Anda di halaman 1dari 30

PRINSIP PERITONEAL DIALISIS:

INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN BERBAGAI TEKNIK


PERITONEAL DIALISIS

Astried Indrasari
PENYAKIT GINJAL KRONIK TAHAP 5
GAGAL GINJAL TERMINAL

TERAPI PENGGANTI GINJAL

TRANSPLANTASI GINJAL/ DIALISIS/


CANGKOK GINJAL CUCI DARAH
DIALISIS

HEMODIALISIS DIALISIS PERITONEAL


Dialisis Peritoneal

DP merupakan salah satu


modalitas dialisis dengan
menggunakan rongga abdomen
sebagai reservoar cairan dialisat
dan memanfaatkan membran
peritoneum sebagai membrane
semipermeabel yang berfungsi
sebagai tempat yang dilewati oleh
cairan tubuh dan solute termasuk
toksin uremik yang akan dibuang
Proses dialisis tidak berhenti, secara
berkesinambungan ‘membersihkan’ darah,
ontinuous 24 jam se-hari, setiap hari

Bebas bergerak, tidak berhubungan dengan mesin


mbulatory

Menggunakan rongga peritoneum yang bekerja


sebagai filter untuk mengeluarkan sisa metabolisme
eritoneal dan cairan dari darah

Menyaring dan membuang cairan berlebih serta


sisa metabolisme tubuh.
ialysis
Sistem dasar dari CAPD. Bagian-bagiannya terdiri dari
Kateter PD, Transfer set, dan Y set double bag
system (Haris D, 2005)
PRINSIP CAPD
 Cairan dialisis berada dan tinggal
dalam kavum abdomen sekitar 4-6
jam pada siang hari dan 6 -8 jam
pada malam hari, dilakukan 4
kali sehari
 Proses ini dilakukan secara terus-
menerus untuk mencapai
dialisis
yang adekuat
 Tidak memerlukan mesin  Pasien
melakukan sendiri dialisisnya pada
siang dan malam hari.
Kateter DP (Tenckhoff
catheter) merupakan
akses untuk
memasukan cairan
dialisat dan
mengeluarkan enfluent
dialisat, dan dipasang
secara permanen

Tempat dimana
kateter keluar- masuk
dari tubuh disebut
Exit
Site. Kateter akan
mudah disembunyikan
di dalam pakaian.
Blood cell Toxic waste Water

A semi permeable membrane is used to filter the blood during dialysis.


The membrane has tiny holes that will let small particles (like waste products and
excess water through but keep large particles (like blood cells) back. 9
Physiology of peritoneal transport
Peritoneal transport comprises three processes that
take place simultaneously

Diffusion Ultrafiltration Fluid absorption

Diffusion and ultrafiltration are the major principles


governing solute and fluid transport across the peritoneal
membrane
Diffusion
Blood Dialysis Solution
in Peritoneal capillary in Peritoneal cavity
Uremic solute Glucose,
and potassium lactate/bicarbonat
e

Diffusion depends on :
1. Concentration of gradient
2. Effective peritoneal surface area
3. Intrinsic peritoneal membrane resistance
4. Molecular weight of solute
5. Mass transfer area coefficient
6. Peritoneal blood flow
Ultrafiltration
Blood Dialysis Solution
in Peritoneal capillary in Peritoneal cavity
High concentrate
Water of glucose or other
osmotic agent

Ultrafiltration depends on :
1. Concentration gradient for the osmotic agent
2. Effective peritoneal surface area
3. Hydraulic conduction of the peritoneal membrane
4. Hydrostatic pressure gradient
5. Osmotic pressure gradient
6. Alternative osmotic agents (icodextrin)
Convectio
n
Combination of diffusion and filtration
• water
• water soluble solute, albumin,
and electrolyte
• sieving
Fluid Absorption
• Fluid absorption from the peritoneal space occurs
via lymphatic
• Fluid is also absorbed via the parietal peritoneum
into the tissue of abdominal wall
• The rates relatively constant, 1.0 -2.0 ml/min
Model of peritoneal transport
The three-pore model
Peritoneal transport is dependent on the relative abundance of pores of three different sizes
1. Large pore
• large clefts in the peritoneum
• radius of 20-40 nm
• large molecules (such as protein) are transported by convection

2. Small pore
• radius of 4-6 nm
• affects transport of solutes small such as ureum, creatinin, sodium, potassium, in
association with water by diffusion

3. Ultrapore (transcellular pore)


• radius of <0.8 nm
• responsible for the transport of water only by filtration
Comprehensive of Clinical Nephrology, 2015
Substances Lost and Absorbed Across the Peritoneum

Lost into the dialysate Absorbed into the


circulation
Dextrose (if dextrose-containing PD
Small molecules (e.g. urea, creatinine) solution)

Some electrolytes (notably


potassium) Calcium

Protein (up to 5 – 10 g/d)


Amino acids, trace minerals,
hormones, drugs
TEKNIK DP
( berdasarkan waktu)

• Dialisis Peritoneal Akut (DP Akut)

• Dialisis Peritoneal Kronis (DP Kronis), yang terdiri dari 2 metoda :


Rejimen DP kontinyu, yaitu :
Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)
Continuous Cycling Peritoneal Dialysis (CCPD)

Rejimen DP intermiten, yaitu :


Daytime Ambulatory Peritoneal Dialysis (DAPD)
Nocturnal Intermittent Peritoneal Dialysis (NIPD)
Night Tidal Peritoneal Dialysis(NTPD)
Berdasarkan penggunaan automated (cycler) machine :

• Tanpa mesin : Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)


• Dengan menggunakan bantuan mesin (automated peritoneal
dialysis/APD) :
• Continuous Cycling Peritoneal Dialysis (CCPD)
• Daytime Ambulatory Peritoneal Dialysis (DAPD)
• Nocturnal Intermittent Peritoneal Dialysis (NIPD)
• Night Tidal Peritoneal Dialysis(NTPD)
Rejimen DP kontinyu

(A). Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD);


(B). Continuous Cycling Peritoneal Dialysis (CCPD).
Pertukaran cairan dilakukan berurutan selama siang dan malam hari, sehingga
dialisis berlangsung 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu.
Rejimen DP intermiten
Dialisis Peritoneal dilakukan setiap hari tetapi hanya pada waktu-waktu tertentu saja

(A) Pada daytime ambulatory peritoneal dialysis (DAPD), dilakukan pertukaran manual
beberapa kali selama waktu terjaga.
(B) Pada Nocturnal Intermittent Peritoneal Dialysis (NIPD), dilakukan pertukaran cairan
pada saat pasien tidur dengan menggunakan automated cycler machine.
Automated Peritoneal Dialysis

 Similar to CAPD
 Requires a peritoneal cycling
machine called a cycler
 Can be done as intermittent
peritoneal dialysis,
continuous cycling
peritoneal dialysis, or
nightly peritoneal dialysis
Automated PD

CCPD NIPD
Indikasi dan Seleksi Pasien DP

• Pada dasarnya DP diindikasi untuk semua pasien PGTA yang

memerlukan TPG.
• Pada DP dibutuhkan kemandirian pasien, maka seleksi pasien tidak
hanya terbatas pada indikasi dan kontraindikasi medis – non
medis,
tetapi juga perlu mempertimbangkan beberapa persyaratan.
• Pemilihan dan seleksi pasien ini dilaksanakan oleh konsultan ginjal-
hipertensi (SpPD-KGH) atau spesialis penyakit dalam (SpPD) terlatih DP.
PASIEN YANG DISARANKAN UNTUK DP

•• Anak-anak / dewasa muda


Akses vaskuler sulit
• Kontra indikasi untuk pemberian antikoagulan
• Kardiovaskuler tidak stabil
• Hipertensi yang tidak terkontrol
• Penyakit kronis : HIV , kelainan perdarahan,
hepatitis B
• Lokasi unit HD yang jauh
• Gaya hidup yang aktif
Persyaratan Calon PD
• Pasien mandiri atau ada yang membantu.
• Tinggal di tempat yang bersih dan lingkungan yang sehat.
• Bersedia menjalani pelatihan intensif dan mematuhi
prosedur DP.
Kontraindikasi CAPD
¡ Absolut Relatif
• Kesulitan teknik operasi • Obesitas tanpa residual renal function
• Luka yang luas di dinding abdomen • Gangguan jiwa
• Perlekatan yang luas dalam rongga • Gangguan penglihatan
• peritoneum (akibat operasi daerah • Hernia
abdomen, riwayat inflamasi
sebelumnya)
• Penyakit paru obtruktif kronik (PPOK)
• Tumor atau infeksi di dalam rongga • Inflamasi kronik saluran cerna
abdomen (adneksitis)
• Riwayat ruptur divertikel, hernia
berulang yang tidak dapat dikoreksi
• Fistel antara peritoneum dengan
• rongga pleura
• Tidak dapat melakukan PD secara
mandiri dan tida ada yang membantu
KEUNTUNGAN
CAPD
• Bersifat dialisis kontinyu, dimana prosesnya alamiah dengan melakukan
pembersihan darah secara kontinyu, tidak intermiten.
• Dapat dilakukan secara mandiri sehingga tidak memerlukan bantuan
orang lain.
• Mudah dipelajari dan melakukanya sederhana, cukup dengan hanya
latihan 1-2 minggu saja.
• Mengurangi restriksi diet dan cairan yang ketat.
• Tidak memerlukan penusukan jarum.
• Tidak menghalangi pasien bila ingin melakukan perjalanan atau
aktifitas.
• Beban kardiovaskuler minimal.
• Portabel.
KEKURANGAN CAPD

• Risiko infeksi (peritonitis, infeksi exit site)


• Kehilangan protein, yang dapat melewati membrane peritoneum dan masuk
kedalam larutan peritoneum.
• Kemungkinan dapat meningkatkan lemak dan trigliserida dalam darah.
• Perlu penempatan kateter PD yang permanen.
• Memerlukan jadwal dialisis harian (Penggantian cairan sebanyak 4x yang
setiap kalinya memerlukan waktu rata-rata sekitar 30 menit).
• Kemungkinan dapat menaikan berat badan, oleh karena adanya kandungan
glukosa dalam cairan dialisat.
• Memerlukan tempat penyimpanan barang yang relative banyak, terutama
cairan dialisat.

Anda mungkin juga menyukai