Keperawatan
Hipospadia
Kelompok 10
Laura Sheres Desina 1911311021
Lara Sovia 1911311033
Latifah Nisa' Ul Husna 1911312018
Salsabila Dwiyona 1911313005
D e f e n i s i
Pre-Operasi Post-Operasi
• Edema / pembengkakan
• Pseudohermatroditisme (keadaan yang
• Striktur
ditandai dengan alat-alat kelamin dalam
• Rambut dalam uretra
1 jenis kelamin tetapi dengan satu
• Fitula uretrokutan
beberapa ciri sexsual tertentu )
• Residual chordee/rekuren chordee
• Psikis ( malu ) karena perubahan posisi
• Divertikulum
BAK.
P r o g n o s i s
1. Identitas
a) Identitas Pasien • Tanggal Masuk : 15 September 2021
• Nama : An. M • Tanggal Pengkajian : 15 September 2021
• Umur : 1 tahun 8 bulan • No. Register: 12345
• Agama : Islam • Diagnosa Medis : Hipospadia
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Suku Bangsa : Minang
b) Identitas Penanggung Jawab
• Alamat : Jln. Marahadin no 3, solok. Nama : Ny. N
Umur : 27 tahun
Hub. Dengan Pasien : Orang tua klien
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Jln. Marahadin no 3, solok.
Keluhan Utama
Riwayat kesehatan dahulu
• Keluhan utama saat buang air kecil • Klien tidak memiliki riwayat
tidak keluar dari ujung glans penis penyakit parah dan tidak pernah
melainkan keluar dari bawah dirawat sebelumnya.
permukaan penis dan akan
direncanakan operasi pengangkatan
chordeae dan tunneling
Riwayat kesehatan keluarga Pola pengkajian gordon
• Ibu klien mengatakan An.M lahir • Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
secara caesar pada usia kandungan Pasien memiliki pola kesehatan dan manajemen
39 minggu karena panggul sempit kesehatan yang baik. Ibu klien tidak memiliki
dan ketuban minim. Ibu pasien komplikasi saat kehamilan dan pasien lahir secara
mengatakan selama hamil tidak operasi caesar. Ibu klien langsung membawa
pernah mengalami keluhan apapun. klien ke RS setelah menyadari bahwa saat buang
Tidak ada data riwayat keluarga air kecil tidak keluar dari ujung glans penis
yang mengalami penyakit serupa. melainkan keluar dari bawah permukaan penis.
• Pola Tidur dan Istirahat
• Pola Eliminasi
- Sebelum sakit : Sebelum sakit , pasien bisa tidur dengan
- BAB : -
nyenyak.
- BAK : saat buang air kecil tidak keluar
- Saat sakit : Klien juga tidak bisa tidur dengan
dari ujung glans penis melainkan keluar dari
nyenyak karena nyeri bekas operasinya. Klien selalu rewel
bawah permukaan penis. Setelah dilakukan
di malam hari.
operasi, hasil pengkajian didapatkan klien
• Pola Toleransi Stress-Koping : Ibu klien tampak cemas
terus menangis karena merasa nyeri pada
dengan kondisi anaknya karena selalu rewel dan
bekas luka operasi, luka tampak merah,
mengeluh nyeri pada luka operasi, ibu klien sering
nyeri saat buang air kecil, dan urine keluar
bertanya kepada perawat bagaimana cara mengurangi
sedikit-sedikit namun sering.
nyeri anaknya
• Pola Seksual-Reproduksi :
• Pola Persepsi-Konsep diri : kemungkinan saat dewasa
meatusnya uretra eksternus, berada di
pangkal penis (abnormalitas lebih ke nanti akan mengalami resiko gangguan citra tubuh
proximal dari tempat yang normal pada karena bekas operasi pada organ reproduksi.
• Pola aktivitas dan latihan : aktivitas dan latihan klien
ujung glans penis), terdapat chordeae dari
meatus yang letaknya abnormal ke glans dibantu oleh orang tua karena klien masih bayi.
• Pola Nutrisi-Metabolik : tidak ada gangguan.
penis. Sehingga pasien dianjurkan untuk
• Pola kognitif dan Persepsi : -
melakukan operasi pelepasan chordeae dan
• Pola Peran-Hubungan : -
tunneling.
• Pola Nilai-Kepercayaan : tidak terdata.
Pengkajian Fisik
1. Identitas
a) Identitas Pasien • Tanggal Masuk : 15 September 2021
• Nama : An. M • Tanggal Pengkajian : 15 September 2021
• Umur : 1 tahun 8 bulan • No. Register: 12345
• Agama : Islam • Diagnosa Medis : Hipospadia
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Suku Bangsa : Minang
b) Identitas Penanggung Jawab
• Alamat : Jln. Marahadin no 3, solok. Nama : Ny. N
Umur : 27 tahun
Hub. Dengan Pasien : Orang tua klien
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Jln. Marahadin no 3, solok.
• Keluhan utama
Keluhan utama saat buang air kecil tidak keluar dari ujung glans penis melainkan
keluar dari bawah permukaan penis dan akan direncanakan operasi pengangkatan
chordeae dan tunneling
• Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit parah dan tidak pernah dirawat sebelumnya.
• Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien mengatakan An.M lahir secara caesar pada usia kandungan 39 minggu karena
panggul sempit dan ketuban minim. Ibu pasien mengatakan selama hamil tidak pernah
mengalami keluhan apapun. Tidak ada data riwayat keluarga yang mengalami penyakit
serupa.
Pola Pengkajian Gordon
• Pola Persepsi-Konsep diri : kemungkinan saat dewasa nanti akan mengalami resiko gangguan
citra tubuh karena bekas operasi pada organ reproduksi.
• Pola aktivitas dan latihan : aktivitas dan latihan klien dibantu oleh orang tua karena klien masih
bayi.
• Pola Nutrisi-Metabolik : tidak ada gangguan.
• Pola kognitif dan Persepsi : -
• Pola Peran-Hubungan : -
• Pola Nilai-Kepercayaan : tidak terdata.
Pengkajian Fisik
• Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : nyeri post operasi
choerdeae dan tunneling
Tingkat kesadaran :komposmetis
c. Genitalia : letak lubang uretra abnormal,
meatusnya uretra eksternus, berada di
b. Tanda-tanda Vital: pangkal penis (abnormalitas lebih ke
• TD =80/60 mmHg, proximal dari tempat yang normal pada ujung
• Nadi= 112 kali/menit glans penis), terdapat chordeae dari meatus
• Suhu= 38,4ºC yang letaknya abnormal ke glans penis.
• RR= 32 kali / menit • Pemeriksaan Penunjang : -
• Nyeri = skala 4
Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Do : klien terus menangis karena merasa nyeri pada bekas luka operasi, Pasca prosedur operasi Nyeri akut
luka tampak merah, nyeri saat buang air kecil. Klien juga tidak bisa tidur
dengan nyenyak karena nyeri bekas operasinya. Klien selalu rewel di
malam hari.
Ds : -
Do : luka bekas operasi, luka tampak memerah. Suhu 38,4ºC Efek prosedur infasif Resiko infeksi
Do : Ibu klien tampak cemas dengan kondisi anaknya karena selalu rewel Kurang terpaparnya Ansietas
dan mengeluh nyeri pada luka operasi, ibu klien sering bertanya kepada informasi
perawat bagaimana cara mengurangi nyeri anaknya.
Ds : ibu mengatakan ia cemas dengan kondisi anaknya karena terus-
terusan rewel.
Diagnosa
• Nyeri akut berhubungan dengan pasca tindakan prosedur operasi ditandai dengan sulit tidur,
sering menangis.
• Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan tindakan medis operasi saluran kemih ditandai
dengan urine keluar sedikit-sedikit dengan frekuensi sering.
• Resiko infeksi dibuktikan dengan luka bekas operasi, luka tampak memerah, suhu tinggi.
• Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi mengenai manajemen nyeri
ditandai dengan merasa bingung, tampak gelisah, merasa khawatir karena keadaan anaknya.
Intervensi
Diagnosa Outcome Intervensi
Nyeri akut Penyembuhan luka Pemberian analgesik
1. Penyatuan tepi luka meningkat dari 1. Identifikasi karakteristik nyeri
3 ke 5 2. Identifikasi riwayat lergi obat
2. Peradangan luka menurun dari 3. Identifikasi jenis analgesik dengan tingkat keparahan nyeri
3(sedang) ke 5(membaik) 4. Monitor ttv sebelum dan sesudah pemberian analgesik
3. Nyeri menurun dari 2 ke 3 5. Monitor efek samping analgesik.
4. Eritema pada kulit sekitar menurun Manajemen nyeri
dari 3 ke 5 6. Identifikasi lokasi, intensitas, karkateristik, durasi dan skala nyeri
Status kenyamanan 7. Berikan terapi non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
5. Keluhan sulit tidur menurun dari 3 8. Monitor efeksamping pemberian analgesik
(sedang) ke 5 (menurun) 9. Fasilitasi istirahat dan tidur
6. Frekuensi menangis turun dari Terapi bermain
sering (3) ke kadang-kadang (4) 10. Monitor respon anak selama bermain
11. Atur sesi bermain
12. Sediakan perlatan bermain yang aman untuk anak sesuai dengan
tumbuh kembang usia anak
Intervensi
Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan tindakan medis operasi saluran kemih ditandai dengan urine
keluar sedikit-sedikit dengan frekuensi sering.
S:-
O : frekuensi dan volume urine pasien normal
A : intervensi : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Evaluasi
Resiko infeksi dibuktikan dengan luka bekas operasi, luka tampak memerah, suhu tinggi.
S:-
O : kemerahan kulit pasien berkurang dan penyembuhan luka berjalan baik
A : intervensi : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi mengenai manajemen nyeri ditandai dengan
merasa bingung, tampak gelisah, merasa khawatir karena keadaan anaknya.
S : keluhan mengenai kekhawatiran berkurang.
O : ibu klien terlihat lebih tenang setelah diberikan informasi
A : intervensi : masalah teratasi seluruhnya
P : intervensi dihentikan.
THANK
YOU