Anda di halaman 1dari 72

IMPLEMENTASI KESEHATAN LINGKUNGAN DA

SISTEM UTILITY
DI RUMAH SAKIT DAN FASYANKES

RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA


Pencemaran utama dari kegiatan pelayanan
rumah sakit adalah sbb :
1. Limbah potensial infeksi
2. Residu produk farmasi
3. Bahan – bahan kimia berbahaya
Jenis limbah : padat, cair, dan gas
Berdasarkan data-data yang ada insiden akut
secara segnifikan lebih besar terjadi pada pekerja
RS dibandingkan dengan seluruh pekerja
disemua (jenis kelamin, ras, umur dan status
pekerjaan (Gun 1983) pekerja RS 1,5 kali lebih
besar dari golongan pekerja lain
Program K3RS
Bertujuan untuk melindungi keselamatan dan
kesehatan serta meningkatkan produktifitas
SDM Rumah Sakit melindungi pasien,
pengunjung dan masyarakat
dilingkungan sekitar Rumah Sakit.
Program K3RS yang harus diterapkan :

1. Pengembangan kebijakan K3RS pembentukan atau revitalisasi


organisasi K3RS
2. Pembudayaan perilaku K3RS sosialisasi K3 pd seluruh jajaran RS
3. Pengembangan SDM pelatihan umum, intern RS, extern ttg K3RS
4. Pengembangan pedoman, petunjuk teknis dan
standard operational prosedure (SOP) K3RS Penyusunan
pedoman yankes,yankesker,tanggap darurat, pencegahan dan penanggulangan
kebakaran, penyehatan lingk RS, SOP terhadap B3, kerja dan peralatan di
masing2 unit kerja RS dll.
5. Pemantauan dan evaluasi kesling tempat kerja mapping lingk
tempat kerja yang berisiko atau berbahaya, evaluasi lingk tempat kerja
6. Pelayanan kesehatan kerja pemeriksaan kes sblm bekerja, berkala
dan khusus, memberikan pengobatan, perawatan dan rehabilitasi, perlindungan
spesifik dg pemberian imunisasi pada tmp kerja yg berisiko dan berbahaya
7. Pelayanan keselamatan kerja  pembinaan dan pengawasan
keselamatan/keamanan sarana dan prasarana peralatan kes , perlengkapan
keslker, pengelolaan, pemeliharaan dan sertifikasi sarana, prasarana dan
peralatan RS,
Lanjutan..
8. Pengembangan program pemeliharaan pengelolaan limbah
padat, cair dan gas  penyediaan fasilitas untuk penanganan dan
pengelolaan limbah padat, cair dan gas, pengelolaan limbah medis dan non medis
9. Pengelolaan jasa bahan beracun berbahaya dan barang
berbahaya inventarisasi jasa, B3 dan barang berbahaya, membuat kebijakan
dan prosedur pengadaan, penyimpanan dan penanggulangan bila terjadi
kontaminasi dg acuan Lembar Data Keselamatan Bahan/ MSDS
10. Pengembangan manajemen tanggap darurat menyusun rencana
tanggap darurat (survey bahaya, bentuk tim tanggap darurat, menetapkan prosedur
dll), bentuk organisasi/ tim kewaspadaan bencana, pelatihan dan uji coba terhadap
kesiapan petugas tanggap darurat, membuar rambu2/tanda khusus, memberikan
APD pd petugas yang berisiko.bentuk sistem komunikasi internal dan eksternal
tanggap darurat RS, membuat kebijakan dan presedur kewaspadaan, upaya
pencegahan dan pengendalian bencana, evaluasi sistem tanggap darurat.
11. Pengumpulan, pengolahan, dokumentasi data dan
pelaporan kegitan K3 menyusun prosedur pencatatan dan pelaporan
serta penanggulangan kercelakaan kerja, PAK, kebakaran dan bencana, membuat
sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjut, pendokumentasian data (SDM, yg sakit
dilayani, pemeriksaan kes SDM, jenis penyakit yg terbanyak,kasus kecelakaan dll)
12. Review program tahunan melakukan internal audit K3 dg menggunakan
instrumen self assesment akriditasi RS,umpan balik SDM RS melalui wawancara
langsung, observasi singkat dan kuesioner, analisis biaya thdp SDM RS atas
kejadian penyakit dan KAK , mengikuti akriditasi RS.
Dasar Kebijakan :

a. UU No.44 Tahun 2009 tentang RS


b. UU no. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Pengelolaan LH
c. PP no. 18 th. 1999 ttg Pengelolaan Limbah B3
diperbaruhi dengan PP no.101 tahun 2014
d. Kepmenkes No.1087/Menkes/VIII/ 2010 tentang
standar K3 RS
e. Kepmenkes No.1204/Menkes/X/ 2004 tentang
Persyaratan Kes Lingkungan RS
Sanitasi / Kesling RS adlh suatu upaya memutus
mata rantai penularan penyakit dengan cara
perbaikan lingkungan sbb :
Pengelolaan air bersih & air medis.
Pengelolaan limbah cair.
Pengelolaan sampah (medis dan non medis/umum).
Pengendalian vektor dan binatang pengganggu.
Kebersihan lingkungan rumah sakit.
Pemantauan kualitas unsur lingkungan RS (fiskimbio).
Penyuluhan kesehatan lingkungan RS.
PENGELOLAAN SAMPAH

RSUD Dr.SOETOMO
SURABAYA
1. Definisi sampah medis :
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan
klinik/laboratorium/tindakan medis yang
cenderung berbahaya/beracun/infectious,
juga termasuk sampah/benda-benda yang
kontak dengan cairan tubuh penderita dan
sudah tidak digunakan lagi.
a. Sampah Lunak : Kapas, kasa, jaringan
tubuh
b. Sampah Tajam/Keras : Jarum, spuit, pisau,
ampul, lancet, dll.
c. Sampah Medis Beracun/Berbahaya : Obat-
obatan cytotoxic, bahan kimia, obat
kadaluarsa, bahan radioaktif.
d. Sampah - sampah yang berasal dari
Ruang Isolasi Khusus
2. Tujuan Pengelolaan Sampah
Medis (SM)
a.Mencegah menumpuknya sampah medis
yang cenderung bau, sehingga dapat
mengurangi kenyamanan dan terkesan
kumuh.
b.Mencegah terjadinya Infeksi Nosokomial
c.Mencegah perindukan serangga/binatang
yang dapat menyebarkan penyakit pada
masyarakat sekitarnya.
3. Sumber-sumber Sampah
Medis
a. Ruang Rawat Inap
b. Ruang Rawat Jalan
c. Ruang Rawat Darurat
d. GPDT ( Gedung Pusat Diagnostic Terpadu )
e. GBPT ( Gedung Bedah Pusat Terpadu )
f. Laboratorium
g. Instalasi Penunjang Lainnya
4. Tata laksana pengelolaan Limbah
padat RS :
 Pemilahan sampah dilakukan sejak dari sumber penghasil.
 Kontainer penampungan harus kedap air, bertutup, mudah
dibersihkan, dan berlabel. Khusus u/ limbah tajam, pakai
disposible/ safety box
 Kontainer harus ada cover/ lapisan kantong plastik
- Berwarna kuning : limbah/ sampah medis
- Berwarna ungu : limbah/ sampah cytotoxic (obat kanker)
- Berwarna merah : limbah/ sampah radioaktif
- Berwarna coklat : limbah/ sampah bahan kimia

 Limbah tidak boleh tercampur (terutama limbah radioaktif)


 Tali pengikat sesuai jenis sampah
 Trolly khusus warna kuning bertutup
 Petugas transportasi khusus
 Adanya tempat penampungan sementara maks. 24 jam.
Ruangan Perawatan

Sampah Lunak Sampah Medis Tajam Sampah Medis Citotoxic

Cover Kuning Safety Box/ Cover Ungu


Disposafe
Kontainer Kontainer

Trolly Kuning Trolly Kuning Trolly Kuning

Incinerator

Solidifikasi

Pihak Ke III berijin dari KLH


Sampah Medis Lunak

Sampah Medis Tajam


Penanganan
Jarum
Habis Pakai

Gb. Jenis kontainer sampah medis


Gb. Pengangkutan sampah medis
dari unit penghasil (ruangan) ke unit pengolahan (incinerator)
I. Prinsip Incinerasi
 Menghilangkan sifat infeksius
 Menghilangkan sifat bahaya
 Menghilangkan Sifat toksin/racun
 Meminimalkan volume limbah
II. Persyaratan Incinerator yang dipakai
 Suhu dapat mencapai 1200oC (untuk
chamber I) dan 1600oC (untuk chamber II)
 Tidak berasap
 Tidak berdebu
 Tidak berbau
Jenis Limbah RS yang diincenerasi
 Potongan tubuh/limbah jaringan tubuh, sisa
operasi
 Benda-benda tajam termasuk jarum suntik
 Limbah medis yang kontak dengan cairan tubuh
pasien
 Limbah darah
Jenis
Obat-obatan kadaluarsa
Incinerator yang dipakai di RSU Dr. Soetomo
 Tetap kapasitas 2 m3, 2 m3, 3 m 3
 Bahan bakar solar/gas, Suhu minimal 1000 oC
 Cerobong  12 m di atas permukaan tanah,
dilengkapi dengan titik pantau emisi udara
Gb. Incinerator
Pengolahan & Pemeriksaan Abu Pasca Bakar
Pastikan abu yang terjadi sudah tidak mengandung
kuman penyakit Uji laboratorium
Tidak mengandung B 3 (Arsen, Hg, Pb, Cd, dsb) Uji
Laboratorium
Dikemas dalam drum dan permukaan atas disemen
dibuang oleh pihak III berijin dari KLH (ijin
pengumpulan, pengolahan & pemanfaatan )
Abu pasca bakar
dimasukkan dlm drum,
dispacy/ disemen,
kemudian dibuang oleh pihak ke
III berijin dari KLH .
XI. Pemeriksaan Udara Berkala
Udara Emisi 6 bulan sekali : NO2, SO2 , HF, HCl,
HgCO, Total partikel, Pb, As, Cd, CR , Hidro Karbon
Udara Ambien : NO2 , CO, dan SO2

XII. Beberapa sarana yg harus ada di tempat


incinerasi :
Ruang ganti petugas
Wastafel/ sarana air bersih
Kamar mandi
APAR ( Alat Pemadam Kebakaran )
Tempat penyimpanan sementara
Saluran air limbah yang dihubungkan dengan
IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
 Kotak P3K
CEROBONG INCINERATOR
Sarana yg
harus tersedia
di incinerator
XIII. Pengamanan Operator
 Pemeriksaan kesehatan sebelum bertugas di
pembakaran sampah
 Pemeriksaan kesehatan rutin atau berkala
(cek laboratorium)
 Pelaksanaan imunisasi
 Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) :
Sepatu,maskerkarbon, helm, sarung tangan
 Cuci tangan dengan sabun
What ‘s the difference ?
Face Shield Sarung Tangan Kulit Safety Shoes

Gbr. Kelengkapan APD Petugas Incinerator


PENGELOLAAN
LIMBAH B3
Standar Akreditasi :
Bahan Bahan Berbahaya
MFK 5 : Organisasi merencanakan
penyimpanan, penanganan, dan penggunaan
bahan-bahan berbahaya, serta pengontrolan
dan pembuangan bahan-bahan berbahaya
dan limbah
Perencanan berisikan proses :
1. Logistik (pengadaan) bahan berbahaya dan penanganan
limbahnya
2. Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya;
3. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exposure) dan
insiden lainnya
4. Pembuangan limbah berbahaya yang aman
5. .Peralatan dan prosedur perlindungan yang sesuai selama
menggunakan, tumpahan atau paparan
6. Tersedia dokumentasi yang meliputi izin dan lisensi, atau
ketentuan lainnya yang dipersyaratkan
7. Pemasangan label sesuai dengan bahan berbahaya dan
limbahnya.
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan atau beracun yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tdk langsung dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan
hidup, dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Tujuan
TujuanPengelolaan
PengelolaanLimbah
LimbahB3
B3RS
RS
a. Menghilangkan sifat infeksius/ patogen.
b. Mencegah terjadinya Infeksi Nosokomial
c. Mencegah perindukan serangga/ binatang
yang dapat menyebarkan penyakit pada
masyarakat sekitarnya.
d. Mencegah tercemarnya lingkungan RS dan
sekitarnya dari kontaminan kimia
berbahaya.
Alternatif Pengolahan Limbah B3 Padat RS
Alternatif Pengolahan Limbah B3 Padat RS :
Peraturan Menteri Negara LH
No. 02 th. 2008
ttg Pemanfaatan Limbah B3

Pemanfaatan limbah B3 adalah kegiatan


penggunaan kembali (reuse) dan atau daur
ulang (recycle) dan atau perolehan kembali
(recovery) yg bertujuan untuk mengubah
limbah B3 mjd produk yg dpt digunakan serta
harus aman bagi lingkungan dan kesehatan
Upaya Pemanfaatan Limbah B3 RSDS
Limbah jarum pasca bakar dipres value

Limbah kaca penghancur kaca value

Botol infus disobek klorinasi


dikembalikan ke distributor harusnya value

Sampah umum organik composting


Lokasi TPS B3 Penyimpanan Accu Bekas

Penyimpanan Cairan B3 Penyimpanan Lampu Bekas (B3)


(Fixer/Developer)
8/6/14
PENGELOLAAN
SAMPAH NON MEDIS
SAMPAH UMUM/
NON MEDIS
a. Sampah berasal dari dapur pemasakan
b. Sisa - sisa makanan, bungkus - bungkus
makanan
c. Sampah halaman dan ruang tunggu.
d. Sampah- sampah yang tidak terkontami-
nasi cairan tubuh manusia.
SAMPAH UMUM/ NON MEDIS
1. Tujuan Pengelolaan & Kebijakan.
Hampir sama dengan sampah medis
perbedaannya tingkat toxicitasnya lebih sedikit
dibanding dengan sampah medis.
2. Sumber - sumber penghasilan sampah umum
lebih banyak di halaman, Ruang pemasakan
makanan dan Ruang tunggu.
3. Produksi sampah umum / hari di RSUD
Dr. Soetomo: 15 - 17 m3
KETENTUAN DALAM PENGELOLAAN
SAMPAH UMUM

 Kantong plastik warna hitam.


 Tali pengikat.
 Trolly khusus sampah umum.
 Sentral penampungan sementara di TPS
RS.
 Pembuangan akhir di TPA Benowo
menggunakan jasa pihak III.
 Perlindungan petugas memakai APD
PERMASALAHAN DALAM
PENANGANAN SAMPAH
1. Kurang disiplinnya petugas medis atau yang
lainnya (Mahasiswa, DM, PPDS, Perawat/
Petugas )
2. Masih sering kali ditemukan sampah medis
yang tercampur dengan sampah non medis
(Spuit/jarum, slang infus, botol obat, sarung
tangan, masker, dll).
3. Di TPA peraturannya tidak boleh ada sampah
medis yang terbawah/ tercampur sampah
umum
ALUR PENGELOLAAN SAMPAH NON MEDIS
DI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Sampah Domestik

Cover Hitam

Kontainer Sampah Umum

Kontainer Trolly Pengumpul

Trolly Besar/Gledekan

TPS/DEPO RSUD Dr. SOETOMO

TPA KOMPOS
Gbr. TPS RSUD Dr. SOETOMO
PENGELOLAAN SAMPAH UMUM DENGAN METODE KOMPOSTING

Penimbangan bahan baku kompos Pencacahan bahan baku kompos Pengadukan bahan baku kompos
dengan Mesin Pencacah

Pengayakan kompos yang


sudah matang Proses Fermentasi bahan baku kompos Penyemprotan bahan baku kompos

Penimbangan kompos yang Pengemasan kompos Pemeriksaan kandungan NPK dan


sudah matang C/N ratio kompos ke Sucofindo

48
TPS RSUD Dr. Soetomo

TPS tempat lain


PENGELOLAAN
LIMBAH CAIR
A. Limbah Cair yang Diolah
1.Limbah cair yang mengandung kuman
berbahaya (Irna dan Laboratorium)
2.Limbah cair yang mengandung bahan
beracun (Farmasi, Loundry)
3.Limbah cair dari Septictank
4.Limbah cair yang mengandung organik
tinggi ( Dapur/ Gizi )
B. Instalasi Distribusi
Instalasi perpipaan menggunakan system
tertutup yang dilengkapi dengan bak-bak
penampung dan bak-bak pengangkat
menggunakan pompa tekan.
C. Pengolohan Sentral (Activited
Sludge)
System pengolahan sentral : Cara aerob.
Kapasitas 850 m3 luas bangunan 1100 m2
Komponen bangunan pengolahan :
1.Penyaringan mekanik
2.Bangunan pencampur/equalisasi
3.Bangunan bioreaktor
4.Sludge holding tank
5.Bak Desinfeksi
6.SDB / Bak Pengering Lumpur
7.Kolam stabilisasi
D. Diagram alir penanganan limbah cair
rumah sakit :

Sumur Unit Pengolah


Km. mandi Biologis
pasien Pengumpul

Penangkap
Dapur
Lemak Chlorinator

Laundry Penanganan
Awal Dibuang ke
badan air
penerima
Penanganan sesuai standar
Laboratorium
Awal yg berlaku
E.Tata laksana pengelolaan LB3 cair RS

 Pengumpulan sesuai karakteristik (infeksius, kimia, atau radioaktif).

 Saluran harus tertutup, aliran lancar, dan terpisah dari saluran air
hujan.

 Ada alat pengukur debit harian

 Frekuensi pemeriksaan effluent 1 bln sekali di Laboratorium


Provinsi.

 Pengelolaan limbah cair radioaktif sesuai ketentuan BATAN.


Gb. IPAL SENTRAL RSUD Dr. SOETOMO
Gbr. Agisak

Gbr. Bak Equalisasi


Gbr. Kolam Desinfeksi Gbr. Bioreaktor

Badan Air Sungai Kalidami Gbr. Sludge Drying Bed


F. Pre treatment dan pengolohan limbah
cair lokal
1. Penangkap lemak : Grase Trap di Inst. Gizi
2. UPIPI dan IRD menggunakan Dosing Pump
3. Septicktank di R. IRNA dan penunjang
4. Interseptor Loundry

G. Pemantauan Kualitas dan Pelaporan


1. Pemeriksaan laboratorium secara bakteriologi dan
secara kimiawi tiap 1 bln sekali di inlet dan outlet
2. Pelaporan pada Gubernur setiap 3 bulan sekali dengan
tembusan BLH Kota, BLH Propinsi dan KLH
3. Pelaporan unsur lingkungan ke BLH, KLH (Proper)
4. Pelaporan pelaksanaan RKL-RPL setiap 6 bulan sekali
PERIJINAN YANG TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP DI RSUD Dr. SOETOMO
I. Ijin Pengelolaan limbah cair (IPLC) :
1. IPAL Sentral : Keputusan Badan LH Kota Surabaya No. 660.31/2/436.7.2/2015, tanggal
27 Mei 2015 (berakhir 27 Mei 2018)

II. Perijinan Dokumen Lingkungan Hidup (AMDAL) RSUD Dr. Soetomo :


1. Study Evaluasi Lingkungan RSUD Dr. Soetomo Nomer : 660/1324/201.3/1992, tanggal 6
Oktober 1992
2. Persetujuan ANDAL, RKL dan RPL Pembangunan Gedung Diagnostic Center RSUD Dr.
Soetomo Nomer : 660/4644/436.6.3/2006, tanggal 13 Nopember 2006
3. Persetujuan Addendum ANDAL, RKL & RPL Pembangunan Gedung Kesehatan Pusat
Pelayanan Jantung Terpadu (PPJT) RSUD Dr. Soetomo No.660.1/3746/436.7.2/2010,
tanggal 17 Desember 2010
4. Persetujuan / rekomendasi Addendum ANDAL, RKL & RPL Pembangunan Surabaya
Transplant Organ Center (STOC) RSUD Dr. Soetomo Surabaya, tanggal 12 Januari 2012

III. Ijin Pengoperasian Insinerator dari Kementrian LH dan Kehutanan


1. KepmenLH RI No.295 Tahun 2013 tentang Izin Pengolahan Limbah B3 Menggunakan
Insinerator RSUD Dr. Soetomo
2. Kepmen LH dan Kehutanan RI No.08.7.04 Tahun 2015 tentang Izin Pengolahan LB3
untuk kegiatan pengolahan LB3 RSUD Dr. Soetomo

IV. Ijin Penyimpanan Limbah B3 dari BLH Kota Surabaya


1 Keputusan Badan LH Kota Surabaya No. 660.1/1127/436.7.2/2014, tanggal 11
September 2014
Manajemen Safety
Sistim Air Bersih
Menurut UU No 44 Tahun 2009
Rumah Sakit Harus Menyediakan :
1.Menyediakan fasilitas yang aman dan berfungsi baik, bagi
fasilitas fisik, peralatan medis maupun sumber daya
manusia.
2.Pengelolaan fasilitas dan sumber daya manusia secara
efektif.
3.Berusaha untuk:
 Mengurangi dan mengendalikan resiko yang dapat mengancam
keselamatan pasien.
 Mencegah kecelakaan dan cedera kerja.
 Mempertahankan kondisi yang mendukung keselamatan pasien
Standar Akreditasi
Sistem Utilitas(listrik, air, dll)

 MFK 9 : Fasilitas listrik,dan air tersedia 24 jam


sehari, 7 hari dalam 1 minggu melalui sumber
utama atau alternatif untuk memenuhi
kebutuhan dasar perawatan

 MFK 10 : Listrik, air, pembuangan limbah,


ventilasi, gas medis, dan sistem penting lainnya
di periksa dan dirawat secara berkala, dan
diperbaharui jika memungkinkan
Pasokan Air Bersih RSDS
 Sumber air bersih utama RSDS dari PDAM
 RS juga memp sumber dari sumur pompa 4 buah
kebutuhan siram taman dan sebagai sumber alternatif
 Penampungan air (tandon) dr PDAM : total 2.250 m3
- Tandon sentral : 1500 m3
- Tandon GPDT : 750 m3
 Disamping mempunyai Tandon air sentral setiap gedung
dilengkapi dengan tandon lokal sesuai kebutuhan air di
gedung tersebut
 Pemenuhan kebutuhan air bersih pada keadaan
emergensi menggunakan permintaan kiriman tangki air
bersih dari PDAM
KONDISI EMERGENCY

 Dimana ada gangguan baik intern maupun extern


(ada perbaikan instalasi, pompa dll)
 Petugas sanitasi/ jaga pompa menghubungi pihak
PDAM untuk mengirim truk tangki air bersih di
masukkan pada inlet pipa emergency di lokasi :
-Tandon sentral
-Tandon IRD
-Tandon GBPT
-Tandon Hemodialysa
STANDAR NASIONAL KEBUTUHAN AIR BERSIH
DI RUMAH SAKIT

• Pegawai adalah 125 liter/ per orang / hari


• Pasien adalah 700 liter/ per orang / hari
• Kebutuhan air minum untuk pegawai dan
pasien 24 jam di dapur Gizi
• Ada masalah terkait Air hub pesawat telp :
1558 (tandon sentral 24 jam) atau 1553
(Kantor Sanitasi pada jam kerja)
PENGGUNAAN AIR BERSIH
DI RUMAH SAKIT

• Penggunaan air bersih di RS Dr.Soetomo 2.300 M³/ hari


• Untuk pelayanan pasien, pegawai, dan keluarga/ pengunjung
• Water treatmen
• Hydran... .....persiapan bila ada kebakaran
• Siram taman/ cleaning service
• Pembangunan/proyek dan Kantin
PENGECEKAN DAN PEMELIHARAAN RUTIN AIR BERSIH
DI RUMAH SAKIT
1. Pemeliharaan Instalasi Perpipaan
2. Pemeliharaan Sistim Pompa
3. Pemeliharaan Kualitas
a. Pemberian Kaporit / desinfektan
b. Pengecekan sisa chlor di 4 titik
c. Pengurasan tandon
d. Pemeriksaan air bersih secara kimia dan bakteriologis
4. Pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih di lingkungan
rumah sakit
5. Pengecekan meter air di rumah sakit
PDAM

450 M³ /hr
Tandon Lokal INSTALASI
Vol. 197 M³
RAWAT JALAN

975M³/hr
Tandon Lokal INSTALASI
Vol. 100 M³
RAWAT INAP

Tandon Lokal 130M³ /hr


Vol. 300 M³ OK GBPT
TANDON
SENTRAL IPAL (±850M³/hr)
5625Ltr/hr
Vol :1000M³ Tandon Lokal
UPIPI
(pemakaian Vol. 15 M³
±2300M³/hr) Infectious + Domestik
90M³ /hr ( 1550M³/hr )
Tandon Lokal
IRD
Vol. 157,5 M³
Dikonsumsi,
meresap ke tanah,
Tandon Lokal 25M³ /hr
menguap
Vol. 1200Ltr NEONATUS

750M³/hr
300M³/hr
Tandon Lokal
HEMODIALYSIS
Vol. 100 M³

250M³ hr
Tandon Lokal INST GIZI DAN
Vol. 50 M³
LOUNDRY
500Ltr/h
Tandon Lokal r
Vol.3000Ltr RI K
740M³/hr

Perkantoran,, Taman, POSA,


IKK, Farmasi, Kantin, dll

100M³/hr
TANDON GPDT LABORATORIUM
Vol. 750M³ GPDT
IPAL (50 M³ /hr )
RADIOLOGI

(Taman, cs) Dibuang 20M³/hr

Gambar 2 – Diagram Kebutuhan Air Bersih RSUD Dr. Soetomo


Diagram instalasi Air Bersih RSUD Dr Soetomo
CLORINASI TANDON IRJ
SENTRAL LOKAL
PDA
M TANDON TANDON
SENTRAL I R NA
LOKAL
TANDON WATER OK /
LOKAL TREATMEN GBPT
T
CHLORINASI
II CSSD
TANDON IRD
LOKAL CSSD dan OK
WATER
TREATME
TANDON NT
LOKAL NEONATUS

TANDON
WATER
HEMODIALYSI
TREATMENT S

TANDON
WATER
GPDT GPDT LABORATORIUM
TREATMEN
T
- Hemodialisis
- IRNA

Anda mungkin juga menyukai