Anda di halaman 1dari 15

KORIOAMNIONITIS

RISNAWATI, S.ST.,M.Keb
Epidemiologi
01
Definisi Insiden korioamnionitis adalah 0,5-
2% dari semua persalinan

Korioamnionitis atau infeksi


intra uterin merupakan infeksi 02
kronis pada cairan ketuban,
janin dan selaput korioamnion Insiden ketuban pecah dini,
yang disebabkan oleh bakteri. sekitar 25%

03 • Insiden chorioamnionitis adalah


5-7% kehamilam aterm

• 25% dari partus preterm


Bakterial vaginosis
Etiologi Korioamnionitis adalah
yang mencakup spesies Streptokokus
Bacteroides, hemolitikus, yang sejak
Fusobacterium, tahun 1930-1949
Gardnerella vaginalis disebut Streptokokus
dan M. Hominis. serta hemolitikus (Grup
Bakteria fakultatif
B).
yang sering ditemukan
adalah Streptococcus
grup B dan E. Coli. Option A Option B

Gibbs tahun 1982 dalam air ketuban


Bakteri lain: dengan korioamnionitis hasil
Option C Option D
Streptokokus anaerobik, Bacteriodes Sp (25%), Gardnerella
Chlamydia trachomatis, vaginalis (24%), grup β streptokokkus
Mycoplasma dan Cytoplasma (GBS) (12%), streptokokus aerobik
dan Cytomegalovirus jenis lain (13%), E coli (10%), dan
Gram negatif lain (10%).
.
Diagnosis
demam
>380C

nyeri tekan leukositosis


fundus saat >15.000
tidak sel/mm3
berkontraksi

denyut
cairan
jantung
amnion
janin >160
berbau
kali/menit

frekuensi
nadi ibu
>100
kali/menit
Pemeriksaan Penunjang
Amniosentesis
Kultur Pertumbuhan mikroba
Pewarnaan gram Bakteri atau leukosit
Kadar glukosa <15 mg/dl
IL-6 >7,9 mg/ml
Matrix metalloproteinase Hasilnya positif
Jumlah leukosit >30/mm
Leukosit esterase Positif (dipstick)
Faktor Persalinan prematur

Predisposisi Persalinan lama

Ketuban pecah lama

Pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-ulang

Adanya bakteri patogen pada traktus genitalia (IMS, BV.

 Alkohol, Rokok
PATOFISIOLOGI
Melepas
prostaglandin

Pematangan
serviks
Ibu
Perlukaan
membran

Persalinan
Infeksi aterm/
Respon preterm
Korion dan
Inflamasi
Amnion
Kerusakan
neurologis
Infeksi
Serebral
Janin
palsy
Sepsis
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana Umum
 Rujuk pasien ke rumah sakit.
 Beri antibiotika kombinasi: ampisilin 2 g IV tiap 6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24
jam.
 Terminasi kehamilan. Nilai serviks untuk menentukan cara persalinan:
 Jika serviks matang: lakukan induksi persalinan dengan oksitosin
 Jika serviks belum matang: matangkan dengan prostaglandin dan infus oksitosin, atau
lakukan seksio sesarea
 Jika persalinan dilakukan pervaginam, hentikan antibiotika setelah persalinan. Jika persalinan
dilakukan dengan seksio sesarea, lanjutkan antibiotika dan tambahkan metronidazol 500 mg IV
tiap 8 jam sampai bebas demam selama 48 jam.
NEXT..
Tatalaksana Khusus
• Jika terdapat metritis (demam, cairan vagina berbau), berikan antibiotika sampai 48
jam bebas deman:
 Ampisilin 2 g iv setiap 6 jam
 Ditambah gentamisisn 5 mg/kgbb iv tiap 24 jam
 Ditambah metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam
 Jika masih demam 72 jam setelah terapi, kaji ulang diagnosis dan tatalaksana
• Jika bayi mengalami sepsis, lakukan pemeriksaan kultur darah dan beri antibiotika
yang sesuai selama 7-10 hari.
Komplikasi Maternal

• Endomyometritis
• Infeksi perlukaan
• Abses pelvik
• Bakteremia
• Post partum hemorragic
Komplikasi Fetus

• Kematian fetus
• Sepsis neonatus
• Fetal Inflammatory Response Syndrome
(FIRS)
Komplikasi jangka Panjang pada neonatus

• Kematian perinatal,
• Asfiksi
• Sepsis neonatus dini
• Septic shock, pneumonia
• intraventrikular hemorrhagic (IVH)
• Kerusakan serebral di white matter, dan kelumpuhan jangka
panjang termasuk cerebral palsy.
Prognosis Pencegahan
Prognosa buruk dapat didapatkan • Pemberian antibiotik profilaksis
oleh ibu yang tidak dapat melahirkan • Antibiotic telah menunjukkan
segera bayinya atau tidak segera menurunkan insiden korioamnionitis
diberikan antibiotik profilaksis pada dan sepsis neonatus dan pada
neonatus yang telah lahir dari ibu persalinan dengan partus lama
yang memiliki korioamnionitis. dengan ketuban pecah dini kecuali
pada persalinan fase aktif dengan
ketuban utuh.
TERIMA KASIH Natural
Patofisiologi
 Korioamnionitis terjadi Neonatus yang lahir dari
akibat infeksi asenden ibu dengan
mikroorganisme dari korioamnionitis
serviks dan vagina  <24 jam= bakteremia
setelah terjadinya
ketuban pecah dan  >24 jam= 17%
persalinan. neonatus menderita
bakteremia
 Infeksi transplasental
yang merupakan
penyebaran
hematogen

Anda mungkin juga menyukai