Anda di halaman 1dari 9

WHITE PAPER (BUKU PUTIH)

KOMPETENSI KEPERAWATAN
HEMODIALISA

White Paper Kompetensi Keperawatan Medikal Bedah SHBG Page


KATA PENGANTAR

Dalam rangka memastikan memiliki staf keperawatan yang kompeten sesuai dengan misi,
sumber daya, dan kebutuhan pasien, sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap
outcome pasien secara keseluruhan dan melindungi keselamatan pasien, maka perlu adanya
White Paper (Buku Putih) kompetensi keperawatan.

White Paper (Buku Putih) kompetensi Keperawatan Medical Bedah ini disusun dengan
tujuan sebagai acuan bagi para perawat mengetahui dan memahami kompetensi minimal
yang harus dimiliki pada setiap jenjang kompetensinya. Buku ini juga dapat digunakan
sebagai acuan bagi setiap staf struktural keperawatan dalam mensupervisi dan merencanakan
pengembangan staf yang ada dibawah tanggung jawabnya.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan White Paper (Buku Putih)
ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan masukkan atau kritikan serta saran untuk
penyempurnaan buku ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih bagi semua pihak
terkait yang telah memberikan banyak masukan dan mendukung dalam penyusunan buku ini.

Sub Komite Kredensial Keperawatan

White Paper Kompetensi Keperawatan Medikal Bedah RS XX


DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

A. Latar Belakang ………………………………………………………………… 1


B. Tujuan ………….......……………....…………………………………………... 2
C. Persyaratan Umum dan Kualifikasi ……………………………………………... 2
D. Standar Kompetensi Hemodialisa…………...………………………………........ 3
1. Standar Kompetensi Perawat Klinik I (PK I) Hemodialisa….. ………...…… 3

2. Standar Kompetensi Perawat Klinik II (PK II) hemodialisa…..…………….. 9

3. Standar Kompetensi Perawat Klinik III (PK III) hemodialisa…. …..………. 11

Daftar Pustaka …………………..……………………………………………………….. 14

White Paper Kompetensi Keperawatan Medikal Bedah RS XX


A. Latar Belakang
Peningkatan pembangunan kesehatan di Indonesia seharusnya diikuti secara
seimbang oleh perbaikan mutu pelayanan kesehatan baik di sarana pelayanan kesehatan
maupun praktek perorangan. Adanya globalisasi serta industrialisasi yang cepat di sektor
kesehatan berdampak pada cara melakukan tindakan, baik berupa terapi, pemakaian alat,
pemberian resep dan sebagainya sehingga tindakan tersebut sesuai indikasi yang tepat.
Disamping itu dengan adanya UU Perlindungan Konsumen serta terkaitnya praktek
kedokteran terhadap aspek medis, legal, etis, psikologis, sosial budaya serta finansial
maka perlu di buat suatu pedoman pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dan memberikan rasa aman
bagi dokter/tenaga medik dalam melakukan praktek kedokteran. Hal ini berlaku juga
pada pelayanan dialisis di mana umumnya pasien dengan penyakit ginjal kronik
membutuhkan pengobatan yang berulang dan melibatkan peralatan/mesin dengan
teknologi tinggi serta kompetensi tenaga kesehatan yang memadai.
Adanya kebijakan desentralisasi dan sistem pembiayaan kesehatan untuk masyarakat
miskin, maka pasien miskin yang memerlukan tindakan hemodialisis dapat terlayani
tanpa perlu membayar. Namun demikian, melihat kondisi pelayanan hemodialisis saat
ini di Indonesia, baik dari segi tempat pelayanan dialisis, jumlah mesin, dokter dan
perawat, tidak akan mencukupi untuk melayani peningkatan jumlah pasien seperti
tersebut diatas.
Selain itu dengan diberlakukannya UU Praktek Kedokteran No. 29 than 2004 yang
intinya melindungi kepentingan masyarakat, di tuntut kualitas dokter yang mempunyai
kompetensi yang tinggi. Dengan demikian akan ada kesenjangan bahwa di satu pihak
diperlukan penambahan pusat dialisis yang tentunya dibarengi dengan penambahan
jumlah dokter yang kompeten, tetapi dibatasi dengan peraturan jumlah praktek yang
diperkenankan.
Pernefri sebagai organisasi profesi konsultan ginjal, merasa bertanggung jawab turut
membantu dalam mengatasi masalah ini terutama pada antisipasi peningkatan jumlah
pasien PGK ( Penyakit Ginjal Kronik). Selain itu, pihak asuransi sebagai penyandang
dana untuk pelayanan hemodialisis harus di bantu oleh Pernefri untuk dapat mengelola
dan melayani pasien hemodialisis dengan optimal sehingga tercapai sasaran dengan biaya
yang efisien.

White Paper Kompetensi Keperawaran Hemodialisi Page


B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Menjamin klien memperoleh pelayanan asuhan keperawatan yang aman dan
berkualitas dari perawat yang kompeten di lingkungan RS Yarsi Pontianak.

2. Tujuan Khusus
a. Pedoman bagi perawat klinik dalam menjalankan peran profesinya.
b. Para perawat klinik memahami kompetensi minimal yang harus dimiliki dan
dicapai.
c. Pedoman bagi staf struktural keperawatan dalam menyusun perencanaan
pengembangan karir dan jenjang kompetensi para perawat klinik
d. Pedoman bagi rumah sakit untuk menetapkan kebijakan bidang keperawatan
terkait dengan sumber daya manusia.

C. Persyaratan Umum dan Kualifikasi


1. Perawat pelaksana minimal D 3 keperawatan, memiliki sertifikat pelatihan Intensif
Ginjal Indonesia, dengan pengalaman klinik minimal 2 tahun dilingkup
keperawatan
2. Ketua Tim ( penanggung jawab shif ) : minimal D3 keperawatan, dan bersertifikat
Pelatihan Intensif Ginjal pengalaman kerja di HD minimal 5 tahun, serta
mempunyai sertifikat pelatihan tambahan.
3. Perawat kepala ruangan Hemodialisis primer dan sekunder : Ners bersertifikat
pelatihan Intensif Ginjal dengan pengalaman sebagai ketua tim HD minimal 5
tahun dan memiliki sertifikat menagemen keperawatan.

D. STANDAR KOMPETENSI PERAWAT HEMODIALISIS RSU YARSI


PONTIANAK
1. Perawat Klinik ( PK I )
a. Praktik Profesional, etis, legal dan peka budaya
1) Mampu menunjukkan perilaku bertanggung gugat terhadap praktik
profesional
2) Bertanggung gugat dan bertanggung jawab terhadap keputusan dan
tindakan profesional ( perawat dapat menjelaskan alasan secara ilmiah
pada setiap tindakan hemodialisis yang dilakukan
White Paper Kompetensi Keperawatan Medikal Bedah RS XX Page
3) Mengenal batas peran dan kopetensi diri ( perawatn mengetahui batas
kemampuannya sehingga tidak melakukan tindakan diluar batas – batas
kemampuannya
4) Mampu merujuk atau mengkonsultasikan kepada yang lebih ahli ( merujuk
kepada perawat dengan kompetensi yang lebih tinggi tingkat
kepakarannya)
5) Mampu melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik
keperawatan Indonesia dan memperhatikan budaya
6) Mengerti dan menghormati hak privacy klien/pasien
7) Mengrti, memhami dan menghormati hak klien/pasien untuk mendapatkan
informasi ( perawat dapat memberi penjelasan tentang hak-hak
klien/pasien )
8) Mampu menjamin kerahasiaan dan keamanan informasi tentang status
kesehatan klien/pasien ( perawat tidak menyebarkan informasi tentang
klien/pasien kepada yang tidak berhak )
9) Mampu mengembangkan praktik keperawatan hemodialisis untuk dapat
memenuhi rasa aman dan menghargai martabat klien/pasien
10)Mampu menberikan asuhan keperawatan hemodialisis dengan
memperhatikan adat istiadat dan budaya klien/pasien
11)Mampu melaksanakan Praktik secara legal
12)Melakukan praktik sesuai dengan kebijakan institusi dan nasional
13)Menunjukkan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku terkait
praktik keperawatan hemodialisis dan kode etik keperawatan
b. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
1) Mampu melakukan pengkajian data keperawatan dasar
2) Mampu melakukan tindakan keperawatan dasar sesuai SPO RSU Yarsi
dengan supervisi PK I meliputi :
a) Pemenuhan kebutuhan oksigen
b) Pemenuhan kebutuhan Nutrisi, cairan dan elektrolit yang seimbang
c) Pemenuhan kebutuhan eliminasi urine dan feces
d) Pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan mempertahankan posisi tubuh
e) Pemenuhan kebutuhan istrahat dan tidur
f) Pemenuhan kebutuhan untuk memeprtahankan suhu tubuh normal
g) Pemenuhan kebutuhan untuk kebersihan tubuh dan penampilan diri
White Paper Kompetensi Keperawatan Medikal Bedah RS XX Page
h) Membantu menghindari bahaya dan cedera
i) Pemenuhan kebutuhan spritual
j) Pemenuhan kebutuhan beraktifitas dan rekreasi
k) Melakukan pendidikan kesehatan /promosi kesehatan
l) Memberikan obat sederhana ( oral, Suppositoria,tetes dan salep mata
m) Pengendalian Infeksi
n) Mampu menggunakan komunikasi trapeutik
o) Mampu melakukan evaluasi atas tindakan keperawatan hemodialisis
yang dilakukan
p) Mampu melakukan dokumentasi keperawatan hemodialisis secara
terintergrasi menggunakan pendekatan proses keperawatan
q) Mampu melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatan lain

2. Perawat Klinik ( PK II )
a. Semua kompetensi PK I
b. Mampu memahami konsep Perawatan Hemodialisis
c. Mampu melakukan pengkajian data keperawatan Hemodialisis tanpa
komplikasi
d. Mampu menganilisa data dan menetapkan diagnosa keperawatan, menyusun
rencana asuhan keperawatan yang menggambarkan intervensi pada pada
pasien hemodialisis tanpa komplikasi
e. Mencegah terjadinya pendarahan
f. Pengambilan darah kapiler
g. Monitor cairan dan elektrolit
h. Support emosional
i. Kewaspadaan terhadap sirkulasi
j. Terapi relaksasi
k. Pengurangan ancietas
l. Infection control
m. Manajemen obat
n. Manajemen nausea
o. Manajemen vomitus

White Paper Kompetensi Keperawatan Medikal Bedah RS XX Page


p. Melakukan insersi akses vascular
q. Manajemen perawatan mesin dialysis
r. Manajemen limbah
3. Perawat Klinik (PK III)
a. Kompetensi PK I dan PK II
b. Manajemen HD
c. Manajemen asam basa
d. Manajemen eliminasi urin
e. Pemeliharaan akses dialysis
f. Pemeliharaan alat akses vena
g. Interpretasi hasil laboratorium
h. Manajemen perdarahan
i. Manajemen pemberian tranfusi pada pasie hemodialisis
j. Penanganan trouble shooting pada akses vaskuler
k. Penanganan trouble shooting pada sirkulasi ekstra corporal
l. Manajemen water treatmen
m. Manajemen pemberian terapi selama hemodialis
n. SLEED
o. Manajemen diit hemodialisis
p. Menentukan berat badan
q. Manajemen komplikasi : hipotermi
r. Manajemen komplikasi : hipertermi
s. Manajemen komplikasi : kram otot
t. Manajemen komplikasi: emboli
u. Manajemen komplikasi : kejang
v. Manajemen komplikasi : disecuibrium sindrom
w. Adekuasi dialisis

4. Perawat Klinik (PK IV)

x. Kompetensi PK I, II dan III


y. EKG
z. Resusitasi cairan
aa. Terapi hemodialisis
White Paper Kompetensi Keperawatan Medikal Bedah RS XX Page
bb. Terapi hemofiltrasi
cc. Pendidikan kesehatan nutrisi dan cairan
dd. Menerapkan data penelitian untuk inovasi tindakan keperawatan
ee. Mengelola Pendidikan dan pelatihan keperawatan nefrologi
ff. Memecahkan masalah dengan metode PDSA

DAFTAR PUSTAKA

PP.PPNI dan Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan.Dep.Kes.R.I. (2006). Rancangan


Pedoman Pengembangan Sistem Jenjang Karir Profesional Perawat. Jakarta.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2010). Standar Kompetensi Perawat Indonesia.


Jakarta.

White Paper Kompetensi Keperawatan Medikal Bedah RS XX Page

Anda mungkin juga menyukai