Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA ANAK DENGAN HYPOSPADIA

Dosen Pembimbing:
Ns. Rahayu Savitri., M. Kep

Disusun oleh:
Sani Marwiyah (C.0105.19.020)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI
CIMAHI
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HYPOSPADIA

A. Definisi
Hypospadia berasal dari dua kata yaitu “hypo” yang berarti “dibawah” dan “spadon”
yang berarti keratan yang panjang. Hypospadia adalah suatu kelainan bawaan
congenital dimana meatus uretra externa terletak dipermukaan ventral penis dan lebih
ke proksimal dari tempatnya yang normal (ujung glans penis). (Arif Mansjoer,
2000:374).
Hypospadia adalah suatu keadaan dimana terjadi hambatan penutupan uretra penis
pada kehamilan minggu ke 10 sampai ke 14 yang mengakibatkan orifisium uretra
tertinggal disuatu tempat dibagian ventral penis anatara skrotum dan glans penis (A.H
Markum,1991:257).
B. Etiologi
Penyebab sebenarnya sangat multifaktor dan sampai sekarag belum diketahui
penyebab pasti dari hipospadia. Namun, ada beberapa faktor yang oleh peneliti
dianggap paling berpengaruh antaralain:
1. Gangguan ketidakseimbangan hormone
Horomone yang dimaksud disini adalah horomone androgen yang mengatur
organogenesis kelamin (pria). Atau biasa juga karena reseptor hormone
androgennya sendiri didalam tubuh yang kurang atau tidak ada. Sehingga
walaupun hormone androgen sendiri telah terbentuk cukup akan tetapi apabila
reseptornya tidak ada tetap saja tidak akan memberikan suatu efek yang
semestinya. Atau enzim yang berperan dalam sintesis hormone androgen tidak
mencukupi pun akan berdampak sama.
2. Genetika
Terjadi karena gagalnya sintetis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena mutase
pada gen yang mengode sisntesis androgen tersebut sehingga ekspresi dari gen
tersebut tidak terjadi.
3. Prematurius
Peningkatan insiden hipospadia ditemukan diantara bayi yang lahir dari ibu
dengan terapi estrogen selama kehamilan. Prematurius juga lebih sering dikaitkan
dengan hipospadia.
4. Lingkungan
Biasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan zat yang
bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.
C. Tanda dan Gejala, Klasifikasi
Tanda dan gejala yang dialami oleh penderita bisa berbeda-beda satu sama lain.
Umumnya, gejala utama hipospadia adalah lubang kecil terletak dibagian bawah kepala
penis. Sebagian kasus lain memiliki lubang kencing di bagian bawah batang penis
sehingga diarea skrotum atau area buah zakar. Seperti percikan urin tidak normal saat
buang air kencing, bentuk penis melengkung kebawah, bentuk kulup (kulit yang
menutupi ujung penis) tidak menutupi kepala penis dengan sempurna.
Klasifikasi hypospadias adalah :
1. Hipospadia type Perenial, lubang kencing berada diantara anus dan buah zakar
(skrotum)
2. Hipospadia type Scrotal, lubang kencing berada tepat di bagian depan buah
zakar (skrotum)
3. Hipospadia type Peno Scrotal, lubang kencing terletak di antara buah zakar
(skrotum) dan batang penis
4. Hipospadia type Peneana Proximal, lubang kencing berada di bawah pangkal
penis
5. Hipospadia type Mediana, lubang kencing berada di bawah bagian tengah dari
batang penis.
6. Hipospadia type Sub Coronal, lubang kencing berada pada sulcus coronarius
penis (cekungan kepala penis)
7. Hipospadia type Granular, lubang kencing sudah berada pada kepala penis
hanya letaknya masih berada dibawah kepala penisnya.
D. Patofisiologi
Hipospadia merupakan suatu cacat bawaan yang diperkirakan terjadi pada masa
embrio selama pengembangan uretra, dari kehamilan 8-20 minggu. Perkembangan
terjadinya fusi dari garis tengah dari lipatan uretra tidak lengkap terjadi sehingga
meatus uretra terbuka pada sisi ventral dari penis. Ada berbagai derajat kelainan letak
meatus ini, dari yang ringan yaitu sedikit pergeseran pada glans, kemudia di sepanjang
batang penis hingga akhirnya di perineum.
Prepusium tidak ada pada sisi ventral dan menyerupai topu yang menutupi sisi
dorsal dari glans. Pita jaringan pibrosa yang dikenal sebagai chordee, pada sisi ventral
menyebabkan kurvatura (lengkungan) ventral dari penis. Fungsi dari garis tengah dari
lipatan uretra tidak lengkap terjadi sehingga meatus uretra terbuka pada sisi ventral dari
penis. Ada berbagai derajat kelainan letak meatus dari yang ringan yaitu sedikit
pergeseran pada glans, kemudian sepanjang batang penis, hingga akhirnya di perineum.
Prepusium tidak ada pada sisi ventral dan menyerupai topi yang menutup sisi dorsal
dari glans. Pita jaringan fibrosa yang dikenal sebagai chordee, pada sisi ventral
menyebabkan kurvatura (lengkungan) ventral dari penis.
Pathway

Gangguan Genetik dan


ketidakseimbangan lingkungan
hormon

Gangguan perkembangan
embrio

Malformasi Hipospadia/epispadia Aliran urin tidak


kongenital lancar

Gangguan Pembedahan Gangguan


citra tubuh eliminasi urin

Pre-Op Post-Op

Kurangnya info Luka insisi Perawatan luka


Hospitalisasi
mengenai kondisi bedah yang tidak adekuat

Ansietas Gangguan Nyeri akut Resiko


pola tidur infeksi

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen
2. USG sistem kemih kelamin
3. BNO-IVP karena biasanya pada hipospedia juga disertai dengan kelainan
kongenital ginjal
4. Kultur urine (Anak-hipospedia)
F. Penalataksanaan Medis
Untuk penatalaksanaan hipospedia pada bayi dan anak biasanya dilakukan dengan
prosedur pembedahan. Tujuan utama pembedahan ini adalah untuk merekontruksi penis
menjadi lurus dengan meatus uretra ditempat yang normal atau dekat normal sehingga
pancaran kencing arahnya kedepan. Keberhasilan pembedahan atau operasi diperoleh
oleh tipe hipospedia dan besar penis. Semakin kecil penis dan ke proksimal tipe
hipospedia semakin sukar tehnik dan keberhasilan operasinya.
G. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Identitas pasien :
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Diagnosa Medis :
Tanggal MRS :
Hubungan dengan pasien :
2. Keluhan utama
Lubang penis tidak terdapat diujung, tetapi berda dibawah atau didasar penis, penis
melengkung kebawah, penis tampak seperti berkerudung karena adanya kelainan
pada kulit dengan penis, jika berkemih ank harus duduk
3. Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit sekarang: pada umunya pasien dengan hipospedia ditemukan
adanya lubang kencing yang tidak pada tempatnya sejak lahir dan tidak diketahui
dengan pasti penyebabnya.
Riwayat penyakit dahulu: biasanya pasien dengan hipospedia ditemukan adanya
penis yang melengkung kebawah adanya lubang kencing tidak pada tempatnya
sejak lahir
Riwayat kongenital: penyebab yang jelas belum diketahui, dihubungkan dengan
penurunan sifat genetic, lingkungan polutan teratogentik
Riwayat kehamilan dan kelahiran: hipospedia terjadi karena adanya hambatan
penutupan uretra penis pada kehamilan minggu ke 10 sampai minggu ke 14.
4. Pengkajian pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola nutrisi
c. Pola eliminasi
d. Aktivitas dan latihan
e. Tidur dan istirahat
f. Pola sensori, persepsi dan kognitif
g. Konsep diri
h. Seksual dan reproduksi
i. Pola peran hubungan pola manajemen koping stress
j. Sistem nilai dan keyakinan
5. Pemeriksaan fisik
a. Sistem kardiovaskuler: tidak ditemukan kelainan
b. Sistem neurologi: tidak ditemukan kelainan
c. Sistem pernapasan: tidak ditemukan kelainan
d. Sitem integument: tidak ditemukan kelainan
e. Sistem muskuloskeletal: tidak ditemukan kelainan
f. Sistem perkemihan: palpasi abdomen untuk melihat distensi vesika urinaria atau
pembesaran pada ginjal, kaji fungsi perkemihan, Dyrusia setelah oprasi
g. Sistem reproduksi: adanya lekukan pada ujung penis, melengkungnya penis
kebawah dengan atau tanpa ereksi, terbukanya uretra pada ventral, pengkajian
setelah pembedahann yaitu pembengkakan penis, perdarahan drinage.
H. Masalah Keperawatan dan data Pendukung
No Data penunjang Etiologi Masalah
1. Tanda Myaor Gangguan Ganggaun
Ds: ketidakseimbangan citra tubuh
1. Mengungkapkan hormon
kecatatan/kehilangan
bagian tubuh
Do: Gangguan
1. Kehilangan bagian tubuh perkembangan embrio
2. Fungsi/struktur tubuh
berubah/hilang
Hipospedia/epispadias
Tanda Minor
Ds:
1. Tidak mau Malformasi kongenital
mengungkapkan
kecatatan/kehilangan
bagian tubuh Gangguan citra tubuh
2. Mengungkapkan perasaan
negative tentang
perubahan tubuh
3. Mengungkapkan
kekhawatiran pada
penolakan/reaksi orang
lain
4. Mengungkapkan
perubahan gaya hidup
Do:
1. Menyembunyikan/menun
jukkan bagian tubuh
secara berlebihan
2. Menghindari melihat
dan/atau menyentuh
bagian tubuh
3. Focus berlebihan pada
perubahan tubuh
4. Respon non verbal pada
perubahan dan persepsi
tubuh
5. Focus pada penampilan
dan kekuatan masalalu
6. Hubungan social berubah
2. Tanda Mayor Gentik dan lingkungan Gangguan
Ds: eliminasi urin
1. Desakan berkemih Gangguan
(Urgensi) perkembangan embrio
2. Urin menetes (dribbling)
3. Sering buang air kecil Hipospedia/epispedia
4. Nokturia
5. Mengompol
6. Enuresis Aliran urin tidak lancar
Do:
1. Distensi kandung kemih Gangguan eliminasi
2. Berkemih tidak tuntas urin
(hesitancy)
3. Volume residu urin
meningkat

Tanda Minor
Ds: -
Do: -

3. Tanda Mayor Gangguan Ansietas


Ds: ketidakseimbangan
1. Merasa bingung hormon
2. Merasa khawatir dengan
akibat dan kondisi yang
dihdapi Gangguan
3. Sulit berkonsentrasi perkembangan embrio
Do:
1. Tampak gelisah
2. Tampak tegang Hipospedia/epispadias
3. Sulit tidur

Tanda Minor Pembedahan


Ds:
1. Mengeluh psuing
2. Anoreksia Pre-Op
3. Palpitasi
4. Merasa tidak bahaya
Do; Kurangnya info
1. Frekuensi napas mengenai kondisi
meningkat
2. Frekuensi nadi meningkat Ansietas
3. Tekanan darah meningkat
4. Diaphoresis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada masa
lalu
4. Tanda Mayor Gentik dan lingkungan Gangguan pola
Ds: tidur
1. Mengeluh sulit tidur Gangguan
2. Mengeluh sering terjaga perkembangan embrio
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur Hipospedia/epispedia
berubah
5. Mengeluh istirahat tidak
cukup Pembedahan
Do: -

Tanda Minor Post-Op


Ds:
1. Mengeluh kemampuan Hospitalisasi
berkativitas menurun
Do: - Gangguan pola tidur
5. Tanda Mayor Gentik dan lingkungan Nyeri akut
Ds:
1. Mengeluh nyeri Gangguan
Do: perkembangan embrio
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. Hipospedia/epispedia
Waspada, posisi
menghindari nyeri)
3. Gelisah Pembedahan
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Post-Op
Tanda Minor
Ds: - Luka insisi bedah
Do:
1. Tekanan darah meningkat Nyeri akut
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berfikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaphoresis
6. Faktor risiko Gentik dan lingkungan Resiko infeksi
1. Penyakit kronis (mis.
Diabetes melitus) Gangguan
2. Efek prosedur invasive perkembangan embrio
3. Malnutrisi
4. Peningkatan paparan Hipospedia/epispedia
organisme pathogen
lingkungan
5. Ketidakadekuatan Pembedahan
pertahanan tubuh primer
6. Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh Post-Op
sekunder
Perawatan luka yang
tidak adekuat

Resiko infeksi
I. Diagnosa Keperrawatan
1. Gangguan citra tubuh b.d malformasi kongenital
2. Gangguan eliminasi urin b.d aliran urin tidak lancar
3. Ansietas b.d pembedahan
4. Gangguan pola tidur b.d hospitalisasi
5. Nyeri akut b.d luka insisi bedah
6. Risiko infeksi b.d perawatan luka yang tidak adekuat
J. Rencana keperawatan
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan Tindakan: -Untuk
citra tubuh Tindakan Observasi mengetahui
b.d keperawatan - Identifikasi seberapa besar
malformasi diharapkan harapan citra tubuh mampu
kongenital 1. Verbalisasi berdasarkan tahap menerima
perasaan perkembangan keadaan dirinya
negative - Identifikasi -untuk
tentang budaya, agama, mrningkatkan
perubahan jenis kelamin, dan percaya diri
tubuh umur terkait citra dan semangat
menurun tubuh -untuk
2. Verbalisasi - Identifikasi mengetahui
kekhawatir perubahan citra kekuatan
an pada tubuh yang pribadi
penolakan/r mengakibatkan -agar klien tahu
eaksi orang isolasi social seberapa
lain Terapeutik kekuatan
menurun - Diskusikan pribadinya
3. Verbalisasi perubahan tubuh
perubahan dan fungsinya
gaya hidup - Diskusikan
menurun perbedaan
4. Melihat penampilan fisik
bagian terhadap harga diri
tubuh - Diskusikan
membaik perubahan akibat
5. Menyentuh pubertas,
bagian kehamilan dan
tubuh penuaan
membaik Edukasi
6. Verbalisasi - Jelaskan kepada
kecatatan keluarga tentang
bagian perawatan
tubuh perubahan citra
membaik tubuh
- Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri
terhadap citra
tubuh
- Anjurkan
menggunakan alat
bantu (mis.
Kelompok sebaya)
2. Gangguan Setelah dilakukan Tindakan: -untuk melihat
eliminasi Tindakan Observasi perubahan pola
urin b.d keperawatan - Identifikasi eiminasi klien
aliran urin diharapkan kebiasaan -untuk
tidak lancar 1. Sensasi BAK/BAB sesuai mengetahui
berkemih usia adanya hidrasi
membaik - Monitor integritas dan kerusakan
2. Desakan kulit pasien jaringan
berkemih Terapeutik -untuk
(urgensi) - Buka pakaian yang memudahkan
menurun diperlukan untuk klien bermiksi
3. Distensi memudahkan -untuk
kandung eliminasi memberikan
kemih - Dukungan rasa nyaman
menurun penggunaan dan
4. Berkemih toilet/commodel/pi memudahkan
tidak tuntas spot/urinal secara klien pada saat
(hesitancy) konsisten miksi
menurun - Jaga privasi selama -untuk
5. Volume eliminasi membuat klien
residu urine Edukasi lebih percaya
menurun - Anjurkan diri
6. Frekuensi BAK/BAB secara
BAK rutin
membaik - Anjurkan ke kamar
7. Kralteristik mandi/toilet, jika
urin perlu
membaik

3. Ansietas b.d Setelah dilakukan Tindakan: -mengetahui


pembedahan Tindakan Observasi tingkat
keperawatan - Identifikasi saat perubahan
diharapakan tingkat ansietas ansietas pasien
1. Verbalisasi berubah (mis. -agar dapat
kebingunga Kondisi, waktu, membandingka
n menurun stresor) n pengambilan
2. Verbalisasi - Identifikasi keputusan
khawatir kemampuan pasien awal dan
akibat mengambil saat ini
kondisi keputusan -untuk dapat
yang - Monitor tanda- memperhatikan
dihadapi tanda ansietas kondisi pasien
menurun (verbal dan non -agar pasien
verbal) dapat
3. Perilaku Terapeutik merasakan
gelisah - Ciptakan suasana kenyamanan
menurun terapeutik untuk saat
4. Konsentras menumbuhkan mengungkapka
i membaik kepercayaan n perasasaan
5. Pola tidur - Temani pasien
membaik untuk mengurangi
membaik kecemasan, jika
6. Frekuensi memungkinkan
pernapasan - Pahami situasi
membaik yang membuat
ansietas
Edukasi
- Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
- Informasikan
secara factual
mengenai
diagnosis,
pengobatan,dan
prognosis
- Anjurkan keluarga
untuk tetap
Bersama pasien,
jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika
perlu
4. Gangguan Setelah dilakukan Tindakan: -mengetahui
pola tidur Tindakan Observasi pola tidur klien
b.d keperawatan - Identifikasi pola -mengetahui
hospitalisasi diharapkan aktivitas dan tidur penyebab dari
1. Kemampua - Identifikasi faktor gangguan tidur
n pengganggu tidur klien
beraktivitas (fisik dan/atau -dapat
meningkat psikologis) memfasilitasi
2. Keluhan - Identifikasi klien untuk
sulit tidur makanan dan tidur lebih
menurun minuman yang nyaman
3. Keluhan mengganggu tidur -mendukung
sering (mis. klien agar
terjaga Kopi,teh,alkohol, tidurnya lebih
menurun makan mendekati nyaman
4. Keluhan waktu tidur,minum -guna
tidak puas air banyak sebelum menghindari
tidur)
tidur Terapeutik resiko klien
menurun - Modifikasi susah tidur
5. Keluhan lingkungan -mencegah agar
pola tidur (mis.pencahayaan, pasien bangun
berubah kebisingan, suhu, akibat
menurun matras, dan tempat Tindakan
6. Keluhan tidur) keperawatan
istirahat - Batasi waktu tidur -agar pasien
tidak cukup siang, jika perlu lebih tenang
menurun - Fasilitasi dengan
menghilangkan minimnya
stress sebelum pengunjung
tidur
Edukasi
- Jelaskan
pentingnya tidur
cukup selama sakit
- Anjurkan menepati
kebiasaan waktu
tidur
- Anjurkan
menghindari
maknan/minuman
yang mengganggu
tidur

5. Nyeri akut Setelah dilakukan Tindakan: -untuk


b.d luka Tindakan Observasi mengetahui
insisi bedah keperawatan - Identifikasi lokasi, keadaan umum
diharapkan karakteristik, klien
1. Keluhan durasi, frekuensi, -untuk
nyeri kualitas, intensitas pengawasan
menurun nyeri dan keefesien
2. Meringis - Identifikasi skala obat, kemajuan
meenurun nyeri penyembuhan,
3. Sikap - Identifikasi perubahan dan
protektif respons nyeri non karakteristik
menurun verbal nyeri
4. Gelisah Terapeutik -untuk
menurun - Berikan teknik non mengurangi
5. Kesulitan farmakologi untuk nyeri yang
tidur mengurangi rasa dirasakan
menurun nyeri (mis. TENS, -untuk
6. Frekuensi hypnosis, memberikan
nandi akupresur, terapi pengetahuan
membaik music, kepada klien
7. Pola napas biofeedback, terapi tentang nyeri
membaik pijat, aromaterapi, yang dirasakan
teknik imajinasi
terbimbing,
8. Tekanan kompres -agar klien
darah hangat/dingin, merasakan
membaik terpai bermain) nyaman
9. Proses - Kontrol -untuk
berpikir lingkungan yang menghilangkan
membaik memperberat rasa nyeri
10. Fungsi nyeri (mis. Suhu
berkemih ruangan,
membaik pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat
dan tidur
6. Risiko Setelah dilakukan Tindakan: -untuk
infeksi b.d Tindakan Observasi mengetahui
perawatan keperawatan - Identifikasi adanya gejala
luka yang diharapkan Riwayat kesehatan awal dari
tidak 1. Kebersihan dan Riwayat alergi proses infeksi
adekuat tangan - Identifikasi kontra -untuk
meningkat indikasi pemberian mencegah
2. Kebersihan imunisasi (mis. terjadinya
badan Reaksi anafilaksis, penyebaran
meningkat terhadap vaksin infeksi
3. Demam sebelumnya dan -pemberian
menurun atau sakit parah antibiotic untuk
4. Kemerahan dengan atau tanpa dapat
menurun demam) mencegah
5. Nyeri - Identifikasi status terjadinya
menurun imunisasi setiap infeksi
6. Bengkak kunjungan ke
menurun pelayanan
7. Kadar sel kesehatan
darah putih Terapeutik
membaik - Berikan suntikan
8. Kultur pada bayi dibagian
darah paha anterolateral
membaik - Dokumentasikan
9. Kultur urin informasi
membaik vaksinasi (mis.
10. Kultur Nama produsen,
sputum tanggal
mebaik kedaluwarsa)
- Jadwalkan
imunisasi pada
interval waktu
yang tepat
Edukasi
- Jelaskan tujuan,
manfaat, reaksi
yang terjadi,
jadwal dan efek
samping
- informasikan
imunisasi yang
diwajibkan
pemerintah (mis.
Hepatitis B, BCG,
difteri, tetanus,
pertunis, H.
influenza, polio,
campak, measles,
rubella)
- informasikan
imunisasi yang
melindungi
terhdap penyakit
namun saat ini
tidak diwajibkan
pemerintah (mis.
Influenza,
pneumokokus)
- informasikan
vaksinasi untuk
kejadian khusus
(mis. Rabies,
tetanus)
Daftar Pustaka

Adelucky. 2016.
Hipospadia
.Tersedia pada : https://id.scribd.com/doc/307001906/HIPOSPADIA-pdf(diakses
pada tanggal 7 November 2017)Chonk, Irma. 2015.
Laporan Pendahuluan Hipospadia
.Tersedia pada :https://id.scribd.com/document/258450488/LAPORAN-
PENDAHULUAN- HIPOSPADIA-docx (diakses pada tanggal 7 November
2017)Jingga, Yabniel Lit. 2014.
LP Hipospadia
.Tersedia pada :
ocw.usu.ac.id/course/download/...anakdan...anak/dia_122_slide_hipospadia.pdf
(diakses pada tanggal 7 November 2017)Lely, Laily. 2014.
Laporan Pendahuluan Hipospadia
.Tersedia pada :https://id.scribd.com/doc/239301425/Laporan-Pendahuluan-
hipospadia(diakses pada tanggal 7 November 2017).Madridista, Rudi. 2012.
Asuhan Keperawatan dengan Hipospadia
.Tersedia pada :https://id.scribd.com/doc/111999934/Asuhan-Keperawatan-
Dengan-Hipospadia(diakses pada tanggal 7 November 2017)Pyeoruz, Dery. 2015.
Laporan Pendahuluan Hipospadia.
Tersedia pada :https://id.scribd.com/document/287569785/LAPORAN-
PENDAHULUAN-HIPOSPADIA (diakses pada tanggal 7 November
2017)Sugiart, Husna. 2012.
Laporan Pendahuluan

Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Hipospadia


. Tersedia pada :https://id.scribd.com/doc/98191150/LAPORAN-
PENDAHULUAN(diakses pada tanggal 7 November 2017)Sugihartini, Erma.
2014.
Laporan Pendahuluan Hipospadia
.Tersedia pada :https://id.scribd.com/doc/239734770/LAPORAN-
PENDAHULUAN- HIPOSPADIA(diakses pada tanggal 7 November 2017

Anda mungkin juga menyukai