.
Klarifikasi Istilah
1. Abnormal uterine bleeding Kelainan yang ditandai dengan pendarahan masif/berat yang
keluar pervaginam dan terjadi saat menstruasi berlangsung atau
selama menstruasi yang reguler (ICD 10), perdarahan uterus
yang berbeda dari segi frekuensi, durasi, dan jumlah perdarahan
uterus normal di luar kehamilan.
2. Kontrasepsi spiral intrauterine device (IUD)/alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR) adalah alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam
rahim dengan bentuk bermacam-macam (ada yang dari
plastik/polyethylene, dililit tembaga/copper (Cu), dililit Cu+Ag
(perak), dan ada yang batangnya berisi hormon progesteron),
harus diganti setelah dipakai beberapa tahun sesuai batas waktu
pemakaian AKDR tersebut.
3. Menarche Onset haid atau menstruasi yang pertama kali pada perempuan,
biasanya terjadi pada usia remaja 8-15 tahun, ± 13,5 tahun.
Berbeda-beda pada tiap individu tergantung faktor genetik,
bentuk tubuh, dan gizi seseorang
4. Menstruasi Proses keluarnya darah dari dalam rahim yang terjadi karena
luruhnya lapisan dinding rahim bagian dalam yang banyak
mengandung pembuluh darah, lapisan fungsional endometrium
yang luruh, dan oosit sekunder yang tidak dibuahi.
5. Pemeriksaan ginekologi Pemeriksaan yang berhubungan dengan penyakit kandungan
pada organ reproduksi wanita yang di luar kehaminal, contoh:
infeksi (vulvitis, PID, endriometritis), keganasan (PCOS, Ca
cervix)
Batasan Masalah
- Menstruasi banyak dan lama dialami selama 1 tahun terakhir
- 1 hari ganti pembalut 12 kali (saat hari pemeriksaan ke dokter)
- KU: pucat, lemas, pusing
- Nyeri saat mentruasi, nyeri perut bagian bawah, nyeri menjalar ke bagian pinggang belakang
- G1P1A0, anak usia 4 tahun, menikah sudah 6 tahun
- Riwayat menstruasi: tidak teratur
- Menarche 15 tahun
- Sedang menggunakan kontrasepsi spiral
Sasaran Belajar
1. Anatomi dan histologi traktus genitalia feminina
2. Fisiologi siklus menstruasi
3. Hormon yang berperan dalam siklus menstruasi
4. Jenis-jenis gangguan menstruasi, etiologi, dan faktor risiko masing-masing
1
5. Definisi, etiologi, dan faktor risiko AUB
6. Patofisiologi AUB
7. FK, FD, ESO, I, KI, dosis Asam Mefenamat dan Fe
8. Jenis-jenis kontrasepsi, I, KI, dan ESO-nya
9. Apakah pemeriksaan fisik dan penunjang pada pasien? tambahan kelompok 10
Jawaban
1. Anatomi dan histologi traktus genitalia feminina
Anatomi
2
- Vaskularisasi: a. uterina (1/3 superior), a. vaginalsi dan a. pudendus interna (medial
dan inferior), v. vaginalis pl venosus vaginalis pl venosus uterovaginal v.
iliaca interna v. uterina
- Inervasi: Plexus uterovaginal (simpatis, parasimpatis, aferen), T X-XII (eferen)
2) Uterus
- Bagian-bagian:
Cervix uteri (terdapat ostium uteri interna, kanalis cervicis, ostium uteri externa,
dan portio vaginalis servicis uteri)
Isthmus uteri
Corpus uteri (terdapat cornu dextra et sinistra muara dari tuba fallopi pars
intramural)
Fundus uteri
- Lapisan (dalam ke luar): endometrium, miometrium, perimetrium
- Ligamentum:
Teres uteri/rotundum
Latum
Mackendrodt/lateral/cardinal (berisi a.v.uterina)
Sacrouterina/uterosacral
- Vaskularisasi: a.v.uterina
- Inervasi: TX-XII
3) Tuba Fallopi
- Fungsi: menerima ovum dari ovarium dan tempat fertilisasi (ampulla tuba)
- Struktur:
infundibulum tuba uterina (terdapat ostium abdominalis, fimbriae tuba uterina
dan fimbriae ovarii menangkap oosit sekunder)
ampulla tuba uterina (paling lebar dan panjang)
isthmus tuba uterina (predileksi kehamilan ektopik)
pars uterina/interstisialis/intramural
- Vaskularisasi: a.v. uterina, a. ovarica
- Inervasi: TX-XI
4) Ovarium
- Fungsi endokrin (hormon) dan eksokrin (ovum)
- Ligamentum:
Suspensorium ovarii (isinya a.v. ovarica)
Ovarii proprium
mesovarium
- Vaskularisasi: a.v. ovarica
- Inervasi: T11-L1
b. Traktus genitalia eksterna
1) Vulva
- Struktur: mons pubis + pubes, labium
mayor, labium minor, vestibulum
- Pada vestibulum ada 6 ostium: ostium
urethra, introitus vagina, muara ductus
3
glandula skene/paraurethralis, muara ductus glandula bartholin/vestibularis mayor.
2) Glandula mammae
- Aliran: glandulla mammae ductus lactiferous sinus lactiferous papilla
mammae
- Vaskularisasi: a. thoracica interna dan a. torachoacromialis, v. axilaris, v. thoracica
Histologi
Tahap: lihat gambar
4
5
a. Siklus Endometrial
1) Fase menstruasi (hari pertama sampai hari ketiga atau kedelapan)
- Dihitung dari hari pertama siklus menstruasi dan terjadi selama 3-8 (rata-rata 5-7 hari)
hari pada siklus haid 28 hari
- Lepasnya lapisan superfisial endometrium dari stratum fungsional uterus melekat pd
dinding uterus (endometrium)
- Terjadi bila tidak hamil
- Estrogen dan progesteron turun drastis, sebabkan (paling rendah pada hari 1): sekresi
prostaglandin ↑ puncak pada menstruasi:→ spasme vaskuler endometrium →iskemi→
nekrosis luruh. Sama sekali tidak produksi progesteron
- prostaglandin juga menyebabkan kontraksi ritmik miometrium, mendorong darah dan
jaringan endometrium yg lepas keluar
- enzim proteolitik ↑ (fibrolysin, menyebabkan darah tidak membeku)
- Normal darah haid 50-150 ml
2) Fase proliferasi (setelah menstruasi-hari 14)
a) Estrogen menstimulasi mitosis, pertumbuhan pembuluh darah baru serta pembentukan
lapisan fungsional baru
b) Estrogen merangsang terbentuknya reseptor progesteron di endometrium
c) Dibawah pengaruh progesteron, uterus menjadi edematus, fimbrai berkembang dan
menyentuh ovarium, silia membentuk jalan untuk ovum
d) Telur yang dilepaskan ditangkap melalui jalan ini dan dibawa ke tuba.
e) Oosit hanya punya waktu 24 jam untuk fertilisasi (umurnya 24 jam)
f) Kesempatan terjadi fertilisasi ditingkatkan oleh perubahan mukus servikal pada saat
ovulasi, yaitu menjadi tipis dan berserabut/elastis.
3) Fase sekresi (hari 14-28)
- Respon peningkatan progesteron (setelah terbentuk corpus luteum)
- uterus mengalami proliferasi untuk menyiapkan bila terjadi kehamilan.
- Progesteron rangsang kelenjar menyimpan dan mengeluarkan glikogen, pertumbuhan
vaskuler (a. spiralis) endometrium untuk menyediakan makanan bagi embrio
- mukus servik menjadi viscous (kental), membentuk cervical plug yang mencegah
sperma masuk
- Bila tidak terjadi kehamilan pada akhir fase sekesi, LH turun (feedback negatif karena
level progesteron yang tinggi)
- Corpus luteum degenerasi pada hari terakhir (28), tanpa corpus luteum, progesteron
turun mengikuti turunnya LH, tanpa progesteron endometrium mengalami degenerasi
b. Siklus ovarian
1) Fase folikular (hari 0-14)
- Pematangan folikel dari folikel primordial-folikel degraaf
- Yang mematurkan folikel FSH
- Folikel yang makin matur memproduksi makin banyak estrogen
- Pada masa-masa awal fase ini, estrogen menekan FSH dan LH sehingga pematangan
folikel bisa dilakukan perlahan tanpa memicu ovulasi imatur
- Saat hari ke-14, estrogen sudah sangat tinggi sehingga memicu otak mengambil aksi
positive feedback dengan melonjakkan kadar LH
6
- LH memicu pengeluaran prostaglandin dan enzim proteolitik oleh sel granulosa dan
zona pelusida dinding ovarium terbuka ovulasi
2) Fase luteal (hari 24-28)
- Folikel degraaf tanpa oosit menjadi corpus luteum
- Menghasilkan prostaglandin >>>>>, estrogen >
- Prostaglandin utk proliferasi endometrium
- Jika hamil, CL menjadi CL graviditatum dan bertahan sampai minggu 6-7 kehamilan
sebelum plasenta terbentuk sempurna
- Jika tidak hamil, CL berubah menjadi corpus albicans sekresi progesteron dan
estrogen rendah umpan balik negatif ke hipotalamus hipofisis anterior sekresi
FSH dan LH
7
Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang. Penyebabnya adalah gangguan hormonal,
ansietas dan stress, penyakit kronis, obat-obatan tertentu, bahaya di tempat kerja dan
lingkungan, status penyakit nutrisi yang buruk, olah raga yangberat, penurunan berat badan
yang signifikan.
Amenorea merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik dalam sebagian besar
siklus menstruasi wanita dewasa. Sepanjang kehidupan individu, tidak adanya menstruasi dapat
berkaitan dengan kejadian hidup yang normal seperti kehamilan, menopause, atau penggunaan
metode pengendalian kehamilan. Selain itu, terdapat beberapa keadaan atau kondisi yang
berhubungan dengan amenorea yang abnormal.
Amenorea dibagi menjadi dua bagian besar:
- Amenorea primer di mana seorang wanita tidak pernah menstruasi sampai umur 18
tahun. Terutama gangguan poros hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan tidak
terbentuknya alat genitalia.
- Amenorea sekunder, pernah beberapa kali mendapat menstruasi sampai umur 18 tahun
dan diikuti oleh kegagalan menstruasi dengan melewati waktu 3 bulan atau lebih.
Sebab terjadinya amenorea:
- Fisiologis :
sebelum menarche
hamil dan laktasi
menopause senium
- Kelainan congenital
- Didapatkan :
infeksi genitalia
tindakan tertentu
kelainan hormonal
tumor pada poros hipotalamus-hipofisis atau ovarium
kelainan dan kekurangan gizi (Manuaba, 2008).
Dismenorea
o Dismenorea adalah nyeri atau rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat
menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual,
sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah,dll. Keluhan ini biasanya baru timbul 2
atau 3 tahun sesudah menarche.Umumnya hanya terjadi pada siklus haid yang disertai
pelepasan sel telur. Kadang-kadang juga pada siklus haid yang tidak disertai pengeluaran
sel telur(disebut siklus anovulatory), terutama bila darah haid membeku di dalam rahim.
Jadi rasa sakit terjadi ketika beku-bekuan itu didorong keluar rahim. Rasa sakit yang
menyerupai kejang ini terasa di perut bagian bawah. Biasanya dimulai 24 jam sebelum
haid datang dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Sesuatu itu semua
rasa tidak enak tadi hilang.
o Derajat rasa nyerinya bervariasi mencakup:
ringan (berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskanaktivias sehari-hari),
9
sedang (karena sakitnya diperlukan obat untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi
masih dapat meneruskan pekerjaannya),
berat (rasa nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan isirahat dan
pengobatan untuk menghilangkan nyerinya).
o Sebab dismenorea dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
dismenorea primer, semata-mata berkaitan dengan aspek hormonal yang
mengendalikan uterus dan tidak dijumpai kelainan anatomis, umumnya dijumpai
pada wanita dengan siklus haid berevolusi.
Dismenorea sekunder, rasa nyeri yang terjadi saatmenstruasi berkaitan dengan
kelainan anatomis uterus seperti endometriosis dan infeksi kronik genitalia interna
Patofisiologi dismenorea
a. Dismenore Primer
- nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi dan berhubungan dengan siklus
menstruasi karena efek prostaglandin . Peningkatkan prostaglandin terjadi 48 jam saat
awal menstruasi. Lebih spesifik molekul yg berperan: prostaglandin F2-alpha
(stimulasi kontraksi uterus) dan prsotaglandin PGE (hambat kontraksi).
- Jenis – jenis prostaglandin:
Jenis Reseptor Fungsi
PGI 2 IP Vasodilasi
Menghambat Agregasi Platelet
Bronchodilatation
PGE 2 EP 1 Bronkokonstriksi
GI Saluran Otot Polos Kontraksi
EP 2 Bronchodilatation
GI Saluran Otot Polos Relaksasi
Vasodilatasi
EP 3 ↓ Lambung Sekresi Asam
↑ Lambung Lendir Sekresi
Rahim Kontraksi (Bila Hamil)
GI Saluran Otot Polos Kontraksi
Lipolisis Inhibisi
↑ Otonom Neurotransmitter
Platelet ↑ Tanggapan Terhadap Agonis Mereka ↑
Atherothrombosis Dan In Vivo
Yang Tidak Hiperalgesia
Ditentukan Pyrogenic
PGF 2α FP Rahim Kontraksi
Bronkokonstriksi
10
- adalah penyakit yang disebabkan karena ketidakseimbangan estrogen,
penyakit radang jinak yang ditandai oleh kelenjar endometrium ektopik dan
stroma, yang sering disertai fibrosis.
- Kelenjar dan stroma ini biasanya terdapat di pelvis namun juga ditemukan di
lokasi lain biasanya di usus besar, diafragma, umbilikus, dan rongga pleura.
- Ada tiga subtipe endometriosis: lesi peritoneum superfisial, lesi infiltrasi yang
dalam, dan kista (endometrioma) yang mengandung jaringan mirip darah dan
endometrium.
- Gejalanya sangat bervariasi namun biasanya meliputi nyeri saat berhubungan
seksual (deep dispareunia) dan nyeri sebelum dan/atau selama menstruasi
(dismenorea), nyeri berkemih, nyeri usus, dan nyeri panggul kronis.
- Endometriosis umumnya berhubungan dengan Infertilitas( Hickey,2014).
Endometriosis tidak hanya berhubungan dengan infertilitas, namun juga
dengan beberapa jenis kanker kebanyakan seperti kanker indung telur.
- Patogenesis endometriosis tidak diketahui, namun teori yang digunakan
seperti, menstruasi retrograde yaitu terjadi implantasi sel dan jaringan
endometrium berbalik arah menuju tuba falopi dan organ lain, imunitas yang
menurun, metaplasia epitel germinal, dan penyebaran metastasis(
Hickey,2014).
2) Adenomyosis
- digambarkan sebagai endometriosis internal, ditandai sebagai jaringan
endometrium ektopik di dalam miometrium di rahim.
- Dalam adenomiosis, serangkaian respons imun diaktifkan, termasuk
perubahan imunitas seluler maupun humoral, yaitu:
a) ekspresi kuat antigen permukaan sel atau molekul adhesi
b) peningkatan jumlah makrofag atau sel kekebalan tubuh
c) dan pengendapan imunoglobulin dan komponen komplemen.
- Penyakit ini menunjukkan frekuensi autoantibodi yang tinggi pada darah
perifer. Dengan demikian, bersifat mengganggu sistem imunologis
- Adenomyosis juga dapat mempengaruhi kesuburan dengan mengubah
kontraktilitas miometrium, berefek pada implantasi zigot, dan membuat
plasentasi yang buruk(Purundare.,C.N, 2006).
3) Mioma uteri
- adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan
jaringan ikat di sekitarnya (myometrium)
- Mioma belum pernah ditemukan sebelum terjadinya menarkhe, sedangkan
setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh.
- Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 - 45 tahun (kurang
lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post menopause.
- Wanita yang sering melahirkan, sedikit kemungkinannya untuk perkembangan
mioma ini dibandingkan dengan wanita yang tak pernah hamil atau hanya satu
kali hamil.
- Mioma uteri dapat menyebabkan nyeri perut dan perdarahan abnormal,
serta diperkirakan dapat menyebabkan kesuburan rendah(Kurniasari,2010).
4) Pelvic Inflammatory Disease (PID) atau Penyakit Radang Panggul (PRP)
11
- adalah penyakit infeksi pada alat reproduksi wanita bagian atas (endometrium,
tuba fallopi, ovarium, atau peritoneum pelvis).
- Etiologi meliputi penularan secara seksual, penggunaan AKDR, dan infeksi
bakteri.
- PID disebabkan oleh penyebaran mikroorganisme secara asenden dari vagina
dan serviks ke traktus genital atas.
- Manifestasi klinis penyakit radang panggul meliputi , nyeri perut bagian
bawah, discharge pada vagina, perdarahan setelah koitus, dispareunia, disuria,
dan demam(Sarah,2014).
12
gejala dan bukan penyebab tunggal AUB, biasanya berhubungan pada endometrium dan
bagian serosanya
Malignancy and Hyperplasia : pertumbuhan ganas dan hyperplasia miometrium. Jarang
terjadi
o Vagina: karsinoma, penyakit trofoblastik metastatic, sarcoma botryoides.
o Serviks: polip, papiloma, karsinoma.
o Endometrium: hyperplasia, polip, karsinoma, sarcoma, penyakit trofoblastik.
o Miometrium: leiomoima, leiomiosarkoma, miosis stroma endolimfatik
(hemangioperisitoma).
o Ovarium : tumor-tumor sel teka granulose yang menghasilkan estrogen; tumor-
tumor lain atau kista dapat merangsang hormone stromaovarium.
o Tuba falopii: karsinoma.
14
Dari uterus, ovarium, tuba, serviks dapat terjadi infeksi, neoplasma, ca, hiperplasia,
tumor jinak, unovulasi
Berdasarkan Jenis Perdarahan
a) Pendarahan uterus abnormal akut didefinisikan sebagai pendarahan haid yang banyak
sehingga perlu dilakukan penanganan segera untuk mencegah kehilangan darah.
Pendarahan uterus abnormal akut dapat terjadi pada kondisi PUA kronik atau tanpa
riwayat sebelumnya.
b) Pendarahan uterus abnormal kronik merupakan terminologi untuk pendarahan uterus
abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan. Kondisi ini biasanya tidak memerlukan
penanganan yang segera seperti PUA akut.
6. Patofisiologi AUB
Dibagi berdasarkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron
a. Pendarahan sela (Breakthrough bleeding)
Merupakan pendarahan yang terjadi akibat paparan terhadap hormon tertentu secara terus
menerus pada lapisan endometrium. Kejadian pendarahan umumnya tidak dapat diprediksi,
15
dan jenis pendarahannya dapat berupa pendarahan ringan dan pendarahan bercak (spotting).
Berdasarkan mekanisme penyebabnya, maka pendarahan sela dapat dibagi menjadi
1) Progesteron Breakthrough Bleeding
- Progesteron breakthrough bleeding adalah pendarahan bercak yang terjadi ketika
rasio progesteron terhadap estrogen tinggi.
- Pendarahan sela progesteron terjadi ketika rasio progesteron terhadap estrogen
tinggi. Pemberian progestin eksogen secara terus menerus dapat
mengakibatkan pendarahan intermiten dengan durasi yang bervariasi, namun
umumnya cukup ringan.
- Kondisi ini dapat dihindari jika tubuh masih memiliki kadar estrogen yang cukup
untuk mengimbangi progestin. Contoh dari pendarahan sela progesteron adalah
pendarahan yang terjadi pada perempuan yang menggunakan kontrasepsi progestin
saja.
- Pada perempuan yang menggunakan kontrasepsi oral kombinasi estrogen-
progestin dapat pula mengakibatkan terjadinya pendarahan sela progesteron apabila
komponen progestin menjadi lebih dominan dibandingkan dengan komponen
estrogennya.
- Gambaran histologi pendarahan sela progesteron menggambarkan adanya
“penekanan fase sekresi” yang mengakibatkan terjadinya atropi pada jaringan
endometrium.
16
- Pendarahan yang terjadi pada pendarahan sela estrogen adalah pola pendarahan yang
berbeda pada perempuan dengan anovulasi kronik. Jumlah dan durasi pendarahan
sela estrogen dapat bervariasi, tergantung pada jumlah dan lamanya stimulasi
estrogen tidak terlawan (unopposed estrogen) terhadap lapisan endometrium.
Paparan estrogen kronis dosis rendah biasanya menyebabkan bercak/spotting
intermiten yang umumnya ringan, namun berlangsung lama. Sebaliknya, stimulasi
estrogen dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama, menyebabkan amenore
yang lama yang diselingi episode pendarahan akut yang lamanya bervariasi
19
diletakkan dalam vagina, dekat serviks. Gerakan gerakan saat senggama akan
menyebarkan busa meliputi serviks, sehingga dapat menutupi ostium uteri eksternum
dan mencegah masuknya sperma ke dalam serviks.
Efek samping
Reaksi alergi
b. Kondom
MK
Menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina, shg pembuahan tidak terjadi.
Keuntungan
Murah, mudah di dapat, tidak memerlukan pengawasan, mengurangi penularan
penyakit kelamin
Efek samping
Reaksi alergi
KI
Alergi, tua, ibu hamil risiko tinggi
c. AKDR/ IUD
MK
Meninggikan getaran saluran telur sehingga waktu blastokista ke rahim, endometrium
belum siap menerima nidasi sehingga terjadi penumpukan sel darah putih yang
melarutkan blastokista.
Efek samping
Nyeri waktu pemasangan , kejang rahim. Nyeri pelvik, perdarahan, darah haid lebih
banyak. Sekret vagina lebih banyak.
KI
Penyakit radang panggul aktif atau rekuren, tumor ovarium, kelainan uterus, kelainan
haid, dismenorea, wanita dengan pasangan banyak partner seksual.
d. Kontrasepsi Hormonal
MK
Estrogen: - ovulasi dihambat melalui pengaruh estrogen terhadap hipotalamus dan
selanjutnya menghambat FSH dan LH
- Implantasi telur yang dibuahi dihambat oleh estrogen dosis tinggi yang
diberikan pada pertengahan siklus haid.
Progesteron: - lendir serviks menjadi lebih pekat, sehingga penetrasi dan transportasi
sperma lebih sulit.
- Kapasitas sperma dihambat oleh progesteron
- Jika progesteron diberikan sebelum kontrasepsi, maka perjalanan
ovum dalam tuba akan terhambat.
- Implantasi akan terhambat bila progesteron diberikan sebelum ovulasi
- Penghambatan ovulasi melalui fungsi hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Misalnya :
Kontrasepsi KI Efek samping
Pil kombinasi Tromboflebitis, keganasan Ringan:pertambahan
kelenjar payudara dan BB, mual, depresi,
reproduksi, varises berat. kandidiasis,
20
Hipertensi, diabetes, perdarahan di luar
perdarahan abnormal haid
pervaginam, fibromioma Berat:
uterus. Tromboemboli
Pil mini Indikasi: ibu memnyusui Perdarahan tidak
KI : kanker payudara, teratur dan spotting
tumor hati jinak atau
ganas, perdarahan uterus
belum jelas.
Suntikan KI: (hampir sama dengan Terlambatnya
1 bulan (cydofem) atas) kesuburan setelah
3 bulan (depo mdroksi pemakaian,
progesteron asetat) permasalahan BB,
tidak dapat
dihentikan sewaktu-
waktu.
Implant KI: hipertensi, diabetes, Gangguan haid
perdarahan pervaginam, (perdarahan tidak
penyakitt jantung dan teratur), perdarahan
ginjal bercak. Amenorea
e. Kontrasepsi mantap
Tubektomi
MK : mencegah keluarnya ovum dengan cara mengikat atau memotong saluran tuba
fallopi. Kontrasepsi ini ternyata untuk jangka panjang, walaupun kadang-kadang masih
dapat dipulihkan kembali seperti semula.
Vasektomi
MK: menghalangi keluarnya sperma dengan mengikat atau memotong vas deferens
sehingga sperm tidak keluar saat senggama.
Indikasi keduanya : Tua (mengakhiri), penyakit tertentu (jantung dll), grande multi
gravida (lebih dari 5, diatas 35 tahun)
Efek samping
Vasektomi : meskipun bisa di reverse namun kesmepatan untuk menajdi fertile hanya 30-
40%.
Tubektomi : bisa di reverse namun kemungkinan fertilenya sgt kecil.
21
hari pertama haid jatuh pada tanggal 16 dan pada bulan Mei hari pertama haidnya jatuh pada
tanggal 12, maka siklus haid yang terjadi adalah 27 hari.
23