Anda di halaman 1dari 16

RANGKUMAN PELATIHAN

HEMODIALISA RSHS

NOVITA
1
 Inlet = keluar dari tubuh masuk ke mesin
 Outlet = keluar dari mesin masuk ke tubuh
 Penggunaan heparin bisa dipakai bersama, setiap kali pakai
diswab bila masih sisadi tutup dengan parafilm bisa dipakai 3
s/d 7 hari kedepan
 Indikator mesin siap pakai: conductivity bagus dan temperatur
baik mesin siap pakai
 HIV dan Hep C 4 hari mati karena bisa kuman nya bisa mati
dengan sinar matahari
 Hep B 1 minggu kumannya masih hidup
 Minum pasien HD 3-5 % dari BB kering
 Monitoring intradialisis adalah pengkajian yang
berkesinambungan terhadap pasien dan mesin selama proses
hemodialisa
 Pasien boleh dialisis bila TD sistolnya minimal 100 mmHg,
untuk pasien kritis MAP ≥ 70 boleh dialisis karena jantung
masih mampu mengedarkan darah
 Makan berat selama dialisis tidak boleh karena risiko aspirasi
dan metabolik dipencernaan tinggi
 Asetat menyebabkan vasodilatasi sehingga menyebabkan
hipotensi

2
 Cuci darah 3x/seminggu penurunan ureum 65 %, sedangkan
cuci darah 2x penurunan ureum 80 %
 Cuci darah 3x seminngu Kt/V nya 1,2 URR 65%
 Cuci darah 2x seminngu Kt/v nya 1,8 URR 80 %
 Tekanan darah dipengaruhi volume darah
 Bila hemodialisis volume darah meningkat jantung
kerja keras vasodilatasi sehingga tekanan darah turun
 Rumus MAP = 1 sitol + 2 Diastol

3
 Suhu rendah akan vaso kontriksi
 Lumen segmen pump diameter dewasa 0,8
 Lumen segmen pump diameter Anak 0,6

Pengoperasian mesin Nipro


1. Cuci tangan
2. Liat listrik dibelakang mesin (sudah disambungkan
dengan listrik/belum/liat colokannya)
3. Liat air RO bila T (belum jalan) bila I (sudah
membuka/jalan)
4. Tekan on/off dibelakang mesin
5. Tekan on/off didepan mesin
6. Tunggu s/d tombol dialis mode muncul dan berwarna
putih tekan tombol dialis mode s/d muncul set
angka
3
7. Masukkan tubing acid dan bicnat
8. Tekan tombol frep
9. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan on
10. Cek blood line apakah rusak/tidak
11. Pasang BL untuk selang kearah heparin berada dibawah
sisaakan BL biru jangan ngepres untuk pengisian
buble trap
12. Bila sudah frepcomp tekan bypass s/d berkedip
13. Pasang konektor biru dulu lalu merah, kemudian posisi
dibalik dializer merah diatas
14. Tekan bypass kembali (proses soaking) hingga terasa
hangat 5-10 menit
15. Alirkan NaCl ke BL arteri dengan membuka tutup bubble
trap merah klem dibuka klik prim nyalan QB sambil
selang merah di klem s/d bubble trap merah terisi Nacl ¾
lalu matikan QB klem bubble trap
16. Sambungkan selang arteri dan vena ke dializer sesuai
warna
17. Lakukan rinsing dengan klik dilayar set 500-1000 untuk
merinsing
18. Gerak-gerakan dializer s/d bebas udara
19. Bila dilayar alarm priming complete matikan QB
20. Sambungkan arteri line dan venous line, kemudian buka
klem
21. Rapihkan alat-alat
4
 Sebelum akses liat status dulu, liat asuhan medis
 Resep HD tiap bulan diperbaharui oleh DPJP
 Untuk IC (inform consen) dibuat pertama kali pasien HD dan
diulang bila kondisi-kondisi pasien
 AKI dilakukan dialisis bila mengancam jiwa (AEIOUS)
 Dialisis bisa sehari 2x
 Pasien sepsis HD nya dengan hemoperfusi untuk mengurangi
inflamasi
 Pasien dehidrasi bila kalium > 6 lakukan hemodialisis tambah
cairan
 Bila membuang toxin UF jangan tinggi
 Bila membuang cairan UF setinggi mungkin
 Transplantasi ginjal BPJS mengcover 450 juta syaratnya ada
donor
 Ginjal normal tidak boleh ada gula dan protein
 1 mesin 2000 watt
 Dializer terdiri dari 1 kompartemen darah dan 1 kompartemen
dialisat
 Cairan dialisat dari biru ke merah (counter current) karena
udara senang dengan tempat yang tinggi sehingga udara bebas
 Kalau darah dari merah ke biru karena tekanan air bergerak
dari tekanan tinngi ke rendah
 Profiling: memodifikasi penarikan air/solut

5
 Membran semipermeabel adalah membran yang dapat dilalui
oleh molekul-molekul kecil dan sedang
 Normal tekanan air 2-3 Bar/2-3 kgcm³
 Isi renalin : hidrogen peroksida dan parasetic acid
 Disinfektan dializer reuse: paracetic acid
 Disinfektan dializer baru: etalin acid bila tidak bersih maka
akan terjadi first use sindrom
 Disinfektan untuk mesin: Citrid Acid
 Pada pasien free heparin QB naik tapi liat akses dan lakukan
pembilasan NaCl 0,9%
 USG ginjal pada pasien gangguan ginjal akan mengecil (untuk
pasien yang sudah lama menderita gagal ginjal)
 Untuk kerusakan ginjal tahap awal bisa dengan cara renal
restrictif index dengan USG doppler abnormal bila ≥ 7
 Tubulo interstitial disease: minum obat sembarang efek ke
ginjal rusak
 Tahap AKI: tahap 1 ceatinin 1-1,5x kenaikannya, tahap 2
creatinin 2-3x kenaikannya, tahap 3 creatinin lebih dari 3x
kenaikannya
 Urin sangat membantu diagnosa
 CKD > 90 hari, AKI 7 hari, AKD 7-90 hari
 Kebutuhan protein normal 1-1,5 gram/BB/hr, untuk pasien
CKD 0,4-0,8 gram/kg/BB/hr
 Pasien dengan CDL kalo sudah lama boleh mandi akan tetapi
tetap diperhatikan ada infeksi/tidak
6
 Tujuan Flushing pada CDL agar kateter tetap jernih
 Locking pada CDL: tekanan negatif buka tutup harus cepat
 Masalah CDL: trombosis dan infection
 Evaluasi adekuasi HD:
1. Penilaian subjektif: dari pasien (mual, lemas, muntah,
gatal)
2. Penilaian objektif: pemeriksaan fisik, lab, dosis dialisis
(lihat Kt/V dan URR)
 Rumus URR= 100% x (1-C1/C0) dimana C1 adalah ureum
paska HD, C0 adalah ureum pre HD
 Bila HD 2x/minggu target Kt/V 1,8 URR 80%, bila HD
3x/minngu target Kt/V 1,8 URR 65% (berdasarkan peraturan
BPJS)
 Komplikasi HD: intradialitik (sedang HD), dan interdialitik
(diantara HD)
 Uremia adalah kondisi dimana solut-solut dalam tubuh kita
tinggi
 Pemberian cairan dengan osmolaritas tinggi jangan vena
perifer, contoh Nacl 0,9% volumenya 500, konsentrasinya
0,9/100 x 500 = 4,5
 UF rate= UF goal/waktu (menunjukkan jumlah air yang
dikeluarkan tiap jam)
 Buang air: osmosis dan ultrafiltrasi tanpa dialisat: iso UF
(transportasi solven karena perbedaan tekanan hidrostatik)
 Buang solut: difusi dan konveksi
7
 Rumus menghitung TMP: 900 cc dalam 2 jam dengan Kuf=
15
900/2= 450cc/jam jadi TMP 450/15= 30 mmHg
 Kreatinin tergantung masa otot
 Kalium 8 pasien GGK tidak boleh makan buah
 Menghitung kadar ureum: 100 mg/dl artinya 100 mg dalam
100 cc dibuat ke gram/liter menjadi 1 gram/liter, bila BB
pasien 50 kg hitung dulu jumlah cairan dalam tubuhnya:
50x60/100= 30 liter 1x30= 30 gram/liter
Contoh ke 2
BB= 60 kg 60x60/100 = 36 liter. 125 mg/dl
125/100 = 1,25 gram/liter
1,25 x 36= 45 gram/liter
 High Flux: bila Kuf > 15 dan B2M > 20 klirens
tinggi
 Kliren adalah kemampuan dializer membersihkan solut dari
darah (menyaring solut)
 Kuf adalah kemapuan dializer menyaring air
 KoA adalah kemapuan dasar darah membersihkan darah dari
solut koefisien transfer masa dializer
 V= Kuf x t x TMP
TMP = V/kxt
 Natrium turun dalam dialisat akan hipotensi pasiennya
 Ambang ginjal mengola glukosa 120-200

8
 Hemofiltrasi adalah proses pembersihan darah dengan
konveksi dan cairan subtitusi, buang racun untuk pasien kritis,
kekurangannya banyak zat-zat yang dibutuhkan keluar
(protein, asam amino)
 Cairan subtitusi: RO yang disterilkan kembali
 QB = 5 ml/kgBB contoh BB 50 kg berarti QB nya 5 x 50 =
250 ml
 Hybrid dialisis: mengawinkan CRRT dan IHD, yang
dilakukan SLED dengan akses CDL
 Squental = iso UF mengalirkan UF saja tanpa mengalirkan
cairan dialisat
 Hidrogen bisa hinggap dimana-mana proton jumping: bila
melekat tidak bisa kerja
 IWL (insesible water loss): tidak disadari keringat, dari feces
 PH darah normal nya 7,35-7,45
 PCO2 normalnya 26-36 mmHg
 HCO3 normalnya 22-26 meq/L
 Reuse menurut pernefri 7x dan 8x pakai
 Tutup dializer rendam dalam renalin minimal 12 jam bila
terburu-buru boleh 3 menit
 Dializer reuse bila sudah lebih 1 bulan dibuang atau di reuse
ulang
 Adekuasi Hd dievaluasi 1x/3bulan untuk pasien stabil, bila
pasien tidak stabil 1 bulan sekali

9
 Untuk mesin nipro profiling natriumnya di Apro back dulu a/d
muncul gravik pilih mana saja lalu klik angka, natrium di
mesin 139: 1 Bar bisa 1 jam/30 menit
 Profilin UF di mesin nipro back dulu s/d muncul grafik UF pro
biasanya 2 Bar 1 jam misal UF 0 Bar 1 dan Bar 2 dinol kan
 Pengoperasian mesin B Braun
1. Liat kebelakang mesin pastikan aliran listrik dan RO
2. Tekan tombol ON/OFF dibelakang mesin/samping mesin
3. Tunggu mesin muncul dialog kemudian skip
4. Masukan tubing acid dan pasang bicnat powder
5. Pasang BL kleam yang atas, yang ke arah mesin klem
dibuka
6. Siapkan dializer sesuai nama pasien
7. Isi Buble trap merah dengan klem dekat bubble trap merah
dilepas dari mesi, klik star naikan QB (tanda +) sampai
masuk ke buble merah matikan tombol QB lalu klem, isi
line arteri s/d tidak ada udara dengan menekan QB
8. Sambungkan arteri line dan venous line ke dializer sesuai
warna
9. Tunggu s/d ada perintah coupling mesin lalu pasang
konektor biru ke biru, merah ke merah lalu konfirmasi
balik merah diatas biru dibawah
10. Tunggu perintah isi Nacl di mesin lalu balik biru diatas
merah dibawah lalu lakukan rinsing dengan menekan QB

10
100-150 ml dengan menggerak-gerakkan dializer ( jangan
dikonfirm)
11. Tunggu s/d blood pump running matikan QB lalu
sambungkan untuk sirkulasi extracorporeal dan menekan
tombol konfirm
12. Perhatikan Nacl jangan sampai habis

Menyambung mesin B Braun ke pasien


1. Tekan tombol orang
2. Klem klem 5 item
3. Masukan inlet dan outlet tetap dipegang setelahinlet
masuk klem dibuka untuk, untuk outlet diletakkan di
matkan buka klem, jalan kan QB s/d 150
4. Tunggu darah s/d ke vena dan ada tanda sensor dan
berhenti sendiri lalukan masukan outlet degan
membuang udara dulu dari AV shunt
5. Balik dializer merah diatas biru dibawah, buka klem-
klem kecuali Nacl
6. Jalankan QB s/d 150
7. Klik bypass (samping kanan atas
8. Tinggikan QB sesuai advis
9. Cek kembali klem klem tadi, liat vena preasure, arteri
preasure dan kondisi pasien
11
Catatan: sebelum memulai program dialisis isi data dikiri
atas nama pasien dan RM, bila ada advis pemberian terapi
on HD bisa menekan tombol (jam?) klik yang ke 2 lalu
waktu lalu to do lalu tulis perintah lalu shot untuk
mengulangi perintah tekan tombol (jam?) klik yang ke 1
isi sesuai advis.

Mengakhiri HD B Braun
1. Tekan tanda orang
2. Buka Nacl
3. Pastikan stolsol hilang
4. Konfirmasi
5. Beri gravitasi s/d inlet bersih kemudian arteri/inlet
klem klem konfirm
6. Balik dializer biru diatas merah dibawah untuk
reinfusion nyalakan QB s/d bersih (tanda sensor
dan berhenti sendiri) berarti outlet sudah bersih
klem klem
7. Lakukan TTV
8. Bila TTV bagus sambungkan inlet dan outlet dan
klem klem
9. Rapihkan mesin dengan tekan tombol bicnat
(samping kanan paling atas) tunggu s/d bicnat
powder kering

12
10. Tekan tombol dibawah bicnat untuk drain,
masukkan coupler biru ketempatnya lalu konfirm
11. Tutup dializer lalu perhatikan dialisat sudaah
kering atau belum jika sudah maasukkan coupler
merah pada tempatnya tutup dializer\
12. Rapihkan peralatan dan buang ke tempat samapah
medis

Prosedur Pergantian Cairan Dianeal


Alat-alat:
1. Tiang infus
2. Timbangan
3. Pengalas/paper towel/tisu
4. Masker 2 buah
5. Mini cap 1 buah
6. Ultra clamp 2 buah
7. Tempat sampah
8. Alkohol 20 cc
9. Cairan hand rubs
10. Cairan dianeal
11. Buku pasien CAPD
12. Baki/penampan

13
Penatalaksanaan:
1. Lakukan cuci tangan dengan air mengalir
2. Gunakan masker 1 pasien, 1 perawat/keluarga
3. Bersihkan meja dengan alkohol dan sapukan
dengan tisu searah
4. Siapkan alat-alat yang akan digunakan posisi baki
diletakkan dibawah
5. Lakukan cuci tangan dengan hand rub
6. Buka cairan dianeal dengan melihat kejernihan,
volume, konsentraasi, kebocoran, keutuhan
frangible dan pull ring
7. Pisahkan kantong dianeal, klem dibawah frangble
8. Keluarkan transfer set dari kantong perut pasien
9. Beri alas dikursi untuk manaruh transfer set
10. Lakukan hand rub
11. Sambungkan transfer set dengan membuka mini
cap lalu pull ring buka masukan (mini cap buang)
12. Patahkan fringble lalu gantungkan dan kantong
buat pembuangan taro dibaki
13. Lakukan pengeluaran cairan dari peritoneal
dengan membuka twist clamp, tunggu sampai air
benar-benar tidak ada cek bila dingin diselang
sudah selesai
14. Amati cairan kejernihannya, ada fibrin/tidak
15. Lalu timbang catat dalam buku pasien
14
16. Lakukan flushing dengan buka ultra clamp hitung
1 sd 5 klem selang pembuangannya, lalu buka
twist clamp (± 10 menit) bila sudah selesai tutup
twist clamp, kedua selang diklem semua dengan
ultra clamp
17. Buka minicap lihat ada sponge iodine tidak bila
ada berarti bisa dipakai
18. Cuci tangan dengan hand rub
19. Buka twist clamp lalu tutup transfer set dengan
minicap baru
20. Rapihkan baju pasien dan pasiennya lalu buang
cairan ke toilet dan plastiknya ke tempat sampah
medis
21. Lakukan cuci tangan dengan air mengalir
22. Rapihkan meja dan alat-alat
23. Dokumentasikan

Prosedur Perawatan Exit Site


Alat-alat:
1. Hand rub
2. Alkohol
3. Paper towel
4. Kassa steril 10
5. Masker
6. Povidone Iodine/Nacl 0,9%
15
7. Tempat Sampah
8. Antibiotikcream
9. Micropore/hipavik
Penatalaksanaan:
1. Lakukan cuci tangan dengan air mengalir
2. Gunakan masker 1 pasien, 1 perawat
3. Lap meja dengan alkohol dan tisu sapukan searah
4. Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan
5. Cuci tangan dengan handrub
6. Buka dressing lama pasien
7. Cuci tangan dengan hand rub
8. Lakukan inspeksi (kemerahan, cairan,
perdarahan, nyeri), palpasi tunel dengan ada nyeri
tekan atau pengerasan
9. Lakukan cuci tangan
10. Siapkan 3 kassa buka lalu kasih povidone iodine
kemudian oleskan dari dalam keluar s/d bersih
11. Siapkan 1 kasa Nacl untuk membersihkan exit site
12. Keringkan dengan kasa
13. Ambil kasa dengan anbiotik cream lalu oleskan
14. Tutup dengan kassa kering dan plester
15. Lakukan cuci tangan dengan air mengalir
16. Rapihkan meja dan dokumentasikan

16

Anda mungkin juga menyukai