Anda di halaman 1dari 25

Referat

KORIOAMNIONITIS

OLEH :
Rofni S.Ked
Cut Putri Indira S.Ked

Pembimbing:
Dr. Armansyah Harahap Sp.OG

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSU CND MEULABOH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA 2018
Infeksi pada cairan
Infeksi intrauteri atau
amnion,selaput bakteri
korioamnionitis
korioamnion.

INSIDEN
INSIDEN : 0,5-2 % dari
: 0,5-2 semua
% dari persalinan
semua persalinan

Terjadisekitar
Terjadi sekitar5 %5 dari
% -7 % dari
semua semuacukup
persalinan persalinan
bulan cukup bulan

- Infeksi
Infeksiberhubungan
berhubungandengan KPD (25
dengan KPD%)
- Persalinan
Persalinan lama
lama

Makin lama jarak antara ketuban pecah dengan persalinan, makin tinggi pula resiko morbiditas dan mortilitas ibu dan
Makin lama jarak antara ketuban pecah dengan persalinan, makin tinggi pula.
janin.

Dihubungkan
Dihubungkan dengan 20 –20
dengan 40 –
% 40
kasus
% sepsis
kasusneonatal
sepsis dini dan pneumonia
neonatal dini dan pneumonia
Korioamnionitis = penigkatan morbiditas maternal dan
mortalitas perinatal

Pada bayi =Sepsis,respiratory distress,kejang,perdarahan


intraventrikuler, dan berat lahir rendah.

Pada ibu = sepsis

Membutuhkan penanganan terminasi kehamilan yang


segera, baik secara pervaginam maupun perabdominam.
Anatomi amnion dan korion

• Korion adalah salah satu membran yang ada di


antara janin dan ibu selama masa kehamilan.
Korion mengelilingi embrio dan membran lainnya.
• Amnion adalah membran pembentuk kantung
ketuban yang mengelilingi dan melindungi
embrio.
Pembentukan Amnion dan Korion
Embrio hari ke 8,

Trofoblast berdiferensiasi 2 lapis: Embrioblast berdiferensiasi :


 Lapisan dalam cytotrofoblast  Lapisan hypoblast
 Lapisan luar sinsitiotrofoblast  Lapisan epiblast
lapisan dengan sel silindris yang berada pada kavitas amnion yang
disebut lapisan epiblast.
Sel epiblas yang masuk ke dalam cytotrofoblast disebut amnioblast,
bersama dengan epiblast, mereka membentuk ruang amnion
Hari ke 12-14
Ruang amnion diisi oleh cairan jernih
yang diproduksi oleh sel amnion.

Jumlah cairan 30 mL pada 10


minggu.
450 mL pada 20 minggu,
800 sampai 1000 mL pada minggu
ke 37.

Pada awal bulan ke 5, fetus dapat


menelan cairan amnion sampai
400mL perhari. Urine dari fetus
menambah volume cairan amnion.
Fungsi Korion Amnion
• Memungkinkan anak bergerak dengan bebas dan
tumbuh dengan optimal
• Melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar
dan ibu terhadap gerakan-gerakan anak.
• Kemudian mempertahankan suhu yang tetap bagi
anak.
• Mencegah terjadinya perlengketan.
• Waktu persalinan cairan amnion dapat membuka
servik dengan mendorong selaput janin kedalam
ostium uteri.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Infeksi pada cairan


amnion,selaput
Infeksi intrauteri atau korioamnion, dan
bakteri
korioamnionitis atau uterus yang
timbul Segera atau
pada saat persalinan
ETIOLOGI

BAKTEROIDES (25%), GARDNERELLA


VAGINALIS (24%), GROUP β
STREPTOCOCUS(12%), STREPTOCOCUS
AEROB JENIS LAIN (13%),E.COLLI (10%),
GRAM NEGATIF LAIN (10%).

GIBSS DKK (1982)


Patogenesis

Hematogen /
Anterogade Tranplacental

Infeksi Korion
Amnion

Retrogade /
Ascending
Iatrogenik
PATOFISIOLOGI
DEMAM (SUHU TAKIKARDI IBU TAKIKARDI JANIN
BADAN >37,8) (>120X/MENIT) (>160X/MENIT)

CAIRAN KETUBAN
LEUKOSITOSIS IBU
UTERUS TERABA BERBAU ATAU
(15.000-18.000
TEGANG TAMPAK
SEL/mm)
PURULEN

ABILA TERDAPAT DUA DARI ENAM GEJALA DAPAT


MENGAKIBATTKAN TERJADINYA SEPSIS NEONATAL.
Amniosentesis

Kultur Pertumbuhan mikroba

Pewarnaan gram Bakteri atau leukosit

IL-6 >7,9 mg/ml

Matrix metalloproteinase Hasilnya positif

Jumlah leukosit >30/mm

Leukosit esterase Positif (dipstick)


PENATALAKSANAAN
PEMBERIAN AB.
ANTIBIOTIK YANG INTRAPARTUM
TERAPI ANTIMIKROBA
DIBERIKAN ADALAH AB. MENURUNKAN
DAN JANIN DILAHIRKAN
SPEKTRUM LUAS KEJADIAN SEPSIS DAN
PNEUMONIA NEONATAL

AMPICILIN 2 GRAM PEMBERIAN AB.


PADA KASUS BERAT
SETIAP 6 JAM + DILANJUTKAN 48-72
(SEPSIS)= TERAPI
GENTAMISIN 1,0-1,5 JAM SAMPAI OS. BEBAS
KOMBINASI
mg/kg BB / 8 JAM DEMAM

PERSALINAN
PERVAGINAM LEBIH
DIANJURKAN DALAM
KASUS
KORIOAMNIONITIS
Persalinan Janin

Bila janin telah meninggal upayakan persalinan


pervaginam, tindakan perabdominam (seksio sesarea)
cenderung terjadi sepsis.
Lakukan induksi atau akselerasi persalinan.
Berikan uterotonika supaya kontraksi uterus baik
pasca persalinan. Hal ini akan mencegah /
menghambat invasi mikroorganisme melalui sinus-
sinus pembuluh darah pada dinding uterus
Komplikasi

Komplikasi Maternal

– Endomyometritis
– Infeksi perlukaan
– Abses pelvik
– Bakteremia
– Post partum hemorragic
Komplikasi Fetus

– Kematian fetus
– Sepsis neonatus
– Fetal Inflammatory Response Syndrome
(FIRS)
Prognosa

Prognosa buruk dapat didapatkan oleh ibu yang


tidak dapat melahirkan segera bayinya atau
tidak segera diberikan antibiotik profilaksis pada
neonatus yang telah lahir dari ibu yang memiliki
korioamnionitis.
KESIMPULAN

KORIOAMNIONITIS MERUPAKAN INFEKSI PADA CAIRAN AMNION, SELAPUT KORIOAMNION


DAN ATAU UTERUS YANG TIMBUL SEGERA ATAU PADA SAAT PERSALINAN YANG
DISEBABKAN OLEH BAKTERI

BAKTEROIDES (25%), GARDNERELLA VAGINALIS (24%), GROUP β


STREPTOCOCUS(12%), STREPTOCOCUS AEROB JENIS LAIN (13%),E.COLLI (10%),
GRAM NEGATIF LAIN (10%).

KEHAMILAN DENGAN KORIOAMNIONITIS MEMILIKI RESIKO PREMATURITAS DAN KETUBAN


PECAH DINI

KARIOAMNIONITIS DITERAPI DENGAN PEMBERIAN ANTIMIKROBA DAN JANIN DILAHIRKAN


SSECARA PERVAGINAM ATAUPUN PERABDOMINAM TANPA MEMADANG GESTASI.

Anda mungkin juga menyukai