Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH FARMASETIKA

DOSIS

OLEH:
KELOMPOK 8

DWI RAHAYU .K F1F1 10 069


ISMAYANI F1F1 10 074
PUTRI REZKIA F1F1 10 072
LM. IRFAN ISLAMI F1F1 10 082
WA BAANE F1F1 10 104

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan melaksanakan tugas Farmasetika.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen
pembibing atas kesediaannya dalam membimbing sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian
yang menjadikan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk sempurnanya makalah ini.

Kendari, Februari 2013

Kelompok 8
DAFTAR ISI

HALAMAN MUKA

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................................


B. Rumusan Masalah .....................................................................................................
C. Tujuan ........................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................


BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Dosis ........................................................................................................


B. Macam-macam Dosis ................................................................................................
C. Ketentuan Dosis .........................................................................................................
D. Perhitungan Dosis .....................................................................................................

BAB IV KESIMPULAN .......................................................................................................


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dosis obat merupakan faktor penting, karena baik kekurangan atau
kelebihan dosis akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan, bahkan sering
membahayakan. Yang dimaksud dosis suatu obat adalah dosis pemakaian sekali,
per oral untuk orang dewasa, kalau kalau yang dimaksud bukan dosis tersebut
diatas harus dengan keterangan yang jelas. Misalnya pemakaian sehari, dosis
untuk anak, dosis per injeksi, dan seterusnya.
Setiap obat memiliki aturan pakai atau dosis tersendiri. Efek samping yang
tidak diinginkan serta sakit berlarut-larut dapat dihindari dengan memperhatikan
dosis dan cara pemberian. Salah satu pernyataan Paracelsus menyebutkan semua
substansi adalah racun; tiada yang bukan racun. Dosis yang tepat membedakan
racun dari obat. Pada tahun 1564 Paracelsus telah meletakkan dasar penilaian
toksikologis dengan mengatakan, bahwa dosis menentukan apakah suatu zat kimia
adalah racun (dosis sola facit venenum). Pernyataan Paracelcus tersebut sampai
saat ini masih relevan. Sekarang dikenal banyak faktor yang menyebabkan
keracunan, namun dosis tetap merupakan faktor utama yang paling penting.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan dosis!
2. Jelaskan macam-macam dosis!
3. Jelaskan ketentuan-ketentuan dalam perhitungan dosis!
4. Bagaimana cara perhitungan dosis maksimum suatu obat!
5. Bagaimana cara perhitungan pemberian obat!
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini
secara umum adalah untuk mengetahui tentang dosis, secara khusus tujuan yang
ingin dicapai adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui definisi dosis
2. Untuk mengetahui macam-macam dosis
3. Untuk mengetahui ketentuan-ketentuan dalam perhitungan dosis
4. Untuk mengetahui cara perhitungan dosis maksimum suatu obat
5. Untuk mengetahui cara perhitungan pemberian obat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dosis atau takaran obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat
dipergunakan atau diberikan kepada seorang penderita, baik untuk obat dalam
maupun obat luar. Kecuali dinyatakan lain, yang dimaksud dosis adalah dosis
maksimum dewasa untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan, dan rektal
(Syamsuni, 2006).
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, kecuali dinyatakan lain, dosis
maksimum adalah dosis maksimum dewasa untuk pemakaian melalui mulut,
injeksi subkutis dan rektal. Penyerahan obat dengan dosis melebihi dosis
maksimum dapat dilakukan, jika dibelakang obat yang bersangkutan pada resep
dibubuhi tanda seru dan paraf dokter penulis resep. Dosis lazim dewasa, dosis
lazim bayi dan anak hanya merupakan petunjuk dan tidak mengikat (Anonim,
1979).
Dosis yang dimuat dalam Farmakope Indonesia dan farmakope negara-
negara lain hanya dimaksudkan sebagai pedoman saja. Begitu juga dosis
maksimum, yang bila dilampaui dapat mengakibatkan efek toksis, bukan
merupakan batas yang mutlak ditaati. Dosis maksimum dari banyak obat dimuat
di semua farmakope, tetapi kebiasaan ini sudah mulai ditinggalkan karena kurang
adanya kepastian mengenai ketepatannya. Hal ini berhubungan dengan variasi
biologi dan factor-faktor tersebut. Variasi biologi yang dimaksud adalah adanya
perbedaan respon diantara individu dalam suatu populasi yang diberi obat dalam
dosis yang sama. Variasi biologi ini disebut varian. Sebagai ganti dosis
maksimum, kini digunakan dosis lazim, yaitu dosis rata-rata yang biasanya
memberikan efek yang diharapkan (Tjay dan Rahardja, 2007).
Takaran dosis merupakan jumlah kuantitatif yang diperlukan untuk
menghantarkan jumlah obat yang diresepkan dan biasanya diukur dengan satuan
bobot, volume, atau dosis. Jumlah dosis adalah dosis yang tersedia dalam
kuantitas tertentu, dan jumlah total adalah jumlah atau produk yang diperlukan
untuk memasok dosis dan regimen dosis yang diresepkan (Ansel & Shelly, 2006).
Dosis terapeutik merupakan dosis yang mempunyai efek yang diharapkan
yang merupakan alasan suatu obat diberikan. Dosis terapeutik dapat dinyatakan
sebagai dosis minimal (paling kecil yang masih memberi efek medis), dosis
maksimal (dosis paling besar yang masih member efek medis) dan dosis optimal
(dosis yang cukup tepat untuk memberi efek medis) (Priharjo, 1995).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dosis
Dosis adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan
berat (gram, milligram, mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit
lainnya (Unit Internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud
dengan dosis obat yaitu sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada
penderita dewasa, juga disebut dosis lazim atau dosis medicinalis atau dosis
terapeutik. Bila dosis obat yang diberikan melebihi dosis terapeutik terutama obat
yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan, dinyatakan sebagai
dosis toxic. Dosis toxic ini dapat sampai mengakibatkan kematian, disebut sebagai
dosis letal.
Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose) atau dosis
awal (loading dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose).
Dengan memberikan dosis permulaan yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan
(misalnya dua kali), kadar obat yang dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih
awal.

B. Jenis-jenis dosis
1. Dosis terapi: suatu takaran obat yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan penderita
2. Dosis minimum : suatu takaran obat terkecil yang masih dapat menyembuhkan
dan tidak menimbulkan resistensi pada penderita.
3. Dosis maksimum : suatu takaran obat terbesar yang diberikan yang masih
dapat menyembuhkan dan tidak menimbulkan keracunan pada penderita.
4. Dosis letal : suatu takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan
kematian pada penderita.
a. LD 50 = takaran yang menyebabkan kematian pada 50 % hewan percobaan.
b. LD 100 = takaran yang menyebabkan kematian pada 100 % hewan
percobaan.
5. Dosis toksis : suatu takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan
keracunan pada penderita.

C. Ketentuan Dosis
1. Daftar dosis maksimum menurut FI digunakan orang dewasa yang berusia 20
60 tahun dengan bobot badan 58 60 kg. Untuk orang yang sudah berusia
lanjut dan pertumbuhan fisiknya sudah mulai menurun, maka pemberian dosis
lebih kecil dari pada dosis dewasa.
2. Untuk orang lanjut usia dan keadaan fisik yang sudah menurun pemberian
dosis harus lebih kecil dari DM.
Umur Dosis
4
60-70 tahun /5 x dosis dewasa
70-80 tahun x dosis dewasa
2
80-90 tahun /3 x dosis dewasa
90 tahun keatas x dosis dewasa
3. Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan, sebaiknya dosis diberikan
dalam jumlah yang lebih kecil. Bahkan untuk beberapa obat yang dapat
menyebabkan abortus dan kelainan janin, obat ini dilarang untuk wanita hamil
juga wanita menyusui karena obat dapat diserap olah bayinya melalui ASI.
4. Untuk anak < 20 tahun diperlukan perhitungan khusus, karena respon tubuh
anak atau bayi terhadap obat tidak dapat disamakan dengan orang dewasa.

D. Perhitungan Dosis
1. Perhitungan dosis berdasarkan usia :
a. Rumus Young : n /n+12 x dosis maksimal dewasa, dimana n adalah umur
dari anak 8 tahun ke bawah.
b. Rumus Dilling : n/20 x dosis maksimal dewasa, dimana n adalah umur dari
anak 8 tahun ke atas.
c. Rumus Fried : n/150 x dosis maksimal dewasa, n adalah umur bayi dalam
bulan
d. Rumus Cowling : n/24 x dosis maksimal dewasa, dimana n adalah usia
dalam satuan tahun yang digenapkan ke atas.
e. Rumus Gaubius : berupa pecahan yang dikalikan dengan dosis dewasa.
0 1 tahun = 1/12 x dosis dewasa
1 2 tahun = 1/8 x dosis dewasa
2 3 tahun = 1/6 x dosis dewasa
3 4 tahun = 1/4 x dosis dewasa
4 7 tahun = 1/3 x dosis dewasa
7 14 tahun = 1/2 x dosis dewasa
14 20 tahun = 2/3 x dosis dewasa
21 60 tahun = dosis dewasa
f. Rumus Bastedo: n / 30 x dosis dewasa (n usia anak dalam tahun)

2. Perhitungan dosis berdasarkan berat badan


a. Rumus Clark (Amerika) :
Bobot badan anak dalam pon x dosis dewasa
150
b. Rumus Thremich Fier (Jerman ):
Bobot badan anak dalam kg x dosis dewasa
70
c. Rumus Black (Belanda) :
Bobot badan anak dalam pon x dosis dewasa
62
d. Rumus Juncker & Glaubius : % x dosis dewasa
(Panduan usia dan bobot badan)
3. Perhitungan Dosis berdasarkan luas permukaan tubuh

Dosis anak = Dosis Dewasa x 1,73M2
Luas permukaan tubuh dapat dihitung dengan ;
a. Menurut Wagner melalui persamaan:
LP = 0,09 W0,73
W = berat badan dalam Kg
LP = luas permukaan tubuh dalam M2
b. Berdasarkan hasil perkalian antara tinggi badan (TB) dengan berat badan
(BB)
() ()
LPT = akar dari 3600

LPT = luas permukaan tubuh dalam M2


4. Dosis Maksimum Gabungan
Bila dalam resep terdapat lebih dari satu macam obat yang
mempunyai kerja bersamaan/searah, maka harus dibuat dosis maksimum
gabungan. Dosis maksimum gabungan dinyatakan tidak lampau bila :
pemakaian 1 kali zat A + pemakaian 1 kali zat B, hasilnya kurang dari 100
%, demikian pula pemakaian 1 harinya.
Contoh obat yang memiliki DM gabungan : Atropin Sulfas dengan
Extractum Belladonnae, Pulvis Opii dengan Pulvis Doveri, Coffein dengan
Aminophyllin, Arsen Trioxyda dengan Natrii Arsenas dan lain-lain.
5. Dosis untuk larutan mengandung sirup jumlah besar
Harus diperhatikan didalam obat minum yang mengandung sirup
dalam jumlah besar yaitu lebih dari 16,67 % atau lebih dari 1/6 bagian, BJ
larutan akan berubah dari 1 menjadi 1,3, sehingga berat larutan tidak akan
sama dengan volume larutan.
obot
Volume =

6. Ada 3 macam bahan yang mengandung DM untuk obat luar.


a. Naftol, guaikol, kreosot (untuk kulit)
b. Sublimat (untuk mata)
c. Iodoform (untuk obat kompres)
7. Dosis dengan pemakaian berdasarkan jam
a. Menurut FI edisi III satu hari dihitung 24 jam sehinggan untuk
pemakaian sehari dihitung 24/n kali; n = selang waktu pemberian.
Misalnya, s.o.t.h (tiap 3 jam) 24/3 kali = 8 x sehari semalam
b. Menurut Van Duin
Pemakaian sehari dihitung 16 jam, kecuali antibiotik dihitung sehari
semalam 24 jam. Untuk contoh yang sama, pemakaian sehari dihitung
sebagai berikut: (16/3 + 1) kali = (5,3 + 1) kali = 6,3 kali; dibulatkan
menjadi 7 kali sehari semalam.

E. Perhitungan untuk pemberian obat


a. Tablet atau Kapsul
Contoh:
Dosis amoksisilin untuk seorang pasien sebanyak 1000 mg, sediaan yang ada
kapsul amoksisilin 500 mg, berapa banyaknya sediaan yang harus diberikan?
D = 1000 mg, T = 500 mg
1000
X== = 2, jadi 2 kapsul yang harus diberikan.
500

b. Larutan dan Sirup


Contoh: berapa ml sirup yang harus diberikan jika pasien membutuhkan 375
mg amoksisilin untuk sediaan yang ada adalah sirup 250 mg/ml.
D = 375 mg T = 250 mg/ml
375 375
X = = 250 = 250 5 = 7,5
5

Jadi obat yang harus diberikan sebanyak 7,5 ml atau 1,5 sendok teh.
c. Injeksi IV, IM dan yang lain
Cara perhitungannya sama dengan larutan atau sirup seperti poin b di atas
d. Pemberian melalui Infus
Untuk menghitung dosis atau kecepatan infuse yang tepat saat memberikan
obat nelalui infuse, paramedic harus mengetahui informasi berikut, yaitu:
Jumlah atau volume obat yang harus diberikan
Lama pemberian yang diinginkan
Kecepatan infuse yang diinginkan
Factor alat (jumlah tetes untuk setiap ml) dan infuse set yang digunakan
1) Menghitung kecepatan infus dengan volume tertentu, menggunakan
persamaan:

Tetes/menit = ()

Contoh.
Berapa kecepatan infuse (tetes/menit) yang harus diberikan ketika
memberikan 250 ml NaCl fisiologis dalam 90 menit menggunakan
infuse set dengan factor 10 tetes/ml
250 10 2500
= = = 27,7 tetes/menit atau 28 tetes/menit
90 90

2) Menghitung kecepatan infus sesuai dosis yang diinginkan


Beberapa obat emergensi diberikan melalui infus atau injeksi IV drip
yang diencerkan dulu dengan NaCl fisiologis atau larutan dektrosa.
Untuk itu paramedic harus mengetahui dosis, konsentrasi obat setelah
diencerkan dan faktor alat (tetes/ml) infuse set. Cara perhitungannya
adalah mengikuti

Tetes/menit = (/)

Contoh.
Kita harus memberikan prokainamid melalui infuse dengan dosis 3
mg/menit. Obat yang adalah 1 g (1000 mg) yang dilarutkan dalam 250
ml glukosa 5%. Factor infuset 60 tetes/ml. Berapa tetes tiap menit
yang harus diberikan?
3
= 1000 x 60 tetes/ml
250

180
= tetes/menit = 45 tetes/menit
4
Contoh Perhitungan Dosis

Resep dr. Anak

R/ Amoxan forte I

S. 3 dd cth 1 (5 ml)

Tempra Forte I

3 dd cth (4 ml)

Pro: Zahrah

Umur: 4 tahun

Amoxan forte (amoxixilin)


DL(3-10th) = 250 mg/750 mg
Tiap 5 ml mengandung 250 mg amoxixilin
U/ sekali = 1 x 250 mg = 250 mg (TOD)
U/ sehari = 3 x 250 mg = 750 mg (TOD)
Tempra (paracetamol)
DL = 500 mg/2 g
n
DL 4th = x DL
n+12
4
DLsekali = x 500 = 4/16 x 500 = 125 mg
4+12
4
DL sehari = 4+12 x 2 = 4/16 x 2 = 0,5 g = 500 mg

Tiap 5 ml mengandung 250 mg


Tiap 4 ml mengandung 200 mg
U/ sekali = 1 x 200 mg = 200 mg (OD)
U/ sehari = 3 x 200 mg = 600 mg (OD)
R/ Paracetamol 120 mg

Luminal 100 mg

SL qs m.f.pulv.d.t.d No.X
S.4.d.d.pulv.I

Pro : An. Andi (9Th)

Pro: An. Ld. Muh Alfatil


Parasetamol
DL = 500 mg/2 g
Tiap 1 serbuk mengandung 120 mg
n
DL (9th) = x DL
20
9
DLsekali = x 500 = 0,45 x 500 = 225 mg
20
9
DL sehari = 20 x 2 = 0,45 x 2 = 9 g = 9000 mg

U/ sekali = 1 x 120 mg = 120 mg (TOD)


U/ sehari = 4 x 120 mg = 480 mg (TOD)
Luminal
DM = 300 mg / 600 mg
Tiap 1 serbuk mengandung 100 mg
9
DM sekali = x 300 = 0,45 x 300 = 135 mg
20
9
DM sehari = 20 x 600 = 0,45 x 600 = 270 mg

DM(9th) = 135 mg/270 mg


U/ sekali = 1 x 100 mg = 100 mg (TOD)
U/ sehari = 4 x 100 mg = 400 mg (OD)
R/ Amoxixilin 500 mg X

S. 3 dd tab

Asam mefenamat 500 mg VI

S. 3 dd tab

Pro : An. Andi Ahmad (10Th)

Pro: An. Ld. Muh Alfatil

Amoxixilin
DL(3-10th) = 250 mg/750 mg
Tiap 5 ml mengandung 250 mg amoxixilin
U/ sekali = 1 x 250 mg = 250 mg (TOD)
U/ sehari = 3 x 250 mg = 750 mg (TOD)
Asam mefenamat
DM = 1g / 8g
Tiap 1 tablet mengandung 500 mg x tab = 250 mg
10
DM sekali = x 1 gr = 0,5 x 1 gr = 0,5 gr
20
10
DM sehari = 20 x 8 gr = 0,5 x 8 gr = 4 gr

DM(10th) = 0,5gr/4gr
U/ sekali = 1 x 250 mg = 250 mg (TOD)
U/ sehari = 3 x 250 mg = 750 mg (TOD)
Resep dr. Kulit

R/ Metilprednisolon XV
S. 3-o-o
Cetrixal tab X
S. 1 dd 1
Sefadroxil 500 XV
S. 2 dd 1

Pro: Gafaruddin Muni

Metilprednisolon
DM sekali = - , DL sehari = 2 - 60 mg
Tiap 1 tablet mengandung 4 mg
Sekali minum = 3 x 4 mg = 12 mg
Sehari = 12 x 1 mg = 12 mg (TOD)
Cetrixal (cetirizine 10 mg)
DM sekali = - , DL sehari = 10 mg
Tiap 1 tablet mengandung 10 mg
Sekali minum = 1 x 10 = 10 mg
Sehari = 1 x 10 = 10 mg (TOD)
Sefadroxil
DM sekali = - , DL sehari = 500-1000 mg
Tiap 1 tablet mengandung 500 mg
Sekali minum = 1 x 500 mg = 500 mg
Sehari = 2 x 500 mg = 1000 mg (TOD)
R/ Fasolon
S. u.e (pagi-malam)
Sanexon tab XV
S. 3 dd 1
Intrizin tab X
S. 1 dd 1

Pro: Yuli Purnawa

Sanexon (metilprednisolon 4 mg)


DM sekali = - , DM sehari = 2 - 60 mg
Tiap 1 tablet mengandung 4 mg
Pro: An. Ld. Muh Alfatil
Sekali minum = 1 x 4 mg = 4 mg
Sehari = 3 x 4 mg = 12 mg = DL (TOD)

Intrizine (Cetrizine diHCl 10 mg)


DM sekali = - , DL sehari = 2-60 mg
Tiap 1 tablet mengandung 10 mg
Sekali minum = 1 x 10 mg = 10 mg
Sehari = 1 x 10 mg = 10 mg = DL (TOD)
R/ Fasolon 10 mg
Rogencyn 10 mg
m.f. ung. Da. In. pot. No. I
S. u.e (pagi-malam)
Sanexon tab XV
S. 3 dd 1
Intrizine tab X
S. 1 dd 1
Cefadroxyl tab X
S. 2 dd 1

Pro: Ld. Hadi

Cefadroxyl
DM sekali = - , DL sehari = 500-1000 mg
Tiap 1 tablet mengandung 500 mg
Pro:Sekali
An. Ld.minum
Muh Alfatil = 1 x 500 mg = 500 mg
Sehari = 2 x 500 mg = 1000 mg (TOD)
Sanexon (metilprednisolon 4 mg)
DM sekali = - , DL sehari = 2-60 mg
Tiap 1 tablet mengandung 4 mg
Sekali minum = 1 x 4 mg = 4 mg
Sehari = 3 x 4 mg = 12 mg = DL (TOD)

Intrizine (Cetrizine diHCl 10 mg)


DM sekali = - , DL sehari = 10 mg
Tiap 1 tablet mengandung 10 mg
Sekali minum = 1 x 10 mg = 10 mg
Sehari = 1 x 10 mg = 10 mg (TOD)
Resep dr. Penyakit Dalam

R/ Rifampisin 400 mg XV
S. 1 dd 1
Etambutol XX
S. 2 dd 1
Pirazinamid XXX
S. 1 dd 1
Prednison X
S. 3 dd 1

Pro: Isnawati

Rifampisin 400 mg
DM sekali = - , DL sehari = 450 mg
Tiap 1 tablet mengandung 400 mg
Sekali minum = 1 x 400 mg = 400 mg
Sehari = 1 x 400 mg = 400 mg (TOD)
Etambutol
DM sekali = - , DL sehari = 20-25 mg/kgBB/hari
BB pasien 45 kg x 20 mg = 900 mg /hari
Tiap 1 tablet mengandung 250 mg
Sekali minum = 1 x 250 mg = 250 mg
Sehari = 2 x 250 mg = 500 mg (TOD)
Pirazinamid
DM sekali = - , DL sehari = 20-35 mg/kgBB/hari
BB pasien 45 kg x 20 mg = 900 mg /hari
Tiap 1 tablet mengandung 500 mg
Sekali minum = 1 x 500 mg = 500 mg
Sehari = 1 x 500 mg = 500 mg (TOD)
Prednison
DM sekali = 5 mg , DM sehari = 20 mg
Tiap 1 tablet mengandung 5 mg
Sekali minum = 1 x 5 mg = 5 mg (TOD)
Sehari = 3 x 5 mg = 15 mg (TOD)

R/ Prednisolon XV
S. 3 dd 1
Meloxicam 10 mg X
S. 2 dd 1

Pro: Haerul Banowo

Prednisolon
DM sekali = 5 mg , DM sehari = 20 mg
Tiap 1 tablet mengandung 5 mg
Sekali minum = 1 x 5 mg = 5 mg (TOD)
Sehari = 3 x 5 mg = 15 mg (TOD)
Meloxicam
DM sekali = - , DL sehari = 7,5 - 15 mg
Tiap 1 tablet mengandung 10 mg

R/ Meloxicam 10 XV
S. 2 dd 1
Ciprofloxasin 500 X
S. 2 dd 1

Pro: Hartini

U/ sekali = 1 x 10 mg = 10 mg
U/ sehari = 2 x 10 mg = 20 mg (OD)
Meloxicam
DM sekali = - , DL sehari = 7,5 - 15 mg
Tiap 1 tablet mengandung 10 mg
U/ sekali = 1 x 10 mg = 10 mg
U/ sehari = 2 x 10 mg = 20 mg (OD)
Ciprofloxacin
DM sekali = - mg , DL sehari = 1 g
Tiap 1 tablet mengandung 500 mg
Sekali minum = 1 x 500 mg = 500 mg (TOD)
Sehari = 2 x 500 mg = 1000 mg (TOD)

Resep dr. Umum

R/ Hexcam 15 mg
Forten 50 mg
Siberid 5 mg
S. 2 dd

Hexcam
DM sekali = - , DL sehari = 50 mg
Tiap 1 tablet mengandung 15 mg
Sekali minum = 1 x 15 mg x 1/2 = 7,5 mg
Sehari = 2 x 15 mg x 1/2 = 15 mg (TOD)

Forten (kaptopril 50 mg)


DM sekali = - , DL sehari = 25-100 mg
Tiap 1 tablet mengandung 50 mg
Sekali minum = 1 x 50 mg x = 25 mg
Sehari = 2 x 50 mg x = 50 mg (TOD)

Siberid (flunarizin 5 mg)


DM sekali = - , DL sehari = 10 mg
Tiap 1 tablet mengandung 5 mg
Sekali minum = 1 x 5 mg x = 2,5 mg
Sehari = 2 x 5 mg x = 5 mg (TOD)

R/ Pehastan 500
S. 3 dd 1
Omnicef 500
S. 2 dd 1

Pro: Nirmala

Pehastan (asam mefenamat 500)


DM sekali = 1 g , DM sehari = 8 g
Tiap 1 tablet mengandung 500 mg
Sekali minum = 1 x 500 mg = 500 mg (TOD)
Sehari = 3 x 500 mg = 1,5 g (TOD)
Omnicef (sefdinir)
DM sekali = - mg , DM sehari = ? mg
Tiap 1 tablet mengandung 500 mg
Sekali minum = 1 x mg = ? mg (TOD)
Sehari = 2 x mg = ? g (TOD)
R/ RL III

Ciprofloxacin 500 X

S. 2 dd 1

Asam mefenamat 500 XV

S. 3 dd 1

Pro: Taharuddin

Ciprofloxacin

DM sekali = - mg , DL sehari = 1 g
Tiap 1 tablet mengandung 500 mg
Sekali minum = 1 x 500 mg = 500 mg (TOD)
Sehari = 2 x 500 mg = 1000 mg (TOD)
Asam mefenamat 500
DM sekali = 1 g , DM sehari = 8 g
Tiap 1 tablet mengandung 500 mg
Sekali minum = 1 x 500 mg = 500 mg (TOD)
Sehari = 3 x 500 mg = 1,5 g (TOD)
Resep dr. Mata

R/ Cendom ycos
S. 3 dd 1 (od)
Roksicap 500 mg
S. 2 dd 1
Mefinter 500 mg V
S. 3 dd 1

Pro: Ny. Yeni


Umur: 33 tahun
Roksicap (Sefadroxil 500)
DM sekali = - , DL sehari = 500-1000 mg
Tiap 1 tablet mengandung 500 mg
Sekali minuum = 1 x 500 mg = 500 mg
Sehari = 2 x 500 mg = 1000 mg (TOD)
Mefinter (Asam mefenamat 500)
DM sekali = 1 g , DM sehari = 8 g
Tiap 1 tablet mengandung 500 mg
Sekali minum = 1 x 500 mg = 500 mg (TOD)
Sehari = 3 x 500 mg = 1,5 g (TOD)

R/ Augentonic guttae II
S. 3 dd 1 ods
Lanavision 10 mg X
S. 1 dd 1

Pro: Ny. Rio


Umur: 41 tahun

Lanavision
DM sekali = - , DL sehari = 10 mg
Tiap 1 kaplet mengandung 10 mg
Sekali minum = 1 x 10 mg = 10 mg
Sehari = 1 x 10 mg = 10 mg
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C. 2006. Pharmaceutical calculation: the pharmacists

handbook. EGC: Jakarta.

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta.

Priharjo, Robert. 1995. Teknik Dasar Pemberian Obat bagi Perawat. EGC:

Jakarta.

Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC: Jakarta.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting. Anggota

IKAPI: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai