Anda di halaman 1dari 13

HIPOSPADIA

Oleh : Ibu Hj Suharti


Definisi Hipospadia
Hipospadia adalah kelainan pada lokasi bukaan pada penis (uretra) yang
justru ada pada bagian bawah, bukan pada ujung penis seperti
umumnya. Uretra adalah saluran yang mengalirkan urin keluar dari
kantong empedu melalui penis. Pada Hipospodia, muara uretra terdapat
pada batang penis (biasanya dibagian bawah atau tengah tengah), bukan
diujung (kepala) penis. Hipospodia dapat terjadi dari kondisi yang
ringan hingga berat, tergantung dimana letak muara atau ujung uretra
nya. Pada penderita hipospadia, uretra akan mulai terlihat tidak normal
sejak minggu ke 8 hingga minggu ke 14 saat masih berada di dalam
kandungan. Hipospadia dapat dikatagorikan sebagai kelainan yang
sering terjadi.
Menurut beberapa penelitian, hipospadia dapat ditemukan pada satu di
antara 250 hingga 300 bayi laki-laki yang baru lahir.
Lanjutan …
Oleh karena itu, hipospadia dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:
• 1. Distal atau granular
Tipe ini merupakan yang paling umum dari hipospadia, dimana pembukaan
uretra terdapat di dekat kepala penis.
• 2. Midshaft
Pada tipe ini, pembukaan uretra terletak pada bagian tengah atau bawah
batang penis.
• 3. Penoscrotal
Pada tipe ini, pembukaan uretra terletak pada bagian di antara penis dan
kantung pelir (skrotum).
• 4. Perineal
Pada tipe ini, pembukaan uretra terletak di belakang kantung pelir (skrotum).
Tipe ini merupakan tipe hipospadia yang paling parah dan jarang ditemukan. 
Etiologi Hipospadia
Hipospadia hasil dari fusi yang tidak lengkap dari lipatan uretra terjadi pada usia
kehamilan pada minggu ke 8 dan ke 14. Diferensiasi seksual laki-laki pada
umumnya tergantung pada hormone testosteron, dihydrotestosteron, dan ekspresi
reseptor androgen oleh sel target. Gangguan dalam keseimbangansistem endokrin
baik faktor-faktor endogen atau eksogen dapat menyebabkanhipospadia. Indikasi
untuk beberapa faktor risiko lain juga telah dilaporkan. Namun, etiologi
hipospadia masih belum diketahui. (Brouwers, 2006).
1. Metabolisme Androgen
• Diferensiasi seksual yang normal tergantung pada testosteron dan
metabolismenya bersamaan dengan kehadiran reseptor androgen fungsional.
Gangguan genetik dalam jalur metabolisme androgen dapat menyebabkan
hipospadia. Meskipun kelainan dalam metabolism androgen dapat menyebabkan
hipospadia yang berat, namun tidak dapat menjelaskan etiologi terjadinya
hipospadia yang sedang dan ringan. (Baskin, 2000)
  
Lanjutan …
2. Gangguan Endokrin
• Salah satu penyebab hipospadia disebabkan adanya kontaminasi lingkungan,
dimana dapat mengintervensi jalur androgen yang normal dandapat
mengganggu sinyal seluler. Hal ini dapat diketahui dari beberapa bahan
yang sering dikonsumsi oleh manusia yang banyak mengandung aktivitas
ekstrogen, seperti pada insektisida yang sering digunakan untuk tanaman,
estrogen alami pada tumbuhan, produk-produk plastik, dan produk farmasi
 3.Faktor Genetik
• Usia ibu saat melahirkan dapat menjadikan salah satu faktor resiko
terjadinya hipospadia. Sebuah langsung korelasi terlihat antara usia ibu yang
tua dapat meningkatkan kejadian hipospadia, dan lebih ditandai dengan
bentuk parah dari cacat lahir. (Fisch, 2001)
Patofisiologi Hipospadia
Hipospadia adalah suatu keadaan dimana lubang uretra terdapat di penis bagian
bawah, bukan di ujung penis. Beratnya hipospadia bervariasi, kebanyakan lubang
uretra terletak di dekat ujung penis, yaitu pada glans penis. Bentuk hipospadia yang
lebih berat terjadi jika lubang uretra terdapat di tengah batang penis atau pada
pangkal penis, dan kadang pada skrotum (kantung zakar) atau di bawah skrotum.
Kelainan ini seringkali berhubungan dengan kordi, yaitu suatu jaringan fibrosa yang
kencang, yang menyebabkan penis melengkung ke bawah pada saat ereksi.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik. Jika hipospadia terdapat di


pangkal penis, mungkin perlu dilakukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa
kelainan bawaan lainnya. Bayi yang menderita hipospadia sebaiknya tidak disunat.
Kulit depan penis dibiarkan untuk digunakan pada pembedahan nanti. Rangkaian
pembedahan biasanya telah selesai dilakukan sebelum anak mulai sekolah. Pada
saat ini, perbaikan hipospadia dianjurkan dilakukan sebelum anak berumur 18
bulan. Jika tidak diobati, mungkin akan terjadi kesulitan dalam pelatihan buang air
pada anak dan pada saat dewasa nanti, mungkin akan terjadi gangguan dalam
melakukan hubungan seksual
Masalah Inkubasi Hipospadia
• Bila tidak ditangani, hipospadia dapat menimbulkan masalah
berkemih pada anak, serta dapat mengganggu aktivitas seksualnya
saat ia dewasa. Anak dengan hipospadia yang tidak ditangani dapat
mengalami komplikasi berupa:
• Kesulitan belajar berkemih
• Kelainan bentuk penis
• Gangguan ejakulasi
• Kelainan bentuk penis dan gangguan ejakulasi ini akan membuat
penderita hipospadia kesulitan untuk memiliki anak.
Penatalaksanaan Hipospadia
1. Tujuan utama dari penatalaksanaan bedah hipospadia adalah
merekomendasikan penis menjadi lurus dengan meatus uretra ditempat
yang normal atau dekat normal sehingga aliran kencing arahnya ke depan
dan dapat melakukan coitus dengan normal.
2. Operasi harus dilakukan sejak dini, dan sebelum operasi dilakukan bayi atau
anak tidak boleh disirkumsisi karena kulit depan penis digunakan untuk
pembedahan nanti.
3 . Dikenal banyak teknik operasi hipospadia yang umumnya terdiri dari
beberapa tahap yaitu :

a. Operasi Hipospadia satu tahap ( ONE STAGE URETHROPLASTY )


“Adalah tekhnik operasi sederhana yang sering digunakan, terutama untuk
hipospadia tipe distal. Tipe distal ini meatusnya letak anterior atau yang middle.
Meskipun sering hasilnya kurang begitu bagus untuk kelainan yang berat.
Sehingga banyak dokter lebih memilih untuk melakukan 2 tahap.
Lanjutan …
b. Operasi Hipospadia 2 tahap :

1 Tahap pertama
Tahap pertama operasi pelepasan chordee dan tunelling dilakukan untuk
meluruskan penis supaya posisi meatus ( lubang tempat keluar kencing )
nantinya letaknya lebih proksimal ( lebih mendekati letak yang normal ),
memobilisasi kulit dan preputium untuk menutup bagian ventral/bawah
penis.

2.Tahap kedua
Dilakukan Uretroplasty ( pembuatan saluran kencing buatan/uretra ) sesudah
6 bulan. Dokter akan menentukan tekhnik operasi yang terbaik. Satu tahap
maupun dua tahap dapat dilakukan sesuai dengan kelainan yang dialami oleh
pasien.
Pengkajian Keperawatan
A.    Anamnesis
1.Kaji identitas pasien
Identitas pasien, terdiri dari nama, alamat, tempat tanggal lahir, tanggal masuk rumah sakit,
data obyektif/data subyektif, dan informasi lain yang penting tentang pasien.Secara
keseluruhan kelainan hipospadia ditemukan dan terjadi pada anak laki-laki.
2.Kaji riwayat masa lalu
Pada masa kehamilan minggu ke 10 sampai ke 14 terjadi hambatan penutupan uretra penis
yang mengakibatkan orifium uretra tertinggal disuatu tempat dibagian ventral penis antara
skrotum dan glands penis.

3.Kaji riwayat pengobatan ibu waktu hamil


Penggunaan dietilbestrol (DES) antara minggu kedelapan dan enam belas kehamilan sebagai
pengobatan untuk mencegah terjadinya abortus spontan menjadi resiko terjadinya hipospadia
pada anak.
4.Kaji keluhan utama
Keluhan yang sering terjadi pada anak dengan hipospadia antara lain:anak tidak bisa
mengarahkan aliran urinnya, anak tidak dapat berkemih dengan posisi berdiri (terjadi pada
anak dengan hipospadia penoskrotalatau perineal), meatus uretra terbuka lebar.
5.Pengkajian setelah pembedahan : pembengkakan penis, perdarahan, dysuria, drinage.
6.Mental
• a. Sikap pasien sewaktu diperiksa
• b. Sikap pasien dengan adanya rencana pembedahan
• c. Tingkat kecemasan
• d. Tingkat pengetahuan keluarga dan pasien

B.     Pemeriksaan Fisik
1.Pemeriksaan genetalia
• Saat dilakukan inspeksi bentuk penis lebih datar dan ada lekukan yang dangkal
dibagian bawah penis yang menyerupai meatus uretra eksternus, pada
kebanyakan penderita penis melengkung ke bawah(chordee) yang tampak jelas
pada saat ereksi, preputium (kulup) tidak ada dibagian bawah penis tetapi
menumpuk dibagian punggung penis,testis tidak turun ke kantong skrotum. Letak
meatus uretra berada sebelah ventral penis dan sebelah proximal ujung penis.
2.Palpasi abdomen untuk melihat distensi vesika urinaria atau pembesaran pada ginjal, karena
kebanyakan penderita hipospadia sering disertai dengan kelainan pada ginjal.
3.Perhatikan kekuatan dan kelancaran aliran urin
• Pada hipospadia aliran urin dapat membelok kearah bawah atau menyebar dan mengalir kembali
sepanjang batang penis. Anak dengan hipospadia penoskrotal atau perineal berkemih dalam
posisi duduk. Pada hipospadia glanduler atau koronal anak mampu untuk berkemih dengan
berdiri, dengan sedikit mengangkat penis ke atas.

C.     Pemeriksaan Penunjang
• 1.Uretroscopy dan cystoscopy
Pemeriksaan uretroscopy dan cystoscopy dilakukan untuk memastikan organ-organ seks internal
terbentuk secara normal.
• 2.Excretory urography
Excretory urography dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya abnormalitas congenital pada ginjal
dan ureter.
• 3.Pemeriksaan penunjang lain yang cukup berguna meskipun jarang dilakukan adalah
pemeriksaan radiologis urografi (IVP,sistouretrografi) untuk menilai gambaran saluran kemih
secara keseluruhan dengan bantuan kontras

Anda mungkin juga menyukai