Anda di halaman 1dari 38

Pemicu 2 Urogenital

Elisa Hadiwijaya
405140057
Mikropenis
• Mikropenis
Pada bayi baru lahir bila penis ditarik dan diukur
panjangnya dari ujung sampai ke pubis sekurang
kurangnya 2cm. Etiologi mikropenis tidak jelas,
tapi kemungkinan karena kurangnya stimulasi
androgen, atau adanya kegagalan dari
perubahan testosteron menjadi
dihidrotestosteron yang aktif.
 Dapat diberikat androgen mulai usia 1 tahun
Fimosis
Penyempitan pada kulup/ prepusium uretra sehingga ia tidak
bisa ditarik kebelakang ke pangkal gland penis.

Gambaran klinis
• Sulit kencing
• Pancaran urine kecil
• Menggelembungnya ujung prepusium penis pd saat miksi
 retensi urine
• Benjolan lunak diujung penis (korpus smegma)

Higiene kurang  infeksi pd prepusium (postitis), infeksi pd


glans penis (balanitis), infeksi pd keduanya (balanopostitis)
Parafimosis
Prepusium penis yg diretraksi s/d di sulkus koronarius tdk dpt dikembalikan
pd keadaan semula & timbul jeratan pd penis dibelakang sulkus koronarius

Etiologi :
• Retraksi penis ke proksimal saat bersenggama/masturbasi/sehabis
pemasangan kateter  lalu prepusium tidak cepat dikembalikan ke
tempat semula

Gambaran klinis:
• Edema glans penis  aliran balik vena superficial terganggu, tp aliran
arteri tetap normal
• Nyeri
• Jika dibiarkan  bag. Distal penis akan semakin membengkak  nekrosis
glans penis
Maldensus testis
Pada masa janin, testis berada di rongga abdomen dan
beberapa saat sebelum bayi dilahirkan, testis mengalami
desensus testikulorum atau turun ke dalam kantung
skrotum.

Diduga ada beberapa faktor yang mempengaruhi


penurunan testis ke dalam skrotum, antara lain:
• adanya tarikan dari gubernakulum testis dan refleks
dari otot kremaster
• perbedaan pertumbuhan gubernakulum dengan
pertumbuhan badan
• dorongan dari tekanan intraabdominal.
Maldensus testis
• Kriptorkismus  testis tidak mampu mencapai
skrotum tetapi masih berada pada jalurnya yang
normal, testis tidak turun
terletak di kanalis inguinalis atau di rongga abdomen yaitu
terletak di antara fossa renalis dan anulus inguinalis internus.
Sering disertai dengan hernia dan atau hidrokel
• Ektopik  pada proses desensus, testis tersesat
(keluar) dari jalurnya yang normal
berada di perineal, di luar kanalis inguinalis yaitu
diantara aponeurosis obligus eksternus dan jaringan
subkutan, suprapubik, atau di regio femoral
Letak maldesensus testis

Kriptorkiskmus :
1. Testis retraktil
2. Inguinal
3. Abdominal

Testis ektopik :
4. Inguinal superfisial
5. Penil
6. Femoral
Maldensus testis
Etiologi, karena terdapat kelainan pada:
• gubernakulum testis
• kelainan intrinsik testis
• defisiensi hormon gonadotropin yang memacu proses desensus testis.

Gambaran klinis:
• pada anak tidak adanya testis di kantong skrotum.
• pasien dewasa karena infertilitas.
• Merasa ada benjolan di perut bagian bawah
• Inspeksi pada regio skrotum terlihat hipoplasia kulit skrotum karena tidak
pernah ditempati oleh testis.
• Pada palpasi, testis tidak teraba di kantung skrotum melainkan berada di
inguinal atau di tempat lain  saat melakukan palpasi untuk mencari
keberadaan testis, jari tangan pemeriksa harus dalam keadaan hangat.
• Jika kedua buah testis tidak diketahui tempatnya, harus dibedakan dengan
anorkismus bilateral (tidak mempunyai testis).
• Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan hormonal antara lain hormon
testosteron, kemudian dilakukan uji dengan pemberian hormon hCG (human
chorionic gonadotropin).
Hipospadia
Terjadi karena kegagalan atau kelambatan
penyatuan lipatan uretra di garis tengah. Muara
uretra berada di ventral penis
• Insiden 1/300 anak dan bisa bersifat familier
walaupun penyebabnya tidak diketahui
• Tindakan operatif bertujuan agar penis
berfungsi optimal yang dilakukan setelah usia
bayi dan sebelum anak masuk sekolah
Hipospadia
• Berdasarkan letak muara
uretra :
– Hipospadia anterior
• Tipe glanular
• Tipe subkoronal
• Tipe penis distal
– Hipospadia medius
• Tipe Midshaft
• Tipe Penis proksimal
– Hipospadia posterior
• Tipe penoskrotal
• Tipe skrotal
• Tipe perineal
Hipospadia

Hipospadia glandular Hipospadia penoscrotal

Hipospadia mediopenean

Hipospadia subcoronal Hipospadia perineal


Epispadia
Muara uretra berada di dorsal penis
Epispadia
Etiologi:
• Idiopatik
• Dapat dihubungkan dengan faktor genetik, lingkungan atau pengaruh hormonal
• Maskulanisasi inkomplit dari genitalia karena involusi yang prematur dari sel
intertisial testis

Terdapat 3 jenis epispadia:


• Lubang uretra terdapat di puncak kepala penis
• Seluruh uretra terbuka di sepanjang penis
• Seluruh uretra terbuka dan lubang kandung kemih terdapat pada dinding perut

Berdasarkan letak meatus kemih :


• Glandular  pada glands bagian dorsal
• Penis  antara simfisis pubis dan sulkus koronarius
• Penopubis  pada pertemuan antara penis dan pubis
Hidrokel
Adanya timbunan cairan antara tunica vaginalis dan
tunica albuginea yang membungkus testis

Etiologi:
– Pada orang dewasa :
• Idiopatik (primer)
• Sekunder  kelainan testis/epididimis (tumor, infeksi, trauma) 
terganggunya sistem sekresi / reabsorbsi cairan di kantung
hidrokel
– Pada bayi yg baru lahir :
• Belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis  tjd aliran
cairan peritoneum ke prosesus vaginalis
• Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dlm
melakukan reabsorbsi cairan hidrokel
Hidrokel
Klasifikasi:
Menurut letak kantong hidrokel thdp testis
1. Hidrokel testis
- Kantong hidrokel mengelilingi testis  shg testis tdk teraba
- Anamnesis  besarnya kantong hidrokel tdk berubah sepanjang hari
2. Hidrokel funikulus
- Kantong hidrokel berada di funikulus
- Pada palpasi  testis dpt diraba & berada di luar kantong hidrokel
- Anamnesis  kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari
3. Hidrokel komunikan
- Terdapat hub. Antara prosesus vaginalis dg rongga peritoneum
- Anamnesis  kantong hidrokel besarnya berubah2  bertambah
besar saat anak menangis
-Palpasi  kantong hidrokel terpisah dr testis & dpt dimasukan dlm
rongga abd.
Hidrokel
Gambaran klinis:
• Benjolan di skrotum
• Tidak nyeri

PF
• Benjolan di kantong skrotum dg konsistensi kistus
• Pd pemeriksaan penerawangan  transiluminasi +

PP
• USG  jk hidrokel terinfeksi / kulit skrotum sangat
tebal
ISK pada dewasa
merupakan salah satu penyakit infeksi yang
sering ditemukan
• Data penelitian epidemiologi klinik
melaporkan hampir 25-35% semua
perempuan dewasa pernah mengalami ISK
selama hidupnya
• ISK adalah istilah umum yang menunjukkan
keberadaan mikroorganisme dalam urin
ISK pada dewasa
• Faktor penyebab negatif palsu:
– Pasien telah mendapat terapi anti mikroba
– Terapi diuretika
– Minum banyak
– Waktu pengambilan sampel tidak tepat
– Peranan bakteriofag
ISK pada dewasa
• Presentasi klinis ISK bawah tergantung dari
gender:
– Perempuan:
• Sistitis adalah presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai
bakteriuria bermakna
• Sindrom uretra akut (SUA) adalah presentasi klinis sistitis
tanpa ditemukan mikroorganisme (steril), sering dinamakan
sistitis bakterialis, disebabkan mikroorganisme anaerobik
– Laki-laki:
• Presentasi klinis ISK bawah pada laki-laki mungkin sistitis,
prostatitis, epidimidis, uretritis
ISK pada dewasa
• Infeksi saluran kemih atas:
– Pielonefritis akut (PNA) adalah proses inflamasi
parenkim ginjal yang disebabkan infeksi bakteri
– Pieronefritis kronik (PNK), mungkin akibat lanjut
dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi
sejak kecil
ISK pada dewasa
Epidemiologi
• ISK tergantung banyak faktor seperti usia, gender, prevalensi
bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan
struktur saluran kemih termasuk ginjal
• Perempuan cenderung menderita ISK dibandingkan laki-laki
• ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan kecuali disertai faktor
predisposisi
• Prevalensi bakteriuri asimtomatik lebihsering ditemukan pada
perempuan
• Prevalensi selama periode sekolah 1% meningkat menjadi 5%
selama periode aktif secara seksual
• Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat mencapai 30%, baik laki-
laki maupun perempuan bila disertai faktor predisposisi
ISK pada dewasa
• Faktor predisposisi ISK:
– Litiasis
– Obstruksi saluran kemih
– Penyakit ginjal polikistik
– Nekrosis papilar
– Diabetes melitus pasca
transplantasi ginjal
– Nefropati analgesik
– Penyakit sikle-cell
– Senggama
– Kehamilan dan peserta KB
dengan tablet progesteron
– kateterisasi
ISK pada dewasa
• Mikroorganisme saluran kemih penyebab ISK:
– Escherichia coli merupakan MO yang paling sering
diisolasi dari pasien dengan infeksi simtomatik
maupun asimtomatik
– Proteus spp (33% anak laki-laki berusia 5 tahun),
klebsiella spp, dan stafilokokus dengan koagulase
negatif
– Pasca kateterisasi  pseudomonas spp (jarang
ditemukan)
ISK pada dewasa
Patofisiologi ISK
• Hampir semua ISK disebabkan infasi
mikroorganisme asending dari uretra ke dalam
kandung kemih. Pada beberapa pasien tetetu
infasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal
 mempermudah refluks vesikoureter
ISK pada dewasa
Presentasi klinis ISK
• Pielonefritis akut (PNA):
– Panas tinggi 39,5-40,5oC disertai menggigil dan sakit pinggang
– Sering didahului gejala ISK bawah
• ISK bawah (sistitis):
– Sakit suprapubik
– Polakisuria
– Nocturia
– Disuria
– Stranguria
• Sindrom uretra akut (SUA):
– Sulit dibedakan dengan sistitis
– Sering ditemukan pada perempuan usia 20-50 tahun
• ISK rekuren:
– Reinfeksi: pada umumnya episode infeksi dengan interval >6 minggu dengan mikroorganisme
berlainan
– Relapsing infeksion: yaitu setiap kali infeksi disebabkan oleh mikroorganisme yang sama
karena tidak mendapat terapi yang adekuat
ISK pada dewasa
Komplikasi ISK
• ISK sederhana (uncomplicated). ISK akut tipe sederhana
(sistitis) yaitu non obstruksi dan buka perempuan hamil
merupakan penyakit ringan dan tidak menyebabkan akibat
lanjut jangka lama
• ISK tipe berkomplikasi (complicated)
– ISK selama kehamilan:
• Basiluria asimtomatik  pielonefritis bayi prematur, bayi prematur,
anemia, pregnancy induced hypertension
• ISK trimester III  bayi mengalami retardansi mental, pertumbuhan
bayi lambat, cerebral palsy, fetal death
– ISK pada diabetes melitus  bakteriuria dan ISK lebih sering
ditemukan pada DM dibandingkan perempuan tanpa DM
ISK pada dewasa
Pemeriksaan penunjang
• Analisa urin rutin, pemeriksaan mikroskop urin segar tanpa putar,
kultur urin, serta jumlah kuman per ml urin merupakan protokol
standar untuk pendekatan diagnosis ISK
• Pengambilan dan koleksi urin, suhu dan teknik transportasi sampel
urin harus sesuai dengan protokol yang dianjurkan
• Renal imaging procedures untuk investigasi faktor predisposisi ISK
(harus berdasarkan indikasi klinis yang kuat):
– Ultrasonogram (USG)
– Radiografi (foto polos perut, pielografi IV, micturating cystogram)
– Isotop scanning
*indikasi renal imaging procedures: ISK kambuh, pasien laki, gejala
urologik (kolik ginjal, piuria, hematuria), hematuria persistence,
mikroorganisme yang jarang (pseudomonas spp dan proteus spp), ISK
berulang dengan interval ≤ 6 minggu
ISK pada dewasa
Manajemen ISK
• ISK bawah: intake cairan yang banyak,
antibiotika yang kuat
• ISK atas: memerlukan rawat inap untuk
memelihara status hidrasi dan terapi
antibiotika parenteral paling sedikit 48 jam
Batu saluran kemih
• Menurut tempatnya digolongkan menjadi
batu ginjal dan batu kandung kemih
• Sekitar 80% pasien batu ginjal merupakan
batu kalsium, kebanyakan terdiri dari kalsium
oksalat
Batu saluran kemih
Definisi
Suatu massa keras seperti batu yang terletak di sistem
perkemihan
Berdasarkan letak :
- Nefrolitiasis → batu di ginjal
- Vesikolitiasis → batu di vesica urinaria
- Ureterolitiasis  batu di ureter
Berdasarkan pembentukan :
- BSK primer : akibat kelainan urin pada ginjal
- BSK sekunder : akibat pengerasan kristal pada benda
asing dalam saluran kemih
Batu saluran kemih
• Faktor resiko penyebab batu:
– Hiperkalsiuria: peningkatan ekskresi kalsium dalam air kemih dengan atau
tanpa faktor resiko lainnya
• Hiperkalsiuria absortif ditandai oleh adanya kenaikan absorbsi kalsium dari lumen usus
• Hiperkalsiuria puasa ditandai adanya kelebihan kalsium diduga berasal dari tulang
• Hiperkalsiuria ginjal yang diakibatkan kelainan reabsorbsi di tubulus ginjal
– Hipositraturia: penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air
kemih, khususnya sitrat, merupakan suatu mekanisme lain untuk timbulnya
batu ginjal.
– Hiperurikosuria: peningkatan asam urat air kemih yang dapat memacu
pembentukan batu ginjal, pada kebanyakan pasien dengan diet purin yang
tinggi
– Penurunan jumlah air kemih: disebabkan masukkan cairan sedikit
– Jenis cairan yang diminum: minuman soft drink lebih 1 liter/minggu
menyebabkan pengasaman dengan asam fosfor dapat meningkatkan resiko
penyakit batu. Jus apel jus anggur dihubungkan dengan peningkatan resiko
pembentukan batu, sedang kopi the bir dan anggur diduga dapat memerangi
resiko kejadian batu ginjal
– Hiperoksaluria: kenaikan ekskresi oksalat diatas normal
– Ginjal spongiosa medula: pembentukan batu kalsium meningkat pada
kelainan ginjal spongiosa medula
– Batu kalsium fosfat dan asidosis tubulus ginjal tipe I: diakibatkan
ketidakmampuan menurunkan nilai pH air kemih sampai normal
– Faktor diet:
• Masukan natrium klorida: masukan natrium yang tinggi  meningkatkan
ekskresi kalsium
• Masukan protein tinggi dihubungkan dengan peingkatan insiden penyakit batu
karena peningkatan kalsium, asam urat, fosfat, dan penurunan ekskresi sitrat
• Masukan kalsium
• Masukan kalium  diet tinggi kalium dapat mengurangi resiko pembentukan
batu dengan menurunkan ekskresi kalsium dan meningkatkan ekskresi sitrat
dalam air kemih
• Sukrosa: telah diketahui bahwa sukrosa dan turunan karbohidrat lainnya dapat
meningkatkan ekskresi kalsium dalam air kemih
• Vitamin: vitamin C dalam dosis besar merupakan salah satu resiko
pembentukan batu kalsium oksalat. Vitamin B6 bermanfaat mengurang
ekskresi oksalat dalam air kemih
• Masukan air: peningkatan volume masukan air  meningkatnya volume air
kemih  tingkat kejenuhan kalsium oksalat menurun sehingga mengurangi
kemungkinan pembentukan kristal
Batu saluran kemih
Diagnosis penyebab batu:
• Riwayat penyakit batu
• Gambaran batu saluran kemih (USG,
Radiografi, Urogram, CT Scan, Investigasi
biokimiawi)
Batu saluran kemih
Pengobatan
• Tujuannya
– Mengatasi gejala berupa nyeri
– Pengambilan batu:
• Batu dapat keluar spontan (ukuran batu <6mm) jika
lebih batu harus diambil
Batu saluran kemih
Pencegahan
• Menurunkan konsentrasi reaktan (kalsium dan oksalat)
• Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentukan batu  sitrat,
meningkatkan masukan cairan
• Pengaturan diet
– Meningkatkan masukan cairan
– Masukan cairan terutama pada malam hari akan meningkatkan aliran
kemih dan menurunkan konsntrasi pembentuk batu dalam air kemih
– Hindari minum gas/soft drink >1 liter/minggu
– Kurangi masukan protein (1 gr/kg berat badan/hari)
– Membatasi masukan natrium (80-100 mq/hari)
– Masukan kalsium  pembatasan masukan kalsium tidak dianjurkan
• Pemberian obat

Anda mungkin juga menyukai