Anda di halaman 1dari 25

EVANIA NITA

13710803

Secara Sederhana
Tes Bisik/ Tes Bisik Modifikasi
Tes Garpu Tala

Syarat:
Tempat
Sunyi
Tidak ada Echo
Jarak 6 meter

Penderita

Mata ditutup
Telinga yang diperiksa dihadapkan ke pemeriksa
Telinga yang tidak diperiksa ditutup
Mengulang kata-kata yang dibisikkan

Pemeriksa
Kata-kata yang dibisikkan sesudah expirasi biasa
Kata-kata yang dibisikkan 1 atau 2 kata yang dikenal
pasien
Kata harus mengandung huruf lunak dan huruf desis

Hasil Tes
KUANTITATIF
Fungsi Pendengaran

Suara Bisik

Normal

6 meter

Tuli Ringan

>4 meter sampai 6


meter

Tuli Sedang

>1 meter sampai <4


meter

Tuli Berat

<1 meter

Tuli Total

Bila teriak didepan


pasien
Pasien tidak mendengar

Untuk scrinning pendengaran

Lakukan diruangan yang kedap suara


Bisikkan 10 kata dengan intensitas lebih
menurun
Memperpanjang jarak pemeriksa

Menjauhkan mulut dengan telinga pasien


Menoleh / duduk dibelakang pasien

Beri masking pada telinga pasien


Pasien mendengar benar 80%kata
NORMAL

Teknik Pemeriksaan

Bisikkan 5 / 10 Kata
Bila semua kata didengar pada jarak 1
meter, mundur ke jarak ke 2 meter sampai
pasien mendengar 80% kata

Tajam pendengaran telinga yang terakhir 100%

Memastikan hasil Tes


Tajam pendengaran 3m, pemeriksa maju ke 2 m
pasien
Px mendengar 100% kata pemeriksa mundur ke
4meter
Sampai mendengar 80% kata

16326412825651210242048
40968192
BAS HURUF LUNAK
L,K,M,N,G,U
S,F,C

MUTLAK
PERCAKAPAN
SEHARI-HARI

DISCANT
HURUF
DESIS

Tes
Tes
Tes
Tes

Batas Atas dan Tes Batas Bawah


Rinne
Weber
Schwabach

Menentukan frekuensi garpu tala yang dapat


didengar px melalui hantaran udara pd intesitas
ambang normal

Cara
Semua garpu tala dibunyikan berurutan
Membunyikan dengan cara dipegang tangkainya, kedua
kakinya diketik dengan ujung jari
Pertama didengarkan pemeriksaan sampai bunyi hampir
hilang (intesitas bunyi terendah orang normal)
Didengarkan pada pasien Garpu Tala didekat MAE 12cm dengan posisi Tegak

Membandingkan AC dan BC pada 1 telinga pasien

Bunyikan Garpu Tala 512 hzletakkan tangkai


tegak lurus pada planum mastoid pasien sampai
pasien tidak dengar cepat dipindah ke depan
MAE pasien
Pasien ditanya mana yang lebih keras :
dibelakang telinga (planum mastoid) / depan
telinga
atau
ditanya masih mendengar garputala didepan
MAE
Lakukan pada kedua telinga
Jika lebih keras didepan MAE (masih dengar) : +
Jika lebih keras dibelakang MAE (tidak
mendengar) : -

Interprestasi
1. Normal
Rinne +
2. Tuli Konduksi
Rinne
3. Tuli Persepsi
Rinne +
False Rinne: Pseudo +/- (stimulus bunyi
yang ditangkap telinga yang tidak dites)
pendengaran jauh lebih baik.
Kesalahan
1. Letak Garpu Tala tidak baik / miring
2. Px terlambat memberi isyarat saat garpu
tala tidak terdengar

Membandingkan BC antara kedua telinga pasien

Garpu tala 512hz dibunyikan tangkai


diletakkan tegak lurus digaris median (dahi
/vertex/ dagu/gigi insisivus) dan ke2 kaki digaris
horizontal
Pasien diminta membandingkan telinga yang
mendengar lebih keras
Telinga terdengar:

Sama keras
Keras Kanan
Keras kiri

: tidak ada lateralisasi


: Lateralisasi kanan
: lateralisasi kiri

Interpretasi
1. Normal
: Tidak ada Lateralisasi
2. Tuli Konduksi
: Mendengar lebih keras pada
telinga yang sakit
3. Tuli Persepsi
: Mendengar lebih keras pada
telinga sehat

Membandingkan BC pasien dengan pemeriksa

Garpu Tala 512hz dibunyikan, tangkai diletakkan


tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa
sampai tidak mendengar. Secepatnya garpu tala
dipindah ke mastoid pasien
Pasien masih mendengar : Schwabach memanjang
Pasien tidak mendengar : Schwabach memendek
atau Normal
Untuk membedakan dapat dilakukan TES BALIK
(pasien ke pemeriksa)

Pemeriksa tidak mendengar


: NORMAL
Pemeriksa mendengar
: Schwabach memendek

Interpretasi
1. Normal
2. Tuli Konduksi
3. Tuli Persepsi

: Schwabach Normal
: Schwabach Memanjang
: Schwabach memendek

Kesalahan
1. Letak Garpu Tala tidak benar (kaki tersentuh)
2. Pasien terlambat memberi isyarat saat
garputala tidak terdengar

TULI KONDUKSI

TES

TULI SENSORI
NEURAL

Tak dengar huruf


lunak
Dengar huruf desis

Tes Bisik

Dengar huruf lunak


Tak dengar huruf
desis

Normal

Batas Atas

Menurun

Naik

Batas Bawah

Normal

Negatif

Rinne

Positif
False positif / negatif

Lateralisasi ke sisi
sakit

Weber

Lateralarisasi ke sisi
sehat

Memanjang

Schwabach

Memendek

Pemeriksaan audiometri Hasil audiogram


ambang pendengaran pasien
Lewat hantaran tulang (bone conduction =
BC)
Lewat hantaran udara (air conduction = AC)
Ambang pendengaran : intensitas minimal
(dB) rangsangan bunyi yang didengar
pasien
frekuensi 125,500,1000,2000,4000,8000 hz

Audiogram
normal

AC & BC < 25
dB,
Tidak ada
gap

BC 20dB
AC > 20 dB
Ada gap
Tidak berhimpit

AC dan BC > 20 dB
Tidak ada gap
Berhimpit

BC > 20 dB, AC > BC, ada gap

Dapat dilihat pendengarannya normal atau


tuli, jenis ketulian, derajat ketulian dapat
dihitung baik dari ambang dengar hantaran
udara (AC) atau hantaran tulang (BC)

0 - 25 dB
>25 40 dB
>40 55 dB
>55 70 dB
>70 90 dB
> 90 dB

:
:
:
:
:

tuli
tuli
tuli
tuli
tuli

: normal
ringan
sedang
sedang berat
berat
sangat berat

Gap bila perbedaan AC dan BC 10 dB,


minimal pada 2 frekuensi yang berdekatan

Anda mungkin juga menyukai