Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEBIDANAN

KEGAWATDARURATAN
“KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU”
(KET)
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 5 :
1. LULU AZZAHRA (PO7124318043)
2. VITA NINGSIH (PO7124318044)
3. NUR HASANAH MALLA
(PO7124318069)
4. YUNI SARTIKA (PO7124318066)
5. AYONG GRACELIA
(PO7124318021)
A. Pengertian kehamilan
ektopik

Kehamilan ektopik adalah suatu keadaan dimana hasil


konsepsi berimplantasi, tumbuh dan berkembang diluar
endometrium kavum uteri. Bila kehamilan tersebut
mengalami proses pengakhiran (abortus) maka disebut
dengan kehamilan ektopik terganggu (KET).
kehamlan ektopik terganggu (KET) adalah kehamilan
ektopik yang terganggu, dapat terjadi abortus atau pecah dan
hal ini berbahaya bagi wanita tersebut.
B. Etiologi Kehamilan Ektopik
Penyebab kehamilan ektopik dapat diketahui dan dapat juga tidak, atau bahkan
belum diketahui. Beberapa faktor penyebab kehamilan ektopik, meliputi faktor
uterus, tuba dan ovum.
1. Faktor uterus
• Tumor rahim yang menekan tuba mengakibatkan perjalanan telur
terlambat.
• Uterus hipoplastis menyebabkan lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk
dan hal ini sering disertai gangguan fungsi silia endometrium.
NEXT.....

2. Faktor tuba
• Penyempitan lumen tuba karena infeksi endosalping.
• Tuba sempit, panjang dan berkeluk-keluk sehingga perjalanan tuba terganggu.
• Gangguan fungsi rambut getar (silia) ruba sehingga perjalanan telur tidak dapat normal
(terganggu)
• Operasi dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna dan menyebabkan lumen tuba
menyempit sehingga mengganggu perjalanan telur.
• Endometriosis tuba dapat memudahkan implantasi telur yang telah dibuahi dalam tuba.
• Striktur tuba (penyempitan tuba) yang akan mengganggu perjalanan telur ke kavum
uteri.
• Diventrikel tuba dan kelainan konginetal lainnya dapat menahan telur yang dibuahi
ditempat itu.
• Perlekatan peritubal dan lekukan tuba dapat menghambat perjalanan telur.
• Tumor lai yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.
• Lumen kembar dan sempit.
NEXT.....

3. Faktor ovum
• Migrasi eksterna dari ovum, yaitu perjalanan ovum dari ovarium kanan
ke tuba kiri atau sebaliknya sehingga dapat memperpanjang perjalanan
telur yang sudah dibuahi.
• Perlekatan membrane granulose.
• Rapid cell division.
• Migrasi internal ovum.
C. Faktor Resiko Kehamilan Ektopik
Ada berbagai macam faktor yang dapat
menyebabkan kehamilan ektopik. Namun perlu
diingat bahwa kehamilan ektopik dapat terjadi pada
wanita tanpa faktor resiko. Faktor resiko kehamilan
ektopik meliputi :
1. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
Resiko paling besar untuk kehamilan ektopik.
Angka kekambuhan sebesar 15% setelah
kehamilan ektopik petama dan meningkat
sebanyak 3% setelah kehamilan ektopik kedua.
2. Penggunaan kontrasepsi spiral dan pil
progesterone.
Resiko kehamilan ektopik meningkat apabila
ketka hamil, mesih menggunakan kontrasepsi
NEXT.....
3. Kerusakan dari saluran tuba.
Telur yang sudah dibuahi mengalami kesulian melalui saluran tersebut
sehingga menyebabkan telur melekat dan tumbuh didalam saluran tuba.
Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan gangguan saluran tuba
diantaranya adalah :
• Merokok : kehamilan ektopik meningkat 1.6-3.5 kali dibandingkan
wanita yang tidak merokok. Hal ini disebabkan karena merokok
menyebabkan penundaan masa ovulasi (keluar telur dari indung
telur), gangguan pergerakan sel rambut silia disaluran tuba dan
penurunan kekebalan tubuh.
• Penyakit radang panggul : menyebabkan perlekatan didalam saluran
tuba, gangguan pergerakan sel rambut silia yang dapat terjadi karena
infeksi kuman TBC, klamidia, gonorea.
• Endometriosis : dapat menyebabkan jaringan parut disekitar saluran
tuba.
• Tindakan medis : seperti operasi saluran tuba atau operasi daerah
panggul, pengobatan infertilitas seperti bayi tabung (menyebabkan
parut pada rahim dan saluran tuba).
D. Klasifikasi Kehamilan Ektopik
1. Kehamilan tuba
Dinding tuba merupakan lapisan luar dan kapsularis yang merupakan lapisan
dalam dari hasil konsepsi. Karena tuba tidak dan bukan merupaka tempat
normal bagi kehamilan. Sebagian besar kehamilan tuba akan terganggu pada
umur 6-10 minggu kehamilan.
Kehamilan pada tuba seringnya terjadi pada :
– Kehamilan interstitial, karena agak tebal, dindng interstitial tuba dapat
menahan kehamilan sampai 4 bulan atau lebih, kadang kala samapai
aterm. Jika pecah dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan
keluarnya janin dari rongga perut. Persentase kejadian kehamilan ektopik
di interstitial hanya 2%
– Kehamilan ismus, dinding disini lebih tipis, biasanya pada kehamilan 2-3
bulan sudah pecah. Persentase kejadian kehamilan ektopik di ismus
mencapai 25%.
– Kehamilan ampula dan fimbria, dapat terjadi rupture pada kehamilan 1-2
bulan. Persentase kejadian kehamilan ektopik di ampula mencapai 55%
sedangkan pada kejadian di fimbria mencapai 17%.
NEXT.....
2. Kehamilan abdominal.
Menurut kepustakaan, kehamilan abdominal jarang terjadi kira-kira 1 dari 1.500
kehamilan. Kehamilan abdominal ada 2 macam, yaitu :
• Kehamilan abdominal primer, terjadi bila telur dari awal mengadakan
implantasi dalam rongga perut.
• Kehamlan abdominal sekunder, berasal dari kehamilan tuba dan setelah
rupture baru menjadi kehamilan abdominal.
3. Kehamilan ovarial
Jarang terjadi dan biasanya berakhir dengan rupture pada hamil muda. Untuk
membuat diagnosis kehamilan ovarial, harus dipenuhi beberapa criteria
spiegelberg, yaitu :
• Tuba pada sisi kehamilan masih tampak utuh.
• Kantung kehamilan menempati daerah ovarium.
• Ovarium dihubungkan dengan uterus oleh ligamentum ovarii proprium.
• Histopatologi ditemukan jaringan ovarium didalam dinding kantong
kehamilan.
4. Kehamilan serviks.
Kehamilan serviks jarang sekali terjadi. Nidasi terjadi dalam selaput lendir
serviks. Dengan tumbuhnya telur, serviks mengembung. Kehamilan serviks
biasanya berakhir pada kehamilan muda karena menimbulkan perdaraha hebat
memaksa tindakan operasi.
F. Diagnosis dan Gejala Klinis Kehamilan Ektopik
1. Anamnesis : terjadi amenorea
2. Jika terjadi kehamilan ektopik terganggu (KET) :
• Pada abortus tuba, keluhan dan gejala kemungkinan tidak
begitu berat, hanya rasa sakit diperut dan perdarahan
pervaginam.
• Jika terjadi rupture tuba, gejala akan lebih hebat dan
membahayakan jiwa ibu.
3. Perasaan nyeri dan sakit tiba-tiba diperut, seperti diiris
dengan pisau disertai muntah dan dapat jatuh pingsan.
4. Tanda-tanda akut abdomen, nyeri tekan yang hebat
(defance musculair), muntah, gelisah, pucat, anemis, nadi
kecil dan halus, tensi rendah atau tidak terukur (syok).
NEXT....
5. Nyeri bahu, karena perangsangan diafragma
6. Tanda Cullen : sekitar pusat atau linea alba terlihat biru kehitaman dan lebam.
7. Pada pemeriksaan ginekologik (periksa dalam), ditemukan :
• Adanya nyeri ayun : dengan menggerakan portio dan serviks, ibu akan merasakan sakit
seklai.
• Adanya douglas crise, yaitu rasa nyeri yang sangat hebat pada penekanan kavum douglasi.
• Kavum douglasi teraba menonjol karena terkumpunya darah, begitu pula teraba massa
retrouterina (massa pelvis)
8. Keluar decidual cast pervaginam.
9. Pada palpasi perut dan perkusi : terdapat tanda-tanda perdarahan intraabdominal (shifting
dullness).
10. Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan hemoglobin seri setiap 1 jam menunjukan penurunan
kadar Hb
11. Kuldosentesis (douglas pungsi) :Jika keluar darah tua berwarna coklat sampai hitam
12. Dengan diagnostic laparoskopik.
13. Dengan ultrasonografi.
SOAL
KASUS

Ny. E 26 tahun ke BPM mengeluh sudah 2 bulan tidak menstruasi, perut bagian
bawah nyeri dan mengeluarkan bercak darah berwarna coklat. Hasil pemeriksaan
dalam belum ada pembukaan portio, nyeri goyang, PP test (+).
1. Diagnosa yang tepat untuk Ny.E adalah.....
a. Molla hidatidosa
b. Abortus incipiens
c. Abortus imminens
d. Abortus incomplete
e. Kehamilan ektopik terganggu

2. Tindakan yang dilakukan bidan adalah....


f. Beri infuse
g. Dilakukan digital
h. Pasang infus dan rujuk ke RS
i. Anjurkan ibu untuk bed rest total
j. Pasang infus dan lakukan digital
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai