Anda di halaman 1dari 56

Instalasi Hemodialisa RSUP. Dr.

Hasan Sadikin

ASKEP PASIEN
DENGAN CAPD

dickybudiman80@gmail.com
GAGAL GINJAL TERMINAL / TAHAP AKHIR

TERAFI GINJAL PENGGANTI

ARTIFISIAL ( BUATAN ) : ALAMIAH

Hemodialisis Ambulatory Peritonial Dialisis ( CAPD ) Cangkok (transplantasi ginjal )

- Transplantasi Donor Hidup (Keluarga)


- Transplantasi Donor Jenazah (Cadaveric)
Proses dialisis tidak berhenti, secara
berkesinambungan ‘membersihkan’
ontinuous darah, 24 jam se-hari, setiap hari

Bebas bergerak, tidak


mbulatory berhubungan dengan mesin

Menggunakan rongga peritoneum yang bekerja


eritoneal sebagai filter untuk mengeluarkan sisa metabolisme
dan cairan dari darah

Menyaring dan membuang cairan berlebih


ialysis serta ampas metabolisme tubuh.
ALAT-ALAT YANG DIBUTUHKAN
UNTUK MELAKUKAN CAPD

TITANIUM ADAPTOR
TRANSFER SET
TENCKOFF KATETER

ULTRACLAMP
MINICAP

Larutan dialisis
Pemilihan cairan dialisat
• Cairan dialisat umumnya berbasis dekstrosa dengan
konsentrasi 1,5%, 2,5% dan 4,25%. Selain itu terdapat
cairan dialisat berbasis non-dekstrosa yaitu icodextrin dan
nutrineal.

• Cairan dialisat juga mengandung elektrolit termasuk


NaCl, kalsium, magnesium dan laktat sebagai prekursor
bikarbonat

• Pemilihan cairan dialisat bersifat individual tergantung


kondisi pasien
PRINSIP DARI CAPD

 Cairan dialisis berada dan tinggal dalam kavum abdomen


sekitar 4-6 jam pada siang hari dan 8 -12 jam pada
malam hari, dilakukan 4 kali sehari

 Proses ini dilakukan secara terus-menerus untuk menca –


pai dialisis yang adekuat.

 Tidak memerlukan mesin. Pasien melakukan sendiri diali –


sisnya pada siang dan malam hari.
Nyaman bersama
CAPD
CAPD untuk siapa?
 Bagi yang ingin hidup aktif (bekerja,
belajar, bepergian, olahraga)
 Lebih bebas dalam hal diet

Persyaratan calon pasien CAPD:


 Pasien mandiri atau ada yang membantu
 Tinggal di tempat yang bersih dan lingkungan
yang sehat
 Bersedia menjalani pelatihan intensif dan
mematuhi prosedur PD
Karakteristik Pasien CAPD Yang Ideal

• Motivasi kuat
• Kepatuhan Baik
• Independensi
• Gaya hidup aktif
• Penglihatan Baik
• Motorik halus cukup baik
• Dapat membaca
• Dukungan keluarga yang baik
 Diindikasikan untuk :  Psikososial
 Diabetes Mellitus ▪ gaya hidup aktif
 Penyakit
▪ jadwal kehidupan
kardiovaskuler
▪ Angina
dapat bervariasi
▪ Katup jantung buatan ▪ takut akan jarum
▪ Aritmia
▪ butuh diet yang
 Penyakit kronis
fleksibel
▪ Anemia
▪ HIV positif
▪ Kelainan perdarahan
▪ Hepatitis B dan C
Kontraindikasi CAPD
 Absolut • Relatif
 Kesulitan teknik operasi
• Obesitas tanpa residual renal
 Luka yang luas di dinding abdomen
function
 Perlekatan yang luas dalam rongga
peritoneum (akibat operasi daerah • Gangguan jiwa
abdomen, riwayat inflamasi • Gangguan penglihatan
sebelumnya)
• Hernia
 Tumor atau infeksi di dalam rongga
abdomen (adneksitis) • Penyakit paru obtruktif kronik
 Riwayat ruptur divertikel, hernia (PPOK)
berulang yang tidak dapat dikoreksi • Inflamasi kronik saluran cerna
 Fistel antara peritoneum dengan
rongga pleura
 Tidak dapat melakukan PD secara
mandiri dan tidak ada yang membantu
KELEBIHAN
CAPD
KEUNTUNGAN
 Menggunakan peralatan yang
sederhana, sehingga dapat
dilakukan sendiri

 Lebih fleksibel, karena CAPD


tidak harus dilakukan di rumah  Dpt dilakukan dirumah
sakit, sehingga memungkinkan  Tidak tergantung org lain
pasien untuk melakukan kegiatan  Fleksibel
sehari-hari  Diet tidak terlalu ketat
 Kunjungan ke RS reguler
 Pasien CAPD dapat menjalani  Tdk memerlukan jarum
diet dengan lebih longgar  TD dapat terkontrol
 Tubuh tidak terlalu stress
KEKURANGAN
CAPD

KETIDAK
 Resiko infeksi ( infeksi exit NYAMANAN
site dan peritonitis) terjadi
apabila pasien tidak hati-hati
dalam mengganti
cairan/kurang menjaga
sterilitas (kebersihan) alat  Sehari 3-4x pertukaran
 Kateter permanen
 Dapat menyebabkan  Perubahan bentuk tubuh
timbulnya rasa jenuh, karena  Risiko infeksi
harus melakukan hal yang  BB berlebih
sama tiap hari  Hiperglikemia
 Hiperlipidemia
 Pertukaran cairan

 Perawatan rutin

 Pengawasan dan pencegahan komplikasi


Proses Pertukaran Cairan

Sebuah pertukaran atau siklus


2. Fill 3. Dwell
1. Drain
 CAPD sebaiknya dilakukan
dalam ruangan yang
bersih dan bebas debu,
dengan cahaya yg baik

- di rumah
- di tempat kerja
- dalam perjalanan
- tidak ada binatang
- tidak ada kipas angin
Cuci tangan
Pakai masker
Kebersihan diri dan lingkungan

Melatih hidup bersih!


Masalah yang timbul pada
CAPD

 Technical Failure
 Membran Failure
 Komplikasi infeksi dan non infeksi
Technical dan membrane failure
• Technical Failure :
• Definisi : tidak dapat melanjutkan PD sebagai terapi pengganti
ginjal
• Penyebab technical failure antara lain :
1. Migrasi atau dislokasi ujung kateter Tenckhoff
2. Omental wrapping
3. Sumbatan fibrin atau darah intraluminal kateter
4. Fistel peritoneopleural
5. Internal leakage, termasuk retroperitoneal leakage
6. Infeksi jamur
• Membrane Failure :
• Membran peritoneum tidak befungsi lagi dengan baik,
menyebabkan ultrafiltration failure dan technical failure

• Ada 3 tipe membrane failure :


• Tipe 1 : kecepatan transpor solut yang tinggi (high solute
transport) menyebabkan kegagalan ultrafiltrasi
• Tipe 2 : disebabkan karena sclerosing peritonitis dan proses
inflamasi kronik yang menyebabkan permeabilitas dan area
permukaan membran menurun. Hal ini mengakibatkan
penurunan ultrafiltrasi dan transport solut
• Tipe 3 : disebabkan karena absorbsi limfatik berlebih yang
menyebabkan penurunan ultrafiltrasi, tanpa penurunan transpor
solut
PENYULIT PADA PASIEN
CAPD :

INFEKSI : NON INFEKSI :


• JALUR KELUAR •Nyeri pinggang
(EXIT SITE)
•Perut terasa penuh
•Hernia
• PERITONITIS
•Kebocoran cairan
•Komplikasi metabolik
PERITONITIS
• Peritonitis adalah infeksi rongga peritoneum akibat masuknya
mikro-organisme melalui kateter, celah kateter ataupun invasi
dari dinding usus

normal • Manifestasi klinis peritonitis dapat berupa :


• Cairan dialisat yang keruh
• Nyeri perut
• demam

• Diagnosis peritonitis minimal 2 dari kriteria dibawah :


• Cairan yang keruh
• Hitung sel dialisat >100 µl
• Sel PMN >50%
• Atau kultur dialisat positif
peritonitis Perit Dial Int 2010;30:393-423; Konsensus Dialisis 2012
Dua tempat yang dapat menjadi sumber
masuknya kuman ke dalam peritoneum :

1. Melalui ujung konektor dari pasien ke Twin


bag selama proses pertukaran cairan.

2. Melalui exit site


Faktor-faktor yang
menyebabkan infeksi exit site
Teknik implantasi
Kateter yang mengarah ke atas
Cuff yang terdorong keluar meningkatkan
resiko ESI
Perawatan Exit site
TINDAKAN PENCEGAHAN
PERITONITIS
• PATUHI PROSEDUR PERTUKARAN CAIRAN YANG
DIAJARKAN

• JAGA KEBERSIHAN DIRI DAN LINGKUNGAN

• JANGAN LUPAKAN CUCI TANGAN 6 LANGKAH DAN


PAKAI MASKER

• NUTRISI YANG CUKUP DAN SEIMBANG

• KONTROL RUTIN KE RS
normal

Infeksi exit site :


•Terdapat pus/nanah
•Dengan/tanpa inflamasi
(merah, bengkak, nyeri)

Infeksi Tunnel:
infeksi •Eritema
•Edema atau nyeri di area
subkutis diatas tunnel
•Sering tidak nyata USG
1. Pasien dijelaskan untuk
Tension & Tugging menghindari semua hal
ini yang membahayakan
Regangan & sentakan Garukan Iritasi oleh pakaian exit site.

2. Tidak tidur telungkup


atau miring menekan
Dirt
exit site terlalu lama
Berendam dalam air krusta
Debu

3. Jangan membersihkan
atau menggosok terlalu
Bedak Krim/salep keras.
obat bebas alkohol
Cairan Dialisat
 Yang dipakai adalah :
- Lar.Dextrose 1.5 % (347mOsm/ kg H2O)
- Lar.Dextrose 2.5 % (400 mOsm/ kg H2O)
- Lar.Dextrose 4.25 % (486 mOsm/ kg H2O)
 Tiap kali mengganti diharapkan produksi
ultrafiltrat sebesar 300 – 1000 ml
PENDIDIKAN KLIEN

Dapat dilakukan pada saat rawat inap atau


rawat jalan.
Klien diberikan informasi dasar tentang CAPD:
 Anatomi dan fisiologi dasar ginjal
 Apa yang terjadi saat ginjal mengalami
kerusakan
 Fungsi PD
• Pentingnya menjaga kebersihan
– Mencuci tangan, teknik aseptik,
pencegahan kontaminasi
– Bagaimana melakukan pergantian
cairan sendiri
– Melakukan perawatan exit site setiap
hari
• Keseimbangan cairan
– Pengkajian intake cairan
– BB setiap hari
– TD setiap hari
– Mengukur BB kering
– Perbedaan konsentrasi dari carian dialisat
– Penyebab overload dan bagaimana
mengatasinya
– Penyebab dehidrasi dan bagaimana
mengatasinya
• Peritonitis
–Bagaimana mengetahui tanda-
tanda dan gejala peritonitis
–Bagaimana mengatasi peritonitis
–Pengobatan peritonitis
–Komplikasi-komplikasi peritonitis
• Prosedur pertukaran cairan
• Mencegah infeksi exit site
–Mencegah trauma dan injuri pada
daerah exit site
–Mengetahui tanda-tanda infeksi exit
site
–Pengobatan terhadap infeksi exit
site
• Pencatatan CAPD
– Pergantian cairan meliputi volume
cairan yang masuk dan keluar atau
BERAT BADAN
– Warna cairan
– BERAT BADAN dan TEKANAN DARAH
– Membaca alat glucometer
• Teknik memeriksa tanda-tanda vital
SYARAT-SYARAT DALAM MELAKUKAN
PERGANTIAN CAIRAN

1. Cuci tangan
2. Gunakan masker
3. Melakukan penggantian cairan pd tempat yg
bersih dan kering
4. Ruangan yg tertutup, matikan AC/fan
5. Jangan ada binatang peliharaan
6. Hangatkan cairan yg akan digunakan
7. Gunakan penghangat kering
1. Jangan pernah menggunakan microwave atau
penghangat cairan
2. Jangan membekukan cairan dilemari es
3. Jk ada salah satu alat jatuh, jangan gunakan alat tsb
4. Jangan buru-buru
5. Selalu memeriksa keadaan cairan
6. Pada saat penggantian cairan terakir, lakukan
pergantian cairan sebelum tidur
7. Periksa exit-site setiap hari dan catat setiap melakukan
pergantian cairan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESUKSESAN CAPD

1. Pasien harus mengerti apa itu dialisis


2. Pasien harus selalu melakukan pergantian
cairan sesuai dengan yg telah diajarkan oleh
perawat at dokter CAPD
3. Pasien harus selalu menggunakan teknik
aseptik pada saat melakukan pergantian
cairan
4. Psn hrs selalu menghub dokter at perawat
CAPD jika menemukan masalah dg CAPD nya
Follow up / Kunjungan ke RS

• Bulan pertama : 2 minggu sekali


• Selanjutnya : sebulan sekali

Bila ada masalah  segera hubungi dokter


atau perawat
Monitoring dan evaluasi pada
program PD
1. Clinical Assessment (klinis, laboratorium)
– Evaluasi ada tidaknya penyakit penyerta
– Pengelolaan anemia, target Hb 10-12 mg/dL
– Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa
– Pengelolaan tekanan darah, target : 130/80 mmHg
– Evluasi gejala-gejala uremia
– Evaluasi keadaan exit site, tunnel dan fungsi kateter PD
– Evaluasi terhadap obat-obat yang dikonsumsi
Monitoring dan evaluasi pada
program PD
2. Clearance Assessment
– Klirens kreatinin mingguan, target >60 L/minggu pada high
atau high average atau >50 L/minggu pada low atau low
average
– Klirens urea mingguan (Kt/V mingguan), target >2/minggu
dengan nilai minimal 1,7/minggu
– Peritoneal Equilibrium Test (PET), target UF>1000mL/hari
3. Nutritional Assessment
– Riwayat asupan makanan (dietary recall)
– Protein catabolic rate (nPCR/nPNA) : target >1
g/kgBB/hari
 Riwayat pekerjaan dan aktivitas : bekerja,
belajar, bepergian, olahraga
 Kemandirian dalam ADL (Fisik)
 Motivasi (Psikologis)
 Dukungan Keluarga : pengambil keputusan
 Lingkungan dan Rumah
 Riwayat kesehatan
 Pemahaman terhadap program yang akan
dilaksanakan
Riwayat kesehatan dan Pengobatan
 Riwayat Penyakit
 Riwayat trauma abdomen : operasi Luka yang
luas di dinding abdomen
 Tumor atau infeksi di dalam rongga abdomen
 Fistel antara peritoneum dengan rongga pleura
Terkait Insesrsi Kateter :
 Integritas,Kepatenan, Fungsi cateter CAPD yg
baru terpasang
 Bekas insisi atau impalantasi kateter terhadap
proses penyembuhan
 Tanda infeksi post op : nyeri dan
ketidaknyamanan di evaluasi
 Komplikasi pasca operasi
 Psikologis: citra diri
 BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN
 BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI
INFEKSI DAN NON INFEKSI
Diagnosa perawatan yang sering muncul pada pasien yang dilakukan
Peritonial Dialisis adalah
1. Kelebihan volume cairan
2. Kekurangan volume cairan
3. Risiko ketidakseimbangan volume cairan
4. Risiko ketidakseimbangan elektrolit
5. Resiko infeksi
6. Gangguan rasa nyaman: nyeri
7. Gangguan pertukaran gas
8. Mual
9. Intoleran aktivitas
10. Defisiensi pengetahuan
11. Ketidakseimbabangan nurisi: kurang dari kebutuhan tubuh
12. Gangguan citra tubuh
Intervensi Terkait Insesrsi Kateter “Edukasi”:
 Beri tahu pasien dan klg tentang PD Kateter :
1. Pemilihan kateter sesuai kesepakatan
2. Kemungkinan lokasi pemasangan
3. Prosedur pembedahan/pemasangan
4. Derajat nyeri,ketidaknyamanan dan intervensi yang
bisa dilakukan
5. Penyembuhan yang normal
6. Tanda Infeksi dan malfungsi kateter
7. Kebutuhan Training, Perawatan dan pemeriksaan rutin
Intervensi Terkait Insesrsi Kateter “Edukasi”:
 Beri tahu pasien dan klg tentang PD Kateter, Di
ulang dan dianngitkan lagi terkait :
1. Derajat nyeri,ketidaknyamanan dan intervensi
yang bisa dilakukan
2. Penyembuhan yang normal
3. Tanda Infeksi dan malfungsi kateter
Intervensi Terkait Insesrsi Kateter “Edukasi”:
 Perawatan PD Kateter :
1. Kebutuhan Training
2. Menghindarai gerakan dan tekanan berlebih
pada kateter
3. Menghindari kegiatan yang meningkatkan
tekanan abdominal
4. Pasca op : ganti balutan, perawatan exit site
5. Mandi tidak berndam
RS RING 1 pasien CAPD

RSD PUSK

RS RS PUSK PUSK PUSK


SWASTA SWASTA PUSK
PUSK
RING 2
DTP/PONED
DTP
PUSK PUSK
PONED PONED

RSH RS
RSD RSHS
S
RSD PUSK
DTP RSD
D
PUSK
DTP

PUSK
PUSK PUSK
PONED PONED RING 1
PUSK
DTP
RS RS
SWASTA SWASTA

RSD

RS RING 2
Dr

TERSTRUKTUR
kel
SISTIM
RENCANA SISTIM RUJUKAN CAPD
RUJUK- DI JAWA BARAT
RS HASAN
RUJUK BALIK - Pemilihan pasien calon CAPD di
SADIKIN 1 RS Daerah daftarnya dikirim ke
RSHS
2
- Indikasi ditentukan Tim CAPD
- Pemasangan CAPD dilakukan
2
1 oleh Nefrologis atau Bedah
umum setempat di RS Daerah

5 - Pasien kembali kerumah,


3 sehari-hari diamati oleh kader /
perawat puskesmas

- Bila ada komplikasi pasien


PUSKESMAS
RS PUSKESMAS 4 dikirim dan diobati di RS Daerah
DAERAH oleh perawat/dokter terlatih
CAPD

3 - Bila komplikasi tidak dapat


5 diobati di RS Daerah baru dirujuk
ke RS Hasan sadikin

PUSKESMAS
4
RENCANA PELATIHAN
untuk pengembangan program CAPD
DI JAWA BARAT

PELAYANAN TERTIER (RS PUSAT RUJUKAN)


Konsultan GH / dokter bedah Konsultan GH/ dokter bedah
urologi abdomen
Koordinator
program

PELAYANAN SEKUNDER (RS DAERAH) ADVANCE TRAINING


CAPD
SpPD plus/ dokter bedah umum Perawat CAPD Dokter SpPD
Dokter Bedah umum
Koordinator Perawat mahir HD
lapangan

PELAYANAN PRIMER

Perawat Puskesmas Kader Posyandu BASIC TRAINING


Petugas CAPD
Dokter umum
lapangan home-visit Perawat puskesmas
Kader Posyandu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai