Anda di halaman 1dari 7

Neurotraumatologi

Neurotraumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka pada susunan saraf yang
bisa terjadi karena cedera langsung maupun tidak langsung kebagian saraf. Misalnya cedera pada
leher ataupun pada bagian tulang belakang yang dapat berakibat langsung kepada kolumna
vertebralis yang dapat menyebabkan penurunan fungsi sesuai tataletak anatomis dari tempat
yang mengalami cedera.

Cedera Medulla Spinalis


Medula spinalis adalah jaringan saraf yang berbentuk seperti kabel memanjang dari medula
oblongata turun melalui foramen magnum menuju tulang belakang dan bercabang ke berbagai
bagian tubuh. Secara umum, struktur spinal tersusun atas dua kolom, yaitu :
- Kolom korpus vertebra beserta semua diskus intervertebral yang berada didalamnya.
- Kolom elemen posterior (kompleks ligamentum posterior) yang terdiri dari lamina,
pedikel, prosesus spinosus, prosesus transversus dan pars artikularis, serta ligamentum-
ligamentum supraspinosum dan interspinosum, ligamentum flavum, dan kapsul sendi.
Untuk vertebra sendiri, tersusun atas 32 tulang antara lain :
- 7 pada bagian servikal
- 12 pada bagian thorakal
- 5 pada bagian lumbal
- 5 pada bagian sakral
- 3 pada bagian koksigeus
Atas dasar pembagian struktur spinal menjadi dua kolom, maka Holdsworth membuat klasifikasi
cedera spinal sebagai berikut :
- Cedera Fleksi
Cedera ini menyebabkan beban regangan pada ligamentum posterior, dan selanjutnya
dapat menimbulkan kompresi pada bagian anterior korpus vertebra dan mengakibatkan
wedge fracture (Teardrop Fracture). Cedera semacam ini adalah cedera yang stabil.
- Cedera Fleksi-Rotasi
Cedera ini akan menimbulkan cedera ligamentum posterior dan kadang juga prosessus
artikularis dan selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya dislokasi fraktur rotasional
yang dihubungkan dengan slice fracture korpus vertebra. Cedera ini adalah cedera yang
paling tidak stabil.
- Cedera Ekstensi
Pada cedera ini biasanya merusak ligamentum longitudinalis anterior dan menimbulkan
herniasi diskus. Biasanya terjadi pada bagian leher. Selama kolum vertebra pada posisi
fleksi, maka cedera ini masih tergolong stabil.
- Cedera Kompresi Vertikal
Cedera ini mengakibatkan pembebanan pada korpus vertebra dan dapat menimbulkan
burst fracture.
- Cedera Robek Langsung
Cedera ini biasanya terjadi di daerah thoraks dan disebabkan oleh pukulan langsung pada
punggung sehingga salah satu vertebra bergeser. Selain itu juga dapat mengakibatkan
fraktur prosesus artikularis dan ruptur ligamen.
Gejala Lesi pada Medulla Spinalis
Adanya lesi baik langsung maupun tidak langsung akan menyebabkan gejala yang dirasakan
oleh pasien. Gejala yang dirasakan sesuai dengan dimana tempat lesi berada. Sehingga
diharapkan dengan mengetahui letak anatomis dari saraf pada medulla spinalis beserta fungsinya
dapat mempermudah untuk mengetahui letak lesi pada medulla spinalis.
- Gangguan Miksi dan Defekasi
Bila didapatkan lesi transversal diatas konus medullaris dapat timbul gejala berbeda pada
stadium dini ataupun akut dan pada saat lesi sudah kronis.
o Stadium dini
Akan timbul retensi urin, dimana kandung kemih penuh oleh karena serabut saraf
aferen terputus. Setelah itu diikuti dengan keluarnya urin yang menetes-netes
yang disebut sebagai overflow inkontinensia.
o Kronis
Akan terjadi kandung kemih autonom (autonomic bladder), dimana teerjadi
pengosongan kandung kemih secara reflektorik.
- Anterior Cord Syndrome
Cedera didapatkan pada bagian anterior medulla spinalis, menyebabkan sensasi nyeri dan
suhundibewah tempat cedera mengalami kehilangan dan kelemahan yang biasanya
terletak di bagian posterior medulla spinalis.
Cedera dapat terjadi oleh karena suplai darah ke bagian anterior medulla spinalis rusak.
Dapat terjadi kehilangan kemampuan bergerak dan kehilangan perasa tajam atau tumpul
serta panas atau dingin dibawah tingkat cedera. Perasa posisi (proprioseptik) anggota
gerak atas dan bawah serta getar dan perasa raba ringan atau dalam pada kolumna
posterior tetap utuh.
- Posterior Cord Syndrome
Cedera didapatkan pada bagian posterior medulla spinalis. Dapat disebabkan oleh karena
penyakit sifilis. Menyebabkan kehilangan sensasi raba dan proprioseptik.
- Central Cord Syndrome
Sesuai namanya, merupakan cedera pada bagian sentral atau tengah dari medulla
spinalin. Yang biasanya dihubungkan dengan kelemahan ekstremitas atas yang lebih
besar dibandingkan dengan ekstremitas bawah.
- Brown-Sequard Syndrome
Merupakan cedera pada setengah bagian medulla spinalis yang menyebabkan kelemahan
dan gangguan proprioseptik pada sisi cedera dan gangguan nyeri serta suhu pada sisi
kontralateral dari lesi.
- Conus Medullaris Syndrome
Cedera pada ujung medulla spinalis yang terletak pada vertebra lumbal 1.
- Cauda Equina Syndrome
Merupakan cedera pada radiks spinalis dibawah vertebra lumbal 1.
Ciri Ciri Conus Medullaris Cauda Equina Syndrome
Syndrome
Presentasi Mendadak, bilateral Berangsur, unilateral
Reflex Fisiologis Reflex patella (N) Reflex patella dan achiles
Reflex achiles (turun) (turun)
Nyeri Radikuler Lebih ringan Lebih berat
Low Back Pain Banyak Kurang
Tanda & Gejala Sensorik Hipestesi perianal, simetris Saddle hipestesi, asimetris,
dan bilateral, disosiasi mungkin unilateral,
sensorik (+) disosiasi sensorik (-),
anestesi pada dermatom
spesifik ekstremitas bawah
dengan hipestesi dan
parastesi, mungkin hipestesi
didaerah pubis termasuk
glans penis atau klitoris
Kekuatan motoric Khas simetris, hiperrefleksi Paraplegi arefleksi asimetris
pada ekstremitas bawah lebih jelas, fasikulasi jarang,
yang paresis kurang jelas, atrofi lebih sering
fasikulasi mungkin ada
Impotensi Sering Jarang, disfungsi ereksi
(tidak mampu ereksi,
memelihara ereksi, ejakulasi
dan hipestesi daerah pubis
termasuk glans penis atau
klitoris)
Disfungsi Spinkter Retensi urin dan sfinkter ani Retensi urin, didapatkan
atoni menyebabkan pada akhir perjalanan
overflow inkontinentua urin penyakit
et alvi, terjadi pada awal
perjalanan penyakit

Kompresi Medulla Spinalis


Berdasarkan patologinya, kompresi pada medulla spinalis dapat dibagi menjadi tiga jenis lesi
yaitu, lesi ekstradural, lesi extramedullar dan lesi intramedullary.
- Lesi ekstradural
o Tumor metastasis
Tumor didaerah ekstradural umumnya terdiri dari tumor primer spinal dan tumor
metastasis. Tumor spinal ekstradural metastasis lebih banyak dibandingkan
dengan tumor primer. Tumor yang sering menyebar atau metastasis ke daerah
vertebra pada orang dewasa, primernya terbanyak dari paru-paru, payudara,
prostat, ginjal, dan limfoma.
o Abses ekstradural/Spondilitis TB/Potts disease
- Lesi ekstrameduller
o Meningioma
Meningioma merupakan salah satu tumor terbanyak pada ekstrameduler.
Meningioma adalah tumor yang berasal dari sel pembentuk meningen dan arakhn
oid. Lebih dari 90% meningioma di spinal berada di intradural, sisanya berada di
ekstradural.
o Schwannoma
Schwannoma merupakan salah satu tumor terbanyak pada ekstra meduler selain
meningioma. Tumor ini berasal dari sel-sel di sekitar akson saraf perifer yaitu sel
Schwann, fibroblas dan fibroblas perineurial.
o Kista arachnoid
- Lesi intrameduller
o Ependimoma
Merupakan tumor intrameduller terbanyak yang ditemui pada usia dewasa
(60%kasus). Berasal dari sel ependymal yang terletak di kanalis sentralis medulla
spinalis maupun pada ventrikulus terminalis di filum terminalis.
o Astrositoma
Pada tumor intrameduller, astrositoma menduduki peringkat kedua tumor
terbanyak pada usia dewasa setelah ependimoma. Tetapi menduduki peringkat
pertama pada kasus tumor intrameduller pada anak-anak.
o Syringomyelia

Epidural Hematoma (EDH)


Epidural hematom banyak disebabkan oleh perdarahan a. meningea media, dimana darah
terkumpul diantara tulang tengkorak dan duramater. 70-80% kejadian berasal dari region
temporal. Sekitar 85% kejadian biasanya disertai dengan fraktur kranii pada os temporal yang
melewati cekungan a. meningea media, tetapi jarang ditemui pada pasien usia lanjut.
Dikarenakan penempelan a. meningea media ke cranium.
Pada EDH dapat ditemui tanda yang khas, yaitu lucid interval. Lucid interval adalah
periode pendek yang terjadi sebelum kesadaran menurun diikuti dengan adanya gangguan
progresif kesadaran dan hemiparesis kontralateral. Dapat ditemui juga deficit neurologis fokal
yang umumnya hemiparesis kontralateral yang disebabkan oleh efek perluasan massa kea rah
traktus kortikospinal. Hemiparesis yang ipsilateral juga dapat terjadi karena kompresi
pedunkulus serebri kontralateral terhadap tepi tentorual (Kemohans notch).

Subdural Hematoma (SDH)


Merupakan pengumpulan darah pada ruang diantara duramater dan otak. Penyebab dari SDH
terbanyak oleh karena cedera kepala tertutup, dimana terjadi rupture vena (bridging vein)
subdural. Subdural hematoma dibagi menjadi tiga bagian yaitu, akut, subakut dan kronik.
- SDH Akut (<3hari)
Dapat berupa dampak dari trauma kecepatan tinggi, misalnya kecelakaan lalu lintas.
Selalu disertai dengan kerusakan otak primer berat. Prognosis dari SDH akut tergantung
dari usia, fungsi neurologi pada saat operasi, waktu (onset), jumlah kerusakan parenkim.
Pada SDH akut masih sulit untuk dibedakan secara klinis dengan EDH.
- SDH Subakut (4-21hari)
Gejala dapat menyerupai dan sulit dibedakan dengan SDH akut. Dapat dicurigai SDH
subakut jika terdapat nyeri kepala selama beberapa hari atau penurunan kewaspadaan
yang akhirnya akan menjadi penurunan kesadaran.
- SDH Kronik (>21 hari)
Dapat terjadi karena cedera ringan sehingga sering tidak disadari oleh pasien maupun
orang disekitarnya. Seringkali adanya nyeri kepala mendahului penurunan kesadaran.
Bisa juga didapatkan perubahan mental menyolokdan menyerupai demensia, gangguan
jiwa atau keracunan obat.

Mielopati
Mielopati merupakan gangguan fungsi atau struktur dari medula spinalis oleh adanya lesi
komplit atau inkomplit. Gangguan ini dapat berupa akibat dari cedera atau trauma, infeksi
lokal, ataupun penyakit sistemik. Cedera medula spinalis merupakan salah satu penyebab
utama disabilitas neurologis.

Spondilosis
Spondilosis merupakan proses penuaan dimana timbul osteofit di celah diskus yang
selanjutnya akan mengakibatkan penekanan medulla spinalis. Jika spondilotis terjadi pada regio
servikal, banyak orang awam yang menyebutkannya sebagai pengapuran leher.
Spondilosis servikalis dapat menimbulkan radikulopati, meielopatia, atau
kombinasi keduanya. Penekanan radiks oleh osteofit biasanya timbul perlahan, namun
dapat juga terjadi secara tiba-tiba. Hal yang sering dikeluhkan pasien adalah adanya
tengkuk kaku yang hilang timbul dan parastesia yang lambat laun akan mengikutsertakan
gejala sensorik, kelemahan motorik, perubahan reflex, serta nyeri pada leher dan lengan.

Contoh Soal UKDI


Gejala Neoplasma yang mengenai medulla spinalis timbul akibat penekanan akan
berakibat sebagai berikut, kecuali :
a. Para parese
b. Para plegi
c. Gangguan BAK
d. Gangguan BAB
e. BSSD
Seorang laki-laki 25 tahun dibawa ke IGD karena tidak sadar akibat KLL,telah terjadi
cedera kepala yang dapat menyebabkan komplikasi seperti dibawah ini, kecuali :
a. Hematom Epidural
b. Hematom Subdural
c. Hematom Intracerebral
d. Hipotensi
e. Infeksi
Seorang pria berusia 25 tahun, mengalami trauma akibat kecelakaan lalu lintas, dijumpai
adanya semi opaq pada CT-Scan kepala serta terdapat epidural hematom, kemungkinan
arteri yang pecah adalah
a. Bridging vein,
b. A. meningea media
c. A. serebri anterior
d. A.serebri posterior
e. Berry arteri
Seorang pria datang dengan luka tembak mengenai L1. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan motorik kanan terganggu, sensorik kiri terganggu, motorik kiri baik. Motorik
kanan baik. Didapatkan lumbal neurologis diagnosis pasien Brown Sequared Dextra. Di
mana letak neuron-neuron, sensasi nyeri, impuls raba, nyeri tekan kasar.
Menyilang dimana ?
a. Setinggi medulla spinalis
b. Setinggi medulla oblongata
c. Di depan kanalis sentral medulla spinalis
d. Dibelakang kanalis sentral medulla spinalis
e. Setinggi dan di depan sentral medulla spinalis

Anda mungkin juga menyukai