Anda di halaman 1dari 53

CAPD OVERVIEW

KONSEP PILOT PROJECT CAPD

Nephrology & Hypertension Division, Internal Medicine Department, Medical


Faculty Hasanuddin University
Definisi Penyakit Ginjal Kronik
PGK didefinisikan sebagai kelainan pada struktur ATAU fungsi dari ginjal yang terjadi selama
lebih dari 3 bulan, dengan implikasi terhadap Kesehatan pasien

Albuminuria (AER ≥ 30 mg/24 jam; ACR ≥ 30 mg/g

Abnormalitas Sedimen Urin

Penanda Kerusakan Gangguan elektrolit atau abnormalitas lainnya disebabkan penyakit


Ginjal yang persisten > 3 tubular
bulan (1 atau lebih) Abnormalitas yang dideteksi menggunakan pemeriksaan Histologi

Abnormalitas structural yang dideteksi dengan menggunakan Teknik


radiologis
Riwayat Transplantasi Ginjal Sebelumnya

Penurunan LFG LFG  < 60 ml/menit/1,73 m2 ≥ 3 bulan.

Levin A, Stevens PE, Bilous RW, Coresh J, De Francisco AL, De Jong PE, Griffith KE, Hemmelgarn BR, Iseki K, Lamb EJ, Levey AS. Kidney Disease: Improving Global Outcomes (KDIGO) CKD Work Group. KDIGO 2012 clinical
practice guideline for the evaluation and management of chronic kidney disease. Kidney international supplements. 2013
Causes of CKD

The incidence of CKD varies by the


presence of risk factors. CDC, 2021
IRR, 2018
Stadium PGK

PROGRESIF

Levin A, Stevens PE, Bilous RW, Coresh J, De Francisco AL, De Jong PE, Griffith KE, Hemmelgarn BR, Iseki K, Lamb EJ, Levey AS. Kidney Disease: Improving Global Outcomes (KDIGO) CKD Work Group. KDIGO 2012 clinical
practice guideline for the evaluation and management of chronic kidney disease. Kidney international supplements. 2013
Tatalaksana Penyakit Ginjal Kronik

Gaitonde DY, Cook DL, Rivera IM. Chronic kidney disease: detection and evaluation. American family physician. 2017 Dec 15;96(12):776-83.
Terapi Pengganti Ginjal

Terapi Pengganti Ginjal (Gagal Ginjal Kronik)

Hemodialisis Dialisis Peritoneal (CAPD)

Transplantasi Ginjal
 
SEKILAS SEJARAH CAPD

 Proses transport membrane peritoneum pertama kali dipelajari oleh G. Wegner (1877)
→ Basis CAPD
 Georg Ganter merupakan yang pertama menggunakan CAPD (1923) University of
Würzburg
 Terapi CAPD rutin untuk PGK akut : 1924 - 1938 di AS & German.
 Kateter khusus CAPD dikembangkan oleh Arthur Grollman (1952) Southwestern
Medical School, Dallas
 APD pertama diperkenalkan oleh Fred Boen (1962)- Washington University
Perbandingan Modalitas TPG
Modalitas Deskripsi Keuntungan Kerugian
Transplantasi Ginjal Donor transplan dari manusia yang Angka kesintasan pasien lebih Sulit mencari donor yang
masih hidup ataupun cadaver baik dibandingkan dengan sesuai; komplians pasien
dialysis; biaya jangka panjang dengan obat imunosupresif
rendah
Hemodialisis Mesin memompa darah dari tubuh Angka kesintasan jangka panjang Terbatasnya unit HD
pasien ke dalam dialyzer, lalu dialisat lebih baik dibandingkan modliatas Jadawal cenderung tidak
dialirkan ke tempat sama untuk proses dialysis lainnya fleksibel
dialisis Cocok pada pasien yang sulit Terbatasnya ketersediaan akses
melakukan dialysis mandiri vaskular

Peritoneal Dialysis Proses dialysis di dalam rongga perut Meningkatkan kebebasan pasien Resiko underdialysis pada
sebagai penampung dan peritoneum Akses vascular tidak lagi di pasien dengan anuria
sebagai membrane semipermiabel lengan Peningkatan permeabiitas
Fungsi ginjal residual tersimpan membrane dan menurunnya
lebih lama fungsi ultrafiltrasi

Terapi Konservatif Pengobatan tanpa dialisis Baik pada pasien dengan Secara gradual menurunkan
prognosis buruk dengan dialysis, angka harapan hidup
atua pada pasien dengan
komorbid yang banyak

Levy J, Brown E, Lawrence A. Oxford handbook of dialysis. Oxford university press; 2016 Feb 18.
Daugirdas JT, Blake PG, Ing TS, editors. Handbook of dialysis. Lippincott Williams & Wilkins; 2007.
Perbedaan Antara Dialisis Peritoneal Dibandingkan
Hemodialisis
HD PD
Karakteristik Intermiten Kontinyu
Dialisis
3x4 jam pada mesin yang Setiap hari; 4 pergantian/hari atau mesin cycler pada malam
terseida di unit HD RS hari
Prosedur Dependen pada nakes Pasien/caregiver dapat melakukan prosedur secara mandiri

Jadwal lebih kaku Jadwal lebih fleksibel, sesuai gaya hidup pasien
Waktu transpor Membutuhkan waktu yang Tatalaksana dapat dilakukan di rumah, transport ke rumah
tidak sedikit hanya untuk ke sakit jika hanya dibutuhkan terutama kegawatan
unit HD
Perjalanan Adanya pengaturan jadwal Cairan dialisat PD dapat dibawah kemana-mana
khusus dengan unit HD
Kualitas Hidup Berkurang disebabkan Lebih baik pada pasien PD, namun beberapa kasus
bergantung pada unit HD pasien/caregiver dapat merasakan burnout
Kesintasan Angka kesintasan sama pada PD dan HD yakni 3-4 tahun pertama
Levy J, Brown E, Lawrence A. Oxford handbook of dialysis. Oxford university press; 2016 Feb 18
Indikasi & Kontraindikasi
Kontraindikasi :
operasi perut, colostomy, penyakit
pernafasan berat, badan yang besar, sudah
tidak kencing

Indikasi:
akses vaskuler yang jelek, penyakit jantung
lanjut. Domisili jauh, hidup sendiri
Dialisis Peritoneal
Dialisis peritoneal Kronik

Continuous Ambulatory Automated Peritoneal


Peritoeal Dialysis (CAPD) Dialysis (APD)

Continuous Cycling Peritoneal Dialysis


(CCPD), Nocturnal Intermittent
Peritoneal Dialysis (NIPD), Tidal with
day dwell, dan Cyclers.

Konsensus PD. PERNEFRI


Prinsip Dialisis
Peritoneal Large Pores (100-200 A) : jumlah kecil,
makromolekul, lekukan di endotelium

Small Pores (40-60 A) : jumlah besar, solute


kecil dan air, lekukan di endotelium

Ultrapores (4-6 A) : jumlah besar, transport air


dengan bantuan Aquaporin 1

50% ultrafiltrasi dengan dekstrosa melewati


small pores dan 50% melalui ultrapores

Himmelfarb J, Sayegh MH. Chronic Kidney Disease, Dialysis, and Transplantation E-Book: A Companion to Brenner and
Rector’s The Kidney. Elsevier Health Sciences; 2010 Oct 22.
Daugirdas JT, Blake PG, Ing TS, editors. Handbook of dialysis. Lippincott Williams & Wilkins; 2007
Tahapan Proses Dialisis pada PD

Himmelfarb J, Sayegh MH. Chronic Kidney Disease, Dialysis, and Transplantation E-Book: A Companion to Brenner and Rector’s The Kidney. Elsevier Health Sciences; 2010 Oct 22.
Komponen CAPD

Cairan
Akses
Dialisat
Evaluasi
Peresepan dan
Dialisis Monitorin
g
Akses CAPD
Pre-Implantasi :
- Pemilihan kateter
- Persiapan pasien termasuk penentuan
posisi exit-site dan pemberian laksan
danantibiotic profilaksis

Implantasi :
- Teknik : pembedahan, perkutaneus,
peritoneoskopik
- Arah exitsite sebaiknya downward
- Dilakukan tes patensi dan aliran kateter

Pasca Implantasi :
- Perawatan luka exit-site dengan
antibiotic salep
- Hindari memakai bahan iritatif
- Gunakan absorbent dressing dan exit-
site tetap kering
- Imobilisasi kateter
Hansson JH, Watnick S. Update on peritoneal dialysis: core curriculum 2016. American Journal of Kidney Diseases. 2016 Jan 1;67(1):151-64.
- Pembilasan per 3 hari
Cairan Dialisis

4 kekuatan dari glukosa : 1,5%, 2,5 %, 4,25% dan 7,5%

Hansson JH, Watnick S. Update on peritoneal dialysis: core curriculum 2016. American Journal of Kidney Diseases. 2016 Jan 1;67(1):151-64.
Daugirdas JT, Blake PG, Ing TS, editors. Handbook of dialysis. Lippincott Williams & Wilkins; 2007
MASALAH DIALISIS DI
INDONESIA
MASALAH DIALISIS DI INDONESIA

Penyakit ginjal kronik (PGK)


CAPD saat ini merupakan
merupakan masalah kesehatan
program nasional yang
global yang memberikan dampak
cakupannya masih rendah yaitu
sosioekonomi yang besar
sekitar 3% dari seluruh pasien
khususnya bagi negara
yang menjalani TPG
berkembang seperti Indonesia

Di Indonesia, berdasarkan data


Rendahnya persentase pasien yang
Indonesian renal registry (IRR) pada
menjalani CAPD dipengaruhi oleh
tahun 2018, jumlah pasien aktif yang
beberapa faktor antara lain edukasi
mendapatkan terapi pengganti ginjal
mengenai CAPD yang masih jarang
(TPG) adalah sebanyak 132.142 atau
pada pasien-pasien CKD yang
499 per juta penduduk dengan
membuat mereka masih ragu untuk
pertambahan pasien yang mendapatkan
memilih CAPD sebagai TPG, masih
TPG sebesar 66.433 atau 251 per juta
kurangnya tenaga medis terlatih
penduduk, angka tersebut mengalami
CAPD, komitmen berbagai pihak
peningkatan hampir dua kali lipat
yang masih rendah terhadap CAPD .
dibanding tahun sebelumnya.
Gagal Ginjal
menempati urutan
ke4 pembiayaan
JKN terbesar tahun
2020
INDONESIAN
RENAL REGISTRY

USRDS 2014 HONGKON MEXICO NEW THAILAND COLOMBI


G (JULISCIO ZEALAND A
REGION)

PROPORSI
CAPD
72 % 47 % 31 % 30 % 29 %
NORWEGIA BELANDA FINLANDIA SKOTLAND 22 %
IA NEGARA
TRANSPLA
NTASI
205 154 133 126 <20
GINJAL
(PER 1000 674, 2,57%
PSN Proporsi
DIALISIS) CAPD HD
26199,
97,43%
Indonesia
Mengapa Jumlah Pasien CAPD
Akan / Harus bertambah

CAPD
CAPD HD
Fungsi ginjal yang masih tersisa dapat Fungsi ginjal yang tersisa cepat menurun.
dipertahankan lebih lama.
Asupan cairan dan diet hanya sedikit Pembatasan asupan cairan dan diet lebih
dibatasi ketat

Kadar hemoglobin lebih tinggi  Kadar hemoglobin lebih rendah 


kebutuhan akan eritropoietin lebih rendah kebutuhan akan eritropoietin lebih tinggi
Dialisis dilakukan setiap hari  tubuh Dialisis tidak dilakukan setiap hari
terasa lebih sehat dan nyaman sehingga timbul gejala-gejala akibat
tertimbunnya produk-produk sisa dalam
tubuh
Tugas kita Bersama untuk
lebih bebas  dapat bekerja melakukan Terikat dengan waktu untuk melakukan
meningkatkan
aktivitas seperti biasa cakupan CAPD!!!
HD di Rumah Sakit
(2 -3 kali seminggu).

Tidak memerlukan Ruang khusus Harus dilakukan di Ruang HD


Tidak perlu mesin HD Perlu mesin HD
Dapat dilakukan dirumah Harus dilakukan di Rumah Sakit/Klinik

Tidak perlu biaya transportasi Perlu biaya transportasi ke RS


Komponen Utama pada Unit CAPD
Sumber Daya Manusia
Fasilitas
Protokol
Pengembangan Program

26
SDM
Nefrologist
SpPD terlatih Dokter
Dokter Umum Bedah
terlatih
Tim CAPD
Social
Perawat Worker,
CAPD Dietician,
Farmasi

27
Nefrologis : SpPD KGH
Ketua Tim
Kompeten di bidang nefrologi
Pengetahuan yang cukup untuk PD
Sebaiknya mempunyai ketrampilan dalam insersi
kateter PD
Bertanggung jawab tidak hanya pada keberhasilan
program tetapi juga peningkatan kualitas tim dan
pengembangan lainnya
SpPD terlatih
Bila di unit tersebut tidak ada KGH sesuai dengan
Permenkes maka SpPD terlatih bisa menjadi Ketua Tim
Di bawah supervisi Nefrologis
SpPD yang kompeten di bidang dialisis : HD dan PD
Pengetahuan yang cukup untuk PD
Bertanggung jawab tidak hanya pada keberhasilan
program tetapi juga peningkatan kualitas tim dan
pengembangan lainnya
Dokter umum pelaksana
Berhubung keterbatasan tenaga maka di Indonesia ada dokter umum
pelaksana dialisis
Menjadi pelaksana sehari-hari
Merupakan bagian dari tim yang terintegrasi
Penanggung jawab pasien tetap ketua tim
Kompeten dalam pelaksanaan dialisis
Pengetahuan yang cukup untuk PD
Berpartisipasi penuh tidak hanya pada keberhasilan program tetapi
juga peningkatan kualitas tim dan pengembangan lainnya
Dokter Bedah (Akses & Transplantasi)

Bila insersi kateter dilakukan oleh dokter bedah maka dokter bedah ini
harus mengerti PD secara keseluruhan
Bila nefrologis juga melakukan insersi kateter, dokter bedah berperan
dalam mendukung bila diperlukan tindakan bedah pada saat terjadi
komplikasi.
Harus terlibat dalam evaluasi hasil insersi kateter.
Dokter bedah yang melakukan operasi transplantasi ginjal harus familiar
pada kateter PD pada saat operasi.
Berpartisipasi dalam mengembangkan protokol bersama tenaga medis
lainnya.
Perawat PD
Merupakan kunci utama keberhasilan program PD
Perawat ini sesungguhnya yang menjalankan
program PD dengan nefrologist yang bertanggung
jawab
Perawat yang terlatih, trampil, kompeten,
berdedikasi dan mandiri sangat diperlukan demi
suksesnya program PD ini.
PERAN PERAWAT :

1. Memberikan tindakan keperawatan dasar PD


2. Mempunyai keterampilan yang adekuat untuk menangani
problem pada PD
3. Koordinasi keperawatan yang baik untuk berbagai aspek
seperti : perawatan peritonitis, perawatan kateter dan exit site,
manajemen anemia
4. Memberikan advis diluar jam kerja : menjawab konsultasi lewat
telepon pada hari libur atau malam hari

33
Dieticians
Terlibat pada pemeliharan status nutrisi pasien
Terlibat aktif dalam memperbaiki dan mencegah
kelainan CKD Mineral Bone Disease
Restriksi garam dan air
Berperan aktif dalam pengembangan protokol dan
kualitas pelayanan secara multidisiplin
Social worker
Memberikan bantuan pada saat edukasi pada pasien Penyakit Ginjal
Kronik Assist in education pre ESRD (?)
Membantu dalam menggunakan akses sistem pembiayaan pasien untuk
penyakitnya
Membantu pasien mendapatkan terapinya
Membantu pasien dalam pengawasan pelaksanaan PD sesuai
kompetensinya
Berpartisipasi aktif dalam pengembangan protokol
Komponen Utama pada Unit CAPD
Sumber Daya Manusia
Fasilitas
Protokol
Pengembangan Program

36
Fasilitas
Bisa di dalam satu lokasi dengan unit hemodialisis bisa
juga terpisah
Mulai dengan fasilitas sederhana misalnya dengan 1-2
ruang konsultasi
Area Training yang cukup untuk 2 sd 5 pasien
Tempat tidur untuk melakukan tindakan
Telepon
Internet
Prasarana

38
UNIT CAPD
• 3 daerah ( IN-CENTER)
 Area Edukasi
 Area Penggantian cairan
 Area Konsultasi
 “PD Unit” at Kidney Service
 Dikelola oleh perawat PD purna waktu
 Minimum luas area 12x10 m : cukup untuk lay out 3
area dan ruang tunggu untuk pasien
Wastafe
l

Area Area Edukasi


Penggantian
Cairan
Monitor

Partisi/
Gorden

Lemari
dengan Area Konsultasi
telepon dan
komputer

Pintu Masuk
OUTLINE

Pendahuluan
Komponen Utama pada Unit CAPD
Sumber Daya Manusia
Fasilitas
Protokol
Pengembangan Program

41
Protokol
Protokol /SPO harus ada dengan pendekatan multidisiplin
Tentukan jenis protokol yang diperlukan
Lakukan Review dan revisi bila diperlukan
Semua Dokter harus terlibat
Rekam Medik
SPO dan clinical pathway
Perioperative care routine
Exit site care
PET, dialysis adequacy test
Patients training and retraining
Transfer set exchange
PD clinic flow
Flowchart of treatment for different symptoms
Glucose control
Lab test, medication use and follow-up routine
Rekam Medik
 Foto Pasien
 Jadwal Kunjungan
 Data Demografi dan Riwayat Penyakit

Diperlukan
 Hasil Laboratorium daya upaya
 Obat Yang termasuk
dipakai dukungan semua
 Penilaian klinis : termasuk
pihak untukpreskripsi
suksesnya
 Penilaian Status Nutrisi
program CAPD
 Diet Pasien
 Dokumentasi Peritonitis dan exit site care
 Rekam Medis Rawat Inap
 Rekam medik elektronik : IRR

44
UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PENYAKIT GAGAL GINJAL

PENGUATAN PENINGKATAN PENGUATAN


1 2 3
FASKES SUMBER DAYA SISTEM RUJUKAN
Pemenuhan sarana, KESEHATAN Optimalisasi sistem rujukan
prasana, alat kesehatan Meningkatkan Kompetensi Melalui pengembangan Sistem
pelayanan penyakit ginjal klinis dan Kompetensi Informasi Rujukan  SISRUTE
manajerial
PROGRAM
Mendesak RS agar segera menyediakan CAPD set ( tancoff kateter,
transfer set, cairan dianeal ).
Memfasilitasi pertemuan pihak RS dengan BAXTER dalam
mengoptimalkan segala keperluan CAPD
Mengoptimalkan ruang unit CAPD
Ditetapkan Jadwal Konsultasi,PD assesment, PD klinik di unit PD
( Dokter, perawat, gizi klinik dan Farmasi )
Pelatihan tenaga CAPD :
Workshop CAPD
Unit CAPD: harus menambah pasien CAPD ( minimal 2 pasien
perbulan }
Dilakukan evaluasi bulanan guna monitoring keberhasilan program
CAPD
RENCANA KORWIL SUL-SEL
untuk pengembangan program CAPD

MEMPERBAIKI INFRASTRUKTUR PELAYANAN 2022


(training perawat,dokter,sistim rujukan , dll)

SOSIALISASI MASYARAKAT (pasien,awam,


LSM, dll)

DUKUNGAN REGULATOR (Kemenkes,


PEMDA , BPJS,biaya, dll)
2022
THE PLAN OF INCREASING CAPD
PAYMENT
Access
(Universal Health Coverage}

TENCKHOFF INSERTION
(By nephrologist, bedah digestif, urologi,
bedah umum) Simple

REFERRAL SYSTEM
(By village nurses/doctors)
Comfort

PILOT PROJECT
PELATIHAN
untuk pengembangan program CAPD

PELAYANAN TERTIER (RS PUSAT RUJUKAN)


Konsultan GH / bedah Konsultan GH / bedah
urologi/bedah digestif urologi/bedah digestif
Koordinator
program

ADVANCE TRAINING
PELAYANAN SEKUNDER (RS DAERAH) CAPD
SpPD plus/ dokter bedah umum Perawat CAPD Dokter SpPD
Dokter Bedah umum
Koordinator Perawat mahir HD
lapangan

PELAYANAN PRIMER

Perawat Puskesmas Kader Posyandu BASIC TRAINING


Petugas CAPD
Dokter umum
lapangan home-visit Perawat puskesmas
Kader Posyandu
SISTIM
RENCANA SISTIM RUJUKAN CAPD
RUJUK-
RUJUK BALIK RS WS - Pemilihan pasien calon CAPD di
1 RS Daerah daftar dikirim ke RSWS
2
- Indikasi ditentukan Tim CAPD
- Pemasangan CAPD dilakukan
2 -
1 Oleh Nefrologis . Bedah digestif,
urologi atau Bedah umum setempat
di RS Daerah
5 - Pasien kembali kerumah (kampung)
3 sehari-hari diamati oleh kader /
perawat puskesmas

RS - Bila ada komplikasi pasien dikirim


dan diobati di RS Daerah oleh
PUSKESMA
S DAERA PUSKESMA
S 4
perawat/dokter terlatih CAPD
H
3 - Bila komplikasi tidak dapat diobati
5 di RS Daerah baru dirujuk ke
RSWS

PUSKESMA
4 S
RENCANA SISTEM RUJUKAN CAPD
pasien CAPD

RS RING 1
PUS
RSD K
RS RS PUS PUS
K K
PUSK
SWAST SWAST
A A PUSK
PUSK
DTP/PONED
RING 2
DTP
PUSK PUSK
PONED PONED

RSD
RSW
RSH
RSD PUSK RS
RS PUSK

S
S DD
DTP DTP

PUSK
PUSK PUSK
PONED
PUSK
PONED RING 1
RS RS DTP

SWAST SWAST
A A
RSD

Dr
RS RING 2
kel
TERSTRUKTUR
KESIMPULAN

PGK adalah masalah global dengan angka kejadian


yang makin meningkat dan beban biaya yang besar
dalam penangannannya

 CAPD adalah salah satu pilihan modalitas terapi


pengganti ginjal yang memiliki banyak keunggulan
dibanding modalitas HD

 Perlunya Kerjasama mulai dari tingkat fasilitas


Kesehatan primer, sekunder dan tersier dalam
mensukseskan cakupan pelayanan CAPD pada
pasien gagal ginjal yang membutuhkan terapi
pengganti ginjal.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai