Dosen Pembimbing:
Ns. Rahayu Savitri., M. Kep
Disusun oleh:
Sani Marwiyah (C.0105.19.020)
A. Definisi
Hypospadia berasal dari dua kata yaitu “hypo” yang berarti “dibawah” dan “spadon”
yang berarti keratan yang panjang. Hypospadia adalah suatu kelainan bawaan
congenital dimana meatus uretra externa terletak dipermukaan ventral penis dan lebih
ke proksimal dari tempatnya yang normal (ujung glans penis). (Arif Mansjoer,
2000:374).
Hypospadia adalah suatu keadaan dimana terjadi hambatan penutupan uretra penis
pada kehamilan minggu ke 10 sampai ke 14 yang mengakibatkan orifisium uretra
tertinggal disuatu tempat dibagian ventral penis anatara skrotum dan glans penis (A.H
Markum,1991:257).
B. Etiologi
Penyebab sebenarnya sangat multifaktor dan sampai sekarag belum diketahui
penyebab pasti dari hipospadia. Namun, ada beberapa faktor yang oleh peneliti
dianggap paling berpengaruh antaralain:
1. Gangguan ketidakseimbangan hormone
Horomone yang dimaksud disini adalah horomone androgen yang mengatur
organogenesis kelamin (pria). Atau biasa juga karena reseptor hormone
androgennya sendiri didalam tubuh yang kurang atau tidak ada. Sehingga
walaupun hormone androgen sendiri telah terbentuk cukup akan tetapi apabila
reseptornya tidak ada tetap saja tidak akan memberikan suatu efek yang
semestinya. Atau enzim yang berperan dalam sintesis hormone androgen tidak
mencukupi pun akan berdampak sama.
2. Genetika
Terjadi karena gagalnya sintetis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena mutase
pada gen yang mengode sisntesis androgen tersebut sehingga ekspresi dari gen
tersebut tidak terjadi.
3. Prematurius
Peningkatan insiden hipospadia ditemukan diantara bayi yang lahir dari ibu
dengan terapi estrogen selama kehamilan. Prematurius juga lebih sering dikaitkan
dengan hipospadia.
4. Lingkungan
Biasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan zat yang
bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.
C. Tanda dan Gejala, Klasifikasi
Tanda dan gejala yang dialami oleh penderita bisa berbeda-beda satu sama lain.
Umumnya, gejala utama hipospadia adalah lubang kecil terletak dibagian bawah kepala
penis. Sebagian kasus lain memiliki lubang kencing di bagian bawah batang penis
sehingga diarea skrotum atau area buah zakar. Seperti percikan urin tidak normal saat
buang air kencing, bentuk penis melengkung kebawah, bentuk kulup (kulit yang
menutupi ujung penis) tidak menutupi kepala penis dengan sempurna.
Klasifikasi hypospadias adalah :
1. Hipospadia type Perenial, lubang kencing berada diantara anus dan buah zakar
(skrotum)
2. Hipospadia type Scrotal, lubang kencing berada tepat di bagian depan buah
zakar (skrotum)
3. Hipospadia type Peno Scrotal, lubang kencing terletak di antara buah zakar
(skrotum) dan batang penis
4. Hipospadia type Peneana Proximal, lubang kencing berada di bawah pangkal
penis
5. Hipospadia type Mediana, lubang kencing berada di bawah bagian tengah dari
batang penis.
6. Hipospadia type Sub Coronal, lubang kencing berada pada sulcus coronarius
penis (cekungan kepala penis)
7. Hipospadia type Granular, lubang kencing sudah berada pada kepala penis
hanya letaknya masih berada dibawah kepala penisnya.
D. Patofisiologi
Hipospadia merupakan suatu cacat bawaan yang diperkirakan terjadi pada masa
embrio selama pengembangan uretra, dari kehamilan 8-20 minggu. Perkembangan
terjadinya fusi dari garis tengah dari lipatan uretra tidak lengkap terjadi sehingga
meatus uretra terbuka pada sisi ventral dari penis. Ada berbagai derajat kelainan letak
meatus ini, dari yang ringan yaitu sedikit pergeseran pada glans, kemudia di sepanjang
batang penis hingga akhirnya di perineum.
Prepusium tidak ada pada sisi ventral dan menyerupai topu yang menutupi sisi
dorsal dari glans. Pita jaringan pibrosa yang dikenal sebagai chordee, pada sisi ventral
menyebabkan kurvatura (lengkungan) ventral dari penis. Fungsi dari garis tengah dari
lipatan uretra tidak lengkap terjadi sehingga meatus uretra terbuka pada sisi ventral dari
penis. Ada berbagai derajat kelainan letak meatus dari yang ringan yaitu sedikit
pergeseran pada glans, kemudian sepanjang batang penis, hingga akhirnya di perineum.
Prepusium tidak ada pada sisi ventral dan menyerupai topi yang menutup sisi dorsal
dari glans. Pita jaringan fibrosa yang dikenal sebagai chordee, pada sisi ventral
menyebabkan kurvatura (lengkungan) ventral dari penis.
Pathway
Gangguan perkembangan
embrio
Pre-Op Post-Op
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen
2. USG sistem kemih kelamin
3. BNO-IVP karena biasanya pada hipospedia juga disertai dengan kelainan
kongenital ginjal
4. Kultur urine (Anak-hipospedia)
F. Penalataksanaan Medis
Untuk penatalaksanaan hipospedia pada bayi dan anak biasanya dilakukan dengan
prosedur pembedahan. Tujuan utama pembedahan ini adalah untuk merekontruksi penis
menjadi lurus dengan meatus uretra ditempat yang normal atau dekat normal sehingga
pancaran kencing arahnya kedepan. Keberhasilan pembedahan atau operasi diperoleh
oleh tipe hipospedia dan besar penis. Semakin kecil penis dan ke proksimal tipe
hipospedia semakin sukar tehnik dan keberhasilan operasinya.
G. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Identitas pasien :
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Diagnosa Medis :
Tanggal MRS :
Hubungan dengan pasien :
2. Keluhan utama
Lubang penis tidak terdapat diujung, tetapi berda dibawah atau didasar penis, penis
melengkung kebawah, penis tampak seperti berkerudung karena adanya kelainan
pada kulit dengan penis, jika berkemih ank harus duduk
3. Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit sekarang: pada umunya pasien dengan hipospedia ditemukan
adanya lubang kencing yang tidak pada tempatnya sejak lahir dan tidak diketahui
dengan pasti penyebabnya.
Riwayat penyakit dahulu: biasanya pasien dengan hipospedia ditemukan adanya
penis yang melengkung kebawah adanya lubang kencing tidak pada tempatnya
sejak lahir
Riwayat kongenital: penyebab yang jelas belum diketahui, dihubungkan dengan
penurunan sifat genetic, lingkungan polutan teratogentik
Riwayat kehamilan dan kelahiran: hipospedia terjadi karena adanya hambatan
penutupan uretra penis pada kehamilan minggu ke 10 sampai minggu ke 14.
4. Pengkajian pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola nutrisi
c. Pola eliminasi
d. Aktivitas dan latihan
e. Tidur dan istirahat
f. Pola sensori, persepsi dan kognitif
g. Konsep diri
h. Seksual dan reproduksi
i. Pola peran hubungan pola manajemen koping stress
j. Sistem nilai dan keyakinan
5. Pemeriksaan fisik
a. Sistem kardiovaskuler: tidak ditemukan kelainan
b. Sistem neurologi: tidak ditemukan kelainan
c. Sistem pernapasan: tidak ditemukan kelainan
d. Sitem integument: tidak ditemukan kelainan
e. Sistem muskuloskeletal: tidak ditemukan kelainan
f. Sistem perkemihan: palpasi abdomen untuk melihat distensi vesika urinaria atau
pembesaran pada ginjal, kaji fungsi perkemihan, Dyrusia setelah oprasi
g. Sistem reproduksi: adanya lekukan pada ujung penis, melengkungnya penis
kebawah dengan atau tanpa ereksi, terbukanya uretra pada ventral, pengkajian
setelah pembedahann yaitu pembengkakan penis, perdarahan drinage.
H. Masalah Keperawatan dan data Pendukung
No Data penunjang Etiologi Masalah
1. Tanda Myaor Gangguan Ganggaun
Ds: ketidakseimbangan citra tubuh
1. Mengungkapkan hormon
kecatatan/kehilangan
bagian tubuh
Do: Gangguan
1. Kehilangan bagian tubuh perkembangan embrio
2. Fungsi/struktur tubuh
berubah/hilang
Hipospedia/epispadias
Tanda Minor
Ds:
1. Tidak mau Malformasi kongenital
mengungkapkan
kecatatan/kehilangan
bagian tubuh Gangguan citra tubuh
2. Mengungkapkan perasaan
negative tentang
perubahan tubuh
3. Mengungkapkan
kekhawatiran pada
penolakan/reaksi orang
lain
4. Mengungkapkan
perubahan gaya hidup
Do:
1. Menyembunyikan/menun
jukkan bagian tubuh
secara berlebihan
2. Menghindari melihat
dan/atau menyentuh
bagian tubuh
3. Focus berlebihan pada
perubahan tubuh
4. Respon non verbal pada
perubahan dan persepsi
tubuh
5. Focus pada penampilan
dan kekuatan masalalu
6. Hubungan social berubah
2. Tanda Mayor Gentik dan lingkungan Gangguan
Ds: eliminasi urin
1. Desakan berkemih Gangguan
(Urgensi) perkembangan embrio
2. Urin menetes (dribbling)
3. Sering buang air kecil Hipospedia/epispedia
4. Nokturia
5. Mengompol
6. Enuresis Aliran urin tidak lancar
Do:
1. Distensi kandung kemih Gangguan eliminasi
2. Berkemih tidak tuntas urin
(hesitancy)
3. Volume residu urin
meningkat
Tanda Minor
Ds: -
Do: -
Resiko infeksi
I. Diagnosa Keperrawatan
1. Gangguan citra tubuh b.d malformasi kongenital
2. Gangguan eliminasi urin b.d aliran urin tidak lancar
3. Ansietas b.d pembedahan
4. Gangguan pola tidur b.d hospitalisasi
5. Nyeri akut b.d luka insisi bedah
6. Risiko infeksi b.d perawatan luka yang tidak adekuat
J. Rencana keperawatan
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan Tindakan: -Untuk
citra tubuh Tindakan Observasi mengetahui
b.d keperawatan - Identifikasi seberapa besar
malformasi diharapkan harapan citra tubuh mampu
kongenital 1. Verbalisasi berdasarkan tahap menerima
perasaan perkembangan keadaan dirinya
negative - Identifikasi -untuk
tentang budaya, agama, mrningkatkan
perubahan jenis kelamin, dan percaya diri
tubuh umur terkait citra dan semangat
menurun tubuh -untuk
2. Verbalisasi - Identifikasi mengetahui
kekhawatir perubahan citra kekuatan
an pada tubuh yang pribadi
penolakan/r mengakibatkan -agar klien tahu
eaksi orang isolasi social seberapa
lain Terapeutik kekuatan
menurun - Diskusikan pribadinya
3. Verbalisasi perubahan tubuh
perubahan dan fungsinya
gaya hidup - Diskusikan
menurun perbedaan
4. Melihat penampilan fisik
bagian terhadap harga diri
tubuh - Diskusikan
membaik perubahan akibat
5. Menyentuh pubertas,
bagian kehamilan dan
tubuh penuaan
membaik Edukasi
6. Verbalisasi - Jelaskan kepada
kecatatan keluarga tentang
bagian perawatan
tubuh perubahan citra
membaik tubuh
- Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri
terhadap citra
tubuh
- Anjurkan
menggunakan alat
bantu (mis.
Kelompok sebaya)
2. Gangguan Setelah dilakukan Tindakan: -untuk melihat
eliminasi Tindakan Observasi perubahan pola
urin b.d keperawatan - Identifikasi eiminasi klien
aliran urin diharapkan kebiasaan -untuk
tidak lancar 1. Sensasi BAK/BAB sesuai mengetahui
berkemih usia adanya hidrasi
membaik - Monitor integritas dan kerusakan
2. Desakan kulit pasien jaringan
berkemih Terapeutik -untuk
(urgensi) - Buka pakaian yang memudahkan
menurun diperlukan untuk klien bermiksi
3. Distensi memudahkan -untuk
kandung eliminasi memberikan
kemih - Dukungan rasa nyaman
menurun penggunaan dan
4. Berkemih toilet/commodel/pi memudahkan
tidak tuntas spot/urinal secara klien pada saat
(hesitancy) konsisten miksi
menurun - Jaga privasi selama -untuk
5. Volume eliminasi membuat klien
residu urine Edukasi lebih percaya
menurun - Anjurkan diri
6. Frekuensi BAK/BAB secara
BAK rutin
membaik - Anjurkan ke kamar
7. Kralteristik mandi/toilet, jika
urin perlu
membaik
Adelucky. 2016.
Hipospadia
.Tersedia pada : https://id.scribd.com/doc/307001906/HIPOSPADIA-pdf(diakses
pada tanggal 7 November 2017)Chonk, Irma. 2015.
Laporan Pendahuluan Hipospadia
.Tersedia pada :https://id.scribd.com/document/258450488/LAPORAN-
PENDAHULUAN- HIPOSPADIA-docx (diakses pada tanggal 7 November
2017)Jingga, Yabniel Lit. 2014.
LP Hipospadia
.Tersedia pada :
ocw.usu.ac.id/course/download/...anakdan...anak/dia_122_slide_hipospadia.pdf
(diakses pada tanggal 7 November 2017)Lely, Laily. 2014.
Laporan Pendahuluan Hipospadia
.Tersedia pada :https://id.scribd.com/doc/239301425/Laporan-Pendahuluan-
hipospadia(diakses pada tanggal 7 November 2017).Madridista, Rudi. 2012.
Asuhan Keperawatan dengan Hipospadia
.Tersedia pada :https://id.scribd.com/doc/111999934/Asuhan-Keperawatan-
Dengan-Hipospadia(diakses pada tanggal 7 November 2017)Pyeoruz, Dery. 2015.
Laporan Pendahuluan Hipospadia.
Tersedia pada :https://id.scribd.com/document/287569785/LAPORAN-
PENDAHULUAN-HIPOSPADIA (diakses pada tanggal 7 November
2017)Sugiart, Husna. 2012.
Laporan Pendahuluan