Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR (PKKD) KEBUTUHAN


DASAR MANUSIA (NUTRISI)

RS/RUANGAN TGL/PARAF CI NILAI TGL/PARAF CI NILAI NILAI RATA –


KLINIK AKADEMIK RATA

A. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia (Kebutuhan Nutrisi)


1. Definisi

Nutrisi berasal dari kata nutrients yang berarti bahan gizi yang merupakan proses
terbentuknya energi dari bahan makanan yang diperlukan untuk pemeliharaan,
pembentukan, dan penggantian sel tubuh (Kemenkes, 2017).

Nutrisi merupakan jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan
yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang dimakan
seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya (Munthe, Naomi F.A, 2017).

Nutrisi adalah bahan organik dan anorganik yang terdapat dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik. Nutrisi dibutuhkan oleh
tubuh untuk memperoleh energy bagi aktivitas tubuh, membentuk sel dan jaringan
tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia didalam tubuh (Haswita &Reni, 2017).

Dapat disimpulkan bahwa Nutrisi atau gizi, yaitu proses pengubahan zat gizi menjadi
energi yang diperlukan untuk pemeliharaan, pembentukan dan penggantian sel-sel
tubuh yang merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia karena jika
kekurangan gizi dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan pada tubuh.

2. Anatomi Fisiologi
Organ tubuh yang berperan dalam pemenuhan nutrisi adalah (Munthe, Naomi F.A,
2017):
a. Mulut
Mulut adalah bagian awal dari sistem gastrointestinal yang terdiri dari dua
bagian, bagian luar disebut vestibula yakni gigi, ruang antargusi, pipi bagian
dalam, dan bibir, dan bagian dalam yakni rongga mulut.
b. Faring dan Esofagus
Faring terletak di belakang hidung, mulut, dan laring serta berhubungan
langsung dengan esofagus. Esofagus sendiri adalah bagian dari sistem
pencernaan yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring ke lambung.
c. Lambung
Lambung merupakan bagian dari sistem pencernaan yang merupakan sebuah
organ berrongga yang ada didalam perut bagian atas, di bawah tulang rusuk
yang mempunyai dinding lima lapisan. Dalam proses pencernaan, makanan
bergerak dari mulut dari esofagus untuk kemudian menjangkau lambung yang
kemudian didalam lambung makanan menjadi cair. Cairan tersebut
selanjutnya bergerak masuk ke usus kecil untuk dicerna lebih lanjut.
d. Usus Halus
Panjang usus halus kurang lebih 2,5 meter menyerupai tabung yang berlipat-
lipat. Usus halus berfungsi untuk mencerna dan mengabsorbsi zat-zat
makanan yang diperlukan tubuh, kemudian zat makanan yang telah berbentuk
partikel halus diabsorbsi di bagian duodenum, seperti zat besi, kalsium,
dengan bantuan vitamin A, D, E, K serta empedu dan asam fosfat.
e. Kolon
Kolon terletak setelah usus halus dengan panjang kurang lebih 1,5 meter.
Kolon terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu kolon asendens, transversum,
desenden, sigmoid, dan rectum. Kolon berfungsi untuk mengabsorbsi air .

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi KDM


Menurut Craven dan Hirnle (2017), status nutrisi dipengaruhi oleh :
a. Faktor fisiologis
Merupakan factor yang terkait dengan proses pencernaan atau
intake makanan.
b. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan seperti waktu makan pada jam tertentu, makan bersama,
cara penyajian makanan, jenis makanan pasien, jika mengalami perubahan
, maka dapat mempengaruhi selera dan intake makanan. Demikian juga
gaya hidup pasien seperti kebiasaan makan, tinggi garam (natrium)juga
mempengaruhi status nutrisi pasien.
c. Budaya dan keyakinan
Adanya budaya dan keyakinan yang salah dalam lingkungan masyarakat
tertentu dalam mengonsumsi makanan menimbulkan tidak adekuatnya status
nutrisi.
d. Kemampuan ekonomi atau tersedianya dana
Kemiskinan menimbulkan daya beli makanan menjadi berkurang dengan
demikian intake makanan juga otomatis berkurang. Pemenuhan kebutuhan
nutrisi juga akan terganggu.
e. Penggunaan Obat-obatan dan intake nutrisi.
Penggunaan obat-obatan dalam jangka lam menimbulkan komplikasi yang
dapat menghambat intake makanan maupun absorpsi nutrisi.
f. Jenis kelamin
Pada usia tertentu priamembutuhkan lebih banyak zat gizi daripada wanita
karena aktivitasnya atau karena ukuran tubuhnya yang lebih besar. Untuk
zat gizi tertentu kadang wanita memerlkan lebih banyak daripada pria.
g. Pembedahan
Keadaan luka dan proses penyembuhan luka, membutuhkan lebih
banyak nutrisi.
h. Kanker dan Pengobatan kanker
Kanker merupakan kondisi dimana sel-sel berpoliferasi dengan cepat dan
tidak terkendali.
i. Penggunaan alcohol
Alkohol mempunyai efek tidak nafsu makan sehingga kebutuhan nutrisi akan
berkurang.
j. Status psikologi
Respons stress pada individu berbeda, ada individu yang mengalami stress
akan meningkatkan nafsu makan, namun juga sebaliknya tidak nafsu makan.

4. Masalah-masalah yang mungkin muncul akibat pemenuhan KDM


Menurut Craven dan Hirnle (2017) masalah-masalah yang mungkin muncul adalah :
a. Obesitas
Pada kondisi obesitas, individu mengalami kelebihan berat badan lebih dari
20% berat badan normal. Hal ini terjadi ketika asupan kalori berlebih namun
penggunaan kalori rendah (ketidak seimbangan nutrisi).
b. Malnutrisi
Berbeda dengan kondisi pada obesitas, malnutrisi merupakan kondisi
kekurangan nutrisi pada tingkat sel akibat dari ketidaksesuaian antara asupan
nutrisi dengan kebutuhan tubuh. Ditandai dengan berat badan di bawah
normal meskipun asupan makanan mencukupi, kelemahan otot, penurunan
energi, kulit tampak pucat, membrane mukosa dan konjungtiva tampak pucar,
dan lain-lain.
c. Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus terjadi karena adanya kekurangan insulin yang
menyebabkan terjadinya gangguan metabolism karbohidrat, atau penggunaan
karbohidrat secara berlebih.
d. Hipertensi
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah di atas normal yang
terjadi secara terus-menerus dalam kurun waktu tertentu. Hipertensi dapat
pula disebabkan oleh masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi lainnya seperti
obesitas asupan natrium berlebih, dan gaya hidup tidak sehat.
e. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner disebabkan oleh adanya peningkatan kadar
kolesterol dalam darah, kebiasaan merokok, obesitas, pola makan, gaya hidup
yang tidak sehat, dan sebagainya.
f. Kanker
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien kanker terjadi
karena konsumsi lemak yang berlebihan.

B. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian
a. Biodata
Identitas klien meliputi usia jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan indetitas
penganggung jawab.

b. Riwayat Kesehatan
1) Alasan masuk Rumah Sakit
2) Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan menganggu oleh klien
3) Keluhan Saat dikaji
Keluhan yang dirasakan pasien saat dikaji mengadung unsur RQRST
(paliatif/provokatif quality,regio,skala, dan time)
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji Riwayat Kesehatan keluarga untuk mengetahui apakah
ada penyakit keturunan di keluarga pasien.
5) Riwayat Kesehatan dahulu
Riwayat Kesehatan dahulu terutama yang berkaitan dengan ganggu
pemenuhan kebutuhan nutrisi ataupun riwayat dirawat di rumah sakit atau
pembedahan.

c. Pola Aktivitas
1) Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, nafsu makan berkurang
dan menurun.
2) Eliminasi ( buang air besar)
3) Tidur dan istirahat
4) Kebersihan
5) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya
untuk menjaga kesehatan.

d. Riwayat
Psikologis
1) Status Emosional
Gambaran mengenai kesehatan mental dan emosional pasien
2) Konsep diri
a) Gambaran Diri
Persepsi pasien dengan DHF tentang tubuh, baik secara internal
maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap
yang ditunjukan pada tubuh.
b) Peran Diri
Mencakup harapan atau standar perilaku pasieen yang mengalami
sakit yang telah diterima oleh keluarga, komunitas dan kultur.
c) Harga Diri
Rasa tentang nilai diri didasarkan pada faktor eksternal dan
internal pada pasien
d) Identitas Diri
Mencakup rasa internal tentang individualitas, keutuhan, dan
konsistensi dari seseorang sepanjang waktu dan dalam
berbagai situasi yang dihadapi pasien
e) Ideal Diri
Aspirasi, tujuan, nilai, dan standar perilaku yang diupayakan
dicapai.
3) Pola Koping
Ditanyakan adanya koping mekanisme yang digunakan pada saat
terjadinya masalah atau kebiasaan menggunakan koping mekanisme serta
tingkat toleransi stres.

e. Data Sosial
1) Kognitif – Perseptual
Amati bagaimana pasien yang mengalami penyakit berinteraksi dengan
keluarga, perawat, dokter, dan pasien lain. Pengamatan meliputi, misalnya,
kontak mata pasien selama komunikasi, kelancaran berbicara, dan apakah
klien menunjukkan sikap kooperatif atau tidak..
2) Pola Hubungan
Tanyakan kepada pasien apa yang penting dalam hidupnya, tempat
keluhan dan pertolongan, kelompok masyarakat tempat ia berasal, serta
pekerjaan, situasi kerja, hubungan antar anggota keluarga dan
kemungkinan gangguan peran selama sakit..

f. Pola nilai dan Keyakinan


Tanyakan pada pasien pantangan dalam agama selama sakit, keyakinan
tentang kehidupan, ritual dan praktik keagamaan.

g. Pemeriksaan fisik
1) Rambut, kaji rambut kering/berminyak, apakah ada rontok pada
rambut, apakah pertumbuhan rambut merata,dan apakah rambut tampak
kusam.
2) Kulit, kaji turgor pada kulit apakah kulit kering’pecah-pecah atau
bersisik
3) Mata, kaji konjungtiva pada mata
4) Kardiovaskuler, kaji normalnya pada denyut nadi, tekanan darah,
dan irama jantung
5) Gastrointestinal, kaji apakah pasien anoreksia, sulit menelan,
konstipasi, dan apakah pasien mengalami diare atau tidak
6) Aktifitas, kaji apakah pasien mengalami kesulitan saat tidur,
kurangnya energi, serta lemah
7) Anaeurologi, kaji bagaimana refleks pasien, emosi pasien, dan
fokusnya pasien

h. Data Penunjang
1) Laboratorium
Untuk mengkaji status nutri pasien, diperlukan pemeriksaan
laboratorium sebagai pemeriksaan penunjang, meliputi pemeriksaan
darah dan urin, seperti pemeriksaan haemoglobin, hematokrit, dan
albumin.
a) Nilai normal
haemoglobin Pria : 13-16
g/dl
Wanita : 12-14 g/dl
b) Nilai normal
hematokrit Pria : 40-48
vol % Wanita : 37-43
vol%
c) Nilai normal albumin
Pria dan wanita : 4-5,2 g/dl
2) Antropometri
Pengukuran ini bertujuan untuk melakukan evaluasi pertumbuhan dan
melakukan pengkajian tentang ketersediaan energi dan status nutrisi
pasien.
Pengukuran antropometri:
a) Tinggi badan.
b) Berat badan.
c) Tebal lipatan kulit, normal pada wanita 16,5 – 18 cm dan
pada pria 12,5 – 16,5 cm.
d) Lingkar Tubuh.

i. Terapi
Tujuan terapi diberikan yaitu
1) Memperbaiki kekurangan nutrisi atau mencegah nutrisi
2) Mencegah komplikasi dan efek samping yang berhubungan
dengan nutrisi
3) Mencegah berkurangnya massa otot, tulang, darah, organ dan
massa tubuh yang lain
4) Memberikan kekuatan energi bagi tubuh
j. Analisa Data
Analisis data merupakan metode yang dilakukan perawat untuk mengkaitkan
data klien serta menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip
yang relevan keperawatan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan
masalah kesehatan pasien dan keperawatan pasien.

Nama : No.RM :
Umur : Ruang :
No Data Etiologi Masalah TTD
Keperawatan
Gejala&Tanda
Mayor
Subjektif :
Objektif :
Gejala&Tanda
Minor
Subjektif :
Objektif :

2. Diagnosa Keperawatan
1) Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan
2) Diare b.d inflamasi gastrointestinal
3) Kesiapan peningkatan nutrisi b.d

3. Intervensi

Label Dx Kep : D.0019


Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhu kebutuhan metabolisme.
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan
Cairan
Kriteria Intervensi Rasional
hasil/Tujuan
Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
tindakan Observasi:
keperawatan selama 1) Identifikasi status nutrisi 1) Membantu
3x24 jam diharapkan mengetahui tanda dan
defisit nutrisi gejala nutrisi kurang
membaik dengan dari kebutuhan tubuh
kriteria hasil: 2) Identifikasi makanan 2) Membeantu pasien
Indikator A T yang disukai makan
Porsi 2 5
makanan 3) Monitor berat badan 3) Membantu pasien
yang mengetahui
dihabiskan peribahan berat badan
Berat 3 5 setelah diberikan
badan informasi tentang
Frekuensi 2 5 memenuhi kebutuhan
makan Terapeutik: nutrisi
Keterangan: 4) Lakukan oral hygiene 4) Mulut bersih
sebelum makan, jika meningkatkan nafsu
1: menurun perlu makan
2: cukup menurun 5) Makanan secara
5) Sajikan makanan secara menarik dapat
3: sedang menarik dan sushu meningkatkan nafsu
4: cukup meningkat yang sesuai makan pasien
6) Membantu
5: meningkat 6) Berikan suplemen menambah nafsu
makanan, jika makan pasien
perlu
L.03030
Edukasi:
7) Anjurkan posisi duduk, 7) Membantu pasien
jika mampu pada saat makan
8) Ajarkan diet 8) Akan meningkatkan
yang pencapaian dan
diprogramkan mempertahankan berat
badan yang sehat serta
gaya hidup yang lebih
kuat dan aktif

9) Diet sesuai dengan


kebutuhan nutrisi
Kolaborasi: pasien
9) Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah (PPNI T. P., 2018)
kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu

I.03119
Label Dx Kep : D.0020
Definisi : Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk
Kategori: fisiologis
Subkategori: Respirasi
Kriteria Intervensi Rasional
hasil/Tujuan
Setelah dilakukan Manajemen Diare
tindakan Observasi :
keperawatan selama 1) Identifikasi penyebab dieare 1) Mempermudah dalam
tindakan therapi
3x24 jam diharapkan 2) Monitor warna,volume,
diare membaik frekuensi, dan 2) Untuk menentukan
intervensi
dengan kriteria hasil konsistensi tinja
selanjutnya
: Terapeutik :
Indikator A T 3) Beikan cairan asupan oral
Kontrol 2 5 3) Untuk mengganti
(mis. Larutan garam,
pengeluara kehilangan cairan
feses gula, oralit, pedialyte,
karena
Konsistens 3 5 pendarahan/diaphoresi
renelyte)
i feses s
Frekuensi 2 5
defekasi 4) Ambil sempel feses untuk 4) Untuk mendeteksi
Keterangan: jenis anteropatogen
kultur, jika perlu
1: menurun yang masuk dan
mengetahui penyebab
2: cukup menurun diare
Edukasi :
3: sedang
5) Anjurkan makanan porsi 5) Untuk menjaga
4: cukup meningkat asupan makanan
kecil dan sering
5: meningkat yang dibutuhkan
bertahap tubuh
6) Menghindari diare
6) Anjurkan menghindari
L.04033 berlanjut
makanan pembetukan
gas, pedas, dan
mengandung laktosa
Kolaborasi :
7) Kolaborasi pemberian 7. untuk meningkatkan
konsistensi feses yang
obat pengeras feses cair menjadi padat.
(mis.atapulgit,smeklit,kaoli (PPNI T. P., 2018)
n-pektin)

I.03101
Label Dx Kep : D.0026
Definisi : Pola asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme dan dapat ditingkatkan
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan
Cairan
Kriteria Intervensi Rasional
hasil/Tujuan
Setelah dilakukan Edukasi Nutrisi
tindakan Observasi :
keperawatan selama 1) identifikasi kemampuan 1) Untuk mengetahui
dan waktu yang tepat kesiapan dan
3x24 jam menerima informasi kemampuan untuk
diharapkan kesiapan menerima informasi
Terapeutik:
peningkatan nutrisi 2) Persiapkan materi dan 2) Memberikan
membaik dengan media seperti jenis-jenis pengetahuan cara
nutrisi, tabel makanan menjaga kesehatan
kriteria hasil : penukar, cara
Indikator A T mengelola, cara menakar
Porsi 2 5 makanan 3) Untuk memberikan
makanan 3) Jadwalkan pendidikan pengetahuan cara
yang kesehatan sesuai menjaga kesehatan
dihabiskan kesepakatan lebih lanjut
Berat 3 5 4) Mengetahui
badan 4) Berikan kesempatan pemahaman keluarga
Frekuensi 2 5 untuk bertanya tentang materi yang di
makan sampai kan
Keterangan: Edukasi :
5) Ajarkan pasien/keluarga 5) Untuk mengatahui
1: menurun memonitor asupan kalori jumlah input dan
2: cukup menurun dan makanan (mis. output makanan dan
mengunakan buku cairan
3: sedang harian)
4: cukup meningkat I.12395 (PPNI T. P., 2018)
5: meningkat

L.03030
4. Implementasi
Implementaasi merupakan proses pelaksanaan dari suatu asuhan keperawatan.
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang ditentukan
dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang
mencakup aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan
kesehaatn dengan mengikut sertakan pasien dan keluarganya (Helga,2020)

No. Dx.Kep Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, di mana pada
dokumentasi ini akan membandingkn secara sistematis dan terencana tentang
kesehatan pada pasien dengan tujuan yang telah diformulasikan dengan
kenyataan yang dialami oleh pasien, dengan melibatkan pasien dan tenaga
kesehatan lainnya. Diagnosis keperawatan, masalah kolaborasi, priorotas,
intervensi keperawatan dan kriteria hasil merupakan pedoman khusus yang
menentukan foku pada evaluasi (Pangkey et al., 2021).

Tanggal/Jam No. Dx Evaluasi Paraf dan


Kep Nama
S : Dapat secara subjektif dari pasien
atau masukan dari indicator subjektif
O : Indikator subektif
Indikator Awal target Saat
ini

A : Isi masalah keperaawatan apakah


teratasi/belum
P : Intervensi
dilanjutkan/dihentikan/dipertahankan
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H., A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Buku 1. Jakarta: Salemba Medika
Budiatiningsih, N. V. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Makanan
(Kasus di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 Surabaya) . EJournal UNESA , Vol. 3
No.3
Debora, Oda. (2017). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika
Hardinsyah, & Supariasa, I. D. (2016). Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran
Marine D, dkk. (2017). Perbedaan Pola Konsumsi Dan Status Gizi Antara Dengan Orang Tua
Diabetes Melitus (Dm) Dan. Media Gizi Indonesia , 179-183.
Nurarif, A.H, dkk. 2019. APLIKASI NANDA NICNOC JILID 3, Yogyakarta : Penerbit
Mediaction)
Pascarella, G., Strumia, A., Piliego, C., Bruno, F., del Buono, R., Costa, F., Scarlata, S., & Agrò,
F. E. (2020). COVID-19 diagnosis and management: a comprehensive review. In Journal
of Internal Medicine (Vol. 288, Issue 2).
PPNI. (2018a). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tidakan Keperawatan
(Edisi 1). DPP PPNI.
Puspita, W. (2018). Hubungan Asupan Gizi Dan Status Gizi Dengan Penyelenggaraan Makanan
Asrama. Jurnal Ilmu Pangan Dan Gizi , volume 7 nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai