Anda di halaman 1dari 5

PATOFISIOLOGI

CACAT BAWAAN PADA SISTEM GENETALIA PRIA ATAU HIPOSPADIA

Ditunjukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Patofisologi

Dosen : Fitri Annisa,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An

Oleh :

Nama : Putri Dewi Meiliana

Kelas : 1A Keperawatan

NIM : 20038

AKADEMI KEPERAWATAN KERIS HUSADA

Jl. Yos Sudarso, Komplek Marinir Cilandak, Jakarta Selatan

2021

Cacat bawaan pada sistem genetalia pria


A. Klasifikasi

Hipospadia adalah kelainan bawaan lahir pada genitalia pria, yang ditandai dengan letak lubang
saluran kemih (uretra) yang tidak terelak pada ujung penis, tetapi terletak pada bagian bawah batang
penis.
Kulit kulup tidak terbentuk sempurna dan tampak berkumpul di bagian atas penis. Sedangkan, bagian
bawahnya tidak tertutup (seperti hoodie) dan penis akan tampak bengkok saat ereksi. "Hipospadia
merupakan kasus kelainan genital yang sering ditemukan. Hipospadia tidak menimbulkan rasa sakit,
namun menyebabkan gangguan saat berkemih," kata dr Arry Rodjani Sp.U(K) selaku Dokter Spesialis
Urologi Siloam Hospitals ASRI.

Penyakit kelianan bawaan dapat menjadi dua sifat yaitu :

 Cacat Bawaan Bersifat Autosom

Beberapa penyakit menurun yang umumnya hadir ini dapat dibedakan berdasarkan jenis kromosom
pembawanya, yaitu dapat bersifat autosom atau gonosom. Beberapa penyakit bersifat autosom yang
berhasil diidentifikasi antara lain adalah albino, brakidaktili, gangguan mental, polidaktili, dan
diabetes mellitus.

Cacat Bawaan yang Bersifat Gonosom

Cacat bawaan dapat pula bersifat gonosom, yakni terpaut pada kromosom seks. Beberapa cacat atau
kelainan bersifat gonosom, antara lain buta warna dan hemofilia. Kelainan gonosom dikelompokkan
menjadi kelainan pada gonosom X dan kelainan pada gonosom Y.

Tingkatan kelainan genital hipospadia

Hipospadia merupakan cacat lahir pada anak laki-laki, di mana lokasi uretra tidak terletak di ujung
penis. Pada anak laki-laki dengan hipospadia, uretra terbentuk secara abnormal pada minggu ke 8-14
kehamilan. Letak lubang uretra berada di bagian bawah dengan variasinya, mulai dari tepat di bawah
ujung penis hingga skrotum. "Gradasi (tingkatan) hipospadia pada umumnya berdasarkan lokasi
anatomis dari ujung lubang saluran kemih. Secara sederhana dapat dibagi ringan, sedang dan berat,"
jelasnya. Berdasarkan letak lubang bukaan uretra, terdapat tiga jenis hipospadia, di antaranya: -
Subkoronal: Pembukaan uretra di dekat kepala penis - Poros tengah: Pembukaan uretra terletak di
sepanjang batang penis - Penoskrotal: Pembukaan uretra terletak di pertemuan penis dan skrotum
Meski demikian, lokasi anatomi dari ujung lubang saluran kemih mungkin tidak selalu cukup untuk
menjelaskan tingkat keparahan dan sifat komplek dari penyakit ini.  Perlu juga mempertimbangkan
panjang penis, ukuran, bentuk, kualitas lempeng saluran kemih dan derajat kelengkungan penis.
B. Penyebab

Saat ini penyebab hipospadia, diketahui terkait dengan gangguan tumbuh kembang saat bayi masih
berada dalam kandungan. Pada janin laki-laki yang normal, maka sejumlah hormon akan merangsang
pembentukan uretra dan kulup Pada pengidap hipospadia, kinerja hormon tersebut rusak, sehingga
uretra berkembang secara tidak normal. Angka kejadian hipospadia berkisar 1 dari 200-300 kelahiran
bayi laki-laki.

Arry menjelaskan bahwa akhir-akhir ini disinyalir angka kejadian lebih kerap terjadi, karena beberapa
faktor sebagai berikut. - Polusi udara - Penggunaan insektisida pada bahan-bahan makanan -
Penggunaan kosmetik saat kehamilan - Punya riwayat keluarga dengan kelainan hipospadia  - Ibu
hamil di atas usia 35 tahun  - Ibu hamil terpapar zat kimia seperti pestisida atau bahan kimia industri 
- Ibu hamil obesitas  - Ibu kelebihan sejumlah hormon sebelum atau selama hamil  Tidak hanya itu,
kata Arry, ada berbagai zat-zat lain yang dapat mengganggu sistem endokrin saat kehamilan sebagai
penyebab terjadinya hipospadia. "Bayi dengan berat badan lahir rendah juga memiliki risiko lebih
tinggi terkena hipospadia," kata Arry. Arry menegaskan, jika tidak segera ditangani dengan tepat,
maka kelainan hipospadia ini dapat menimbulkan dampak jangka panjang, yaitu gangguan pada
fungsi reproduksi, infertilitas dan psikologi. Hipospadia biasanya diketahui atau didiagnosis selama
pemeriksaan fisik setelah bayi lahir.

C. Dampak dari Hipospadia

Jika hipospadia tidak ditangani lebih awal, anak laki-laki mungkin harus duduk saat buang air kecil.
Sementara, jika masih memilikinya saat dewasa, mereka mungkin akan mengalami gangguan
ejakulasi. Akibatnya, penderita akan sulit memiliki anak.

D. Komplikasi yang terjadi pada pengidap penyakit Hipospedia

Komplikasi Hipospadia

Bila tidak ditangani, hipospadia dapat menimbulkan masalah berkemih pada anak, serta
dapat mengganggu aktivitas seksualnya saat ia dewasa. Anak dengan hipospadia yang tidak
ditangani dapat mengalami komplikasi berupa:

- Kesulitan belajar berkemih


- Kelainan bentuk penis saat ereksi
- Gangguan ejakulasi

Kelainan bentuk penis saat ereksi dan gangguan ejakulasi ini akan membuat penderita
hipospadia lebih sulit untuk memiliki anak.
E. Pentalaksanaan Medis Pada Penyakit Hipospadia

Tujuan operasi pada hipospadia adalah agar pasien dapat berkemih dengan normal, bentuk penis
normal, dan memungkinkan fungsi seksual yang normal. Hasil pembedahan yang diharapkan adalah
penis yang lurus, simetris, dan memiliki meatus uretra eksternus pada tempat yang seharusnya, yaitu
di ujung penis. Ada banyak variasi teknik, yang populer adalah tunneling Sidiq-Chaula, Thiersch-
Duplay, Dennis Brown, Cecil Culp.

* Teknik tunneling Sidiq-Chaula dilakukan operasi 2 tahap.


1. Tahap pertama eksisi dari chordee dan bisa sekaligus dibuatkan terowongan yang berepitel pada
glans penis. Dilakukan pada usia 1 ½ -2 tahun. Penis diharapkan lurus, tapi meatus masih pada
tempat yang abnormal. Penutupan luka operasi menggunakan preputium bagian dorsal dan kulit
penis

2. Tahap kedua dilakukan uretroplasti, 6 bulan pasca operasi, saat parut sudah lunak. Dibuat insisi
paralel pada tiap sisi uretra (saluran kemih) sampai ke glans, lalu dibuat pipa dari kulit dibagian
tengah. Setelah uretra terbentuk, luka ditutup dengan flap dari kulit preputium dibagian sisi yang
ditarik ke bawah dan dipertemukan pada garis tengah. Dikerjakan 6 bulan setelah tahap pertama
dengan harapan bekas luka operasi pertama telah matang.

+ Teknik Horton dan Devine, dilakukan 1 tahap, dilakukan pada anak lebih besar dengan penis yang
sudah cukup besar dan dengan kelainan hipospadi jenis distal (yang letaknya lebig ke ujung penis).
Uretra dibuat dari flap mukosa dan kulit bagian punggung dan ujung penis dengan pedikel (kaki)
kemudian dipindah ke bawah.

Mengingat pentingnya preputium untuk bahan dasar perbaikan hipospadia, maka sebaiknya tindakan
penyunatan ditunda dan dilakukan berbarengan dengan operasi hipospadia.

F. Upaya Pencegahan

Ibu hamil dapat mengurangi risiko hipospadia pada janin dengan melakukan sejumlah hal sederhana
berikut:

- Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.


- Hindari pekerjaan yang terpapar pestisida.
- Konsumsi suplemen asam folat sesuai anjuran dokter kandungan.
- Pertahankan berat badan ideal.
- Rutin ke dokter kandungan untuk memeriksakan kehamilan.
Pasangan yang sedang merencanakan kehamilan dan memiliki faktor risiko terjadinya hipospadia
sebaiknya melakukan konsultasi perencanaan kehamilan ke dokter kandungan, agar faktor risiko bisa
dikendalikan sebaik mungkin sebelum hamil.

Daftar Pustaka

1. https://www.kompas.com/sains/read/2021/06/08/193000623/ketahui-penyebab-dan-dampak-
hipospadia-kelainan-penis-bawaan-lahir

2. https://www.kompas.com/sains/read/2021/06/08/193000623/ketahui-penyebab-dan-dampak-
hipospadia-kelainan-penis-bawaan-lahir?page=2

3. https://health.kompas.com/read/2021/03/10/120800968/5-penyebab-hipospadia-kelainan-penis-
bawaan-lahir-yang-bisa-terjadi?page=2

4. https://www.alodokter.com/hypospadia

5. https://www.infokedokteran.com/bedah/penatalaksanaan-pada-pasien-dengan-hipospadia.html

Anda mungkin juga menyukai