5. Kekuatan otot 2. Fasilitasi menentukan 10. Untuk memenuhi
2. Parkinson menelan pedoman diet kebutuhan serat pasien
3. Mobius membaik (5) 3. Sajikan makanan 11. Untuk membiasakan
syndrome secara menarik atau melatih gerak
4. Cerebral palsy 4. Berikan makanan tubuh pasien
5. Cleft lip tinggi kalori 12. Untuk mengatur pola
6. Cleft palate Edukasi makan pasien
7. Amyotropic 1. Anjurkan posisi 13. Untuk memberikan
lateral sclerosis duduk medikasi sebelum
8. Kerusakan 2. Anjurkan diet yang makan
neuromuscular diprogramkan
9. Luka bakar Kolaborasi
10. Kanker 1. Kolaborasi dengan
11. Infeksi ahli gizi untuk
12. AIDS menentukan jumlah
13. Penyakit crohn’s kalori dan jenis
14. Enterocolitis nutrient yng
15. Fibrosis kistik dibutuhkan, jika perlu

3. Berat badan lebih Berat Badan Konseling Nutrisi (I.03094) Konseling Nutrisi (I.03094)
(D.0018) (L.03018) Observasi Observasi
Penyebab : Setelah dilakukan 1. Identifikasi kebiasaan 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan makan dan perilaku kebiasan makan
1. kurang aktivitas
selama…x…jam makan yang akan diubah 2. Untuk memantau intake
fisik harian
diharapkan berat 2. Monitor intake dan output dan output cairan, nilai
2. kelebihan
badan membaik cairan, nilai hemoglobin, hemoglobin, tekanan
konsumsi gula
dengan kriteria hasil tekanan darah, kenaikan darah dan kenaikan berat
3. gangguan
1. Berat badan berat badan, dan badan.
kebiasaan makan
membaik (5) kebiasaan membeli Terapeutik
4. gangguan
2. Tebal lipatan makanan 1. Untuk membangun
persepsi makan
kulit membaik Terapeutik komunikasi yang baik
5. kelebihan
(5) 1. Bina hubungan terapeutik dengan pasien
konsumsi
3. Indeks masa 2. Sepakati lama waktu 2. Untuk membatasi waktu
alcohol
tubuh membaik pemberian konseling konseling
6. Penggunaan
(5) 3. Tetapkan tujuan jangka 3. Agar konselor dengan
energy kurang
pendek dan jangka mudah menentukan target
dari asupan
panjang yang realitis yang hendak dicapai
7. sering mengemil
4. Gunakan standar nutrisi 4. Untuk mencapai program
8. sering memakan
sesuai program diet diet yang sesuai dengan
makanan
dalam mengevaluasi standar nutrisi
berminyal/berle
kecukupan asupan 5. Untuk mencegah adanya
mak
makanan terapi yang tidak sesuai
9. Faktor keturunan
10. Penggunaan 5. Pertimbangkan factor- harapan
makanan faktor yang Edukasi
formula atau mempengaruhi 1. Untuk menambah
mkananan pemenuhan kebutuhan informasi mengenai
campuran Edukasi modifikasi diet
11. Asupan kalsium 1. Informasikan perlunya 2. Agar pasien dan keluarga
rendah modifikasi diet dapat mengetahui
12. Berat badan 2. Jelaskan program gizi program gizi saat
bertambah cepat Kolaborasi melakukan program diet
13. Makanan padat 1. Rujuk para ahli gizi, jika Kolaborasi
sebagai sumber perlu 1. Mengkolaborasikan
makanan utama tindakan yang diberikan
pada usia <5 pada pasien
bulan
Tanda dan Gejala
Mayor: Manajemen Berat Badan
Subjektif Manajemen Berat Badan (I.03097)
(tidak tersedia) (I.03097) Observasi
Objektif Observasi 1. Untuk mengetahui kondisi
1. IMT>25 kg/m2 1. Identifikasi kondisi kesehatan pasien
Minor: kesehatan pasien yang Terapeutik
Subjektif dapat mempengaruhi 1. Untuk mengetahui berat
(tidak tersedia) berat badan badan ideal pasien
Objektif Terapeutik 2. Untuk mengetahui
1. tebal lipatan 1. Hitung berat badan ideal presentase lemak dan otot
kulit trisep pasien pasien
>25mm 2. Hitung presentase lemak 3. Agar pasien dapat
Kondisi Klinis dan otot pasien mengetahui target berat
Terkait 3. Fasilitasi menentukan badan yang realistis
1. Gangguan target berat badan yang Edukasi
genetic realistis 1. Untuk memberi informasi
2. Factor Edukasi pada pasien agar berat
keturunan 1. Jelaskan hubungan antara badan tetap ideal
3. Hipotiroid asupan makanan, 2. Untuk meningkatkan
4. Diabetes aktivitas fisik, kesiapan pasien dalam
mellitus penambahan berat badan, mencegah peningkatan
maternal dan penurunan berat maupun penurunan BB
badan 3. Untuk membiasakan
2. Jelaskan factor resiko pasien mencatat asupan
berat badan lebih dan makanan, aktivitas fisik
berat badan kurang dan perubahan berat
3. Anjurkan mencatat berat badan.
badan setiap minggu, jika
perlu
4. Anjurkan melakukan
pencacatan asupan
makanan, aktivitas fisik
dan perubahan berat
badan
4. Risiko Berat Berat Badan Konseling Nutrisi (I.03094) Konseling Nutrisi (I.03094)
Badan Lebih (L.03018) Observasi Observasi
(D.0031) Setelah dilakukan 1. Identifikasi kebiasaan 1. Untuk mengetahui
1. kurang aktivitas tindakan keperawatan makan dan perilaku kebisaan makan
fisik harian selama…x…jam makan yang akan diubah 2. Untuk mengetahui intake
2. kelebihan diharapkan berat 2. Monitor intake dan output dan output cairan, nilai
konsumsi gula badan membaik cairan, nilai hemoglobin, hemoglobin, tekanan
3. gangguan dengan kriteria hasil tekanan darah, kenaikan darah, dan kenaikan berat
kebiasaan makan 1. Berat badan berat badan, dan badan
4. gangguan membaik (5) kebiasaan membeli Terapeutik
persepsi makan 2. Tebal lipatan makanan 1. Untuk membangun
5. kelebihan kulit membaik Terapeutik kounikasi yang baik
konsumsi (5) 1. Bina hubungan terapeutik dengan pasien
alcohol 3. Indeks masa 2. Sepakati lama waktu 2. Untuk membatasi waktu
6. Penggunaan tubuh membaik pemberian konseling konseling
energy kurang (5) 3. Tetapkan tujuan jangka 3. Agar konselor dengan
dari asupan pendek dan jangka mudah menentukan target
7. sering mengemil panjang yang realitis yang hendak dicapai
8. sering memakan 4. Gunakan standar nutrisi 4. Untuk mencapai program
makanan sesuai program diet diet yang sesuai dengan
berminyal/berle dalam mengevaluasi standar nutrisi
mak kecukupan asupan 5. Untuk mencegah adanya
9. Faktor keturunan makanan terapi yang tidak sesuai
10. Penggunaan 5. Pertimbangkan factor- harapan
makanan faktor yang Edukasi
formula atau mempengaruhi 1. Untuk menambah
mkananan pemenuhan kebutuhan informasi mengenai
campuran Edukasi pentingnya modifikasi
11. Asupan kalsium 1. Informasikan perlunya diet
rendah modifikasi diet 2. Agar pasien dan keluarga
12. Berat badan 2. Jelaskan program gizi pasien dapat mengetahui
bertambah cepat Kolaborasi program gizi pada saat
13. Makanan padat 1. Rujuk para ahli gizi, jika melakukan program diet
sebagai sumber perlu Kolaborasi
makanan utama 1. Mengkolaborasikan
pada usia <5 tindakan yang diberikan
bulan pada pasien dengan ahli
Kondisi Klinis gizi.
Terkait :
1. Gangguan
genetic
2. Hipotiroid
3. Diabetes
mellitus
gestasional
4. Pola hidup
kurang aktivitas

5. Ketidakstabilan Kestabilan kadar Manajemen Hiperglikemia Manajemen Hiperglikemia


kadar glukosa glukosa darah (l.03115) (I.03115)
darah (D.0027) (L.03022) Observasi Observasi
Penyebab: Setelah dilakukan 1. Identifkasi kemungkinan 1. Untuk mengetahui
hiperglikemia tindakan keperawatan penyebab hiperglikemia penyebab
1. disfungsi selama…x…jam 2. Identifikasi situasi yang hiperglikemia
prankeas diharapkan kestabilan menyebabkan kebutuhan 2. Untuk mengetahui
2. resistensi insulin kadar glukosa darah insulin meningkat (mis. keadaan abnormal
3. gangguan meningkat dengan penyakit kambuhan) yang terjadi didalam
toleransi glukosa kriteria hasil 3. Monitor kadar glukosa tubuh
darah 1. Koordinasi darah, jika perlu 3. Untuk memantau
4. gangguan meningkat 4. Monitor tanda dan gejala kadar glukosa darah
glukosa darah 2. Tingkat kesadaran hiperglikemia (mis. 4. Untuk memantau
puasa) meningkat poliuri, polidipsia, derajat hiperglikemia
hipoglikemia 3. Mengantuk polivagia, kelemahan, 5. Untuk memantau
1. penggunaan menurun malaise, pandangan intake dan output
insulin atau obat 4. Pusing menurun kabur, sakit kepala) cairan
glikemik oral 5. Lelah/lesu 5. Monitor intake dan 6. Untuk memantau
2. hyperinsulinemia menurun output cairan keadaan pasien.
3. endokrinopati 6. Rasa lapar 6. Monitor keton urine,
4. disfungsi hati menurun kadar analisa gas darah, Terapeutik
5. disfungsi ginjal 7. Gemetar menurun elektrolit, tekanan darah 1. Agar kebutuhan cairan
kronis 8. Berkeringat ortostatik dan frekuensi pasien terpenuhi
6. efek agen menurun nadi 2. Agar dapat
farmakologis 9. Mulut kering Terapeutik mengantisipasi dan
7. tindakan menurun 1. Berikan asupan cairan menghambat
pembedahan 10. Rasa haus oral keparahan yang
neoplasma menurun 2. Konsultasi dengan medis diakibatkan oleh
8. gangguan 11. Perilaku aneh jika tanda dan gejala hiperglikemia
metabolik menuurn hiperglikemia tetap ada Edukasi
bawaan 12. Kesulitan bicara atau memburuk 1. Untuk mencegah
Tanda dan Gejala menurun 3. Fasilitasi ambulasi jika kondisi pasien
Mayor 13. Kadar glukosa ada hipotensi ortostatik semakin memburuk
Hipoglikemia dalam darah Edukasi 2. Untuk mengetahui
Subjektif membaik 1. Anjurkan olahraga saat kadar glukosa darah
1. mengantuk 14. Kadar glukosa kadar glukosa darah lebih dalam tubuh
2. pusing dalam urin dari 250 mg/dL 3. Membantu agar pasien
Objektif membaik 2. Anjurkan monitor kadar patuh pada diet dan
1. gangguan 15. Palpitasi membaik glukosa darah secara olahraga
koordinasi 16. Perilaku membaik mandiri 4. Menginformasikan
2. kadar glukosa 17. Jumlah urine 3. Anjurkan kepatuhan cara pengelolaan
dalam darah/urin membaik terhadap diet dan diabetes
renda olahraga Kolaborasi
Minor 4. Ajarkan indikasi dan 1. Mengatur kadar
hipoglikemia pentingnya pengujian glukosa dalam tubuh
subjektif keton urine, jika perlu 2. Menambah intake
1. palpitasi Kolaborasi cairan dalam tubuh
2. mengeluh lapar 1. Kolaborasi pemberian
Objektif insulin, jika perlu
1. gemetar 2. Kolaborasi pemberian
2. kesadaran cairan IV, jika perlu
menurun
3. perilaku aneh Manajemen Hipoglikemia Manajemen Hipoglikemia
4. sulit bicara (I.03113) (I.03113)
5. berkeringat Observasi Observasi
1. Identifkasi tanda dan 1. Untuk mengetahui
Mayor gejala hipoglikemia tanda dan gejala
Hiperglikemia 2. Identifikasi kemungkinan hipoglikemia
Subjektif penyebab hipoglikemia 2. Untuk mengetahui
1. lelah atau lesu Terapeutik penyebab
objektif 1. Berikan karbohidrat hipoglikemia
1. kadar glukosa sederhana, jika perlu Terapeutik
dalam darah/urin 2. Batasi glucagon, jika 1. Untuk membantu
tinggi perlu pasien memperoleh
Minor asupan karbohidrat
Subjektif Edukasi secara berkala
1. mulut kering 1. Anjurkan membawa 2. Untuk membantu
2. haus meningkat karbohidrat sederhana mengatasi rendahnya
Objektif setiap saat kadar glukosa darah
1. jumlah urin 2. Anjurkan monitor kadar Edukasi
meningkat glukosa darah 1. Untuk memastikan
kondisi Klinis 3. Anjurkan pengelolaan pasien memperoleh
Terkait hipoglikemia (tanda dan asupan glukosa secara
1. Diabetes gejala, faktor risiko dan berkepanjangan
mellitus pengobatan hipoglikemia) 2. Untuk mengetahui
2. Ketoasidosis 4. Ajarkan perawatan kadar glukosa darah
diabetic mandiri untuk mencegah dalam tubuh
3. Hipoglikemia hipoglikemia (mis. 3. Menginformasikan
4. Hiperglikemia mengurangi insulin atau cara pengelolaan
5. Diabetes agen oral dan/atau hipoglikemia
gestasional meningkatkan asupan 4. Agar pasien mampu
6. Penggunaan makanan untuk melakukan perawatan
kortikosteroid berolahraga secara mandiri untuk
7. Nutrisi parental Kolaborasi mencegah
total (TPN) 1. Kolaborasi pemberian hipoglikemia
dextrose, jika perlu Kolaborasi
2. Kolaborasi pemberian 1. Untuk membantu
glucagon, jika perlu menambah glukosa
darah
2. Untuk membantu
mengatasi rendahnya
kadar glukosa darah

I. Referensi
Alimul, A. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia:
Teori dan aplikasi dalam Praktik.Jakarta : EGC
Potter & Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses Dan
Praktek. Jakarta: EGC.
Rahayu, Sunarsih. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Kebutuhan Dasar
Tarwonto, Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatam.
Jakarta: Salemba Medika.
Tim POKJA SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim POKJA SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim POKJA SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai