KASUS PERTAMA
Ny. T (30 tahun) datang diantar suaminya Tn. T (35 tahun) ke praktek dokter umum karena keluhan
menstruasi yang banyak dan lama. Satu hari ini Ny. T sudah ganti pembalut 12 kali. Keluhan
dirasakan selama 1 tahun terakhir. Ny. T juga tampak pucat, lemas dan pusing. Nyeri saat
menstruasi (+), nyeri perut bagian bawah (+) menjalar ke bagian pinggang belakang. Ny.T
sudah menikah selama 6 tahun dan memiliki 1 orang anak berusia 4 tahun. . Riwayat menstruasi
tidak teratur, pertama kali menarche usia 15 tahun. Saat ini ia menggunakan kontrasepsi spiral.
Pada pemeriksaan dokter umum tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan ginekologi. Oleh
dokter ia didiagnosis abnormal uteri bleeding, diberi obat Asam mefenamat 3x 500 dan tablet Fe
1x1 dan dirujuk ke Sp.OG untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Klarifikasi Istilah
1. Abnormal uterine bleeding Kelainan yang ditandai dengan pendarahan masif/berat yang
keluar pervaginam dan terjadi saat menstruasi berlangsung atau
selama menstruasi yang reguler (ICD 10), perdarahan uterus
yang berbeda dari segi frekuensi, durasi, dan jumlah perdarahan
uterus normal di luar kehamilan.
2. Kontrasepsi spiral intrauterine device (IUD)/alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR) adalah alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam
rahim dengan bentuk bermacam-macam (ada yang dari
plastik/polyethylene, dililit tembaga/copper (Cu), dililit Cu+Ag
(perak), dan ada yang batangnya berisi hormon progesteron),
harus diganti setelah dipakai beberapa tahun sesuai batas waktu
pemakaian AKDR tersebut.
3. Menarche Onset haid atau menstruasi yang pertama kali pada perempuan,
biasanya terjadi pada usia remaja 8-15 tahun, ± 13,5 tahun.
Berbeda-beda pada tiap individu tergantung faktor genetik,
bentuk tubuh, dan gizi seseorang
4. Menstruasi Proses keluarnya darah dari dalam rahim yang terjadi karena
luruhnya lapisan dinding rahim bagian dalam yang banyak
mengandung pembuluh darah, lapisan fungsional endometrium
yang luruh, dan oosit sekunder yang tidak dibuahi.
5. Pemeriksaan ginekologi Pemeriksaan yang berhubungan dengan penyakit kandungan
pada organ reproduksi wanita yang di luar kehaminal, contoh:
infeksi (vulvitis, PID, endriometritis), keganasan (PCOS, Ca
cervix)
Batasan Masalah
- Menstruasi banyak dan lama dialami selama 1 tahun terakhir
- 1 hari ganti pembalut 12 kali (saat hari pemeriksaan ke dokter)
- KU: pucat, lemas, pusing
1
- Nyeri saat mentruasi, nyeri perut bagian bawah, nyeri menjalar ke bagian pinggang belakang
- G1P1A0, anak usia 4 tahun, menikah sudah 6 tahun
- Riwayat menstruasi: tidak teratur
- Menarche 15 tahun
- Sedang menggunakan kontrasepsi spiral
Sasaran Belajar
1. Anatomi dan histologi traktus genitalia feminina
2. Fisiologi siklus menstruasi
3. Hormon yang berperan dalam siklus menstruasi
4. Jenis-jenis gangguan menstruasi, etiologi, dan faktor risiko masing-masing
5. Definisi, etiologi, dan faktor risiko AUB
6. Patofisiologi AUB
7. FK, FD, ESO, I, KI, dosis Asam Mefenamat dan Fe
8. Jenis-jenis kontrasepsi, I, KI, dan ESO-nya
9. Apakah pemeriksaan fisik dan penunjang pada pasien? tambahan kelompok 10
Jawaban
1. Anatomi dan histologi traktus genitalia feminina
Anatomi
2
a. Traktus Genitalia Interna
1) Vagina
- Embriologi: 1/3 atas berasal dari ductus mullerian/paramesonefros, 2/3 bawah dari
sinus urogenital
- Fungsi: jalan lahir, pengeluaran darah menstruasi, tempat untuk coitus
- Holotopi: di antara cervix uteri dan vestibulum vaginae
- Strukur:
Himen
Dinding vagina
Fornix vagina (yang posterior tempat culdocentesis)
- Vaskularisasi: a. uterina (1/3 superior), a. vaginalsi dan a. pudendus interna (medial
dan inferior), v. vaginalis pl venosus vaginalis pl venosus uterovaginal v.
iliaca interna v. uterina
- Inervasi: Plexus uterovaginal (simpatis, parasimpatis, aferen), T X-XII (eferen)
2) Uterus
- Bagian-bagian:
Cervix uteri (terdapat ostium uteri interna, kanalis cervicis, ostium uteri externa,
dan portio vaginalis servicis uteri)
Isthmus uteri
3
Corpus uteri (terdapat cornu dextra et sinistra muara dari tuba fallopi pars
intramural)
Fundus uteri
- Lapisan (dalam ke luar): endometrium, miometrium, perimetrium
- Ligamentum:
Teres uteri/rotundum
Latum
Mackendrodt/lateral/cardinal (berisi a.v.uterina)
Sacrouterina/uterosacral
- Vaskularisasi: a.v.uterina
- Inervasi: TX-XII
3) Tuba Fallopi
- Fungsi: menerima ovum dari ovarium dan tempat fertilisasi (ampulla tuba)
- Struktur:
infundibulum tuba uterina (terdapat ostium abdominalis, fimbriae tuba uterina
dan fimbriae ovarii menangkap oosit sekunder)
ampulla tuba uterina (paling lebar dan panjang)
isthmus tuba uterina (predileksi kehamilan ektopik)
pars uterina/interstisialis/intramural
- Vaskularisasi: a.v. uterina, a. ovarica
- Inervasi: TX-XI
4) Ovarium
- Fungsi endokrin (hormon) dan eksokrin (ovum)
- Ligamentum:
Suspensorium ovarii (isinya a.v. ovarica)
Ovarii proprium
mesovarium
- Vaskularisasi: a.v. ovarica
- Inervasi: T11-L1
b. Traktus genitalia eksterna
1) Vulva
- Struktur: mons pubis + pubes, labium
mayor, labium minor, vestibulum
- Pada vestibulum ada 6 ostium: ostium
urethra, introitus vagina, muara ductus
glandula skene/paraurethralis, muara
ductus glandula bartholin/vestibularis
mayor.
2) Glandula mammae
- Aliran: glandulla mammae ductus lactiferous sinus lactiferous papilla
mammae
- Vaskularisasi: a. thoracica interna dan a. torachoacromialis, v. axilaris, v. thoracica
Histologi
Tahap: lihat gambar
4
Catatan: antrum terbentuk karena rangsanga FSH
Sel granulosa menghasilnya banyak estrogen yang pada puncaknya dapat memicu LH ovulasi
Di dalam folikel primordial s.d. folikel sekunder/antral berisi oosit primer, lalu menjadi oosit
sekunder pada folikel tersier dan folikel degraaf.
5
6
a. Siklus Endometrial
1) Fase menstruasi (hari pertama sampai hari ketiga atau kedelapan)
- Dihitung dari hari pertama siklus menstruasi dan terjadi selama 3-8 (rata-rata 5-7 hari)
hari pada siklus haid 28 hari
- Lepasnya lapisan superfisial endometrium dari stratum fungsional uterus melekat pd
dinding uterus (endometrium)
- Terjadi bila tidak hamil
- Estrogen dan progesteron turun drastis, sebabkan (paling rendah pada hari 1): sekresi
prostaglandin ↑ puncak pada menstruasi:→ spasme vaskuler endometrium →iskemi→
nekrosis luruh. Sama sekali tidak produksi progesteron
- prostaglandin juga menyebabkan kontraksi ritmik miometrium, mendorong darah dan
jaringan endometrium yg lepas keluar
- enzim proteolitik ↑ (fibrolysin, menyebabkan darah tidak membeku)
- Normal darah haid 50-150 ml
2) Fase proliferasi (setelah menstruasi-hari 14)
a) Estrogen menstimulasi mitosis, pertumbuhan pembuluh darah baru serta pembentukan
lapisan fungsional baru
b) Estrogen merangsang terbentuknya reseptor progesteron di endometrium
c) Dibawah pengaruh progesteron, uterus menjadi edematus, fimbrai berkembang dan
menyentuh ovarium, silia membentuk jalan untuk ovum
d) Telur yang dilepaskan ditangkap melalui jalan ini dan dibawa ke tuba.
e) Oosit hanya punya waktu 24 jam untuk fertilisasi (umurnya 24 jam)
f) Kesempatan terjadi fertilisasi ditingkatkan oleh perubahan mukus servikal pada saat
ovulasi, yaitu menjadi tipis dan berserabut/elastis.
3) Fase sekresi (hari 14-28)
- Respon peningkatan progesteron (setelah terbentuk corpus luteum)
- uterus mengalami proliferasi untuk menyiapkan bila terjadi kehamilan.
- Progesteron rangsang kelenjar menyimpan dan mengeluarkan glikogen, pertumbuhan
vaskuler (a. spiralis) endometrium untuk menyediakan makanan bagi embrio
- mukus servik menjadi viscous (kental), membentuk cervical plug yang mencegah
sperma masuk
- Bila tidak terjadi kehamilan pada akhir fase sekesi, LH turun (feedback negatif karena
level progesteron yang tinggi)
- Corpus luteum degenerasi pada hari terakhir (28), tanpa corpus luteum, progesteron
turun mengikuti turunnya LH, tanpa progesteron endometrium mengalami degenerasi
b. Siklus ovarian
1) Fase folikular (hari 0-14)
- Pematangan folikel dari folikel primordial-folikel degraaf
- Yang mematurkan folikel FSH
- Folikel yang makin matur memproduksi makin banyak estrogen
- Pada masa-masa awal fase ini, estrogen menekan FSH dan LH sehingga pematangan
folikel bisa dilakukan perlahan tanpa memicu ovulasi imatur
- Saat hari ke-14, estrogen sudah sangat tinggi sehingga memicu otak mengambil aksi
positive feedback dengan melonjakkan kadar LH
7
- LH memicu pengeluaran prostaglandin dan enzim proteolitik oleh sel granulosa dan
zona pelusida dinding ovarium terbuka ovulasi
2) Fase luteal (hari 24-28)
- Folikel degraaf tanpa oosit menjadi corpus luteum
- Menghasilkan prostaglandin >>>>>, estrogen >
- Prostaglandin utk proliferasi endometrium
- Jika hamil, CL menjadi CL graviditatum dan bertahan sampai minggu 6-7 kehamilan
sebelum plasenta terbentuk sempurna
- Jika tidak hamil, CL berubah menjadi corpus albicans sekresi progesteron dan
estrogen rendah umpan balik negatif ke hipotalamus hipofisis anterior sekresi
FSH dan LH
Gangguan yang berkaitan dengan siklus menstruasi tetapi bukan berkaitan dengan jumlah,
frekuensi, atau durasi
Sindrom premenstruasi (premenstrual syndrome/ PMS)
o Merupakan keluhan-keluhan yang biasanya terjadi mulai satu minggu sampai beberapa
hari sebelum datangnya haid yang menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-
kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.Penyebab terjadinya tidak jelas, tetapi
mungkin faktor penting ialah ketidakseimbangan estrogen dan progesteron dengan akibat
retensi cairan dannatrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam
hubungan dengan kelainan hormonal, pada premenstrual syndrome terdapat defisiensi
lutealdan pengurangan produksi progesterone.
o Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial juga memegang peranan
penting. Yang lebih mudah menderita keluhan-keluhan ini adalah wanita yang lebih peka
terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.
o Keluhan terdiri dari gangguan emosional berupa emosional berupa iritabilitas, gelisah,
insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae,
dsb. Sedang pada kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan
konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejala tersebut di atas
Dismenorea
o Dismenorea adalah nyeri atau rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat
menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual,
sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah,dll. Keluhan ini biasanya baru timbul 2
atau 3 tahun sesudah menarche.Umumnya hanya terjadi pada siklus haid yang disertai
pelepasan sel telur. Kadang-kadang juga pada siklus haid yang tidak disertai pengeluaran
sel telur(disebut siklus anovulatory), terutama bila darah haid membeku di dalam rahim.
Jadi rasa sakit terjadi ketika beku-bekuan itu didorong keluar rahim. Rasa sakit yang
menyerupai kejang ini terasa di perut bagian bawah. Biasanya dimulai 24 jam sebelum
haid datang dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Sesuatu itu semua
rasa tidak enak tadi hilang.
o Derajat rasa nyerinya bervariasi mencakup:
ringan (berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskanaktivias sehari-hari),
sedang (karena sakitnya diperlukan obat untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi
masih dapat meneruskan pekerjaannya),
10
berat (rasa nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan isirahat dan
pengobatan untuk menghilangkan nyerinya).
o Sebab dismenorea dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
dismenorea primer, semata-mata berkaitan dengan aspek hormonal yang
mengendalikan uterus dan tidak dijumpai kelainan anatomis, umumnya dijumpai
pada wanita dengan siklus haid berevolusi.
Dismenorea sekunder, rasa nyeri yang terjadi saatmenstruasi berkaitan dengan
kelainan anatomis uterus seperti endometriosis dan infeksi kronik genitalia interna
Patofisiologi dismenorea
a. Dismenore Primer
- nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi dan berhubungan dengan siklus
menstruasi karena efek prostaglandin . Peningkatkan prostaglandin terjadi 48 jam saat
awal menstruasi. Lebih spesifik molekul yg berperan: prostaglandin F2-alpha
(stimulasi kontraksi uterus) dan prsotaglandin PGE (hambat kontraksi).
- Jenis – jenis prostaglandin:
Jenis Reseptor Fungsi
PGI 2 IP Vasodilasi
Menghambat Agregasi Platelet
Bronchodilatation
PGE 2 EP 1 Bronkokonstriksi
GI Saluran Otot Polos Kontraksi
EP 2 Bronchodilatation
GI Saluran Otot Polos Relaksasi
Vasodilatasi
11
1) Endometriosis
- adalah penyakit yang disebabkan karena ketidakseimbangan estrogen,
penyakit radang jinak yang ditandai oleh kelenjar endometrium ektopik dan
stroma, yang sering disertai fibrosis.
- Kelenjar dan stroma ini biasanya terdapat di pelvis namun juga ditemukan di
lokasi lain biasanya di usus besar, diafragma, umbilikus, dan rongga pleura.
- Ada tiga subtipe endometriosis: lesi peritoneum superfisial, lesi infiltrasi yang
dalam, dan kista (endometrioma) yang mengandung jaringan mirip darah dan
endometrium.
- Gejalanya sangat bervariasi namun biasanya meliputi nyeri saat berhubungan
seksual (deep dispareunia) dan nyeri sebelum dan/atau selama menstruasi
(dismenorea), nyeri berkemih, nyeri usus, dan nyeri panggul kronis.
- Endometriosis umumnya berhubungan dengan Infertilitas( Hickey,2014).
Endometriosis tidak hanya berhubungan dengan infertilitas, namun juga
dengan beberapa jenis kanker kebanyakan seperti kanker indung telur.
- Patogenesis endometriosis tidak diketahui, namun teori yang digunakan
seperti, menstruasi retrograde yaitu terjadi implantasi sel dan jaringan
endometrium berbalik arah menuju tuba falopi dan organ lain, imunitas yang
menurun, metaplasia epitel germinal, dan penyebaran metastasis(
Hickey,2014).
2) Adenomyosis
- digambarkan sebagai endometriosis internal, ditandai sebagai jaringan
endometrium ektopik di dalam miometrium di rahim.
- Dalam adenomiosis, serangkaian respons imun diaktifkan, termasuk
perubahan imunitas seluler maupun humoral, yaitu:
a) ekspresi kuat antigen permukaan sel atau molekul adhesi
b) peningkatan jumlah makrofag atau sel kekebalan tubuh
c) dan pengendapan imunoglobulin dan komponen komplemen.
- Penyakit ini menunjukkan frekuensi autoantibodi yang tinggi pada darah
perifer. Dengan demikian, bersifat mengganggu sistem imunologis
- Adenomyosis juga dapat mempengaruhi kesuburan dengan mengubah
kontraktilitas miometrium, berefek pada implantasi zigot, dan membuat
plasentasi yang buruk(Purundare.,C.N, 2006).
3) Mioma uteri
- adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan
jaringan ikat di sekitarnya (myometrium)
- Mioma belum pernah ditemukan sebelum terjadinya menarkhe, sedangkan
setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh.
- Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 - 45 tahun (kurang
lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post menopause.
- Wanita yang sering melahirkan, sedikit kemungkinannya untuk perkembangan
mioma ini dibandingkan dengan wanita yang tak pernah hamil atau hanya satu
kali hamil.
- Mioma uteri dapat menyebabkan nyeri perut dan perdarahan abnormal,
serta diperkirakan dapat menyebabkan kesuburan rendah(Kurniasari,2010).
12
4) Pelvic Inflammatory Disease (PID) atau Penyakit Radang Panggul (PRP)
- adalah penyakit infeksi pada alat reproduksi wanita bagian atas (endometrium,
tuba fallopi, ovarium, atau peritoneum pelvis).
- Etiologi meliputi penularan secara seksual, penggunaan AKDR, dan infeksi
bakteri.
- PID disebabkan oleh penyebaran mikroorganisme secara asenden dari vagina
dan serviks ke traktus genital atas.
- Manifestasi klinis penyakit radang panggul meliputi , nyeri perut bagian
bawah, discharge pada vagina, perdarahan setelah koitus, dispareunia, disuria,
dan demam(Sarah,2014).
14
Komplikasi kehamilan
1. Perdarahan implantasi
2. Abortus
3. Kehamilan ektopik
4. Kehamilan mola, penyakit trofoblastik
5. Komplikasi plasenta
6. Vasa previa
7. Hasil konsepsi yang tertahan
8. Subinvolusi uterus setelah kehamilan
Infeksi dan Inflamasi
1. Vulvitis
2. Vaginitis
3. Servitis
4. Endometritis
5. Salpingo-oophoritis (adnexitis)
Hiperplasia dan Neoplasia
Trauma
1. Perdarahan post operatif
2. Laserasi Obstetrik
3. Benda asing dalam vagina
4. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) / intrauterine device (IUD)
Endometriosis
Adenomiosis : terdapatnya jaringan endometrium pada miometrium
Aneurisma sirsiod- fistula arteriovenosa
Kelainan hematologik atau sistemik
Medikasi yang mempengaruhi produksi dan sekresi estrogen progesteron
Ggn psikis, stress
15
a) Pendarahan uterus abnormal akut didefinisikan sebagai pendarahan haid yang banyak
sehingga perlu dilakukan penanganan segera untuk mencegah kehilangan darah.
Pendarahan uterus abnormal akut dapat terjadi pada kondisi PUA kronik atau tanpa
riwayat sebelumnya.
b) Pendarahan uterus abnormal kronik merupakan terminologi untuk pendarahan uterus
abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan. Kondisi ini biasanya tidak memerlukan
penanganan yang segera seperti PUA akut.
6. Patofisiologi AUB
Dibagi berdasarkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron
a. Pendarahan sela (Breakthrough bleeding)
Merupakan pendarahan yang terjadi akibat paparan terhadap hormon tertentu secara terus
menerus pada lapisan endometrium. Kejadian pendarahan umumnya tidak dapat diprediksi,
dan jenis pendarahannya dapat berupa pendarahan ringan dan pendarahan bercak (spotting).
Berdasarkan mekanisme penyebabnya, maka pendarahan sela dapat dibagi menjadi
1) Progesteron Breakthrough Bleeding
- Progesteron breakthrough bleeding adalah pendarahan bercak yang terjadi ketika
rasio progesteron terhadap estrogen tinggi.
16
- Pendarahan sela progesteron terjadi ketika rasio progesteron terhadap estrogen
tinggi. Pemberian progestin eksogen secara terus menerus dapat
mengakibatkan pendarahan intermiten dengan durasi yang bervariasi, namun
umumnya cukup ringan.
- Kondisi ini dapat dihindari jika tubuh masih memiliki kadar estrogen yang cukup
untuk mengimbangi progestin. Contoh dari pendarahan sela progesteron adalah
pendarahan yang terjadi pada perempuan yang menggunakan kontrasepsi progestin
saja.
- Pada perempuan yang menggunakan kontrasepsi oral kombinasi estrogen-
progestin dapat pula mengakibatkan terjadinya pendarahan sela progesteron apabila
komponen progestin menjadi lebih dominan dibandingkan dengan komponen
estrogennya.
- Gambaran histologi pendarahan sela progesteron menggambarkan adanya
“penekanan fase sekresi” yang mengakibatkan terjadinya atropi pada jaringan
endometrium.
Pada Kasus
AUB-I karena efek samping AKDR
18
Pendarahan akibat penggunaan AKDR yang lebih sering dengan jumlah yang berlebihan dan masa
pendarahan yang memanjang berpotensi dapat menyebabkan terjadinya anemia defisiensi besi.
- pemasangan AKDR dapat meningkatkan produksi prostaglandin di endometrium yang
mengakibatkan peningkatan vaskularisasi, peningkatan permeabilitas pembuluh darah, dan
menghambat aktivitas trombosit, yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya peningkatan
jumlah darah menstruasi.
- peningkatan ekspresi COX-2 (siklooksigenase isoenzim 2), yang selanjutnya akan diikuti
dengan peningkatan biosintesis prostanoid dan ekspresi faktor pro-angiogenik, seperti VEGF
(vascular endothelial growth factor), bFGF (basic fibroblast growth factor), PDGF (platelet-
derived growth factor), Ang-1(angiopoietin-1) dan Ang-2 (angiopoietin-2) dan sebaliknya
akan terjadi down-regulation dari ekspresi gen antiangiogenik seperti cathepsin-D.
- kenaikan PGF2a dan PGE2vasodilatasi PGE1 mencegah agregasi platelet shingga
menimbulkan banyak perdarahan. yang bermakna dari hasil bilasan endometrium 3 bulan
pasca insersi AKDR. Akan tetapi peningkatan konsentrasi prostaglandin tidak ditemukan pada
pasien yang telah menggunakan AKDR selama minimal 2 tahun
- ekspresi berlebihan mRNA dan protein enzim COX-2 yang menyebabkan produksi berlebihan
prostaglandin di endometrium pasca insersi AKDR.
- nitrit oksida (NO) yang merupakan vasodilator kuat yang dihasilkan endotel pembuluh darah.
NO yang disintesis sebagai respon terhadap reaksi inflamasi akibat adanya AKDR di
endometrium berhubungan dengan peningkatan sintesis prostaglandin
21
dihentikan sewaktu-
waktu.
Implant KI: hipertensi, diabetes, Gangguan haid
perdarahan pervaginam, (perdarahan tidak
penyakitt jantung dan teratur), perdarahan
ginjal bercak. Amenorea
e. Kontrasepsi mantap
Tubektomi
MK : mencegah keluarnya ovum dengan cara mengikat atau memotong saluran tuba
fallopi. Kontrasepsi ini ternyata untuk jangka panjang, walaupun kadang-kadang masih
dapat dipulihkan kembali seperti semula.
Vasektomi
MK: menghalangi keluarnya sperma dengan mengikat atau memotong vas deferens
sehingga sperm tidak keluar saat senggama.
Indikasi keduanya : Tua (mengakhiri), penyakit tertentu (jantung dll), grande multi
gravida (lebih dari 5, diatas 35 tahun)
Efek samping
Vasektomi : meskipun bisa di reverse namun kesmepatan untuk menajdi fertile hanya 30-
40%.
Tubektomi : bisa di reverse namun kemungkinan fertilenya sgt kecil.
22
USG rongga pelvis, transvaginal untuk mendiagnosis Abnormal Uterine bleeding
Dengan USG transvaginal dapat diketahui ketebalan endometrium, keadaan-keadaan patologis
pada endometrium, myometrium serta adneksa. Williams mendapatkan kemampuan USG
trans-vaginal dalam mendeteksi lesi intrauteri dengan sensitifitas 67% dan spesifisitas 93%
dengan nilai duga positif 80% serta nilai duga negatif 86% dibandingkan baku emas
histeroskopi. Pencitraan ultrasonografi transvaginal relatif murah, tidak memerlukan
anesthesia, tidak invasif dan dapat digunakan sebagai langkah awal dalam evaluasi pendarahan
uterus abnormal. Literatur menunjukkan bahwa ultrasonografi transvaginal memungkinkan
pendeteksian patologi endometrium pada sebagian besar kasus. Prosedur ultrasonografi
transvaginal merupakan prosedur yang valid, aman, dan tidak invasif yang tidak memerlukan
penggunaan anestesi sehingga dapat digunakan sebagai lini awal metode diagnostik dalam
investigasi perempuan dengan pendarahan uterus abnormal.
23
Ultrasonografi transvaginal dapat digunakan untuk mengevaluasi endometrium menggunakan
gray scale, color / power dopler, media kontras (SIS) atau teknologi ultrasond 3 dimensi. Selain
itu, TVUS memungkinkan visualisasi adnexa dan organ-organ pelvik, termasuk kandung kemih
dan cul de sac. Evaluasi dengan ultrasonografi transvaginal anatara lain meliputi penilaian
endometrium dalam sagital plane, dengan ketebalan bilayer yang dikukur dari perbatasan
miometrium endometrium dalam sagittal plane, dengan ketebalan bilayer yang diukur dari
perbatasan miometrium endometrium proksimal sampai bagian distal (Djowantono, 2012)
Histeroskopi merupakan prosedur ednokospi untuk visualisasi langusng canalis
endocervikalis dan cavum uteri. Cara: pasien litotomi, bokong ditinggikan 5 derajat lalu di
anastesi. Masukan histeroskop ke kanalis cervik, setelah masuk ke cavum uteri periksa funndus
dll. Untuk lihat pedarahan uterus abnormal kita juga bisa lihat kelainan histopatologi
24
KASUS KEDUA: Mengapa Anakku Kecil?
Seorang anak perempuan dengan inisial X lahir tanggal 10 Januari 2015 datang dibawa oleh
ibu kandungnya ke praktek dokter Puskesmas pada tanggal 15 Maret 2016. Ibunya membawa anak
tersebut karena anaknya terlihat lebih kecil daripada anak seusianya. Proses persalinan anak tersebut
ditolong oleh bidan di Puskesmas setempat, dengan berat badan (BB) lahir 3000 gram, panjang
badan 52 cm, dan lingkar kepala 30 cm. Saat lahir anak tersebut menangis lemah. Empat hari
setelah lahir, kulitnya terlihat kuning dan nampak malas untuk menetek ibunya. Terdapat
riwayat kejang pada saat usia 2 dan 4 bulan. Satu bulan yang lalu BB anak tersebut 6900 gram dan
panjang badannya 62 cm. Riwayat imunisasi anak lengkap berdasarkan catatan pada buku KMS.
Pada pemeriksaan antopometri didapat BB 7100, panjang badan 64 cm, dan lingkar kepala 40 cm.
Pada pemeriksaan perkembangan anak belum bisa duduk, dengan kepala tegak sejak usia 8
bulan. Anak bisa tersenyum spontan dan genggaman tangannya tidak terlalu kuat. Setiap benda
yang dipegang selalu jatuh.
Batasan Masalah
Sasaran Belajar
Jawaban
25