PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Memilih serta menetapkan dosis bayi dan anak memang tidaklah mudah, banyak
faktor yang harus diperhatikan. Diantaranya adalah keadaan pasien, kasus sakit, jenis obat,
toleransi tubuh dan lainnya. Respon tubuh bayi dan anak terhadap obat tentulah tidak sama
dengan respon orang dewasa. Berbagai mekanisme metabolik yang terdapat pada bayi,
terutama bayi prematur dan bayi baru lahir memang belum dikembangkan dengan
sempurna. Hal ini juga menyebabkan biotransformasi terhadap obat menjadi terganggu,
sehingga obat akan berakumulasi ke arah konsentrasi letalnya dalam darah, keadaan ini
jarang terjadi pada orang dewasa. Respon tubuh bayi terhadap obat dalam usia beberapa
minggu yang pertama dalam kehidupannya akan jauh berbeda dibandingkan respon tubuh
anak yang berumur 1 tahun. Begitu pula respon tubuh anak berumur 1 tahun akan berbeda
dengan orang dewasa.
Ada kalanya dosis obat dinyatakan dalam mg/kg BB, pernyataan dosis seperti ini
sebetulnya lebih baik, karena dosis akan berlaku untuk semua pasien, mulai bayi, anak
hingga orang dewasa. Namun pada kenyataannya, dosis obat yang tercantum umumnya
hanya untuk orang dewasa, sehingga jika dikehendaki dosis bayi dan anak dihitung
berdasarkan dosis dewasanya. Perhitungan dosis bayi dan anak terhadap dosis dewasa dapat
dilakukan berdasasrkan usia, bobot badan, atau luas permukaan badan. Saat ini perhitungan
dosis bayi dan anak berdasarkan usia orang dewasa sudah jarang dilakukan. Yang saat ini
banyak dipakai adalah perhitungan dosis anak terhadap orang dewasa berdasarkan pada
luas permukaan badan seberarnya, perhitungan inilah yang dianggap paling baik saat ini,
karena perhitungan luas permukaan telah memperthitungkan bobot badan dan tinggi tubuh.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalahnya yaitu :
1. Apa pengertian dosis ?
2. Apa saja macam-macam dosis ?
3. Bagaimana perhitungan dosis ?
2
BAB II
ISI
2.1 Pengertian
Dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat
(gram, milligram, mikrogram)atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya (Unit
Internasional).Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud dengan dosis obat yaitu
sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada penderita dewasa, juga disebut dosis
lazim atau dosis medicinalis atau dosis terapeutik. Bila dosis obat yang diberikan melebihi
dosis terapeutik terutama obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan,
dinyatakan sebagai dosis toxic.Dosis toxic ini dapat sampai mengakibatkan kematian,
disebut sebagai dosis letal.
Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose) atau dosis awal
(loading dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose).Dengan
memberikan dosis permulaan yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (misalnya dua kali),
kadar obat yang dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal.
1.Dosis Maksimum
Berlaku untuk pemakaian sekali dan sehari. Penyerahan obat dengan dosis melebihi
dosis maksimum dapat diberlakukan dengan:
2.Dosis Lazim.
1. Dosis Terapi
Dosis Terapi adalah dosis (takaran) yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan sipenderita.
2. Dosis Maksimum
Dosis Maksimum adalah dosis atau (takaran) terbesar yang dapat diberikan kepada
orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan.
3. Dosis Minimum
Dosis minimum adalah suatu takaran obat terkecil yang diberikan yang masih dapat
menyembuhkan dan tidak menimbulkan resistensi pada penderita
4. Dosis Toksik
Dosis Toksik adalah dosis obat yang diberikan melebihi dosis terapeutik, sehingga
dapat menyebabkan terjadinya keracunan obat
5. Dosis Lethal
Dosis Lethal adalah dosis yang menyebabkan kematian pada hewan coba.
a. L.D 50: takaran yang dapat menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan.
b. L.D 100: takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan percobaan.
Dosis Inisial adalah dosis (takaran) yang diberikan pada awal suatu terapi sampai
tercapai kadar kerja yang diinginkan secara terapeutik.
4
7. Dosis Pemeliharaan
Dosis Pemeliharaan adalah dosis (takaran) yang harus diberikan selanjutnya setelah
tercapai kejenuhan untuk memelihara kerja serta konsentrasi jaringan yang sudah
berusia lanjut, maka pemberian dosis lebih kecil dari dosis dewasa.
Dosis Maksimum
Kecuali dinyatakan lain, dosis maksimum adalah dosis maksimum dewasa (20-60
tahun) untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan dan rektal.
Untuk orang lanjut usia karena keadaan fisik sudah mulai menurun. Pemberian
dosis harus lebih kecil dari dosis maksimum.
Respon tubuh anak dan bayi terhadap obat tidak sama dengan orang dewasa. Dalam
menetapkan dosis harus diperhatikan beberapa factor antara lain :
a. Umur
b. Berat Badan
c. Jenis kelamin
5
d. Sifat Penyakit
e. Daya Serap Obat
f. Kondisi Pasien
g. Ekskresi Obat
h. Kasus Penyakit
n :umuranak (tahun)
n :umurdalamtahun
n:umurdalambulan
2. Berdasarkanberatbadan
Perhitungan dosis berdasarkan berat badan sebenarnya lebih tepat karna sesuai
dengan Kondisi pasien dibandingkan umur yang terkadang tidak sesuai dengan berat badan,
bila Memungkinkan hitung dosis melalui berat badan.:
a. Rumus Clark (amerika)
6
b. Rumus Themich Fier (Jerman)
Rumus Catzel
Persentase DM sehari :
7
Berikut adalah daftar perkiraan dosis bayi dan anak terhadap dosis dewasa yang
dihitung berdasarkan bobot badan:
Dosis bayi-anak
Umur Bobot Badan (kg)
Terhadap orang dewasa
1,13 2,5-5%
Bayi prematur 1,81 4-8%
2,27 5-10%
Bayi baru lahir 3,18 12,5%
2 bulan 4,54 15%
4 bulan 6,35 25%
12 bulan 9,98 29%
3 tahun 14,97 33%
7 tahun 22,68 50%
10 tahun 29,94 60%
12 tahun 35,52 75%
14 tahun 45,36 80%
16 tahun 54,43 90%
Jika dalam satu resep terdapat dua atau lebih zat aktif (bahan obat) yang kerjanya
pada reseptor atau tempat yang sama maka jumlah obat yang digunakan tidak boleh
melampaui jumlah dosisobat-obat yang berefek sama tersebut.
Baik sekali pakai atau pun dosis sehari.
R/ Acetosal 0,030 g
Slqs
S3 ddpulv I
Jawab :
2. RumusDilling
R/ EfedrinHcl 15 mg
Slqs 0,1
Mf pulvdtd no. X
S3dd pulv I
Jawab :
DMEfedrinHcl 1x = 50 mg 1h = 150 mg
9
3. Rumus Young
R/ EfedrinHcl 15 mg
Sl 0.1
Mf pulvdtd No X
S3 ddpulv I
Pro :Anisa (6 Tahun)
Jawab :
DM EfedrinHcl 1x = 50 mg 1h = 150 mg
4. BerdasarkanBeratBadan
R/ Dimenhidrinat 0,02
Sl qs
Mf pulvdtd No X
S2 ddpulv I
Pro :Santi (27 kg)
Jawab :
DM Dimenhidrinat1x : 100 mg 1h : 250mg
5. ResepUntukLansia
R/ Luminal 0.05
Vit.B.Comp 1 tab
Mf caps dtd No XX
S 0-0-1
Pro :Bpk. Roni (92 Tahun)
10
Jawab :
DM Luminal 1x : 300mg 1h : 600mg
DM umur92 tahun
1x = ½ x 300mg = 150 mg %1x = 50mg/150mg x 100% = 33.33%
1h = ½ x 600mg = 300mg % 1h = 50mg/300mg x 100% = 16.66%
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dosisobatadalahjumlahobat yang diberikankepadapenderitadalamsatuanberat (gram,
milligram,mikrogram) atausatuanisi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya (Unit
Internasional).
Dalammemberikandosisobatharussesuaidengankondisidanusiapasien.
Denganmenggunakanrumus yang telahditetapkanuntukmenentukandosis yang tepat.Agar
pasienmerasapuasatastindakankeperawatankepadapasien yang
kitaberikan.Dalammemberikandosisobat yang
tepatdanjugaakurat.Dibutuhkankemampuanuntukmengetahuidanmenerapkanrumusperhitun
gandosis.Jadi, sebagaicalonapoteker yang professional
harusmampumenguasaitentangdosisobat.
3.2 Saran
Dalammemberikandosisobat yang
tepatdanjugaakurat.Dibutuhkankemampuanuntukmengetahuidanmenerapkanrumusperhitun
gandosis.Jadi, kitasebagaiperawat yang profesi professional
harusmampumenguasaitentangdosisobat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Albasir, N. 2012.DosisMaksimumObat.
http://nurhikmaalbasir.blogspot.co.id/2012/09/dosis-maksimum-obat.html. DiaksesTanggal
21 Ontober 2016
Fauzi.2013.Rumus PerhitunganDosisObat.http://ilmu-
kefarmasian.blogspot.co.id/2013/02/perhitungan-dosis-obat.html. Diaksestanggal 20
Oktober 2016
13