ked
Fkupn veteran Jakarta
Ambarawa, 20 maret 2017
Definisi Obstetri
- Berasal dari kata “obsio” mendampingi/ mengawali
- Ilmu yang mempelajari kehamilan, partus, dan nifas.
Tujuan obstetri
- Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu-anak
- Menurunkan fertilitas
- Mengantarkan ibu hamil agar dapat partus dan nifas dengan baik.
Ruang lingkup obstetri
a. Obstetri fisiologi
b. Obstetri patologi
c. Obstetri Operatif
d. Obstetri Sosial
Anatomi alat alat kandungan
1. Alat kandungan luar (fungsi: alat perangsangan
seksual dan alat perkencingan (uretra))
1. Mons veneris/ mons pubis
2. Labia Major
3. Labia Minor
4. Kelentit/ Klitoris
5. Introitus vagina
6. Hymen
7. Uretra
8. Kelenjar Bartolin
9. Kelenjar Skene
Uterus
- Terdiri dari 4 bagian
a. Corpus uteri (2/3 dalam)
b. Cervix uteri (1/3 luar)
a. Ektoserviks
b. Endoserviks
- Terdiri dari 2 lapisan
1) Endometrium
- Terdiri dari 3 lapisan:
a. Stratum compactum
b. Stratum spongiosum
c. Stratum basal (melekat di miometrium)
- Saat kehamilan disebut “desidua”, terdiri atas:
a. Desidua basalis (berhubungan dengan vili khorealis plasenta melalui jaringan fibrotik yg
disebut “lapisan Nitabusch”. Jika desidua basalis atrofi disebut Chorion frondusum
b. Desidua capsularis Jika atrofi disebut Chorion laeve
c. Desidua parietalis
2) Miometrium
- Kedudukan uterus : Flexi dan Versi
- Penggantung uterus:
a. Ligamentum latum untuk menggantung tuba (mesosalping) dan ovarium (mesovarium)
b. Ligamentum Cardinale
c. Ligamentum Suspensorius ovarii
d. Ligamentum Sacrouterina
e. Lig. Teres uteri
f. Ligamentum vesicouterina
- Vaskularisasi uterus meliputi:
1. A. Uterina (cabang a. Iliaca interna) fundus, tuba falopii, ovarium, dan vagina
2. A. Ovarica (cabang aorta pada Lig. Latum) mesosalping, tuba falopii dan fundus
- Innervasi : Plexus FRANKENHAUZER apabila tertekan kepala akan mengakibatkan HIS dan
reflek mengejan.
Plasenta
1. Embriologi Plasenta
- Berasal dari Blastula
- Blastula terdiri dari
1. Inner cell mass (bagian dalam)
2. Tropoblas (bagian luar) :
Terdiri atas:
- Sinsitiotropoblas: bagian luar yg merupakan sitoplasma
- Citotropoblas: bagian dalam yg bersifat seluler
Tropoblas berfungsi untuk menghancurkan sel endometrium pada saat nidasi
(memilliki enzim proteolitik)
2. Karakteristik Plasenta
- Terdiri dari 2 bagian:
Pars fetal
Villi choreales & ruang intervillar (trasnpor makanan dan O2)
Chorion
Pars maternal
Kotiledon (sirkulasi uteroplasenta)
- Bentuk oval/cakram, diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm, berat ±600 gr (1/6 BB janin), berbentuk
sempurna usia janin 16 minggu
- Fungsi: pertukaran zat, respirasi,imunisasi(IgA), barrier infeksi, dan produksi hormon
- Proses pertukaran zat pada plasenta meliputi: Filtrasi, Difusi, Transpor aktif, Pinositosis
- Insersi plasenta:
Sentralis
Parasentralis
Marginalis
Fillamentosa
o Pada filamentosa, pembuluh darah kulit ketuban ke plasenta tidak terlindungmudah
pecahkematian.
- Perlekatan plasenta:
Plasenta adhesiva
Plasenta acreta (sampai Str. Spongiosum)
Plasenta increta (sampai Str. Basal)
Plasenta percreta (sampai miometrium dan lapisan serosa dinding luar uterus)
- Macam bentuk plasenta:
1) Plasenta normal
2) Plasenta spuria (kedua uri tidak dihubungkan oleh pembuluh darah)
3) Plasenta membranacea (plasenta kecil dan tipis)
4) Plasenta succenturiata (terdapat plasenta kecil disamping plasenta utama / dua namun tidak
sama besar)
5) Plasenta fenestrata (plasenta berlubang)
6) Plasenta bilobatus (dua lobus)
7) Plasenta trilobatus (tiga lobus)
8) Plasenta anularis
9) Plasenta sircumvalata (terdapat cincin putih pada samping plasenta)
10) Horseshoe plasenta
- Hormon plasenta:
1. Progesteron
2. Estrogen
3. HCG
4. Relaxine
5. Plasental lactogen
3. Tali pusat
- Panjang 55 cm dan diameter sebesar jari (1-1,5 cm)
- Struktur terdiri atas 2 aa.umbilikales dan 1 v. Umbilikales serta Jelly Wharton
- Bila pendek mudah mengakibatkan solutio plasenta
Cairan Amnion
- Volume : Normal : 1-2 liter, Primigravida: 1 liter, Multigravida: 1,5 liter
- Fungsi :
a. Proteksi janin
b. Mencegah perlekatan dengan amnion
c. Janin dapat bergerak bebas
d. Regulasi suhu / panas
e. Meratakan tekanan intrauterin
f. Suplai cairan janin
g. Melicinkan pengeluaran janin
h. Membantu pembukaan (menekan cervix)
i. Diagnostik : JK, Gol darah ABO, Rh, infeksi
- Komposisi : urin janin, transudasi darah ibu, sekresi epitel anion
- Sifat : pH alkali, BJ: 1,007-1,025, bau amis, keruh/lanugo
- Kelainan produksi: Hidramnion (> 2000 cc) dan Oligohidramnion (< 500cc)
Siklus menstruasi
- Adalah perdarahan periodik dari uterus disertai pelepasan endometrium (deskuamasi)
- Disebabkan withdrawal bleeding akibat penurunan kadar estrogen sehingga endometrium tidak
dapat dipertahankan
- Panjang siklus jarak antara mulai mens lalu sampai mens berikutnya
- Lama siklus 3-5 hari ( 50 cc)
- Usia menstruasi pertama kali : 10 – 16 tahun (dipengaruhi ras, budaya, suku, gizi)
- Jenis :
Ovulatoir
o Siklus 18 – 43 hari
Unovulatoir
o Siklus < 18 hari atau > 43 hari
o Ovulasi (-), Progesteron (-),
Corpus Luteum (-),
Endometrium proliferasi
Kehamilan
1. Trimester Kehamilan
- Trimester I 0-12 minggu
- Trimester II 12-28 minggu
- Trimester III 28-40 minggu
2. Diagnosis Kehamilan
A. Tanda persumtif’
- Amenore HPL
- Emesis gravidarum
- Mengidam
- Anoreksia
- Payudara membesar dan berubah warna sekitar areola, Tuberkel montgomery
menonjol (UK 6-8 mg)
- Linea nigra, cloasma gravidarum
- Striae gravidarum
- Epulis (hipertrofi papila gusi)
- Varises / hemoroid
B. Tanda Objektif
- Uterus membesar
- Perubahan pada cerviks
i. Chadwik sign : portio berwarna livid/ungu akibat bertambah vaskularisasi
ii. Goodel sign : portio melunak karena bertambah vaskularisasi
iii. Ladin sign :perlunakan pada midline uterus bagian depan junction antara
uterus dan serviks
iv. Hegar sign : ismus memanjang, hipertrofi, teraba lunak pada palpasi
v. Mc Donald sign : mudahnya corpus uteri di fleksikan terhadap cervix
vi. Piskacek sign : pembesaran asimetris ditempat implantasi (bagian tuba
bertemu dengan uterus)
- Kontraksi Braxton Hicks
- Ballotemen (+), Rx kehamilan (+)
C. Tanda Pasti
- Gerak janin (+)
- DJJ (+)
- Foto rontgen terdapat tulang janin
3. Diagnosis Banding : pseudocyesis, mioma uteri, kistoma ovarii, hematometra, asites, retensio urin
4. ANC (Ante natal Care) dan Pemeriksaan Kehamilan
ANC
- Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan, anjurkan setiap ibu hamil untuk
melakukan kunjungan antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk minimal 1 kali
kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga, sebagai berikut.
Pemeriksaan Kehamilan
- Tujuan :
1. Menyiapkan seoptimal mungkin fisik&mental saat persalinan
2. Memperoleh hasil anak, ibu sehat selama hamil, partus, dan nifas
3. Mengenal&mengatasi penyakit dalam masa kehamilan, partus, dan nifas
4. Menurunkan morbiditas & mortalitas ibu anak
- Klasifikasi:
Antenatal Care (ANC) : pengawasan sebelum anak lahir, titik berat lebih kearah anak
Antepartal Care (APC) : prepartu, titik berat kearah ibu
Prenatal Care
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
- Adalah Mual /muntah berlebihan pada wanita hamil sehingga mengganggu aktivitas dan keadaan
usus ibu jelek (dehidrasi, gangguan asam basa dan elektrolit, muntah >10x/hari)
- Faktor predisposisi:
1. Faktor hormonal HCG berlebih (mola hidatidosa, primigravida, diabetes, gemelli, riw.
Keluarga/kehamilan sebelumnya dengan tingginya kadar HCG)
2. Faktor organik (vili choriales masuk sirkulasi maternal)
3. Faktor psikologis ; emosi, stress
- Klasifikasi:
- Derajat I lemah, tak mau makan, BB turun, nyeri epigastrium, Nadi normal, TD turun,
turgor turun
- Derajat II dehidrasi, Nadi kecil dan cepat, TD turun, suhu naik, turgor jelek, oligouria,
tanda pre syok
- Derajat III somnolent, Nadi tak teraba, TD tak terukur, suhu sangat tinggi, “encephalopati
wernicke” (perubahan mental, diplopia&nistagmus)
- Terapi: antimuntah, antasida, sedativa (stesolid), multivitamin (vit. B1, B6), derajat II dan III
dirawat di RS (isolasi, infus D5, obat obatan sedativa + antasida+anti muntah, psikoterapi)
INKONTINENSIA URINE
- Adalah keadaan tidak mampu menahan urin
- Etiologi:
Spincter VU lemah
Fistula urin
Trauma persalinan (partus lama)
Enuresis nocturnal
- Klasifikasi:
Derajat I : Batuk/ kerja berat kencing
Derajat II : Kerja ringan kencing
Derajat III : Kencing keluar terus menerus
- Terapi:
1. Colporaphy anterior (penjahitan dinding depan vagina)
2. Colporaphy posterior (penjahitan dinding belakang vagina)
- Sebagai terapi operatif pada prolapsus uteri & inkontinensia urin
3. Colporaphy anterior-posterior (vaginoplasty)
- Sebagai terapi operatif pada prolapsus uteri yang masih aktif seksual
- Kerugiannya tidak dapat dilakukan pemeriksaan pap smear
4. Colpociesis (penjahitan vagina)
5. Penguatan ligamentum pada spincter VU
1. Preeklampsia
- Adalah kumpulan gejala pada wanita hamil > 20minggu yang terdiri dari Trias HPE (Hipertensi,
Proteinuria, Edema) yang kadang-kadang disertai konvulsi dan koma, dimana pada wanita tersebut
tidak didapatkan kelainan vaskular/hipertensi sebelumnya.
- Terjadi perbaikan kondisi ibu jika IUFD
- Frekuensi menurun pada kehamilan berikutnya
- Faktor predisposisi:
Primigravida ibu
Mola hidatidosa
Hidramnion hiperplasentosis
Gemelli
DM
Usia > 36 tahun
- Klasifikasi:
1. Preeklampsia ringan (PER)
a. Gejala : Tensi > 140/90 dan < 170/110. Proteinuria < 5gr/liter/24 jam. Edema lokal /
general
b. Penanganan :
Bed rest
Diet tinggi protein, rendah kalori rendah garam
Diazepam 3x2 mg
Lab : darah urin rutin, trombosit, asam urat
Rawat inap jika : keluhan tidak membaik dlm 2 minggu, kenaikan BB > 1kg/
minggu
2. Preeklampsia berat (PEB)
a. Gejala :
Tensi > 170/110 . Proteinuria > 5gr/liter/24 jam (atau +4). Edema masif
Oligouria < 500 cc/24 jam
Gangguan visual/serebral, nyeri epigastrium, edema paru, IUGR
Sindroma HELLP (Hemolysis Elevated Liver enzyme and Low Platelet count)
b. Penanganan :
1. Konservatif
a. Rawat inap (isolasi)
b. Diet Tinggi Kalori (>100gr/hr), Rendah Garam (<0,5 gr/hr)
c. Infus D5:RL = 2:1 sebanyak urin output + 500 ml
d. MgSO4 :
Initial: 8gr lar. 40% (20 ml) im di gluteus kanan-kiri
Maintanance : 4 gr/6 jam sampai 6 jam post partum
Syarat :
01. Refleks patella (+)
02. Respirasi > 16x/mnt
03. Urin > 100 ml
04. Tersedia antidotum Calsium Glukonas
e. Antihipertensi (bila > 170/110)
Hidralazine 10 mg/ 6jam im atau 5 mg/5 menit iv (maksimal
25 mg)
Klonidine 0,075 mg dalam 4,5 ml NaCl iv pelan
2. Aktif ( Bila kehamilan > 37 minggu, impending eklampsia, fetal distres,
IUGR, HELLP Syndrome, Gagal terapi konservatif)
*Dikatakan gagal terapi jika :
> 6 jam terapiterdapat kenaikan tensi
> 48 jam terapi diastolik > 100 mmHg & Indeks gestosis >6
*Indeks Gestosis :
Nilai 0 1 2 3
Edema (-) Tibial General (-)
Protenuria < 0,5 gr 0,5-2gr 2-5 gr > 5gr
Sistolik <140 140-160 160-170 >170
Diastolik < 90 90-100 100-110 .110
Induksi (Bishop’s score >5) / SC (primigravida,janin
berharga,kontraindikasi induksi, 12 jam induksi tapi tidak mencapai fase
aktif, Bishop’s score <5)
*Bishop’s score
Terjadi spasme pembuluh darah, retensi air & garam muncul gejala HPE
Terjadi edema otak yang mengakibatkan kelainan serebral (kejang,koma) & kelainan visus
Pada uterus terjadi :
o insufisiensi uteroplacentair IUGR & fetal distres
o kenaikan tonus rahim partus prematurus
Pada ginjal terjadi :
o Penurunan GFR retensi air&garam oligouria/anuria
Pada paru edema paru
- Komplikasi:
Solusio plasenta
Hipofibrinogenemia
Perdarahan otak
Hemolisis
2. Impending Eklampsia
- Gejala klinis: gangguan visual, pusing, hiperrefleksia, eksitasi motorik, gangguan kesadaran,
sianosis
- Diagnosis:
TDS >160mmHg. Edema
Funduskopi:sklerosis dinding pembuluh darah (crossing phenomenon seperti perak)
Lab: kenaikan Ht, penurunan trombosit, peningkatan ureum & kreatinin, peningkatan
bilirubin direk,indirek, SGOT,SGPT
- Klasifikasi:
Klinis
o Monosimptomatis EPH gestosis
o Polisimptomatis EPH gestosis
o Iminent eklampsia
o eklampsi
Patogenik
o Superimposed EPH gestosis
o Transient EPH gestosis
o Unclassified EPH gestosis
o Concomittant disease
- Perubahan yang terjadi :
Penurunan ratio prostacycline:tromboxane
Penurunan Asam Arakidonat
Penurunan prostacycline
Peningkatan tromboxane
Penurunan angiotensin II
- Penanganan berdasarkan patogenesis :
o Meningkatkan ratio prostacycline : tromboxane aspirin & antiprostaglandin
o Peningkatan AA Diet Rendah Kalori Tinggi Protein Rendah Garam
o Meningkatkan prostacycline dan Menurunkan tromboxane
o Menghilangkan hipovolemia & vasokonstriksi infus dextran 1500 cc dlm 12 jam,
diazepam. MgSO4
o Terapi antihipertensi :hidralazine/clonidine iv
*Syarat menggunakan antihipertensi:
Sistole > 180 mmHg
Diastole > 110 mmHg
Kenaikan > 20%
- Penyulit:
Sistem pernafasan: edema paru, hiperventilasi
Sistem kardiovaskular: hipertensi, hipervolemia
SSP: edema otak, perdarahan otak, anemia
3. Eklampsia
- Adalah kejang atau koma pada penderita preeklampsia berat
- Klasifikasi (4 stadium) :
Stadium Aurora mata terpaku, kelopak mata & tangan bergetar
Stadium Kejang Tonik badan kaku, nafas berhenti, sianosis
Stadium Kejang Klonik seperti epilepsi grand mal - Koma lama
Stadium Koma suhu dan TD meningkat
- Diagnosis : - Nadi > 120 x/mnt
- Komplikasi:
Perdarahan otak
Henti nafas
Solutio plasenta
Abortus
KELAINAN CAIRAN AMNION
1. Hidramnion
- Adalah cairan amnion/ketuban > 2000 cc pada usia kehamilan > 38 minggu
- Klasifikasi :
Akut : produksi tetap tetapi konsumsi menurun
Kronis : produksi bertambah dengan konsumsi tetap
- Etiologi :
o DM
o Gemelli
o Preeklampsia/Eklampsia
o Kelainan kongenital: hidrocephalus, anencephalus, hidrop fetalis, atresia esofagus, spina
bifida
- Diagnosis :
TFU > normal, perut besar mengkilat, venektasi (+), Undulasi (+)
Letak janin sulit ditentukan, bagian janin tak teraba, DJJ sulit didengar
USG
o Bayi tampak kecil
o Cairan an echoid >> scan transversal longintudinal (jarak uterus ke bagian janin)
CATATAN:
< 2cm : oligohidramnion, 2-10 cm : normal, > 10 cm :hidramnion
2. Oligohidramnion
- Adalah keadaan dimana cairan amnion < 500 cc
- Etiologi : KPD, KPA
- Diagnosis : TFU < normal, nyeri perut setiap gerak anak & his, ketuban sudah pecah (partus lama)
- Komplikasi : Kelainan kongenital (Club foot, kulit tebal dan kering mirip kulit sapi ( leathery
appearance), tipis seperti kertas (Fetus papyraceaus), Bilateral Renal Agenesis (paling sering)
3. Korioamnionitis
- Adalah infeksi pada korion dan amnion
- Diagnosis : Demam 38 C dengan ≥ 2 tanda berikut:
Leukositosis > 15.000 sel/m3
DJJ > 160 x/mnt
HR ibu > 100 x/mnt
Nyeri tekan fundus saat tidak ada kontraksi
Cairan amnion berbau
- Faktor risiko :
o KPD lama
o Partus lama
o Partus prematurus
o VT yang dilakukan berulang ulang
o IMS
- Penatalaksanaan :
1. Antibiotika kombinasi : Ampisilin 2 g iv/ 6 jam + gentamisin 5 mg /kgBB iv/ 24 jam
a. Jika persalinan pervaginam : hentikan antibiotik setelah persalinan
b. Jika SC: lanjutkan antibiotik + metronidazole 500 mg iv/ 8 jam
2. Terminasi kehamilan
5. Insufisiensi Plasenta
- Adalah ketidakmampuan plasenta dalam
mencukupi keperluan oksigen, zat makanan, ekskresi, dan hormonal.
- Etiologi: Kelainan insersi tali pusat
- Akibatnya: hipoksia janin, IUGR, IUFD
- Monitoring dengan : Amnioskopi, kadar HCG/Estriol, CTG(Cardiothoracografi),
Sitologik,Histaminase
6. Kelainan Insersi Tali Pusat
1. Plasenta Bailedore (insersi di tepi uri)
2. Insersi Filamentosa (berinsersi dalam ketuban berjalan diantara amnion dan korion menuju
plasenta) Pada filamentosa, pembuluh darah kulit ketuban ke plasenta tidak
terlindungmudah pecahkematian.
7. Prolapsus Funiculi
- Keadaan dimana teraba tali pusat dari luar pada saat ketuban sudah pecah
- Disebut “Tali Pusat Terkemuka” jika tali pusat teraba di canalis cervicalis (disamping bagian besar
janin) pada saat ketuban masih intak
- Etiologi:
a. Bagian terdepan janin tidak terfiksasi di PAP
b. Letak lintang atau sungsang
c. Hidramnion
d. Anencephali/ Hidrocephalus
e. Plasenta previa
- Diagnosis: VT teraba tali pusat/ pulsasi tali pusat
- Penanganan:
1. Prolapsus funiculi
a. Letak kepala
i. Pembukaan kecil
ii. Pembukaan lengkap
1. Kepala sdh masuk PAP akhiri persalinan pervaginam :VE/FE
2. Kepala blm masuk PAP akhiri persalinan: VE /SC
b. Letak lintang SC
c. Letak sungsang tunggu pembukaan lengkap & ekstraksi kaki
d. Janin mati tunggu partus spontan
2. Tali Pusat Terkemuka
Reposisi tali pusat : ibu posisi tredelenburg, ketuban tidak blh dipecah, tidur miring
bertentangan dengan tempat tali pusat, reposisi dan kepala terdorong ke dalam PAP
- Prognosis: membahayakan janin letak kepala karena jepitan tali pusat insufisiensi
plasentadistress janin
8. Plasenta Previa
- Adalah keadaan dimana plasenta berinsersi pada tempat abnormal (segmen bawah rahim) sehingga
menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir / canalis servikalis (OUI)
- Plasenta previa terjadi pada trimester III karena saat itu SBR melebar sementara plasenta tetap
robekan plasenta
- Klasifikasi :
1. Plasenta previa totalis / centralis (20%) plasenta menutupi seluruh OUI pada pembukaan 4-
5 cm
2. Plasenta previa lateralis (30%) plasenta menutupi sebagian OUI pada pembukaan 4-5 cm
a. Plasenta previa lateralis anterior plasenta menutupi sebagian OUI bag. depan
b. Plasenta previa lateralis posterior plasenta menutupi sebagian OUI bag. belakang
c. Plasenta previa marginalis plasenta pada tepi OUI
3. Plasenta previa letak rendah (50%) tepi plasenta 3-4 cm diatas pinggir pembukaan (pada
SBR) tetapi pada VT tidak teraba
- Etiologi :
Endometrium yang inferior
Chorion leave yang persisten
Corpus luteum bereaksi lambat
Multiparitas
Hipoplasia endometrium
Polip endometrium
Mioma uteri
Bekas kuretase
Endometriosis
- Faktor risiko :
Riw. Plasenta previa
Multiparitas
Gravida tua
Kehamilan multipel
Merokok
- Gambaran klinis :
o Perdarahan trimester III (> 28 minggu) yg bersifat
Berwarna merah segar
Tanpa sebab
Berulang/recurrent
o Kepala tidak dapat masuk PAP
o Kelainan letak janin
- Diagnosis :
Keluhan utama perdarahan
Palpasi : kelainan letak, bagian terbawah janin tidak masuk PAP
VT : (hanya di meja operasi karena mengakibatkan perdarahan,infeksi,partus prematurus,
induksi his)
- Indikasi : perdarahan > 500cc, Hb < 8gr%, perdarahan berulang, his (+) & janin viable
- Dilakukan Fornix Test : meraba bantalan antara jari dan kepala janin pada fornix anterior
serta fornix posterior
Radioisotop : placentografi jaringan lunak, sitografi, arteriografi, amniografi
USG : letak janin, letak plasenta, maturitas janin, DJJ
- Penanganan :
A. Konservatif (janin hidup, belum inpartu, kehamilan < 37 minggu, TBJ <2500 gram)
Bedrest total, spasmolitik, progesteron
B. Aktif
a. Persalinan pervaginam
Indikasi: plasenta previa lateralis anterior/marginalis
Tindakan :
- Amniotomi
- Pemasangan cunam Willet Gausz
- Versi Braxton Hicks
- Metreurynter
b. SC
Indikasi: plasenta previa totalis/lateralis posterior, plasenta previa dengan panggul
sempit, perdarahan masif
c. Histerektomia
d. Ligasi A.hipogastrica Jika plasental bed berdarah
9. Vasa Previa
- Adalah vasa terbuka tanpa pelapis sbg kelanjutan insersi filamentosa yang turun keluar
serviksperdarahan ante partum)
- Faktor Risiko :
Insertio filamentosa plasenta (70%)
Insersi marginalis plasenta
Plasenta bilobatus dan plasenta succenturia
Plasenta letak rendah
- Diagnosis :
Takikardia janin kemudian berakhir menjadi bradikardia
janin pada stadium terminal
Apt test :
o Yaitu dengan membedakan apakah ini darah fetus
dari sirkulasi maternal
o Teknik :
Ambil darah dari cairan vagina
Tambahkan sedikit air
Sampel di sentrifuge
Tambahkan 5cc supernatant pink ke dalam 1 cc Natrium hidroksida 1%
Baca dalam waktu 2 menit:
- Jika berwarna pink menunjukkan Hb Fetal
- Jika berwarna Kuning kecoklatan menunjukkan Hb dewasa (Ibu)
- Penatalaksanaan:
- Etiologi :
Multiparitas
Tali pusat pendek
Faktor traumatik : jatuh, gemelli, hidramnion
Faktor vaskular : hipertensi, GN Kronis, Preeklampsia/Eklampsia
- Klasifikasi jenis/macamnya :
- Solutio plasenta totalis
- Solutio plasenta partialis
- Prolapsus placentae
- Derajat Solutio Placentae :
Grade I Grade II Grade III
Perdarahan Ringan Sedang Berat
Konsistensi uterus Kaku Tetanik tetanik
Shock Ibu - +/- -
Fetal distres - + +/-
Kematian janin - Kadang sering
Penurunan - Ringan Berat
fibrinogen Ibu
Tidak membahayakan Membahayakan ibu & Membahayakan ibu &
ibu & janin janin janin
Plasenta lepas < ¼ bagian >1/4 dan< 2/3 bagian > 2/3 bagian
- Patofisiologi :
Adanya spasme tiba-tiba pada arteri yang menuju ruang interviler anoksia bagian distal
nekrotisasi hematoma retroplacentair pada pilinan plasenta terlepas plasenta
- Diagnosis :
1. Perdarahan pervaginam sekonyong-konyong, non recurrent, nyeri hebat (perdarahan
retroplacentae menyebabkan defans muscular)
2. TFU bertambah tinggi (karena hematoma retroplacentair)
3. Fenomena Wooden Uterus (Uterus teraba keras sehingga bagian janin sulit diraba)
4. DJJ >140x/mnt
5. Px Lab : Hb turun, Hipofibrinogenemia (≤150 mg%)
6. VT : serviks terbuka, ketuban menonjol, prolapsus plasenta
7. USG :
a. Anechoid retroplacentair (perdarahan)
b. Plasenta tipis dan cekung pada bagian yg lepas
c. Penonjolan plasenta ke arah janin
d. Maturitas janin
- Komplikasi :
Langsung :
o Perdarahan yaitu berupa :
Hematoma retroplacentair
External hemmorage (revealed) dikeluarkan pervaginam
Internal hemmorage (concealed)
Couvelair uterus (apoplexia uteroplacentair)
o Infeksi
o toksemia gravidarum
o prematuritas/IUFD
o tetania uteri (terjadi karena rangsangan hematoma retroplacentair, penurunan
progesteron, peningkatan histamin sirkulasi ibu)
Tak langsung : Hipofibrinogenemia/DIC, perdarahan postpartum, couvelair uterus, gagal
ginjal
- Penanganan :
A. Konservatif : perbaikan keadaan umum
B. Aktif :
a. Persalinan pervaginam
i. Amniotomi & induksi
ii. Pemasangan cunam Willet Gausz / Versi Braxton Hicks
iii. Jika pembukaan lengkap (H III +) : VE/FE atau embriotomi (janin mati)
b. SC
c. Histerektomia bila hipofibrinogenemia berat/couvelair uterus dgn kontraksi uterus
(-)
d. Ligasi A.hipogastrica bila perdarahan masif berat
- Prognosis :
Pada ibu prognosis baik (asal perdarahan diatasi)
Pada janin jelek (akibat gangguan sirkulasi uteroplacentair)
Faktor plasenta
o Tumbuh melekat pada uterus
Plasenta adhesiva, acreta, increta, percreta
o Sudah lepas tapi tertangkap lingkaran kontraksi uterus
Plasenta inkarserata
- Penanganan :
1. Atonia uteri/Tetania uteri
2. Faktor plasenta
a. Manual plasenta
i. Pasien litotomi+infus D5/NaCl lambat+uterotonika+diazepam
ii. Tangan kiri difundus, tangan kanan masuk menyusur tali pusat plasenta
dilepaskan dengan menebas menggunakan tepi telapak tangan
iii. Eksplorasi luka luka & sisa plasenta bila ada sisa plasenta dilakukan
kuretage
iv. Antibiotika
*CATATAN
Komplikasi : ruptur uteri, invertio uteri, perdarahan, infeksi postpartum
b. Kuretage
- Penatalaksanaan :
- 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml lar NaCl 0.9%/RL, 60 tpm, dan 10 unit IM, lanjutkan
infus oksitosin 20 unit dalam 1000 ml NaCl/RL kec 40 tpm hingga perdarahan berhenti
- Eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan keluarkan bekuan darah dan jaringan. Bila serviks
hanya dapat dilalui oleh instrumen evakuasi sisa plasenta dgn aspirasi vakum manual atau
dilatasi atau kuretase.
KELAINAN UTERUS
1. Couvelair Uterus
- Adalah Uterus dengan bintik bintik biru kehitaman (hematoma)
sebagai akibat dari darah yang merembes masuk miometrium sampai
lapisan serosa & ligamentum latum.
- Etiologi:
Vasospasme
Perubahan toksik
Hipofibrinogenemia
Hematoma retroplacentair hebat
- Komplikasi: Kontraksi uterus terganggu terutama saat postpartum Atonia Uteri
- Penanganan: Histerektomia
2. Ruptura Uteri
- Adalah robeknya dinding uterus pada kehamilan dengan janin sudah mampu hidup (viable)
- Faktor risiko:
Bayi besar (makrosomia)
Ibu TB < 145 cm
Bekas SC
- Klasifikasi:
1. Menurut terjadinya :
a. Ruptur uteri spontan (tanpa manipulasi dari luar)
- Rahim cacat : post SC, manual plasenta, histerotomi
- Regangan berlebih dari Rahim : makrosomia, serotinus, hydrocephalus,
hidramnion, gemelli, malpresentasi
b. Ruptur uteri traumatica (trauma dari luar)
- VE, FE, induksi berlebih, versi brakton hicks, curetage
2. Menurut derajat robekannya
a. Ruptur uteri totalis/complete terjadi pada seluruh dinding uterus (perimetrium ikut
robek)
b. Ruptur uteri incomplete/subtotalis terjadi hanya sampai lapisan miometrium
3. Menurut perlangsungannya
a. Rupture uteri sebenarnya (RUS)
- Anamnesis: saat his penderita kesakitan & ppv (+)
- Px fisik:
Tanda syok (+)
Defans muskuler & meteorismus
Uterus teraba seperti bola keras
Bagian janin langsung teraba dibawah kulit
b. Rupture uteri iminen (RUI)
- Anamnesis : setiap his penderita kesakitan, partus lama dan didorong dorong dukun
- Px fisik:
Tanda syok (+) & Tanda dehidrasi (+) akibat partus lama
Nyeri terus menerus saat his dan diluar his
Cincin Bandl (antara corpus & SBR) sebagai lekukan setinggi pusat makin
lama makin tinggi sehingga SBR semakin menipis dan teregang (sering
keliru dengan VU yang penuh sehingga kateterisasi rutin selam persalinan
sangat perlu)
*CATATAN : Cincin Bandl bersifat fisiologis jika terletak 2 jari diatas 50◦
dan patologis apabila setinggi pusat
Janin mudah didorong/diraba
DJJ ireguler
VT : edema portio & edema vulva
- Lokalisasi:
o Corpus uteri (post SC)
o SBR (partus lama)
o Serviks uteri (vaccum/forceps ekstraksi dengan pembukaan tidak lengkap)
o Antara serviks dan vagina (colpoporeksis-colpoporeksis)
- Penanganan:
RUI terminasi kehamilan (SC apabila sdh masuk PAP, VE&FE blm msk PAP,
embriotomi apabila janin mati)
Ruptur Sub totalis
Ruptur Totalis jumlah anak <3 histerorafi , jumlah anak >3 histerektomia
3. Inversio Uteri
- Adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam cavum uteri
- Klasifikasi :
Derajat I belum keluar dari cavum uteri
Derajat II sudah masuk ke dalam vagina
Derajat III sebagian uterus keluar dari vagina
- Etiologi :
- Uterus lembek atau lemah (multipara)
- Tarikan tali pusat berlebihan
- Atonia uteri
- Diagnosis :
Perdarahan, nyeri hebat, syok
Pada palpasi perut bagian bawah nyeri tekan (+)
- Pencegahan : hati hati dalam melakukan prasat Crede (melahirkan plasenta) & Prasat Kristeller
- Penanganan :
1. Transfusi
2. Reposisi (diberi uterotonika)
3. Tamponade vaginal
4. Operasi Naustlin (per abdominal) atau Operasi Spinelli (per vaginam)
6. Retrofleksi Uteri
- Adalah keadaan uterus retrofleksi dan terkurung dalam rongga panggul
- Klasifikasi :
Fiksata
Mobilis
- Gambaran Klinis :
Gangguan miksi/defekasi
Rasa penuh di panggul
Dismenore/ Dispareunia
- Komplikasi:
Retrofleksi uteri gravidis partial (RUGP)
Retrofleksi uteri gravidis Inkarserata (RUGI)
Retensio urin
Abortus habitualis
- Penanganan :
Reposisi spontan / manual
Terapi operatif (pada RUGI)
Dibahas pada bab Kelainan uterus Dibahas pada bab kelainan plasenta
1. Abortus
Adalah berhentinya kehamilan dan pengeluaran hasil konsepsi sebelum 20 minggu atau berat
badan janin <500 gram
Etiologi :
o Faktor ibu:
Kelainan genetalia ibu
Anomali kongenital : uterus bikorni, hipoplasia uteri
Kelainan letak uterus : retrofleksi uteri fiksata
Regangan uterus : mola hidatidosa, gemelli
Distorsi karena tumor pelvis
Nidasi tak sempurna : def. estrogen / progesteron
Gangguan sirkulasi plasenta
Penyakit ibu
Antagonisme rhesus
Inkompetensi servix
Servisitis
Faktor psikis
o Faktor bapak:
Penyakit bapak
Hepatoma
DM
Decompentatio cordis
TB
Radiasi sinar X
- Penanganan :
Periksa Hb, HE, HT, CT.BT, Fibrinogen
Dilatasi (laminaria stiff)
Induksi dan curetage
Apabila fibrinogen abnormal (<120 mg%) dilakukan terapi seperti IUFD
Ganas
Jinak
Profilasis Keganasan
Efek Samping :
Alopesia
Pruritus
Stomatitis
Anoreksia
Diare
Anemia
Aplastik
Leukopenia
“Jadi, menurut Acosta Sison, pada semua wanita yang pernah mengeluarkan hasil
kehamilan, apapun jenisnya, kemudian mengalami perdarahan pervaginam, yang disertai
adanya subinvolusi uterus, maka wanita tersebut patut dicurigai adanya keganasan. Apalagi
disertai dengan adanya kenaikan kadar B-hCG atau tanda-tanda metastasis lainnya”
- Penanganan :
a. Sitostatika (kuratif) MTX + Actinomycin D
b. Pan Histerektomia
*CATATAN: Ada beberapa yang berpendapat menolak operasi karena:
- karena memudahkan penyebaran keganasan
- post operatif kurang sensitif terhadap sitostatika (MTX)
3. Kehamilan Ektopik Terganggu
- Dalam keadaan normal kehamilan akan terjadi intrauterin & nidasi terjadi pada endometrium
korpus uteri. Dalam keadaan abnormal implantasi hasil konsepsi terjadi diluar endometrium rahim.
- Kehamilan Ektopik (KE) adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi diluar endometrium
rahim.
- Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) adalah kehamilan ektopik yang terhenti proses perkembangan
janinnya dengan terjadi ruptur pada tempat implantasi janin.
- Etiologi :
Faktor uterus : hipoplasi uterus, tumor uterus yang menekan tuba
Faktor tuba : salpingitis, striktura, endometriosis, sterilisasi tak sempurna
Faktor ovum : migrasi interna/eksterna, rapid cell densun
Faktor sperma : gerak sperma yang lebih cepat
- Lokalisasi :
1. Interstisial (2%)
2. Istmus (25%)
3. Ampulla (55%)
4. Fimbrial (17%)
5. Ovarial, terdiri dari 3 struktur:
a. Intrafolikular
b. Superficial
c. Interstisia
6. Intraabdominal
* CATATAN : Laparotomi kehamilan abdominal, pemotongan tali pusat dilakukan sependek
mungkin karena tempat implantasi janin tidak memiliki struktur otot sehingga
menyebabkan perdarahan hebat.
7. Tubo-ovarial
8. Intraligamentar
9. Servikasl
- Setiap kehamilan harus berakhir atau diakhiri (diterminasi). Menurut umur kehamilannya dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1. Abortus : apabila < 20 minggu, BBL <500 gram
2. Imatur: antara 20-28 minggu, BBL 500-1000 gram
3. Prematur/Preterm: antara 28-37 minggu, BBL <2500 gram
4. Maturus/Aterm: antara 37-40 minggu
5. Serotinus/Postterm: ≥ 42 minggu
- Apabila terdapat ketidaksesuaian antara usia kehamilan dengan berat janin lahir, maka disebut
“dismaturitas”.
1. Prematuritas
- Adalah keadaan janin yang lahir pada usia kehamilan antara 28-37 minggu dan berat janin 1000-
2500 gram.
- Diagnosis:
Panjang badan < 47 cm (crown hell length)
Diameter occipito frontalis < 11 cm
Circuferentia occipito frontalis < 33cm
Hb fetal tinggi
Pusat osifikasi distal femoral epifisis (-)
- Faktor predisposisi:
o Mempengaruhi pertumbuhan fetus
Gemelli, Habitus/BB Ibu, ibu merokok, DM pada Ibu, Insersi plasenta, Infark
plasenta
o Mempengaruhi lamanya kehamilan
Saraf otonom, cerviks inkompeten, perangsangan mekanik janin
- Etiologi :
Toksemia gravidarum
Multiparitas
Perdarahan antepartum
Solutio Plasenta
Plasenta previa
Kelainan serviks
KPD
Hidramnion
Gemelli
Rhesus factor
Decompensasi kordis pada ibu
- Pencegahan:
Perbaikan sosial ekonomi
Cegah UTI
Cegah perkawinan muda
ANC teratur
Perbaiki laserasi serviks dengan operasi
o Mc. Donald
o Shirodkar
o Ennet
- Penanganan:
Sikap hasil konsepsi dipertahankan sampai aterm/viable
Tindakan :
o Bed rest
o Sedativa: luminal 3x30 mg/hari
o Tokolitik : isosuprine atau terbutaline
o Bila partus tidak dapat dicegah:
1. Episiotomi
2. Pemotongan tali pusat dilakukan sesegera mungkin
3. Injeksi vit. K 1 mg pada ibu segera setelah anak lahir
4. Persiapan resusitator/inkubator
*CATATAN:
Kompensasi supply oksigen pada janin prematur:
- Denyut jantung lebih cepat
- Kadar Hb tinggi
- Afinitas Hb F terhadap oksigen tinggi
2. Dismaturitas
- Adalah ketidaksesuaian antara tuanya kehamilan dengan berat janin lahir
o Hamil aterm tetapi BBLR (karena IUGR)
o Hamil prematur (< 37 minggu) dengan BBL >2500 gram
- Perbedaan dismaturitas vs prematuritas:
DISMATUR PREMATUR
- Etiologi:
o Hormonal : progesteron>>>, kepekaan oksitosin rendah
o Herediter
- Diagnosis:
o USG : BPD > normal, jumlah air ketuban sedikit, gerak janin melemah
o Rontgenologi: pusat penulangan distal femur >>
o Amnioskopi (warna keruh mekonium)
o Estriol urin
o Cardiothoracografi
o OCT/NST
- Tanda serotinus:
1. Janin lebih besar daripada janin aterm
2. Tulang&sutura lebih keras
3. Lanugo sedikit
4. Verniks caseosa sedikit
5. Kuku panjang
6. Rambut kepala tebal
7. Desquamasi epitel
- Komplikasi:
Ibu: distosia (janin besar, aksi uterus tidak terkoordinasi, air ketuban sedikit, moulage kepala
sedikit akibat sutura tertutup), partus lama, inertia uteri, kesalahan letak/presentasi
Janin: IUFD
- Penanganan:
a. Monitoring janin
b. Tindakan :
I. HPHT diketahui
USG: perbandingan usia kehamilan dgn berat janin
Bishop score :
- >5 = induksi persalinan
- <5 = pemeriksaan estriol (E3) dan Non Stress Test (NST)
*CATATAN
- Normal: jika E3 > 18mg/ml dan NST (+)
- Jika E3 & NST normal : ditunggu 1 minggu
- Jika E3 dan NST abnormal : dilakukan induksi
- Jika E3/NST abnormal : diulangi
II. HPHT tidak diketahui
USG: maturitas janin/fetal well being
Px estriol (E3) 2x seminggu
- E3 normal: ditunggu 1 minggu kemudian induksi
- E3 abnormal: dilakukan NST (Non Stress Test)
o NST normal : ditunggu 1 minggu kemudian diinduksi
o NST abnormal : persalinan diinduksi
III. Tindakan SC bila:
Insufisiensi plasenta pada serviks yang belum matang
Partus lama, pembukaan tak lengkap
Gawat janin, Primitua
- Interpretasi:
A. Negatif (kehamilan diteruskan, 1 minggu kemudian diperiksa ulang)
Deselerasi lambat (-)
Variabilitas DJJ baik
Akselerasi pada gerak janin (+)
B. Positif (kehamilan diakhiri dngan SC setelah maturasi paru (+) karena insufisiensi
uteroplasenta
Deselerasi lambat persisten
Variabilitas DJJ jelek
Akselerasi pada gerak janin (-)
C. Suspicious (pemeriksaan diulang)
Takikardia
Deselerasi lambat tidak persisten
- Interpretasi:
1. Reaktif ditunggu 1 minggu dan diperiksa ulang
a. DJJ basal 100-160x/mnt
b. Variabilitas DJJ >10 / menit
c. Gerak janin multiple >5 setiap 20 menit dengan ratio M/I >1
*CATATAN
- Individual (I) : gerak extremitas selama 3-5 detik dengan interval > 12 detik
- Multiple (M) : adalah gerak seluruh tubuh dengan interval < 12 detik
d. Reaksi DJJ terhadap gerak janin akselerasi omega
*CATATAN
- omega meningkat > 15 x/menit karena rangsangan mekanik dan suara
- lambda meningkat > 15 x/menit karena regangan plasenta
- elliptik meningkat >20 x/menit karena hipoksia singkat
- periodik meningkat > 15 x/menit karena rangsangan gerak janin multipel
2. Non reaktif segera dilahirkan bila maturitas paru baik
a. DJJ basal <100 atau >160 x/menit
b. Variabilitas DJJ < 10/menit
c. Gerak janin multiple <5 / 20 menit dengan ratio M/I < 1
d. Akselerasi (-) meskipun dirangsang dari luar
3. Sinusoidal terjadi fetal distress sehingga harus segera terminasi tanpa menunggu maturitas
paru, misal terjadi pada Rh isoimunisasi
a. DJJ basal osilasi rata
b. Variabilitas (-)
c. Gerak janin (-)
*CATATAN:
Kriteria fetal distress:
- DJJ < 100 atau > 160x/mnt
- irama tidak teratur
- deselerasi lambat
- serotinus (+) kecuali presentasi bokong
d. Akselerasi DJJ
- Jenis :
- Gemelli/kembar 2 :
- Triplet/kembar 3 :
- Quadriplet/ kembar 4:
- Conjoined Twins / kembar siam (craniopagus, abdominopagus, thoracopagus)
- Superfecundasi : pembuahan 1 sel telur (atau 2 telur pada ovulasi yang sama ) oleh 2
sperma dalam waktu yang singkat, terjadi 2 kali coitus pada jarak waktu yang
pendek.
- Superfetasi: Kehamilan ke II yang terjadi beberapa minggu setelah kehamilan I
(selisih waktu lama)
- Diagnosis :
- Uterus lebih besar dari normal
- TFU lebih tinggi daripada umur kehamilan
- Teraba bagian janin lebih dari 3
- Teraba 2 ballotement
- DJJ dengan 2 punctum maksimum (selisih > 10 denyut/menit)
- Rontgen foto terlihat gambaran 2 janin
- Kadar HCG> normal (> 1/200 (+))
- Komplikasi :
1. Pada Ibu : toksemia gravidarum, inertia uteri, perdarahan postpartum, solutio
plasenta, hidramnion
2. Pada janin : prematuritas, abortus, kesalahan letak, IUGR(BBLR)
*CATATAN :
Pada kehamilan ganda sering terjadi “Sindroma transfusi fetal / SINDROM TFT” dimana
terjadi pembagian sirkulasi yang tidak sama sehingga berat lahir janin tidak sama, dan sangat
dipengaruhi oleh insersi tali pusat pada plasenta (sentral, parasentral/filamentosa)
*Sindroma transfusi fetal*
1. Pada monozigotik :
Janin I (Sirkulasi >>) : hidramnion, polistemia, edema
Janin II (Sirkulasi <<) : oligohidramnion, janin kecil, anemia
2. Pada Dizigotik :
Janin I ( Sirkulasi <<) : IUFD, Fetus papyraceus
Janin II (Sirkulasi >>) : aterm
- Penanganan :
Sikap :
Persalinan pervaginam kecuali indikasi SC
Pengawasan terjadinya prolapsus funiculi, perdarahan postpartum
Pengawasan hipertensi/preeklampsia/eklampsia
Tindakan :
Janin I
Letak membujur : tunggu partus spontan & episiotomi
Letak melintang : SC
Janin II
Letak membujur : tunggu partus spontan & episiotomi
Letak melintang : versi ekstraksi, vaccum ekstraksi, ekstraksi forceps,
SC
Injeksi Sintometrin postpartum (10 U Oksitosin + 0,2 mg methergin iv)
*CATATAN:
- Indikasi SC:
1. Janin I letak lintang
2. Bagian terbawah kedua janin sejajar
3. Prolapsus funiculi
4. Plasenta previa
5. Interlocking
*Kriteria :
1. Primigravida muda (< 20 tahun)
2. Primigravida tua (> 35 tahun)
3. Granda multipara
4. TB < 145 cm
5. Riwayat obstetric buruk
a. > 2x abortus
b. >2x premature
c. Mola hidatidosa
d. IUFD
e. Eklampsia
f. Inertia uteri
g. Obstetri operatif
6. CPD
7. Kehamilan ganda / Hidramnion
8. Kelainan letak
9. Serotinus
10. Inkompeten serviks
PARTUS LAMA
- Adalah partus yang berlangsung >24 jam pada primigravida atau >18 jam pada multigravida
- Etiologi:
Kelainan jalan lahir keras
Kelainan Jalan lahir lunak
Kelainan his
Keadaan janin
Keadaan ibu
- Klasifikasi:
Partus tak maju (Kala I)
o Persalinan dengan his yang adekuat dlm 2 jam terakhir tidak menunjukkan kemajuan
:
Pembukaan serviks
Turunnya kepala
Putaran paksi (luar/dalam)
Partus Macet (Kala II)
o Tidak ada kemajuan persalinan pada Kala II dalam jangka waktu yang ditentukan
Partus Kasep
o Fase terakhir dari partus macet, ditandai dengan
keadaan dehidrasi
infeksi
kelelahan ibu
asfiksia & IUFD
- Penanganan :
Sikap : terminasi kehamilan
Tindakan : Induksi, VE,FFE, Manual aid (pada presbo), SC, embriotomi (bila janin mati)
DISTOCIA
- Mekanisme persalinan:
CV <9cm mengakibatkan diameter ini tidak bisa dilewati oleh diameter biparietalis
Terjadi presentasi muka (menggunakan diameter bitemporalis yg lebih kecil dari diameter
biparietalis) dan defleksi kepala partus lama
- Komplikasi:
1. Saat Kehamilan
a. Rahim tidak dapat keluar dari pelvis (inkarserasi)
b. Fundus uteri tetap tinggi sehingga menekan intraabdomen (pendulus abdomen)
c. Malposisi dan malpresentasi
d. Tali pusat menumbung : kulit ketuban (-), dilakukan VE/SC
e. Tali pusat terkemuka : kulit ketuban (+), dilakukan reposisi manual pada posisi
tredelenburg
f. Lightening tidak terjadi, fiksasi kepala tidak ada
g. Tes OSBORN (+)
2. Saat Persalinan
a. Partus lama
b. Molase berat (>2,5 cm) perdarahan intrakranial janin
c. KPD
d. Ruptur uteri
e. Tali pusat menumbung
f. Inertia uteri sekunder
g. Simphisiolisis (akibat penekanan yang lama)
3. Pada Anak
a. Infeksi intrapartum (akibat KPD)
b. Perdarahan intrkranial
c. Caput succadenum
d. Fraktur tulang kepala
e. Kematian janin intrapartum