Anda di halaman 1dari 19

TUGAS FARMAKOLOGI

“CARA MENGHITUNG DOSIS OBAT SESUAI USIA”

DISUSUN OLEH:
NAMA: SHARA TAULADANIA
NIM : PO72201201696
KELAS : 1B KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Elsa Gusrianti,S.Kep.,M.Si,Med

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK Indonesia


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan limpahan rahmat-Nya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ilmiah ini yang berjudul Cara
Menghitung Dosis Obat Sesuai Usia disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi
jurusan Ilmu Keperawatan.
Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis berterimakasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah ini yaitu Ibu Elsa Gusrianti,S.Kep.,M.Si,Med yang telah membimbing,
memotifasi dan mendampingi penulis dalam pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran semua pihak untuk
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Tanjungpinang, 4 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Macam-Macam Dosis ..................................................................................................... 3
2.2 Dasar Perhitungan Dosis Obat Untuk Bayi, Anak-Anak, Dewasa, Dan Lansia ............ 3
2.3 Sediaan Obat Bentuk Kapsul, Eliksir, Emulsi, Pelapis Enteral, Lozenge (Troche), Bubuk/
Suspensi, Larutan, Syrup, Tablet, Krim, Gel/Jelly, Lotion Salep, Pasta, Supposituria,
Transdermal ................................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 15
3.2 Saran ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seeperti yang telah kita ketahui, hal yang pertama kali kita lakukan jika kita sedang sakit
atau ada bagian tubuh, anggota tubuh, atau ada yang tidak beres dengan tubuh kita pasti
kita akan buru-buru kedokter dan mencari obat untuk mengobati sakit yang kita derita.
Oleh karena itu kita harus selalu memperhatikan terutama dosis yang harus kita
konsumsi. Dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan
berat (gram, milligram, mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya
(Unit Internasional). Sehingga kita akan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan
seperti halnya overdosis, atau malah menimbulkan kekebalan bagi penyakit yang kita
derita atau bahkan dapat menimbulkan kematian bila salah dalam mengkonsumsi obat.
Jalur pemakaian obat yang paling efektif harus ditentukan dan ditetapkan petunjuk
tentang dosis-dosis yang dianjurkan bagi pasien dalam berbagai umur, berat dan status
penyakitnya. Untuk membantu pemakaian alat melalui jalur- jalur pilihannya telah
diformulasikan dan disiapkan bentuk sediaan yang sesuai seperti kapsul, eliksir, emulsi,
pelapis enteral, lozenge (troche), bubuk/suspensi, larutan, syrup, tablet, krim, gel/jelly,
lotion salep, pasta, supposituria, dan transdermal. Masing-masing dari unit-unit sediaan
dirancang supaya dapat memuat sejumlah bahan obat tertentu supaya pemakaian
sediaannya tepat dan menyenangkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam dosis?
2. Bagaimana dasar perhitungan dosis obat untuk bayi, anak-anak, dewasa, dan lansia?
3. Bagaimana bentuk sediaan yang sesuai seperti kapsul, eliksir, emulsi, pelapis enteral,
lozenge (troche), bubuk/suspensi, larutan, syrup, tablet, krim, gel/jelly, lotion salep,
pasta, supposituria, dan transdermal?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui macam-macam dosis.
2. Mengetahui dasar cara perhitungan dosis obat untuk bayi, anak-anak, dewasa, dan
lansia.
3. Mengetahui bentuk sediaan yang sesuai seperti kapsul, eliksir, emulsi, pelapis enteral,
lozenge (troche), bubuk/suspensi, larutan, syrup, tablet, krim, gel/jelly, lotion salep,
pasta, supposituria, dan transdermal.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Macam-Macam Dosis
a. Dosis Terapi adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan orang sakit.
b. Dosis Maksimum merupakan batas dosis yang relatif masih aman yang diberikan
kepada penderita. Dosis terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk
pemakaian sekali dan sehari .
c. Dosis Toksik adalah dosis yang diberikan melebihi dosis terapeutik, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya keracunan obat.
d. Dosis Letal (Lethal dose)yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila
dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang yang mengkonsumsi akan mengalami
kelebihan dosis (Over dose).
e. Initial Dose merupakan dosis permulaan yang diberikan pada penderita dengan
konsentrasi/kadar obat dalam darah dapat dicapai lebih awal.
f. Loading Dose adalah dosis obat untuk memulai terapi, sehingga dapat mencapai
konsentrasi terapeutik dalam cairan tubuh yang menghasilkan efek klinis.
g. Maintenance Dose adalah dosis obat yang diperlukan untuk memelihara dan
mempertahankan efek klinik atau konsentrasi terapeutik obat yang sesuai dengan
regimen dosis. Diberikan dalam tiap obat untuk menggantikan jumlah obat yang
dieliminasi dari dosis sebelumnya. Penghitungan dosis pemeliharaan yang tepat dapat
mempertahankan suatu keadaan stabil konsentrasi obat di dalam tubuh.
h.Single dose adalah dosis sekali pemakaian, contoh dosis sekali pakai
mebendazole 100 mg.
i. Daily dose adalah dosis pemakaian satu hari, contoh dosis pemakaian digitoksin
100 µg/hari.
J. Dosis regimen : jadwal waktu pemberian setiap dosis obat, misal dosis
doxepin 75 mg sehari. Jumlah tersebut dibagi dalam beberapa kali
pemberian sehingga total pemberian dalam sehari 75 mg.
.
2.2 Cara Perhitungan Dosis Obat Untuk Bayi, Anak-Anak, Dewasa, Dan Lansia
 Cara Menghitung Dosis Obat Untuk Bayi Dan Anak-Anak
1. Menghitung dosis pemberian obat untuk bayi menggunakan Rumus Fried.
Rumus ini sering dipakai untuk bayi yang masih berumur dalam hitungan bulan.
Untuk rumus dan cara menghitung nya silahkan perhatikan dibawah ini:

3
Keterangan Rumus Fried:
Da: Dosis anak m: umur
anak dalam bulan
Dd: Dosis dewasa
150: ketetapan Fried.

Contoh Kasus Dan Penyelesaiannya:


Seorang bayi berumur 6 bulan. demam tinggi selama 1 hari, dan telah diresepkan oleh
dokter mendapatkan paracetamol dengan dosis dewasa 500mg, berapakah dosis yang
harus diberikan untuk bayi tersebut?
Jawab:

Jadi dosis yang bisa diberikan untuk bayi tersebut adalah 20 mg setiap kali pemberian.

2. Menghitung dosis pemberian obat untuk bayi dan anak - anak berdasarkan Rumus
Dilling.
Rumus ini biasanya dipakai untuk anak - anak umur 8 tahun keatas.

Keterangan: Da: Dosis


anak n: Umur anak dalam
tahun
Dd: Dosis dewasa

Contoh Kasus Dan Penyelesaiannya:


Seorang anak-anak berumur 10 tahun. demam tinggi selama 1 hari, dan telah
diresepkan oleh dokter mendapatkan paracetamol dengan dosis dewasa 500mg,
berapakah dosis yang harus diberikan untuk bayi tersebut?

4
Jawab:

Jadi dosis yang bisa diberikan pada anak diatas adalah 250 mg setiap kali pemberian.

3. Menghitung dosis pemberian obat untuk bayi dan anak - anak berdasarkan rumus
young.
Rumus ini sering dipakai untuk anak-anak umur 1 tahun sampai dengan 8 tahun.

Contoh Kasus Dan Penyelesaiannya:


Seorang anak-anak berumur 5 tahun. demam tinggi selama 1 hari, dan telah
diresepkan oleh dokter mendapatkan paracetamol dengan dosis dewasa 500mg,
berapakah dosis yang harus diberikan untuk bayi tersebut?

Jawab:

Jadi dosis yang bisa diberikan pada anak diatas adalah 94 mg setiap kali pemberian

4. Menghitung dosis pemberian obat untuk bayi dan anak-anak berdasarkan ketersediaan
obat.

Contoh Kasus Dan Penyelesaiannya:


Pasien anak "A" mendapatkan antibiotik ceftriaxone 250 mg inj.via IV, obat yang

5
tersedia dalam 1 vial ceftriaxone berisi 1 gram = 1000 mg yang diuplos aquades 10cc.
berapa jumlah yang diberikan?

Jawab:

Jadi dosis obat yang diberikan adalah 2.5 cc.

 Cara Menghitung Dosis Obat Untuk Dewasa


1. Menghitung Dosis Obat Tablet atau Pil atau Kaplet
Obat tablet adalah adalah obat bubuk yang terdiri dari satu atau lebih macam obat
yang dipadatkan dalam bentuk lonjong atau lempengan yang hanya dapat biberikan
melalui oral atau mulut dan sublingual (bawah lidah).
Adapun rumus yang dapat digunakan untuk menghitung dosis obat tablet atau pil atau
kaplet ini sangatlah mudah yaitu:

Contoh 1:
Dokter meminta memberikan paracetamol tablet 250 mg, satu kaplet obat memiliki
sediaan 500mg.
Jawab:
250mg/500mgX1tablet =1/2tablet
Contoh 2 :
Berapa tablet digoxin diperlukan untuk mendapatkan dosis 0,125 mg? 1 tablet = 62,5
mcg digoksin.
Jawab:
0,125 mg = (0,125 x 1000) mcg = 125 mcg
= (125 mcg/ 62,5 mcg) x 1 tablet = 2 tablet
2. Menghitung Dosis Obat Sirup
Obat sirup adalah satu atau lebih macam obat yang dilarutkan dalam air yang
diberikan tambahan eliksir atau pemanis yang hanya dapat diberikan melalui mulut
atau oral.

6
Beberapa jenis obat sirup adalah obat drop, obat suspensi, dan tentunya obat sirup.
Untuk menghitung dosis obat sirup kita menggunakan rumus:

Contoh 1:
Dokter membuat resep Sanmol Forte syrup 120 mg prn. Sediaan obat Sanmol Forte
syrup ialah 240 mg tiap 5 mL (mililiter) Jawab:
120 mg / 240 mg X 5 ml = 2,5 ml = 1/2 cth

Rumus ini juga berlaku untuk menghitung obat intravena atau serbuk yang tidak harus
menggunakan batas waktu atau alat mesin syringe pump.
Contoh 2 :
Metronidazole injeksi 3 dd x 150 mg. Sediaan obat Metronidazole injeksi untuk setiap
100 mL adalah 500 mg Jawab:
150 mg/ 500 mg X 100 ml = 30 ml

Contoh 3:
Obat Cefotaxime 1 g dan dokter memberikan resep sebanyak 200 mg berapa ml yang
anda berikan ? Jawab:
1 g = 1000 mg
Jika mengoplos cefotaxime dengan 5 cc aquades maka kandungan cefotaxime 1000
mg/ 5 ml Cari dosis per ml= 1000/5= 200 mg/ml. Jadi jika dosis yang diminta 200 mg
maka hanya butuh 1 ml=1cc.

3. Menghitung Dosis Obat Serbuk


Obat serbuk adalah satu atau lebih jenis obat yang berbentuk bubuk dan harus
dilarutkan dengan air dan hanya dapat diberikan melalui intravena. Beberapa jenis
obat

7
serbuk antara lain adalah obat-obat antibiotik, seperti ceftriaxone, cefotaxim, dan
lainnya. Untuk menghitung dosis obat serbuk, dibutuhkan kreatifitas dalam
menambahkan pelarutnya, walau pada umumnya obat antibiotik serbuk dilarutkan
dengan 10 cc aquabides sebelum diberikan kepada pasien atau sebelum dicampur
dengan cairan pelarut yang lebih banyak lagi jumlahnya. Rumus untuk menghitung
dosis obat serbuk sama saja dengan rumus menghitung dosis obat sirup.

Kita memiliki kebebasan dalam melarutkan obat serbuk, namun hal yang perlu diingat
adalah jumlah pelarut jangan terlalu pekat atau sedikit. Jika jumlah pelarut terlalu
sedikit, maka pada saat diberikan akan terasa sangat sakit.
Jenis obat dalam vial selalu kita temukan berbentuk bubuk, padahal setiap pasien
terkadang membutuhkan dosis berbeda setiap orangnya. Maka untuk mempermudah
berikut berbagai caranya:
- Parameter persamaan
o 1 liter air = 1000 cc
o 1 cc = 1 mili liter o
100cc =100ml o mg
=cc
Contoh 1 :
Ceftriaxone vial berisi 1000 mg/1 g pesan dokter inj 3 dd 330 mg IV.
Jawab: 330 mg / 1000 mg X 10 cc = 3,3 cc
Pada kasus ini, kurang baik jika kita menggunakan pelarut sebanyak 10 cc, karena
jika kita akan menarik cairan sebanyak 3,3 cc susah mengukurnya. Maka akan
lebih baik jika kita menggunakan pelarut sebanyak 9 cc.
Solusi Jawaban: 330 mg/ 1000 mg X 9 = 3 cc.

Contoh 2:
Obat Ampicillin 1 vial berisi 1000 mg/1 g obat kering diencerkan/dioplos dengan
4 cc pelarut/air steril, dokter memberikan petunjuk dosis pemberiannya 3 x 1 grm.

8
Contoh 3:
Seorang perawat diinstruksikan untuk menyuntik 150 mg penisilin V. tersedia
flakon dg label 125 mg/5 ml. berapa ml harus diberikan?
Jawab : (150 mg/125 mg) x 5 ml = 6 ml

Contoh 4:
Pasien A mendapatkan antibiotik ceftriaxone 250 mg inj.via IV, obat yang
tersedia dalam 1 vial ceftriaxone berisi 1 gram = 1000 mg yang diuplos aquades
10cc . berapa jumlah yang diberikan?
Jawab:

4. Menghitung Dosis Obat Menggunakan Alat


Kadang kala obat-obatan yang akan diberikan melalui intravena perlu waktu yang
lama dalam pemberiannya dan berkesinambungan atau jumlahnya sangat sedikit dan
berkesinambungan, dalam pemberiannya perlu menggunakan alat infus pump atau
syringe pump. Contoh: lasix (Furosemid), heparin (Inviclot), cordaron (Amiodaron),
dobutamin, dopamin. Rumus untuk mencari dosis obat menggunakan alat ialah:

Atau

Perhatian:
Dalam menghitung dosis obat yang akan diberikan menggunakan alat, perlu
diperhatikan kesamaan satuan dosis yang digunakan dengan sediaan obat. Misal:
Order dokter 0,05 mikrogram tetapi sediaan obat ialah 200 mg. Maka kita harus
mengubah 200 mg menjadi 200.000 mcg
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menghitung obat adalah waktu pemberian.
Misalnya: Dobutamin 0,1 mcg/kg BB/jam, maka kita harus mengubah jam 60 menit.
Namun Jika order dokter 0,01 /kg BB/ menit, maka menit adalah 1 menit.

9
Contoh 1:
Heparin 1000 IU/jam. Sediaan obat 1 ml Heparin adalah 5000 IU, Jumlah pelarut 100
cc, berat badan pasien 50 kg Jawab:

1000 IU/60 menit X 60 mggtt/cc X 100 cc / 5000 IU = 1000 unit/jam.

Contoh 2:
Dopamin 0,1 mcg /kg BB/ menit, sediaan obat adalah adalah 200 mg. berat badan
pasien 60 kg, Obat akan dilarutkan dalam 50 cc NS.
Jawab:

0,1 mcg/ 1 menit X 60 mgtt/cc X 60 kg X 50 cc / 200.000 mcg= 0,09 ml.

 Cara Menghitung Dosis Obat Untuk Lansia


Untuk orang lanjut usia yang keadaan fisiknya sudah mulai menurun. Dosis yang
diberikan harus lebih kecil daripada dosis maksimum biasa, seperti aturan dibawah
ini:
60 – 70 tahun : 4/5 dosis dewasa
70 – 80 tahun : ¾ dosis dewasa
80 – 90 tahun : 2/3 dosis dewasa
90 tahun keatas : ½ dosis dewasa Formula
lain:
Usia 65 – 74 tahun : dosis biasa – 10%
Usia 75 – 84 tahun : dosis biasa – 20%
Usia 85 tahun >> : dosis biasa – 30%

10
Contoh Kasus:
Seorang pasien lansia berusia 75 tahun didiagnosis menderita rematoid arthitis Dokter
meresepkan:
R/ Sanmol 500 mg Kalmetason
0,5 mg
m.f. pulv da in caps dtd no X
S 3 dd 1

Pertanyaan:
Berapa dosis dan jumlah tablet yang tepat untuk pasien geriatri?

Jawab:
Dosis untuk usia 70-80 th
= 3/4 x Dosis Dewasa
Sanmol 500 mg x 3/4 x 10 = 3750 mg
= 3750 mg/500 mg = 7,5tab
Kalmetason 0,5 mg x 3/4 x 10 = 3,75 mg
= 3,75 mg/0,5 mg = 7,5 tab Jadi,
Dosis Sanmol 500 mg untuk 10 kapsul adalah 3750 mg dan diambil 7,5 tab.
Dosis Kalmetason 0,5 mg untuk 10 kapsul adalah 3,75 mg dan diambil 7,5 tab.

Penyesuaian dosis ini sangat diperlukan agar pengobatan efektif, efisien dan tidak
menimbulkan efek negatif yang membahayakan pasien lanjut usia.

2.3 Sediaan Obat Bentuk Kapsul, Eliksir, Emulsi, Pelapis Enteral, Lozenge (Troche),
Bubuk/Suspensi, Larutan, Syrup, Tablet, Krim, Gel/Jelly, Lotion Salep, Pasta,
Supposituria, Dan Transdermal
 Bentuk Sediaan Obat Padat
• Kapsul
Sedian padat, bahan aktifnya berbentuk padat atau setengah padat dengan atau
tanpa bahan tambahan dan terbungkus suatu cangkang yang keras terbuat dari
gelatin dengan atau tanpa bahan tambahan.
11

 Tablet .
Berdasarkan formulanya, tablet dapat berupa: tablet padat biasa, tablet sublingual
(dilarutkan dibawah lidah), tablet bukal (dilarutkan antara pipi dan dan gusi),
tablet bersalut gula ( menutupi bau dan rasa tidak enak), tablet bersalut enteric
(untuk mencegahnya larut dalam lambung dan sampai diusus halus baru dipecah).
Berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi 2 yaitu bulat pipih dengan kedua
permukaannya rata atau cembung, dalam perdagangannya disebut tablet.
Sedangkan silindris seperti kapsul, dalam perdagangannya disebut kaplet.
• Supposituria
Supposituria adalah obat dalam bentuk mirip peluru dan akan mencair pada suhu
badan. Supposituria adalah cara memberi obat melalui rectum untuk lesi setempat
agar diserap sistematik. Serupa dengan supposituria namun bentuknya dirancang
khusus untuk vagina.
• Lozange (Troche)
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan
bahan dasar beraroma manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur
perlahan dalam mulut.
• Transdermal
Sediaan obat yang digunakan melalui kulit dengan tujuan untuk
mencapainsirkulasi sistematik yaitu dengan cara menembus barrier (pertahanan)
kulit.
 Bentuk Sediaan Obat Setengah Padat
• Gel/Jelly
Sistem semi padat terdiri dari suspense yang di buat partikel anorganik yang kecil
atau molekul organic yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Sediaan semisolid
yang transparan / bening yang mencair saat mengenai kulit.
• Krim
Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak
kurang dari 60% air, digunakan untuk pemakaian luar. Sediaan obat dalam bentuk
semisolid, tidak lengket / berminyak.

12

 Lotion Salep
Sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan untuk obat luar. Bahan
obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
 Pasta
Suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Sediaan semi padat
yang mengandung satu atau lebih bahan yang di tujukan untuk pemakaiaan topikal.

 Bentuk Sediaan Obat Cair


• Eliksir
Sediaan larutan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan yang memiliki
bau dan rasa yang sedap dan pelarut digunakan campuran air etanol.
• Emulsi
Sediaan obat yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi
dalam cairan pembawa. Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat
yang tidak tercampur, biasanya air dan minyak, dimana cairan yang satu
terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain.
• Pelapis Enteral
Pelapis khusus yang hanya larut ketika berada di usus dan tidak dilambung karena
sifatnya mengiritasi lambung.
• Bubuk/Suspensi
Sediaan cair yang mengandung preparat bubuk halus yang disuspensi dalam
cairan dan umumnya perlu dikocok dahulu sebelum dipakai.
Macam:
a) Suspensi oral: sanmag suspensi
b) Suspensi topical termasuk didalamnya lotion (penggunaan pada kulit)
c) Suspensi untuk injeksi: penisilin suspensi Cara mengenal kerusakan:
a) Terbentuk cake yang tidak dapat terdispersi kembali
b) Terjadi perubahan warna dan perubahan bau

13

 Larutan
Preparat terdiri atas satu atau lebih obat yang dilarutkan dalam larutan, biasanya air.
Contoh larutan penyegar cap kaki tiga, iodine providon solution.
Cara mengenal kerusakan:
Terjadinya kekeruhan atau perubahan warna
Terbentuk kristal atau endapan zat padat
Terjadi perubahan bau

• Syrup
Suatu larutan obat yang mengandung satu atau lebih jenis obat dengan zat
tambahan dan sukrosa sebagai pemanis.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dosis atau takaran obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau
diberikan kepada seorang pasien, baik obat dalam maupun obat luar. Dosis obat
adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat (gram,
milligram, mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya (Unit
Internasional).
Dalam memberikan dosis obat harus sesuai dengan kondisi dan usia pasien. Dengan
menggunakan rumus yang telah ditetapkan untuk menentukan dosis yang tepat. Agar
pasien merasa puas atas tindakan keperawatan yang kita berikan. Sehingga kita akan
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti halnya overdosis, atau malah
menimbulkan kekebalan bagi penyakit yang kita derita atau bahkan dapat
menimbulkan kematian bila salah dalam mengkonsumsi obat.
Macam-macam dosis obat: dosis terapi, dosis maksimum, dosis toksik, dosis lethal
(lethal dose), initial dose, loading dose, maintenance dose.
Cara perhitungan dosis obat dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan usia dan
berdasarkan berat badan.
3.2 Saran
Dalam memberikan dosis obat yang tepat dan juga akurat. Dibutuhkan kemampuan
untuk mengetahui dan menerapkan rumus perhitungan dosis. Jadi, sebagai perawat
yang professional harus mampu menguasai tentang dosis obat.

15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/33294756/Perhitungan_Dosis_Obat
https://repositori.unud.ac.id/protected/storage/upload/repositori/73e4067fb2da489fbf2677ad
c c3f9701.pdf http://nuhaabb14.blogspot.com/2019/02/all-about-dosis-obat-pengertian-
macam.html?m=1 https://bangsalsehat.blogspot.com/2017/12/cara-menghitung-dosis-obat-
bayi-dananak.html?m=1 https://adysetiadi.files.wordpress.com/2018/05/pembelajaran-e-
learning-cara-penghitunganobat1.pdf
http://hadikurniawanapt.blogspot.com/2020/10/perhitungan-dosis-
berdasarkanusia.html?m=1 https://www.google.com/amp/s/slideplayer.info/amp/13314140/
https://www.slideshare.net/mobile/idapartii/makalah-teknik-pemberian-obat
https://www.google.com/amp/s/slideplayer.info/amp/2300240/
http://farmasiswadaya.blogspot.com/2014/03/macam-macam-bentuk-sediaan-obat.html?m=1
https://arini25.wordpress.com/author/arini25/

16

Anda mungkin juga menyukai