Anda di halaman 1dari 17

Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan

berupa lubang uretra yang terletak di


bagianbawahdekatpangkal penis.
(Ngastiyah, 2005 : 288).
Hipospadia adalah suatu keadaan dimana
lubang uretra terdapat di penis bagian
bawah, bukan di ujung penis. Hipospadia
merupakan kelainan kelamin bawaan sejak
lahir.
Penyebabnya sebenarnya sangat
multifaktor dan sampai sekarang
belum diketahui penyebab pasti dari
hipospadia. Namun, ada beberapa
faktor yang oleh para ahli dianggap
paling berpengaruh antara lain :
1. Gangguan dan ketidak
seimbangan hormone
2. Genetika
3. Prematuritas
4. Lingkungan
1. Pada Hipospadia grandular/ koronal anak dapat
BAK dengan berdiri dengan mengangkat penis
keatas.
2. Pada Hipospadia peniscrotal/ perineal anak
berkemih dengan jongkok.
3. Penis akan melengkung kebawah pada saat
ereksi. Glans penis bentuknya lebih datar dan ada
lekukan yang dangkal di bagian bawah penis yang
menyerupai meatus uretra eksternus.
4. Preputium (kulup) tidak ada dibagian bawah
penis, menumpuk di bagian punggung penis.
5. Adanya chordee, yaitu jaringan fibrosa yang
mengelilingi meatus dan membentang hingga ke
glans penis, teraba lebih keras dari jaringan
sekitar.
Lanjutan..
Komplikasi dari hipospadia antara lain :
1. Dapat terjadi disfungsi ejakulasi pada pria
dewasa. Apabila chordeenya parah, maka penetrasi
selama berhubungan intim tidak dapat dilakukan
(Corwin, 2009)
2. Pseudohermatroditisme (keadaan yang ditandai
dengan alat-alat kelamin dalam jenis kelamin tetapi
dengan satu beberapa ciri seksual tertentu) (Ramali,
Ahmad & K. St. Pamoentjak, 2005)
3. Psikis (malu) karena perubahan posisi BAK
Lanjutan..

6. Kesukaran saat berhubungan saat, bila tidak segera


dioperasi saat dewasa
5. Infertility karena bentuk penis yang bengkok
menyebabkan penis susah masuk kedalam vagina saat
copulas, cairan semen yang disemprotkan melalui saluran
uretra pada tempat abnormal.
6. Resiko hernia inguinal karena riwayat hipospadia dapat
meningkatkan resiko terjdinya hernia inguinal.
7. Gangguan psikososial pada anak karena merasa malu
akibat bentuk penis
yang berbeda dengan teman-temannya. (Suriadi, 2001)
Penatalaksanaan hipospadia adalah dengan jalan
pembedahan.Tujuan prosedur pembedahan padahi
pospadia adalah:

1.Membuat penis yang lurus dengan memperbaiki


chordee
2. Membentuk uretra dan meatusnya yang
bermuara pada ujung penis(Uretroplasti).
3.Untuk mengembalikan aspek normal dari
genitalia eksterna (kosmetik).
 Nursing Assessment
 History. Obtain a thorough history and physical
examination, including any history of a familial
pattern of hypospadias, any past medical history
or comorbidity, and a physical assessment
focusing on the meatal location, glans
configuration, skin coverage, and chordee.
 Physical examination. Although the diagnosis of
hypospadias has been made with both antenatal
fetal ultrasonography and magnetic resonance
imaging (MRI), the diagnosis is generally made
upon examination of the newborn infant.
 Acute pain related to physical factors: damage
to the skin/tissue.
 Impaired skin integrity related to surgical
trauma.
 Impaired urinary elimination related to
mechanical trauma from surgery.
 Anxiety related to threat to self-concept;
change in health status and environment.
 Risk for infection related to inadequate
primary defenses.
 Relief from pain. Encourage use
of relaxation techniques; apply ice compress as
indicated; and educate parents that
medications will prevent pain and restlessness
and allow for healing.
 Improve urinary elimination. Encourage high
fluid intake after catheter removed, offer
favored choice of liquids hourly; and instruct
parents to notify the physician of changes in
the urinary pattern or inability to void.
 Lessen anxiety. Encourage verbalization of
concerns and allow time for parents and child
to ask questions about condition, procedures,
recovery; Answer questions calmly and
honestly; use pictures, drawings, and models
for information; and reassure parents and child
that defect or surgery will not compromise
sexual the activity and will not affect
reproductive ability.
 Prevent infection. Obtain urine specimen for
culture and sensitivities as indicated; inform
parents to avoid allowing the child to straddle
toys, play in a sandbox, swim, or engage in
rough activities until advised by the physician;
and apply sterile technique during dressing
changes, catheter care or draining urine bag.

Anda mungkin juga menyukai