Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I

PERCOBAAN III

ANALISIS KUANTITATIF ASIDI-ALKALIMETRI

OLEH :

NAMA : YULI ANGGREANI LENA

NIM : F1F1 12 009

KELOMPOK : III

KELAS : A

ASISTEN PEMBIMBING : EKY PUTRI PRAMESHWARI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2013
ANALISIS KUANTITATIF ASIDI-ALKALIMETRI

A. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Untuk menetapkan kadar asam borat secara Asidi-Alkalimetri


2. Untuk menetapkan kadar senyawa asam yang tidak larut dalam air

B. Landasan Teori

titrasi asam basa adalah metode analisis yang menggunakan titran yaitu

larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya, dan diteteskan sedikit demi

sedikit ke dalam titrat. Dalam metode ini, apabila larutan yang akan diuji bersifat

basa maka titran harus bersifat asam, dan sebaliknya. Jika larutan yang akan diuji

bersifat asam maka titran harus bersifat basa.(Ika, 2009).

Larutan standar digunakan untuk mengetahui konsentrasi larutan lain. \

larutan standar juga dijadikan patokan untuk kondisi dimana tercapai titik

ekiuvalen. Yaitu titik dimana titran dan titrat dapat dinyatakan secara stokiometri

(Chandra, 2012)

Keberhasilan metode titrimetric tergantung pada indicator untuk

menentukkan titik akhir titrasi yang tepat.Indicator adalah zat yang dapat berubah

warna apabila Ph di lingkungannya mengalami perubahan. Dalam suatu titrasi,

jika asam atau basanya merupakan elektrolit kuat, maka larutan pada titik

ekiuvalen akan mempunyai Ph = 7. Dan apabila asam atau basanya merupakan


elektrolit lemah, maka garam yang terjadi akan terhidolisis dan mempunyai Ph >

7 (untuk reaksi basa) dan Ph <7 (untuk reaksi asam) pada titik ekiuvalen

(Harjanti. 2008).

Titirasi asam-basa merupakan metode yang tepat dan mudah untuk

menentukan sifat asam atau basa suatu senyawa. Dalam titrasi ada beberapa

pelarut yang sering digunakan.Etanol adalah salah satu contohnya.Penggunaan

etanol banyak di bidang pangan dan obat-obatan.Hal ini dikarenakan etanol lebih

aman dibandingkan pelarut eter dan aseton. Semakin tinggi konsentrasi etanol

maka semakin rendah tingkat kepolaran pelarut yang digunakan (Mardaningsih,

dkk.,2012)
C. Uraian Bahan

1. Asam Borat (Dirjen POM, 1979)


Sinonim : Acidum Boricum
Berat Molekul : 61,83
Rumus Molekul : H3BO3
Kalarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air
mendidih, dalam 16 bagian etanol (95 %) P dan
dalam 5 bagian gliserol P.
Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap
tidak berwarna; kasar; tidak berbau; rasa agak
asam dan pahit kemudian manis.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya.
Kegunaan : Antiseptikumekstern, sampel.
2. Asam Salisilat (Dirjen POM, 1979)
Sinonim : Acidum Salicylicum
Berat Molekul : 138,12
Rumus Molekul : C7H6O3
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian
etanol (95 %) P; mudah larut dalam kloroform P
dan dalam eter P; larut dalam larutan ammonium
asetat P, dinatrium hidrogenfosfat P, kalium
sitrat P dan natrium sitrat P.
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk
berwarna putih; hampit tidak berbau; rasa agak
manis dan tajam.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Keratolitikum, anti fungi, sampel.
3. Air (Dirjen POM, 1979)
Sinonim : Aqua Destillata
Berat Molekul : 18,02
Rumus Moleku : H2O
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
4. Gliserol (Dirjen POM, 1979)
Sinonim : Glycerolum, Gliserin.
Berat Molekul : 92,10
Rumus Molekul : C3H8O3
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95
%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam
eter P dan dalam minyak lemak.
Pemerian : Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna; tidak
berbau; manis diikuti rasa hangat. Higroskopik.
Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah
dapatmemadat membentuk masa hablur tidak
berwarna yang tidak melebur hingga suhu
mencapai lebih kurang 20.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Zat tambahan.

5. Fenolftalein (Dirjen POM, 1979)

Sinonim : Phenolftalein

Berat Molekul : 318,32

Rumus Molekul : C20H14O4

Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P.

Pemerian : Serbuk hablur putih, putih atau kekuningan, larut

dalam etanol, agak sukar larut dalam eter.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai larutan indikator.

6. Natrium Hidroksida (Dirjen POM, 1979)


Sinonim : Natrii Hydroxydum
Berat Molekul : 40,00
Rumus Molekul : NaOH
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95 %) P.
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur, kering, keras,

rapuh dan menunjukkan susunan


hablur; putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis
dan korosif. Segera menyerap karbondioksida.
Kegunaan : Larutan baku standar
7. Etanol (Dirjen POM, 1979)
Sinonim : Aethanolum, Alkohol
Berat Molekul :
Rumus Molekul : C2H6O
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P
dan dalam eter P.
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Zat tambahan.

D. Alat Dan Bahan

1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain:
Buret
Batang pengaduk
Gelas kimia
Gelas ukur
Labu takar
Erlenmeyer
Pipet tetes
Pipet ukur
Statif dan klem
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain:
Akuades
Alkohol 70 %
Asam borat 0,1 gram
Asam Salisilat 0,1 gram
Gliserol
Indikator fenolftalein
NaOH 3 N
E. Prosedur Kerja

1. Penetapan Kadar Asam Borat

Asam -borat
Digerus sampai halus
- Ditimbang sebanyak 0,1 gram.
- Diencerkan dengan akuades 10 ml.
- Ditambahkan gliserol 10 ml.
-

- Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.


Larutan Asam
- Borat
Ditambahkan 3 pipet indikator

fenolftalein.
- Dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga

berubah warna

Larutan merah muda

Volume NaOH= 22 ml

2. Penetapan Kadar Asam Salisilat

Asam
- Salisilat
Digerus sampai halus
- Ditimbang sebanyak 0,1 gram.
- Diencerkan dengan 30 ml alkohol 70%.
- Ditambahkan 5 ml akuades.
-

- Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer


Larutan Asam Salisilat
- Ditambahkan 2 pipet indikator

fenolftalein.
- Dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga

berubah warna

Larutan merah muda

Volume NaOH = 18 ml

F. Hasil Pengamatan

1. Data Pengamatan

No. Perlakuan Hasil


1. Penentuan Kadar Asam Borat Larutan merah muda
0,1 gram Asam Borat + 10 ml air + 10 Volume NaOH = 22 ml.

ml gliserol + 3 pipet indikator

fenolftalein, dititrasi dengan NaOH

0,1 N.
2. Penentuan Kadar Asam Salisilat Larutan merah muda
0,1 gram Asam Salisilat + 30 ml alkohol Volume NaOH = 18 ml.

70 % + 5 ml air + 2 pipet indikator

fenolftalein, dititrasi dengan NaOH 0,1

N.

2. Data Perhitungan

a. Penentuan Kadar Asam Borat


Diketahui : VNaOH = 22 ml
NNaOH = 0,1 N
BE = 61,83
Berat sampel = 0,1 gram = 100 mg
Ditanyakan : Kadar Asam Borat = ?
Penyelesaian :
V x N NaOH x BE
Kadar Asam Borat= NaOH x 100%
mg sampel
22 ml x 0,1 N x 61,83
= x 100
100 mg
= 136,026%
b. Penetapan Kadar Asam Salisilat
Diketahui : VNaOH = 18 ml
NNaOH = 0,1 N
BE = 69,09
Berat sampel = 0,1 gram = 100 mg
Ditanyakan : Kadar Asam Salisilat = ?
Penyelesaian :
V NaOH X N NaOH X BE
Kadar Asam Salisilat = x 100
mg sampel
18 ml x 0,1 N x 69,09
= x 100
100 mg
= 124,362 %
G. Pembahasan

Titrasi asam basa atau aside alkalimetri digunakan untuk menentukan

jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Asidimetri adalah titrasi

untuk menentukan senyawa basa dengan menggunakan larutan baku standar

asam. Sedangkan alkalimetri adalah titrasi yang menggunakan larutan baku

standar basa untuk menentukkan larutan asam.

Pada percobaan ini kami menetapkan kadar asam borat dengan

menggunakan metode asidi-alkalimetri. Selain itu, kami juga menganalisis asam

salisilat sebagai senyawa asam yang tidak larut dalam air.Pada penentuan kadar

asam borat, dilakukan penambahan gliserol netral pada larutan asam borat.

Gliserol netral adalah kosolven.Yaitu larutan yang dapat meningkatkan kelarutan

suatu bahan yang mempunyai tingkat kelarutan yang rendah.

Penambahan etanol pada Analisis asam salisilat dilakukan karena, daya

larut asam salisilat dalam air sangat rendah. Sehingga etanol berfungsi untuk

meningkatkan kelarutan asam salisilat tersebut.Pada percobaan analisis asam

salisilat digunakan sediaan obat sebagai bahan uji. Titik akhir titrasi pada saat

menganalisis kadar asam borat dan asam salisilat tergolong cukup lama. Asam
borat mencapai titik akhir titrasi pada volume titran mencapai 22 ml dan asam

salisilat pada volume 18 ml. Asam borat yang diuji adalah asam borat murni yang

konsentrasinya masih sangat tinggi. Sehingga harus dilakukan pengenceran

terlebih dahulu.

Asam borat banyak digunakan dalam bidang industry misalnya sebagai

bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol

kecoak. Asam borat yang digunakan secara tidak wajar dapat menimbulkan

masalah yang sangat serius.Mulai dari gangguan otak, hati, dan ginjalhingga

kematian.Salah satu penggunaan yang aman dari asam borat adalah sebagai obat

homeopati, anti-jamur, termasuk suppositoria vagina untuk pengobatan infeksi

jamur.

Asam salisilat adalah obat topikal murah yang digunakan untuk mengobati

sejumlah masalah kulit, seperti jerawat, kutil, ketombe, psoriasis, dan masalah

kulit lainnya.Asam salisilat juga bisa digunakan untuk mengawetkan makanan,

antiseptik, dan sebagai bahan utama untuk aspirin.Asam salisilat juga

mengandung Beta Hydroxy Acid (BHA), yang merupakan bahan populer untuk

memerangi kerutan dan keriput.

Pada penentuan kadar asam borat 100 mg dengan menggunakan NaOH

0,1 N digunakan volume titran sebanyak 22 ml.. NaOH 0,1 N ini setara dengan

H3BO3 61,83 mg. Sehingga dapat diketahui bahwa kadar asam borat adalah
136,026%. Kadar ini sesuai dengan yang ditetapkan Farmakope Indonesia Edisi

III, bahwa asam borat mengandung tidak kurang dari 99,5% H3BO3.

Pada penentuan kadar asam salisilat 100 mg dengan menggunakan NaOH

0,1 N digunakan volume titran sebanyak 18 ml. NaOH 0,1 N setara dengan 69,09

mg dan diketahui bahwa kadar asam salisilat adalah 124,362 %. Dan kadar ini

juga sesuai dengan yang ditetapkan Farmakope Indonesia Edisi III, bahwa asam

salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% H3BO3.

H. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Analisis asam borat dengan menggunakan aside-alkalimetri adalah sebesar

136,026%
2. Analisis asam salisilat dengan menggunakan aside-alkalimetri

adalah sebesar 124,362%.


DAFTAR PUSTAKA

Chandra,A.D, dan Hendra Cordova. 2012. Rancang Bangun Kontrol Ph Berbasis Self
Tuning PID Melalui Metode Adaptive Control.Jurnal Teknik Pomits.Volume
1, No.1.Institut teknologi Sepuluh November.
Dirjen POM. 1979.Farmakope IndonesiaEdisi III.Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta
Ganjar, I.G, dan Abdul Rohman, 2012. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta
Harjanti, Ratna Sri. 2008. Pemungutan Kurkumin dari Kunyit (Curcuma domestica
val.) dan Pemakaiannya Sebagai Indikator Analisis Volumetri.Jurnal
Rekayasa Proses.Volume 2, No.2. Yogyakarta)
Ika, Dani. 2009. Alat Otomatisasi Pengukur Kadar Vitamin C Dengan Metode Titrasi
Asam Basa, Jurnal NeutrinoVolume I, No. 2.
Mardaningsih, Fitri,dkk. 2012 Pengaruh Konsentrasi Etanol dan Suhu Spray Dryer
Terhadap Karakteristik Bubuk Klorofil Daun Alfalfa (Medica sativa L.)
dengan Menggunakan Binder Maltodekstrin.Jurnal Teknosains Pangan.
Volume 1. No.1. Universitas Sebelas Maret,Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai