Anda di halaman 1dari 29

PLENO SKENARIO 1

ANUKU SAKIT
Anggota :
Andre Prasetyo Mahesya
Anggun Permata Sari
Anni MN Ziha Ul Haq
Atsilah Ulfah
Vira Weldimira
Yulia Dewi Asmariati
Ahmad Ismatullah
Tia Norma Pratiwi
Chofi Cholbi N.A
Risa Andriana
Topan aditya handoko

1018011109
1018011110
1018011113
1018011114
1018011128
1018011129
1018011003
1018011023
1018011047
1018011031
0818011102

SKENARIO
ANUKU KENAPA?
Seorang ibu datang kepuskesmas membawa anak
laki lakinya berusia 1th dengan keluhan sulit BAK.
Seorang ibu bercerita, ketika akan BAK ujung
kelaminnya menggembung dahulu baru
memancar, dengan pancaran yang kecil.dari hasil
pemeriksaan fisik ditemukan pada ujung kelamin
anak bengkak dan berwarna kemerrahan serts
salah satu buah zakarnya tidak ditemukan
didalam kantungnya. Dokter menyimpulkan
bahwa anak tersebut mengalami kelainan
bawaan.

Learning Objective
1. Anatomi Sistem Genito Urinaria
2. Fisiologi Sistem Genito Urinaria
3. Apa yang terjadi pada anak tersebut? (etiologi
penatalaksanaaan)
4. Kelainan kongenital pada sistem
genitourinaria

1. Anatomi Sistem Genita Urinaria

2. Fisiologi Sistem Genito Urinaria


Fungsi Sistem Urinaria
1. Membuang sisa metabolisme :
1. Sisa metabolisme Nitrogenous : ureum, creatinin, uric acid.
2. Racun-racun/Toxins
3. Obat-obat/Drugs
2. Pengaturan homeostasis :
1. Keseimbangan air
2. Elektrolit
3. Keseimbangan asam-basa darah
4. Tekanan darah
5. Produksi darah merah
6. Mengaktifkan vitamin D

Proses Fisiologi Miksi


vesica urinaria tidak dapat lagi menampung urine tanpa meningkatkan
tekanannya (biasanya pada saat volume urine kira-kira 300 ml)
reseptor pada dinding vesika urinaria akan memulai kontraksi musculus
detrussor
relaksasi musculus pubococcygeus dan terjadi pengurangan topangan
kekuatan urethra yang menghasilkan beberapa kejadian dengan urutan
sebagai berikut :
1.
Membukanya meatus intemus
2.
Erubahan sudut ureterovesical
3.
Bagian atas urethra akan terisi urine
4.
Urine bertindak sebagai iritan pada dinding urine
5.
Musculus detrussor berkontraksi lebih kuat
6.
Urine didorong ke urethra pada saat tekanan intraabdominal meningkat
7.
Pembukaan sphincter extemus
8.
Urine dikeluarkan sampai vesica urinaria kosong

Penghentian aliran urine dimungkinkan karena


musculus pubococcygeus yang bekerja di bawah
pengendalian secara volunteer :
1. Musculus pubococcygeus mengadakan
kontraksi pada saat urine mengalir
2. Vesica urinaria tertarik ke atas
3. Urethra memanjang
4. Musculus sprincter externus di pertahankan
tetap dalam keadaan kontraksi.

3. Apa yang terjadi pada anak


tersebut?
Testis Maldesensus
Pada masa janin, testis berada di rongga
abdomen dan beberapa saat sebelum bayi
dilahirkan, testis mengalami desensus
testikulorum atau turun ke dalam kantung
skrotum. Faktor yang mempengaruhi penurunan
testis ke dalam skrotum, antara lain:
(1) adanya tarikan dari gubernakulum testis dan
refleks dari otot kremaster,
(2) perbedaan pertumbuhan gubernakulum
dengan pertumbuhan badan, dan
(3) dorongan dari tekanan intraabdominal.

Etiologi
Testis maldesensus dapat terjadi karena adanya kelainan pada
(1) gubernakulum testis,
(2) kelainan intrinsik testis, atau
(3) defisiensi hormon gonadotropin yang memacu proses desensus testis.
Patofisiologi dan Patogenesis
Suhu di dalam rongga abdomen 10C lebih tinggi daripada suhu di dalam skrotum
testis abdominal selalu mendapatkan suhu yang lebih tinggi daripada testis normal
kerusakan sel-sel epitel germinal testis (usia 2 tahun, sebanyak 1/5 bagian dari selsel germinal testis telah mengalami kerusakan, sedangkan pada usia 3 tahun hanya
1/3 sel-sel germinal yang masih normal, makin lama makin progresif dan akhirnya
testis menjadi mengecil)
Karena sel-sel Leydig sebagai penghasil hormon androgen tidak ikut rusak, maka
potensi seksual tidak mengalami gangguan.
Letak testis yang tidak berada di skrotum adalah mudah terpluntir (torsio), mudah
terkena trauma, dan lebih mudah mengalami degenerasi maligna.

Letak testis maldesensus.


Gambar di sebelah kanan
adalah beberapa letak
testis kriptorkismus yaitu
1. Testis retraktil,
2. Inguinal, dan
3. Abdominal,
sedangkan gambar di
sebelah kiri menunjukkan testis ektopik, antara
lain:
4. Inguinal superfisial,
5. Penil,
6. Femoral

Gambaran klinis
Pasien biasanya dibawa berobat ke dokter karena orang
tuanya tidak menjumpai testis di kantong skrotum
pasien dewasa mengeluh karena infertilitas
merasa ada benjolan di perut bagian bawah yang
disebabkan testis maldesensus mengalami trauma,
mengalami torsio, atau berubah menjadi tumor testis.
Inspeksi: pada regio skrotum terlihat hipoplasia kulit
skrotum karena tidak pernah ditempati oleh testis.
palpasi, testis tidak teraba di kantung skrotum melainkan
berada di inguinal atau di tempat lain.

Jika kedua buah testis tidak diketahui tempatnya, harus


dibedakan dengan anorkismus bilateral (tidak mempunyai
testis). Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan hormonal
antara lain hormon testosteron, kemudian dilakukan uji
dengan pemberian hormon hCG (human chorionic
gonadotropin).

Tindakan
Medikamentosa
Pemberian hormonal pada kriptorkismus banyak memberikan hasil
terutama pada kelainan bilateral, sedangkan pada kelainan
unilateral hasilnya masih belum memuaskan. Obat yang sering
dipergunakan adalah hormon hCG yang disemprotkan intranasal.
Operasi
Tujuan operasi pada kriptorkismus adalah:
(1) mempertahankan fertilitas,
(2) mencegah timbulnya degenerasi maligna,
(3) mencegah kemungkinan terjadinya torsio testis,
(4) melakukan koreksi hernia, dan
(5) secara psikologis mencegah terjadinya rasa rendah diri karena
tidak mempunyai testis.
Operasi yang dikerjakan adalah orkidopeksi yaitu meletakkan testis
ke dalam skrotum dengan melakukan fiksasi pada kantong sub
dartos

Fimosis
Fimosis adalah keadaan di mana kulit penis
(preputium) melekat pada bagian kepala penis
(glans) dan mengakibatkan tersumbatnya
lubang saluran air seni, sehingga bayi dan
anak jadi kesulitan dan kesakitan saat kencing

Tanda dan gejala


Tanda dan gejala fimosis diantaranya :
1. Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukan urin
2. Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan
menggembung saat mulai miksi yang kemudian menghilang
setelah berkemih. Hal tersebut disebabkan oleh karena urin
yang keluar terlebih dahulu tertahan dalam ruangan yang
dibatasi oleh kulit pada ujung penis sebelum keluar melalui
muaranya yang sempit.
3. Biasanya bayi menangis dan mengejan saat BAK karena timbul
rasa sakit.
4. Kulit penis tak bias ditarik kea rah pangkal ketika akan
dibersihkan
5. Air seni keluar tidak lancer. Kadang-kadang menetes dan
kadang-kadang memancar dengan arah yang tidak dapat
diduga
6. Bisa juga disertai demam
7. Iritasi pada penis.

Penyebab
Fimosis dapat disebabkan oleh balanopostis. Balolopostis
merupakan peradangan menyeluruh pada kepala penis (glans penis)
dan kulitnya. Peradangan biasanya terjadi akiabat infeksi jamur atau
bakteri dibawah kulit pada penis yang tidak disunat. Penis menjadi
nyeri, gatal-gatal kemerahan dan membengkak serta bisa
menybabkan penyempitan uretra.
Komplikasi
1. Ketidaknyamanan/nyeri saat berkemih
2. Akumulasi sekret dan smegma di bawah prepusium yang kemudian
terkena infeksi sekunder dan akhirnya terbentuk jaringan parut.
3. Pada kasus yang berat dapat menimbulkan retensi urin.
4. Penarikan prepusium secara paksadapat berakibat kontriksi dengan
rasa nyeri dan pembengkakan glans penis yang disebut parafimosis.
5. Pembengkakan/radang pada ujung kemaluan yang disebut balinitis.
6. Timbul infeksi pada saluran air seni (ureter) kiri dan kanan,
kemudian menimbulkan kerusakan pada ginjal.
7. Fimosis merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kanker penis.

Penatalaksanaan
- Tidak dianjurkan melakukan retraksi yang dipaksakan,
karena dapat menimbulkan luka dan terbentuk
sikatriks pada ujung prepusium sehingga akan
terbentuk fimosis sekunder
- Menjaga personal hygiene terutama penis dan tidak
mencuci penis dengan banyak sabun.
- Fimosis disertai balanitis xerotica obliterans dapat
diberikan salep dexamethasone 0,1% yang dioleskan
3/4 kali, dan diharapkan setelah 6 minggu pemberian
prepusium dapat diretraksi spontan.
- Fimosis dengan keluhan miksi, menggelembungnya
ujung prepusium pada saat miksi atau infeksi postitis
merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi, dimana
pada fimosis disertai balanitis / postitis harus diberikan
antibiotika terlebih dahulu

4.

Kelainan kongenital pada sistem


genitourinaria

GINJAL
1. Ginjal polikistik yaitu adanya kista-kista di ginjal yang
menyebabkan insufisiensi.
2. Agenesis ginjal yaitu Kegagalan perkembangan ginjal selama
masa embrional.
Pada agenesis bilateral menyebabkan oligohidarmnion
sewaktu kehamilan sedangkan bayi lahir dengan bentuk khas
sindrom potter yaitu berupa hipertelorisme ( letak kedua
mata berjauhan ), hidung lebar dan kedua telinga terletak
rendah.
Pada agenesis unilateral biasanya asimptomatik atau teraba
pembesaran ginjal kontralateral sehingga terkompensasi.
3. Duplikasi ureter parsial atau lengkap.

4. Ureter ektopik, yaitu ureter yang ujungnya tidak


bermuara ke kandung kemih melainkan organ-organ
lain seperti uretra atau vagina.
5. Ginjal pelvis, yaitu ginjal yang gagal naik ke rongga
perut.
6. Ginjal tapal kuda, yaitu ujung kaudal kedua
ginjal mengalami penyatuan
7. Arteri renalis asesorius, yaitu menetapnya pembuluhpembuluh darah embrional pada ginjal
8. Fistula/kista/sinus urakus, yaitu fistula/kista/sinus
yang terbentuk antara kandung kemih dan lumen
allantois.
9. Ekstrofi kandung kemih, yaitu mukosa kandung kemih
yang terpajan ke udara luar.

SISTEM GENITALIA
PARAFIMOSIS
Parafimosis adalah suatu keadaan di mana prepusium
penis yang diretraksi sampai pada batas sulkus
koronarius/di belakang sulkus koronarius tidak dapat
dikembalikan pada keadaan semula sehingga menimbulkan
jeratan penis di belakang sulkus koronarius.
Tindakan
Diusahakan supaya prepusium dikembalikan secara manual
melalui tehnik memijat glans selama 3 - 5 menit diharapkan
edema berkurang dan secara perlahan - lahan
prepusium dikembalikan pada tempatnya. Bila usaha ini
tidak sukses, dapat dilakukan dorsum insisi pada jeratan
sehingga prepusium dapat dikembalikan pada posisi
normalnya. Setelah edema dan proses
inflamasi menghilang pasien sebaiknya menjalani proses
sirkumsisi.

HIPOSPADIA
Hipospadia adalah kelainan bawaan lahir pada
anak laki-laki, yang dicirikan dengan letak
abnormal lubang kencing tidak di ujung kepala
penis seperti layaknya tetapi berada lebih
bawah/lebih pendek. Letak lubang kencing
abnormal bermacam-macam; dapat terletak pada
kepala penis namun tidak tepat di ujung
(hipospadia tipe glanular), pada leher kepala
penis (tipe koronal), pada batang penis (tipe
penil), pada perbatasan pangkal penis dan
kantung kemaluan (tipe penoskrotal), bahkan
pada kantung kemaluan (tipe skrotal) atau daerah
antara kantung kemaluan dan anus (tipe
perineal).

Penyebab hipospadia
Berkaitan dengan masalah hormonal. Sebuah
teori mengungkapkan kelainan ini disebabkan
oleh penghentian prematur perkembangan selsel penghasil androgen di dalam testis, sehingga
produksi androgen terhenti dan mengakibatkan
maskulinisasi inkomplit dari alat kelamin luar.
Proses ini menyebabkan gangguan pembentukan
saluran kencing (uretra), sehingga saluran ini
dapat berujung di mana saja sepanjang garis
tengah penis tergantung saat terjadinya
gangguan hormonal. Semakin dini terjadinya
gangguan hormonal, maka lubang kencing
abnormal akan bermuara semakin mendekat ke
pangkal.

Keluhan dan gejala


jarang menimbulkan keluhan bagi penderita pada usia
letak lubang kencing yang semakin ke arah pangkal penis
dan/atau adanya bentuk penis yang melengkung. Jika
kelainan bentuk ini tidak diperbaiki dengan tindakan
operasi, penderita kelak akan mengalami gangguan fungsi
berkemih berupa arah dan pancaran berkemih yang tidak
normal.
Pada keadaan yang sangat berat, penderita bahkan tidak
dapat berkemih dalam posisi berdiri karena urin keluar
merembes sehingga penderita akan lebih nyaman dalam
posisi jongkok.
Masalah psikologis timbul akibat bentuk penis yang tidak
normal dan kebiasaan berkemih yang tidak lazim seperti
anak laki-laki normal yang sebaya. Pada usia pascapubertas
dan pada usiareproduksi, penderita akan mengalami
masalah fungsi reproduksi berkenaan dengan bentuk penis
yang melengkung saat ereksi, kesulitan penetrasi penis saat
berhubungan badan dan gangguan pancaran ejakulasi.

Tatalaksana operatif pada hipospadia


Tindakan operatif
Tujuan operasi adalah mengembalikan penis ke dalam bentuk dan fungsi
sebaik-baiknya
Komplikasi pascaoperasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan, infeksi
luka, kebocoran saluran kencing baru (fistula) dan penyempitan lubang
kencing baru (striktura). Untuk menekan risiko striktura, saat ini ahli bedah
plastik rekonstruksi mengembangkan teknik operasi 2 tahap.
Operasi tahap pertama mencakup pembuangan jaringan ikat (chordee
release), pembuatan lubang kencing di ujung kepala penis sesuai bentuk
anatomi yang baik, dan membuat saluran kencing baru (tunneling) di
dalam kepala penis yang dindingnya dibentuk dari kulit tudung
(preputium) kepala penis
Operasi tahap kedua dilakukan setelah proses penyembuhan operasi pertama
tuntas, paling dini 6 bulan setelah operasi pertama. Operasi tahap kedua
membentuk saluran kencing baru (urethroplasty) di batang penis yang
menghubungkan lubang kencing abnormal, saluran kencing di dalam
kepala penis, dan lubang kencing baru di ujung penis.

EPISPADIA
Epispadias adalah kelainan bawaan dari alat
kelamin eksternal dan bawah saluran kemih
akibat perkembangan yang tidak lengkap dari
permukaan dorsal penis atau klitoris dan
dinding atas dari uretra yang karena itu
terbuka. Akibatnya, meatus uretra eksternal
memiliki lokasi yang tidak biasa di titik
variabel antara leher kandung kemih dan
puncak kepala penis.
Etiologi
Idiopatik.
Dapat dihubungkan dengan faktor genetik,
lingkungan atau pengaruh hormonal.

Manifestasi Klinis
Uretra terbuka pada saat lahir, posisi dorsal
Terdapat penis yg melengkung ke arah dorsal,
tampak jelas pada saat ereksi
Terdapat chordae
Terdapat lekukan pada ujung penis
Inkontinesia urin timbul pd epispadia
penopubis (95%) dan penis (75%) karena
perkembangan yang salah dari sfingter
urinarius.

Penatalaksanaan
Bedah Teknik
Yang penting untuk perbaikan epispadia
sukses meliputi:
- Pemanjangan penis
- Urethroplasty
- Cakupan cacat kulit dorsal penis

MIKROPENIS
Mikro penis adalah kecilnya ukuran penis
seseorang. Pada kondisi ereksi di bawah 7 cm
sudah dikategorikan mikropenis. Mikropenis
dapat terjadi akibat dari kurangnya kadar
hormon seks pria atau testoteron saat
trimester kedua dan ketiga masa kehamilan.
Atau bisa disebabkan karena ketidakmampuan dalam merespon hormon
testoteron secara normal

Anda mungkin juga menyukai