Anda di halaman 1dari 46

Curriculum Vitae

• Name : DR.dr.H.Rudi Supriyadi,Mkes, SpPD-KGH,Finasim


• Age : 50 yo
• Current Positions :
• Associate Professor
• Chief of PAPDI JABAR (Indonesian internal medicine association , west java chapter)
• Chief of Internal Medicine Programme, Medical Faculty Universitas Padjadjaran,
• Researcher on free radicals, inflammation, antioxidant, nutrition, kidney diseases and hypertension
• Trainer of interventional nephrology
• Board member of : IDI Jabar, IDI Bandung, Papdi, PB Pernefri, Pernefri Jabar
• Member of : ASN (american soc of nephrology) correspondent member, ISN (international soc of
nephrology) full member, ERA EDTA, ANZSN,
• Publications : national and internasional
• Educations
• Medical Doctor Unpad 1989 -1995
• Magister of Health Sciences Unpad 1996-1999
• Internal Medicine Unpad 2000 – 2004
• Nephrologist and Hypertension Consultant Unpad 2005—2009
• Fellow of Inasim 2009
• Doctor of Medicine (PhD) Unpad 2010-2015
• Training of nephrology/intervention : Hongkong, Europe, Australia/NZ
• Training on Nutritions: TNT,
• Training on medical educations: CTA
KOMPLIKASI NON-
INFEKSI PADA CAPD

Rudi Supriyadi
Kateter PD

• Kateter PD terdapat dalam berbagai bentuk (straight, coiled, swan neck),

• Panjang kateter yang bervariasi

• Jumlah Dacron pengikat untuk perkembangan optimal dan fiksasi di exit


site.

• Kateter terdiri dari sebuah tabung silikon fleksibel dengan ujung yang
terbuka di awal dan akhir dengan beberapa lubang samping untuk drainase
dan penyerapan dialisat yang optimal.
Tenckhoff catheter- the ‘gold standard’

Dacron cuff
Tenckhoff Catheter
Kateter
Contoh yang ada

8
KOMPLIKASI
CAPD
KOMPLIKASI PADA PASIEN CAPD :

NON INFEKSI :
INFEKSI : • Terkait kateter
• PERITONITIS • Meningkatnya tekanan intra
• INFEKSI EXIT SITE abdomen
• INFEKSI TUNNEL • Terkait proses dialisis
• Komplikasi metabolik
KOMPLIKASI PADA PASIEN CAPD :

< 30 HARI > 30 HARI


(EARLY COMPLICATION) (LATE COMPLICATION)
• Practice makes perfect
• Practice makes early awareness
• Practice sense of crisis
Komplikasi Awal/ Early

Komplikasi insersi kateter


PD
Perforasi kandung kemih
Perforasi usus
Migrasi kateter melalui diafragma
Perdarahan intra peritoneal
Bocor cairan

Masalah terkait kateter yang


menyebabkan volume drain
berkurang (kegagalan outflow)
Obstruksi
Infeksi : Exit site /tunnel Entrapment
Peritonitis Malposisi
PERFORASI USUS
• Jarang terjadi
Penanganan :
• Insidensi : ~ 1% dari pasien CAPD
• Peritonitis
1. Dilakukan eksplorasi bedah
2. Pencabutan kateter
Penilaian : 3. Pemberian antibiotika
1. Timbul rasa sakit, Ketika ditekan
2. Mual , muntah
3. Perut menjadi kaku/ tegang
PERDARAHAN
• jarang terjadi Penanganan :
• biasanya terjadi di exit site/tunnel Tekanan manual atau jahitan
• akibat trauma tambahan dapat menghentikan
perdarahan yang persisten, flushing,
heparin, asam tranexamat, vit K
Penilaian :
1. Darah terlihat pada awal drainase
2. Cairan effluent merah
Komplikasi peningkatan tekanan
intra-abdominal
Edema Genital

Kebocoran cairan Kebocoran di dinding abdomen


& perikateter

Hernia Hydrothorax
Kebocoran cairan
• Biasanya terjadi pada awal PD
• Penyebab :
• Penyembuhan luka yang tidak baik (diabetes, orang tua, malnutrisi dan riwayat pemakaian
steroid)
• Hernia
• Pasien obese
• Riwayat Pembedahan di daerah abdomen

• Dialisat dari rongga abdomen dapat bocor ke kompartemen tubuh lainnya


• Edema genital ( labia majora,scrotum,penis)
subcutanoues abdominal leak
patent processus vaginalis may be
associated with an indirect inguinal hernia
• Melalui diafragma ke dalam rongga pleura → hydrothorax
Edema Genital
< 10% , hampir selalu pada pasien laki-laki
Dialisat mencapai genilatia melalui :
– a patent processus vaginalis to the tunica vaginalis → hydrocele

– defect di dinding abdomen → the dialysate tracks inferiorly along the abdominal wall → edema of foreskin and
scrotum.
Penanganan
Penilaian 1. PD dihentikan sementara
1. Edema skrotum 2. Scan abdomen
2. Volume drain berkurang 3. Reparasi bedah
3. Berat badan bertambah 4. HD sampai luka sembuh (sekitar 4
4. Rasa nyeri minggu)
5. Dimulai dengan pertukaran volume
yang sedikit
Kebocoran pada dinding abdomen dan perikateter

❖ Insidensi jarang, tetapi lebih sering daripada hernia

❖ Teknik pembedahan berperan dalam kebocoran peri kateter

❖ Pasien yang berisiko :


– Pasien dengan penyembuhan luka yang jelek (diabetes, orang tua, malnutrisi,
pemakaian steroid).

– Riwayat pembedahan di daerah abdomen, hernia dan obese


Kebocoran dinding abdomen
• Sulit untuk mendiagnosis secara klinis
• Sering disangka kegagalan UF

Penilaian Penanganan
1. Tiba-tiba ukuran pinggang 1. CAPD dihentikan sementara
bertambah 2. USG, CT Scan, MRI
2. Edema abdomen
3. Berat badan bertambah 3. Surgical repair
4. Tidak ada edema di tempat lain 4. Sementara HD sampai luka sembuh
(4 minggu)
Its time to sit down and listen to the truth (QS;AS)
Kebocoran peri kateter

Penilaian Penanganan
1. Edema subkutan 1. hentikan CAPD 24-48 jam → HD.

2. Kenaikan BB
2. CT scan
3. Volume outflow berkurang
3. Observasi tanda dan gejala infeksi exit site dan
4. Dialisat keluar melalui exit site (perban peritonitis bila ada kebocoran
basah)
4. Kebocoran yang berulang memerlukan
5. Biasanya terjadi pasca operasi implantasi pergantian kateter
kateter
Hydrothorax
✓ Perpindahan dialisat dari peritoneal ke rongga pleura

✓ Insidensi 1.0% – 5.1%, rata-rata1.9%

✓ Dapat terjadi :
– Pada awal PD
– Beberapa bulan /tahun

✓ Peningkatan tekanan intra abdominal yang transien dapat menjadi predisposisi


hidrotoraks akut

✓ Predominan pada wanita, hampir selalu pada toraks kanan


Hydrothorax
Diagnosis
1. Asimptomatik
2. Kesulitan bernafas, rasa tidak enak di dada
3. Berkurangnya volume drain
4. Analisis cairan pleura (transudat, lekosit , glukosa)
5. Foto toraks untuk konfirmasi efusi pleura

Penanganan
• Thoracocentesis
• Pleurodesis
• HD
• Gunakan volume yang kecil dengan posisi supine
Hernia
• Defek pada struktur dinding abdominal akibat tekanan intra abdomen yang
meningkat
• 10% - 20%

• Diagnosis
– Bengkak pada abdomen setelah latihan fisik atau batuk, mengedan
– CT scan abdomen
– Scanning dengan gamma camera
Hernia
Penyebab: Penanganan:
1. Defek anatomi kongenital 1. CAPD hentikan sementara, → HD
2. Volume dialisat dengan jumlah yang 2. Dimulai dengan volume yang kecil
banyak
3. Surgical repair
3. Riwayat hernia
4. Tunggu 4-8 minggu pasca operasi
4. Riwayat pembedahan

Jenis hernia:
1. Umbilikal
2. Inguinal
3. Insisional, termasuk di tempat kateter
Umbilical
hernia
Konstipasi adalah penyebab gangguan outflow
tersering
KONSTIPASI DAN DRAINING YANG JELEK
Penyebab disfungsi kateter tersering:
• biasanya menyebabkan masalah outflow
• Bagian koil dari kateter mungkin berada diatas kolon yang terdistensi,
sehingga menjadi katup satu arah saja.
• Pasien tidak bisa menilai dengan baik jumlah feses di kolon.
• Cobalah laksatif/urus-urus sebelum melakukan hal lain (laktulosa,
sabun/enema)
Migrasi Tip Kateter
Diagnosis banding outflow yang jelek
1. Konstipasi
2. Migrasi tip kateter
Migrasi Kateter
• Diagnosis awal dengan foto polos abdomen.

• Jika kateter keluar dari pelvis:


• trochar radiologi atau laparoskopi untuk menarik kateter
ke dalam pelvis.
• lebih sulit untuk kateter swan-neck dan tunnel m.rectus.
• reposisi laparoskopi.
Title Lorem
Ipsum
Sit Dolor Amet
Gangguan draining/filling cairan PD
Prinsip yang harus dilakukan:
1. singkirkan konstipasi
2. evaluasi fibrin
• tidak bisa di flush dan drain
• flush atau aspirasi kateter, pertimbangan tPA
3. evaluasi migrasi kateter atau kinking
• BNO
• Lainnya?
Diagnosis Banding Outflow yang Jelek
1. konstipasi
2. migrasi tip kateter
3. sumbatan fibrin
4. ???
Omental Wrap dan Obstruksi Outflow
• Lebih banyak terjadi pada:
• anak-anak
• jika posisi tip kateter diluar true pelvis

• biasanya inflow baik namun outflow jelek

• dapat dicegah dengan omentopeksi pada anak dan orang dengan omentum
yang ‘berlebih’

• Perlu tindakan bedah:


• omentektomi dengan/atau tanpa penggantian kateter PD
Diagnosis Banding Outflow yang Jelek
• konstipasi
• migrasi tip kateter
• adhesi/perlengketan
• omental wrap
• fibrin, klot, obstruksi eksternal (frangible, transfer set)
Diagnosis Banding Outflow yang Jelek
• konstipasi
• migrasi tip kateter
• adhesi/perlengketan
• omental wrap
• fibrin, klot, obstruksi eksternal (frangible, transfer set)
• Bocor kateter Tenkhoff
Kesimpulan
• CAPD merupakan pilihan Teknik dialisis terutama di zaman pandemik
covid19 ini
• Komplikasi infeksi dan non infeksi dapat terjadi pada pasien CAPD
• Antisipasi komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi non infeksi
yang tepat merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai
tim CAPD (dokter dan perawat)
• Practice makes perfect and has high sense of crisis
Hatur Nuhun
Terima Kasih
Sit Dolor Amet

Anda mungkin juga menyukai