Anda di halaman 1dari 41

Asuhan

Keperawatan
Hipospadia
Kelompok 10
Laura Sheres Desina 1911311021
Lara Sovia 1911311033
Latifah Nisa' Ul Husna 1911312018
Salsabila Dwiyona 1911313005
D e f e n i s i

Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan berupa lubang uretra


yang terletak di bagian bawah dekat pangkal penis. Hipospadia
terjadi karena hambatan penutupan uretra penis pada kehamilan
miggu ke 10 sampai ke 14 yang mengakibatkan orifisium uretra
tertinggal disuatu tempat dibagian ventral penis antara skrotum dan
glans penis.
E t i o l o g i
Gangguan dan
ketidakseimbangan
0 0 Faktor Risiko
hormone
1 2
Genetika 0 0 Lingkungan
3 4
K l a s i f i k a s
i
Ada beberapa type hipospadia :
• Hipospadia type Perenial, lubang kencing berada di antara anus dan buah zakar (skrotum).
• Hipospadia type Scrotal, lubang kencing berada tepat di bagian depan buah zakar (skrotum).
• Hipospadia type Peno Scrotal, lubang kencing terletak di antara buah zakar (skrotum) dan batang
penis.
• Hipospadia type Peneana Proximal, lubang kencing berada di bawah pangkal penis.
• Hipospadia type Mediana, lubang kencing berada di bawah bagian tengah dari batang penis.
• Hipospadia type Distal Peneana, lubang kencing berada di bawah bagian ujung batang penis.
• Hipospadia type Sub Coronal, lubang kencing berada pada sulcus coronarius penis (cekungan kepala
penis).
• Hipospadia type Granular, lubang kencing sudah berada pada kepala penis hanya letaknya masih
berada di bawah kepala penisnya.
K l a s i f i k a s
i

Tipe hipospadia berdasarkan letak orifisium uretra eksternum/ meatus :


• Tipe sederhana/ Tipe anterior
• Tipe penil/ Tipe Middle
• Tipe Posterior
P a t o f i s i o l o g i
Penyebab dari Hypospadia dapat dihubungkan dengan faktor genetik
dan pengaruh Hormonal. Pada usia gestasi Minggu ke VI kehamilan
terjadi pembentukan genital, pada Minggu ke VII terjadi agenesis pada
msoderm sehingga genital tubercel tidak terbentuk, bila genital fold gagal
bersatu diatas sinus urogenital maka akan timbul Hypospadia.
Perkembangan urethra dalam utero dimulai sekitar usia 8 minggu dan
selesai dalam 15 minggu, urethra terbentuk dari penyatuan lipatan urethra
sepanjang permukaan ventral penis. Hypospadia terjadi bila penyatuan
digaris tengah lipatan urethra tidak lengkap sehingga meatus urethra
terbuka pada sisi ventral penis.
● Manifestasi Klinislebih datar dan ada lekukan yang dangkal di
Glans penis bentuknya
bagian bawah penis yang menyerupai meatus uretra eksternus.
● Preputium (kulup) tidak ada dibagian bawah penis, menumpuk di
bagian punggung penis.
● Adanya chordee, yaitu jaringan fibrosa yang mengelilingi meatus dan
membentang hingga ke glans penis, teraba lebih keras dari jaringan
sekitar.
● Kulit penis bagian bawah sangat tipis.
● Tunika dartos, fasia Buch dan korpus spongiosum tidak ada.
● Dapat timbul tanpa chordee, bila letak meatus pada dasar dari glans
penis.
● Chordee dapat timbul tanpa hipospadia sehingga penis menjadi
bengkok.
● Sering disertai undescended testis (testis tidak turun ke kantung
skrotum).
● Kadang disertai kelainan kongenital pada ginjal.
Pemeriksaan Diagnostik

• Pemeriksaan diagnostik berupa pemeriksaan fisik. Jarang


dilakukan pemeriksaan tambahan untuk mendukung diagnosis
hipospadi. Tetapi dapat dilakukan pemeriksaan ginjal seperti USG
mengingat hipospadi sering disertai kelainan pada ginjal.
• Rontgen
• USG sistem kemih kelamin.
• BNO-IVP
P e n a t a l a k s a n a a n

Operasi penglepasan Operasi


chordee dan tunneling Uretroplasti
Dilakukan pada usia 1 ½ - 2 tahun. Pada tahap ini Biasanya dilakukan 6 bulan setelah operasi pertama.
dilakukan operasi eksisi chordee dari mura uretra sampai Uretra dibuat dari kulit penis bagian ventral yang diinsisi
ke glans penis. operasi tunneling yaitu pembuatan uretra secara longitudinal paralel di kedua sisi.
pada gland penis dan muaranya
K o m p l i k a s i

Pre-Operasi Post-Operasi
• Edema / pembengkakan
• Pseudohermatroditisme (keadaan yang
• Striktur
ditandai dengan alat-alat kelamin dalam
• Rambut dalam uretra
1 jenis kelamin tetapi dengan satu
• Fitula uretrokutan
beberapa ciri sexsual tertentu )
• Residual chordee/rekuren chordee
• Psikis ( malu ) karena perubahan posisi
• Divertikulum
BAK.
P r o g n o s i s

Dengan perbaikan pada prosedur anastesi, alat jahitan, balutan, dan


antibiotik yang ada sekarang, operasi hipospadia telah menjadi operasi yang
cukup sukses dilakukan. Hasil yang fungsional dari koreksi hipospadia secara
keseluruhan sukses diperoleh, insidens fistula atau stenosis berkurang, dan lama
perawatan rumah sakit serta prognosis juga lebih baik untuk perbaikan
hipospadia.
Asuhan Keperawatan Teoritis
Pengkajian

Identitas Keluhan Riwayat


Usia : ditemukan saat lahir Utama Kesehatan
Jenis kelamin : hipospadia merupakan
anomaly uretra yang paling sering Lubang penis tidak terdapat diujung
terjadi pada laki-laki dengan angka
• Riwayat penyakit sekarang
penis, tetapi berada dibawah atau • Riwayat penyakit Dahulu
kemunculan 1:250 dari kelahiran hidup. didasar penis, penis melengkung
kebawah, penis tampak seperti
berkerudung karena adanya kelainan
pada kulit dengan penis, jika
berkemih anak harus duduk.
- Riwayat Kongenital
Penyebab yang jelas belum diketahui.
Dihubungkan dengan penurunan sifat genetik.
Lingkungan polutan teratogenik. (Muscari, 2005:357)
- Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran:
Hipospadia terjadi karena adanya hambatan penutupan
uretra penis pada kehamilan minggu ke-10 sampai
minggu ke-14. (Markum, 1991: 257)
Activity Daily Life
• Nutrisi : Tidak ada gangguan
• Eliminasi : Anak laki-laki dengan hipospadia akan mengalami kesukaran
dalam mengarahkan aliran urinnya, bergantung pada keparahan anomali,
penderita mungkin perlu mengeluarkan urin dalam posisi duduk. Konstriksi
lubang abnormal menyebabkan obstruksi urin parsial dan disertai oleh
peningkatan insiden ISK. (Brough, 2007: 130)
• Hygiene Personal : Dibantu oleh perawat dan keluarga
• Istirahat dan Tidur : Tidak ada gangguan
Pemeriksaan Fisik
• Sistem kardiovaskuler : Tidak ditemukan kelainan
• Sistem neurologi : Tidak ditemukan kelainan
• Sistem pernapasan : Tidak ditemukan kelainan
• Sistem integumen : Tidak ditemukan kelainan
• Sistem muskuloskletal : Tidak ditemukan kelainan
• Sistem Perkemihan : Palpasi abdomen untuk melihat distensi vesika
urinaria atau pembesaran pada ginjal. Kaji fungsi perkemihan Dysuria
setelah operasi
• Sistem Reproduksi : Adanya lekukan pada ujung penis, melengkungnya
penis ke bawah dengan atau tanpa ereksi, terbukanya uretra pada ventral
Diagnosa
Keperawatan
Pre-Operasi Post-Operasi
• Managemen regimen • Kesiapan dalam peningkatan
terapeutik tidak efektif b.d managemen regimen terapeutik
pola perawatan keluarga b.d petunjuk aktifitas adekuat
• Perubahan eliminasi • Nyeri b.d prosedur post operasi
(retensi urine) b.d • Resiko tinggi infeksi b.d invasi
obstruksi mekanik kateter
• Kecemasan b.d akan • Perubahan eliminasi urine b.d
dilakukan tindakan trauma operasi
operasi
Intervensi
Perubahan eliminasi (retensi urine) b.d
Managemen regimen terapeutik obstruksi mekanik
tidak efektif b.d pola perawatan
keluarga • Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 24 jam diharapkan retensi berkurang.
3 x 24 jam diharapkan managemen regimen terapeutik • Intervensi
kembali efektif • Melakukan pencapaian komperehensif jalan urine berfokus
• Intervensi : kepada inkotenensia
• Jadilah pendengar yang baik untuk anggota • Menjaga privasi untuk eliminasi
keluarga • Menggunakan kekuatan dari keinginan untuk BAK di toilet
• Diskusikan kekuatan keluarga sebagai pendukung • Menyediakan waktu yang cukup untuk mengosongkan
b.3.Kaji pengaruh budaya keluarga bladder (10 menit)
• Monitor situasi keluarga • Menyediakan perlak di kasur
• Ajarkan perawatan dirumah tentang terapi pasien • Menggunakan manuver crede, jika dibutuhkan
b.6.Kaji efek kebiasaan pasien untuk keluarga • Menganjurkan untuk mencegah konstipasi
• Dukung keluarga dalam merencanakan dan • Monitor intake dan output
melakukan terapi pasien dan perubahan gaya hidup • Monitor distensi kandung kemih dengan palpasi dan perkusi
• Identifikasi perlindungan yang dapat digunakan • Berikan waktu berkemih dengan interval reguler, jika
keluarga dalam menjaga status kesehatan diperlukan
Intervensi
Kecemasan b.d akan dilakukan Kesiapan dalam peningkatan
tindakan operasi management regimen terapeutik b.d
petunjuk aktifitas adekuat
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24
selama 3 x 24 jam diharapkan cemas berkurang atau jam diharapkan kesiapan meningkatkan regimen terapeutik baik
hilang • Intervensi :
• Intervensi : • Anjurkan kunjungan anggota keluarga jika perlu
• Ciptakan suasana yang tenang • Bantu keluarga dalam melakukan strategi menormalkan
• Sediakan informasi dengan memperlihatkan situasi b.3.Bantu keluarga menemukan perawatan anak yang
diagnosa, tindakan dan prognosa dampingi pasien tepat
untuk menciptakan suasana aman dan mengurangi • Identifikasi kebutuhan perawatan pasien di rumah dan
ketakutan bagaimana pengaruh pada keluarga
• Dengarkan dengan penuh perhatian • Buat jadwal aktifitas perawatan pasien di rumah sesuai
• Kuatkan kebiasaan yang mendukung kondisi
• Ciptakan hubungan saling percaya • Ajarkan jadwal keluarga untuk menjaga dan selalu
• Identifikasi perubahan tingkat kecemasan mengawasi perkembangan status kesehatan keluarga
• Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan kecemasan
Intervensi
Nyeri akut b.d prosedur post
operasi Resiko tinggi infeksi b.d invasi kateter
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang atau
hilang Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama3 x 24
• Intervensi : jam diharapkan tidak terjadi infeksi
• Kaji secara komperehensif mengenai lokasi, • Intervensi :
karakterisktik, durasi, frekuensi, kualitas, intesitas • Catat karakteristik luka, drainase
dan faktor pencetus • Bersihkan luka dan ganti balutan dengan teknik steril
• Observasi keluhan nonverbal dari b.3.Bersihkan lingkungan dengan benar
ketidaknyamanan • Monitor peningkatan granulasi, sel darah putih b.5.Kaji
• Ajarkan teknik relaksasi faktor yang dapat meningkatkan infeksi
• Bantu pasien dan keluarga untuk mengontrol nyeri • Ajarkan pada pasien dan keluarga cara prosedur perawatan
• Beri informasi tentang nyeri (penyebab, durasi, luka
prosedur antisipasi nyeri)
• TTV
• Anjurkan untuk menurunkan stress dan banyak
istirahat b.8.Beri pasien posisi nyaman
Intervensi
Perubahan eliminasi urine
(retensi) b.d trauma operasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam diharapkan retensi urine berkurang
• Intervensi :
• Monitor intake dan output
• Monitor distensi kandung kemih dengan palpasi
dan perkusi
 
 
Studi Kasus
Seorang An. M berusia 1 tahun 8 bulan datang ke RS Mintohardjo 3 hari yang lalu dengan keluhan utama saat buang air
kecil tidak keluar dari ujung glans penis melainkan keluar dari bawah permukaan penis. Ibu klien mengatakan An.M lahir secara
caesar pada usia kandungan 39 minggu karena panggul sempit dan ketuban minim. Ibu pasien mengatakan selama hamil tidak
pernah mengalami keluhan apapun. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan data meatusnya uretra eksternus, berada di pangkal
penis (abnormalitas lebih ke proximal dari tempat yang normal pada ujung glans penis), terdapat chordeae dari meatus yang
letaknya abnormal ke glans penis. Sehingga pasien dianjurkan untuk melakukan operasi pelepasan chordeae dan tunneling.
Setelah dilakukan operasi, hasil pengkajian didapatkan klien terus menangis karena merasa nyeri pada bekas luka operasi, luka
tampak merah, nyeri saat buang air kecil, dan urine keluar sedikit-sedikit namun sering. Klien juga tidak bisa tidur dengan
nyenyak karena nyeri bekas operasinya. Klien selalu rewel di malam hari. ibu mengatakan ia cemas dengan kondisi anaknya
karena terus-terusan rewel. Ibu klien tampak cemas dengan kondisi anaknya karena selalu rewel dan mengeluh nyeri pada luka
operasi, ibu klien sering bertanya kepada perawat bagaimana cara mengurangi nyeri anaknya. Hasil TTV klien didapatkan Nadi
112x/menit, suhu 38,4oC, napas 32 x/menit, dan tekanan darah 80/60 mmHg.
 
 
Pengkajian

1. Identitas
a) Identitas Pasien • Tanggal Masuk : 15 September 2021
• Nama : An. M • Tanggal Pengkajian : 15 September 2021
• Umur : 1 tahun 8 bulan • No. Register: 12345
• Agama : Islam • Diagnosa Medis : Hipospadia
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Suku Bangsa : Minang
b) Identitas Penanggung Jawab
• Alamat : Jln. Marahadin no 3, solok. Nama : Ny. N
Umur : 27 tahun
Hub. Dengan Pasien : Orang tua klien
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Jln. Marahadin no 3, solok.
Keluhan Utama
Riwayat kesehatan dahulu
• Keluhan utama saat buang air kecil • Klien tidak memiliki riwayat
tidak keluar dari ujung glans penis penyakit parah dan tidak pernah
melainkan keluar dari bawah dirawat sebelumnya.
permukaan penis dan akan
direncanakan operasi pengangkatan
chordeae dan tunneling
Riwayat kesehatan keluarga Pola pengkajian gordon
• Ibu klien mengatakan An.M lahir • Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
secara caesar pada usia kandungan Pasien memiliki pola kesehatan dan manajemen
39 minggu karena panggul sempit kesehatan yang baik. Ibu klien tidak memiliki
dan ketuban minim. Ibu pasien komplikasi saat kehamilan dan pasien lahir secara
mengatakan selama hamil tidak operasi caesar. Ibu klien langsung membawa
pernah mengalami keluhan apapun. klien ke RS setelah menyadari bahwa saat buang
Tidak ada data riwayat keluarga air kecil tidak keluar dari ujung glans penis
yang mengalami penyakit serupa. melainkan keluar dari bawah permukaan penis.
• Pola Tidur dan Istirahat
• Pola Eliminasi
- Sebelum sakit : Sebelum sakit , pasien bisa tidur dengan
- BAB : -
nyenyak.
- BAK : saat buang air kecil tidak keluar
- Saat sakit : Klien juga tidak bisa tidur dengan
dari ujung glans penis melainkan keluar dari
nyenyak karena nyeri bekas operasinya. Klien selalu rewel
bawah permukaan penis. Setelah dilakukan
di malam hari.
operasi, hasil pengkajian didapatkan klien
• Pola Toleransi Stress-Koping : Ibu klien tampak cemas
terus menangis karena merasa nyeri pada
dengan kondisi anaknya karena selalu rewel dan
bekas luka operasi, luka tampak merah,
mengeluh nyeri pada luka operasi, ibu klien sering
nyeri saat buang air kecil, dan urine keluar
bertanya kepada perawat bagaimana cara mengurangi
sedikit-sedikit namun sering.
nyeri anaknya
• Pola Seksual-Reproduksi :
• Pola Persepsi-Konsep diri : kemungkinan saat dewasa
meatusnya uretra eksternus, berada di
pangkal penis (abnormalitas lebih ke nanti akan mengalami resiko gangguan citra tubuh
proximal dari tempat yang normal pada karena bekas operasi pada organ reproduksi.
• Pola aktivitas dan latihan : aktivitas dan latihan klien
ujung glans penis), terdapat chordeae dari
meatus yang letaknya abnormal ke glans dibantu oleh orang tua karena klien masih bayi.
• Pola Nutrisi-Metabolik : tidak ada gangguan.
penis. Sehingga pasien dianjurkan untuk
• Pola kognitif dan Persepsi : -
melakukan operasi pelepasan chordeae dan
• Pola Peran-Hubungan : -
tunneling.
• Pola Nilai-Kepercayaan : tidak terdata.
Pengkajian Fisik

1. Identitas
a) Identitas Pasien • Tanggal Masuk : 15 September 2021
• Nama : An. M • Tanggal Pengkajian : 15 September 2021
• Umur : 1 tahun 8 bulan • No. Register: 12345
• Agama : Islam • Diagnosa Medis : Hipospadia
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Suku Bangsa : Minang
b) Identitas Penanggung Jawab
• Alamat : Jln. Marahadin no 3, solok. Nama : Ny. N
Umur : 27 tahun
Hub. Dengan Pasien : Orang tua klien
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Jln. Marahadin no 3, solok.
• Keluhan utama
Keluhan utama saat buang air kecil tidak keluar dari ujung glans penis melainkan
keluar dari bawah permukaan penis dan akan direncanakan operasi pengangkatan
chordeae dan tunneling
• Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit parah dan tidak pernah dirawat sebelumnya.
• Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien mengatakan An.M lahir secara caesar pada usia kandungan 39 minggu karena
panggul sempit dan ketuban minim. Ibu pasien mengatakan selama hamil tidak pernah
mengalami keluhan apapun. Tidak ada data riwayat keluarga yang mengalami penyakit
serupa.
Pola Pengkajian Gordon

• Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan


Pasien memiliki pola kesehatan dan manajemen kesehatan yang baik. Ibu klien tidak memiliki
komplikasi saat kehamilan dan pasien lahir secara operasi caesar. Ibu klien langsung membawa klien ke
RS setelah menyadari bahwa saat buang air kecil tidak keluar dari ujung glans penis melainkan keluar
dari bawah permukaan penis.
• Pola Eliminasi
- BAB : -
- BAK : saat buang air kecil tidak keluar dari ujung glans penis melainkan keluar dari bawah permukaan
penis. Setelah dilakukan operasi, hasil pengkajian didapatkan klien terus menangis karena merasa nyeri
pada bekas luka operasi, luka tampak merah, nyeri saat buang air kecil, dan urine keluar sedikit-sedikit
namun sering.
Pola Pengkajian Gordon
• Pola Tidur dan Istirahat
- Sebelum sakit : Sebelum sakit , pasien bisa tidur dengan nyenyak.
- Saat sakit : Klien juga tidak bisa tidur dengan nyenyak karena nyeri bekas operasinya.
Klien selalu rewel di malam hari.
• Pola Toleransi Stress-Koping : Ibu klien tampak cemas dengan kondisi anaknya karena
selalu rewel dan mengeluh nyeri pada luka operasi, ibu klien sering bertanya kepada
perawat bagaimana cara mengurangi nyeri anaknya
• Pola Seksual-Reproduksi : meatusnya uretra eksternus, berada di pangkal penis
(abnormalitas lebih ke proximal dari tempat yang normal pada ujung glans penis), terdapat
chordeae dari meatus yang letaknya abnormal ke glans penis. Sehingga pasien dianjurkan
untuk melakukan operasi pelepasan chordeae dan tunneling.
Pola Pengkajian Gordon

• Pola Persepsi-Konsep diri : kemungkinan saat dewasa nanti akan mengalami resiko gangguan
citra tubuh karena bekas operasi pada organ reproduksi.
• Pola aktivitas dan latihan : aktivitas dan latihan klien dibantu oleh orang tua karena klien masih
bayi.
• Pola Nutrisi-Metabolik : tidak ada gangguan.
• Pola kognitif dan Persepsi : -
• Pola Peran-Hubungan : -
• Pola Nilai-Kepercayaan : tidak terdata.
Pengkajian Fisik
• Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : nyeri post operasi
choerdeae dan tunneling
Tingkat kesadaran :komposmetis
c. Genitalia : letak lubang uretra abnormal,
meatusnya uretra eksternus, berada di
b. Tanda-tanda Vital: pangkal penis (abnormalitas lebih ke
• TD =80/60 mmHg, proximal dari tempat yang normal pada ujung
• Nadi= 112 kali/menit glans penis), terdapat chordeae dari meatus
• Suhu= 38,4ºC yang letaknya abnormal ke glans penis.
• RR= 32 kali / menit • Pemeriksaan Penunjang : -
• Nyeri = skala 4  
Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Do : klien terus menangis karena merasa nyeri pada bekas luka operasi, Pasca prosedur operasi Nyeri akut
luka tampak merah, nyeri saat buang air kecil. Klien juga tidak bisa tidur
dengan nyenyak karena nyeri bekas operasinya. Klien selalu rewel di
malam hari.
Ds : -

Do : urine keluar sedikit-sedikit dan sering Tindakan Gangguan eliminasi


medis(operasi sakuran urine
kemih)

Do : luka bekas operasi, luka tampak memerah. Suhu 38,4ºC Efek prosedur infasif Resiko infeksi
 
Do : Ibu klien tampak cemas dengan kondisi anaknya karena selalu rewel Kurang terpaparnya Ansietas
dan mengeluh nyeri pada luka operasi, ibu klien sering bertanya kepada informasi
perawat bagaimana cara mengurangi nyeri anaknya.
Ds : ibu mengatakan ia cemas dengan kondisi anaknya karena terus-
terusan rewel.
Diagnosa

• Nyeri akut berhubungan dengan pasca tindakan prosedur operasi ditandai dengan sulit tidur,
sering menangis.
• Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan tindakan medis operasi saluran kemih ditandai
dengan urine keluar sedikit-sedikit dengan frekuensi sering.
• Resiko infeksi dibuktikan dengan luka bekas operasi, luka tampak memerah, suhu tinggi.
• Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi mengenai manajemen nyeri
ditandai dengan merasa bingung, tampak gelisah, merasa khawatir karena keadaan anaknya.
Intervensi
Diagnosa Outcome Intervensi
Nyeri akut Penyembuhan luka Pemberian analgesik
1. Penyatuan tepi luka meningkat dari 1. Identifikasi karakteristik nyeri
3 ke 5 2. Identifikasi riwayat lergi obat
2. Peradangan luka menurun dari 3. Identifikasi jenis analgesik dengan tingkat keparahan nyeri
3(sedang) ke 5(membaik) 4. Monitor ttv sebelum dan sesudah pemberian analgesik
3. Nyeri menurun dari 2 ke 3 5. Monitor efek samping analgesik.
4. Eritema pada kulit sekitar menurun Manajemen nyeri
dari 3 ke 5 6. Identifikasi lokasi, intensitas, karkateristik, durasi dan skala nyeri
Status kenyamanan 7. Berikan terapi non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
5. Keluhan sulit tidur menurun dari 3 8. Monitor efeksamping pemberian analgesik
(sedang) ke 5 (menurun) 9. Fasilitasi istirahat dan tidur
6. Frekuensi menangis turun dari Terapi bermain
sering (3) ke kadang-kadang (4) 10. Monitor respon anak selama bermain
  11. Atur sesi bermain
  12. Sediakan perlatan bermain yang aman untuk anak sesuai dengan
tumbuh kembang usia anak
Intervensi

Gangguan Eliminasi urine Manajemen eliminasi urine


eliminasi urine 1. Frekuensi BAK menurun dari 3 1. Monitor eliminiasi urine seperti
ke 4 frekuensi, volume, warna dll
2. Monitor asupan cairan
3. Identifikasi penyebab
inkontinensia dan retensi
Intervensi

Resiko infeksi Integritas kulit dan jaringan Perawatan luka


1. Nyeri berkurang dari 3 ke 4 1. Monitor karakteristik luka
2. Kemerahan berkurang dari 3 ke 4 2. Monitor tanda infeksi
3. Suhu kulit membaik dari 3 ke 4 3. Pertahankan teknik steril dalam
perawatan luka
4. Ganti balutan sesuai dengan
jumlah eksudat dan drainase
5. Ajarkan perawatan luka secara
mandiri
6. Kolaborasi pemberian antobiotik.
Intervensi

Ansietas Tingkat ansietas Reduksi ansietas


1. Verbalisasi khawatir akubat kondisi yang 1. Identifikasi faktor yang mempengaruhi
dihadapi berkurang dari 3 ke 5 kecemasn
2. Perilaku gelisah berkurang dari 3 ke 5 2. Jelaskan prosedur yang akan dihadapi
3. Pola tidur membaik dari 3 ke 5 secara rinci
Tingkat pengetahuan 3. Berikan informasi yang faktual
4. Kemampuan menjelaskan tentang 4. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
manajemen nyeri meningkaat dari 3 ke 5 persepsi
5. Penerapan manajemen nyeri meingkat  
dari 3 ke 5
6. Pertanyaan tentang kekhawatiran
menurun dari 3 ke 5
Evaluasi
Nyeri akut berhubungan dengan pasca tindakan prosedur operasi ditandai dengan sulit tidur, sering menangis.
S : pasien tidak menangis lagi. Pasien tidak mengeluh nyeri
O : pasien terlihat lebih sedikit menangis dan tidak terlihat gangguan tidur
A : intervensi : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan tindakan medis operasi saluran kemih ditandai dengan urine
keluar sedikit-sedikit dengan frekuensi sering.
S:-
O : frekuensi dan volume urine pasien normal
A : intervensi : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Evaluasi
Resiko infeksi dibuktikan dengan luka bekas operasi, luka tampak memerah, suhu tinggi.
S:-
O : kemerahan kulit pasien berkurang dan penyembuhan luka berjalan baik
A : intervensi : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi mengenai manajemen nyeri ditandai dengan
merasa bingung, tampak gelisah, merasa khawatir karena keadaan anaknya.
S : keluhan mengenai kekhawatiran berkurang.
O : ibu klien terlihat lebih tenang setelah diberikan informasi
A : intervensi : masalah teratasi seluruhnya
P : intervensi dihentikan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai