PERCOBAAN III
OLEH :
KELOMPOK : III
KELAS : A
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
ANALISIS KUANTITATIF ASIDI-ALKALIMETRI
A. Tujuan
B. Landasan Teori
titrasi asam basa adalah metode analisis yang menggunakan titran yaitu
larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya, dan diteteskan sedikit demi
sedikit ke dalam titrat. Dalam metode ini, apabila larutan yang akan diuji bersifat
basa maka titran harus bersifat asam, dan sebaliknya. Jika larutan yang akan diuji
larutan standar juga dijadikan patokan untuk kondisi dimana tercapai titik
ekiuvalen. Yaitu titik dimana titran dan titrat dapat dinyatakan secara stokiometri
(Chandra, 2012)
menentukkan titik akhir titrasi yang tepat.Indicator adalah zat yang dapat berubah
jika asam atau basanya merupakan elektrolit kuat, maka larutan pada titik
7 (untuk reaksi basa) dan Ph <7 (untuk reaksi asam) pada titik ekiuvalen
(Harjanti. 2008).
menentukan sifat asam atau basa suatu senyawa. Dalam titrasi ada beberapa
etanol banyak di bidang pangan dan obat-obatan.Hal ini dikarenakan etanol lebih
aman dibandingkan pelarut eter dan aseton. Semakin tinggi konsentrasi etanol
dkk.,2012)
C. Uraian Bahan
Sinonim : Phenolftalein
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain:
Buret
Batang pengaduk
Gelas kimia
Gelas ukur
Labu takar
Erlenmeyer
Pipet tetes
Pipet ukur
Statif dan klem
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain:
Akuades
Alkohol 70 %
Asam borat 0,1 gram
Asam Salisilat 0,1 gram
Gliserol
Indikator fenolftalein
NaOH 3 N
E. Prosedur Kerja
Asam -borat
Digerus sampai halus
- Ditimbang sebanyak 0,1 gram.
- Diencerkan dengan akuades 10 ml.
- Ditambahkan gliserol 10 ml.
-
fenolftalein.
- Dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga
berubah warna
Volume NaOH= 22 ml
Asam
- Salisilat
Digerus sampai halus
- Ditimbang sebanyak 0,1 gram.
- Diencerkan dengan 30 ml alkohol 70%.
- Ditambahkan 5 ml akuades.
-
fenolftalein.
- Dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga
berubah warna
Volume NaOH = 18 ml
F. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
0,1 N.
2. Penentuan Kadar Asam Salisilat Larutan merah muda
0,1 gram Asam Salisilat + 30 ml alkohol Volume NaOH = 18 ml.
N.
2. Data Perhitungan
jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Asidimetri adalah titrasi
salisilat sebagai senyawa asam yang tidak larut dalam air.Pada penentuan kadar
asam borat, dilakukan penambahan gliserol netral pada larutan asam borat.
larut asam salisilat dalam air sangat rendah. Sehingga etanol berfungsi untuk
salisilat digunakan sediaan obat sebagai bahan uji. Titik akhir titrasi pada saat
menganalisis kadar asam borat dan asam salisilat tergolong cukup lama. Asam
borat mencapai titik akhir titrasi pada volume titran mencapai 22 ml dan asam
salisilat pada volume 18 ml. Asam borat yang diuji adalah asam borat murni yang
terlebih dahulu.
bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol
kecoak. Asam borat yang digunakan secara tidak wajar dapat menimbulkan
masalah yang sangat serius.Mulai dari gangguan otak, hati, dan ginjalhingga
kematian.Salah satu penggunaan yang aman dari asam borat adalah sebagai obat
jamur.
Asam salisilat adalah obat topikal murah yang digunakan untuk mengobati
sejumlah masalah kulit, seperti jerawat, kutil, ketombe, psoriasis, dan masalah
mengandung Beta Hydroxy Acid (BHA), yang merupakan bahan populer untuk
0,1 N digunakan volume titran sebanyak 22 ml.. NaOH 0,1 N ini setara dengan
H3BO3 61,83 mg. Sehingga dapat diketahui bahwa kadar asam borat adalah
136,026%. Kadar ini sesuai dengan yang ditetapkan Farmakope Indonesia Edisi
III, bahwa asam borat mengandung tidak kurang dari 99,5% H3BO3.
0,1 N digunakan volume titran sebanyak 18 ml. NaOH 0,1 N setara dengan 69,09
mg dan diketahui bahwa kadar asam salisilat adalah 124,362 %. Dan kadar ini
juga sesuai dengan yang ditetapkan Farmakope Indonesia Edisi III, bahwa asam
H. Kesimpulan
136,026%
2. Analisis asam salisilat dengan menggunakan aside-alkalimetri
Chandra,A.D, dan Hendra Cordova. 2012. Rancang Bangun Kontrol Ph Berbasis Self
Tuning PID Melalui Metode Adaptive Control.Jurnal Teknik Pomits.Volume
1, No.1.Institut teknologi Sepuluh November.
Dirjen POM. 1979.Farmakope IndonesiaEdisi III.Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta
Ganjar, I.G, dan Abdul Rohman, 2012. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta
Harjanti, Ratna Sri. 2008. Pemungutan Kurkumin dari Kunyit (Curcuma domestica
val.) dan Pemakaiannya Sebagai Indikator Analisis Volumetri.Jurnal
Rekayasa Proses.Volume 2, No.2. Yogyakarta)
Ika, Dani. 2009. Alat Otomatisasi Pengukur Kadar Vitamin C Dengan Metode Titrasi
Asam Basa, Jurnal NeutrinoVolume I, No. 2.
Mardaningsih, Fitri,dkk. 2012 Pengaruh Konsentrasi Etanol dan Suhu Spray Dryer
Terhadap Karakteristik Bubuk Klorofil Daun Alfalfa (Medica sativa L.)
dengan Menggunakan Binder Maltodekstrin.Jurnal Teknosains Pangan.
Volume 1. No.1. Universitas Sebelas Maret,Surakarta.