Anda di halaman 1dari 82

Asuhan Keperawatan

Pada Pasien CAPD


Tujuan Pembelajaran
UMUM

Peserta mampu melakukan


Asuhan keperawatan
pasien CAPD
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti materi ini
peserta dapat

1 Menjelaskan Konsep CAPD

2 Melakukan Edukasi CAPD

3 Melakukan asuhan
keperawatan pada pasien
CAPD
Pokok Bahasan

1Konsep CAPD
2 Edukasi CAPD

Askep pada pasien dengan

3 CAPD
a.Pergantian Cairan
b.Perawatan exit site
c.Pemberian obat
intraperitoneal
d.Pergantian transfer set
e.Adekuasi dan PET
f.Dokumentasi
Proses dialisis tidak berhenti,
Continuous
secara berkesinambungan
‘membersihkan’ darah, 24 jam
sehari, setiap hari

Bebas bergerak, tidak


Ambulatory berhubungan dengan mesin

Menggunakan rongga peritoneum


yang bekerja sebagai filter untuk
Peritoneal mengeluarkan sisa metabolisme
dan cairan dari darah

Menyaring dan membuang cairan


Dialysis berlebih serta sisa metabolisme
tubuh.
Kontraidikasi
1.Absolut
Kesulitan teknik operasi
Luka yang luas di dinding Abdomen
Perlekatan yang luas dalam rongga
peritoneum
Tidak dapat melakukan CAPD secara
mandiri dan tidak ada yang membantu
2. Relatif
Gangguan jiwa
Gangguan penglihatan
Inflamasi kronik saluran cerna
Obesitas tanpa residual renal function
Cairan dialisat dimasukkan ke dalam rongga
peritoneum, terjadi proses penyaringan darah melalui
membran peritoneum, kemudian dialisat yg
mengandung produk sisa dikeluarkan dari rongga
peritoneum.
Cairan dialisat PD Baxter
Baxter memproduksi beberapa cairan PD untuk CAPD dan
APD, tetapi produk-produk tersebut tidak semua tersedia di
semua negara, tergantung dari otorisasi serta perijinan.
Dianeal: adalah cairan PD berbasis glukosa dengan bufer laktat,
yang dapat digunakan untuk dwell time yang lama maupun pendek.

Physioneal: cairan PD berbasis glukosa juga, dengan bufer


bikarbonat/laktat, yang dapat digunakan juga untuk dwells time
yang lama, maupun pendek.

Extraneal: cairan ini mengandung icodextrin, bukan glukosa, dan


memungkinkan UF yang panjang/lama, karena tidak diserap seperti
glukosa. Mengandung bufer laktat.4,6
Nutrineal: mengadung 1,1% asam amino sebagai agen osmotik,
bukan glukosa. Hanya bisa digunakan 1x/hari dengan dwell time
yang singkat.4,10
11│Baxter Confidential — Highly Restricted: Do not distribute without prior
approval
Dianeal
Pertukaran Cairan
Prinsip pertukaran cairan
1. Selama pertukaran
cairan, dialisat baru
dan steril dimasukkan
ke dalam rongga
peritoneum melalui
kateter. Cairan
didiamkan dalam
rongga peritoneum
A. Masukkan dialisat yg baru selama beberapa
B. Tinggal di rongga peritoneum
C. Keluarkan dialisat yg kotor jam.
13
Pertukaran Cairan
Prinsip pertukaran cairan
2. Selama masa
tinggal (dwell
time), produk2
sisa dan air
bergerak dari
darah melintasi
membran
A. Masukkan dialisat yg baru
B. Tinggal di rongga peritoneum peritoneum ke
C. Keluarkan dialisat yg kotor dialisat.
14
Pertukaran Cairan
Prinsip pertukaran cairan
3. Molekul2
lainnya (spt
bikarbonat) dpt
bergerak dr
dialisat ke
dalam darah.
A. Masukkan dialisat yg baru
B. Tinggal di rongga peritoneum
C. Keluarkan dialisat yng kotor

15
Pertukaran Cairan
Prinsip pertukaran cairan
4. Dialisat yg
telah digunakan,
dikeluarkan
melalui kateter,
kemudian dialisat
yg baru
dimasukkan
A. Masukkan dialisat yg baru
B. Tinggal di rongga peritoneum
kembali.
C. Keluarkan dialisat yg kotor

16
Pertukaran Cairan
Prinsip pertukaran cairan
5. Keseluruhan
proses tersebut
dikenal sebagai
pertukaran cairan
(exchange). Dialisis
yg efektif dicapai dg
mengulang proses
pertukaran tersebut
A. Masukkan dialisat yg baru
B. Tinggal di rongga peritoneum beberapa kali setiap
C. Keluarkan dialisat yg kotor hari.
17
Infeksi Exit Site
Definisi infeksi exit site

Keluarnya cairan pus dengan atau tanpa


eritema kulit pada tempat munculnya
kateter dari kulit

Li PK, et al. PDI 210;30:393-423.


4 Rute Potensial Infeksi
Periluminal Intraluminal

Transmural

Haematogenous
20
Daugirdas JT, Handbook of dialysis. 4th ed; 2007:356-375.
Mengapa exit site harus dirawat?

TUJUAN:
Untuk menurunkan
tingkat infeksi pada
exit site dan tunnel
Untuk menekan
resiko lepas kateter
sebagai akibat dari
infeksi exit site dan
tunnel

21
Pergantian Cairan
Siapkan meja dan bersihkan dengan
alkohol 70%
Ruangan harus bersih dan cukup
penerangan
Siapkan Peralatan
Pakai Masker dan cuci tangan
Periksa Cairan Dialisat
Siapkan transfer set
Letakkan klem dibawah frangible
Patahkan green frangible
Cuci tangan dengan Hand rub
Tarik ring dengan hati-hati
Buka Minicap
Sambungkan pasien connector dengan
Transfer set
Putar twist clamp

Letakkan drain bag di atas nampan dengan


bagian yang licin di atas
Setelah drain selesai, tutup twist clamp
Gantungkan cairan
Lakukan flush dengan menghitung 5-
10 detik
Putar twist clamp agar cairan masuk
ke peritoneal
Jika cairan sudah habis, tutup twist clamp, dan
klem pada fill line
Buka minicap yang baru
Cuci tangan dengan Hand rub
Lepaskan pasien connector dari
transfer set
Pasang minicap yang baru
Perhatikan cairan yang ada di
drain bag
Lakukan pencatatan
Perawatan Exite Site dan
Pemberian Obat Intra Peritoneal

45
Perawatan Exit Site
No Perawatan
1. Mencuci tangan 6 lngkah

2. Exit site harus dibersihkan setiap hari


Periksalah kondisi exit site dan tunnel setiap hari sebelum
perawatan
3. Zat-zat pembersih berikut ini bisa digunakan:
• Iodine
• Chlorhexidine
• Normal saline
Langkah-langkah
No. Perawatan

4 Jangan membersihkan secara paksa keropeng/kerak kulit karena bisa membuat


trauma exit site. Lembutkan keropeng itu dengan normal saline atau sabun dan
air
5 Exit site harus dikeringkan dengan kain kasa steril setelah pembersihan

6 Pakailah kasa untuk melindungi exit site tersebut agar tidak


terkontaminasi,oleskan Gentamycin cream pada exit site

47
Menambahkan Obat Intra Peritoneal
Tujuan Pengobatan
Menambahkan obat-obatan secara aman
melalui intra peritoneal
Alat-alat yang diperlukan
Cairan PD
Obat injeksi sesuai dengan petunjuk
dokter (Antibiotik/Heparin)
Spuit 10 ml
Neadle
Aqua Bidest
Kain kassa
Masker
Iodine/Alcohol swab
Prosedur
1. Bersihkan troli dressing dengan Alkohol 70%
2. Pakai masker
3. Cuci tangan dan keringkan dengan benar (cuci
tangan 6 langkah)
4. Periksa cairan PD dengan prinsip SEAL
S = Strength : Kekuatan (konsentrasi cairan
sesuai
E = Expiry : tanggal kadaluarsa
A = Amount : Jumlah/volume cairan PD
L = Leaks : Kebocoran (Tekan secara lembut
kantong
cairan)
5. Balikan kantong cairan PD dengan sisi label menghadap
kebawah,sehingga bagian atas dari port medikasi dalam posisi tegak
lurus
6. Teteskan iodine pada port medikasi kantong PD,diamkan sebentar
7. Gunakan sudut kassa untuk menyerap kelebihan iodine pada port
medikasi PD
8. Lakukan swab alcohol pada port medikasi
9. Aspirasikan obat injeksi dari vial obat dengan teknik steril
10. Ganti jarum dan masukan jarum suntikanya ketengah-tengah port
medikasi pada kantong cairan PD
11. Ikuti prosedur ini dengan menggunakan kassa steril dan jarum
suntik yang baru untuk obat injeksi lainnya
12. Goyang kantong PD beberapa kali untuk memastikan obat
tercampur dengan secara merata
13. Buang semua peralatan yang sudah digunakan
14. Buang alat suntik dan jarum sesuai protocol RS
Diagnosa Keperawatan
Nyeri
Kelebihan Volume Cairan
Risiko Infeksi
Risiko Defisit Nutrisi
Pergantian
Transferset

53
TUJUAN

 Transfer set harus diganti setiap 6 bulan.

 Mengganti transfer set yang robek atau bocor.

 Terputusnya transfer set secara tidak disengaja dari adaptor titanium.

 Transfer set terkontaminasi.


ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN

 Transfer set baru


 Dressing set
 Masker
 Klem kateter steril
 Sarung tangan steril 2 buah
 Larutan iodine
 Tempat sampah
 hand rub
 Alkohol 70%
 Minicap
PROSEDUR
PROSEDUR
PROSEDUR
Prosedur Pemeriksaan Adekuasi
Dialisis dan PET pada Pasien PD
Pedoman Target Adekuasi PD
Total Kt/V (peritoneal dan ginjal) minimal 1,7
Kt/V harus diukur
- 1 bulan setelah peresepan penuh PD
- setiap 6 bulan sekali berlaku bagi semua
pasien PD
- 1 bulan setelah episode peritonitis
Bagaimana cara mengambil sampel
untuk pemeriksaan Kt/V
KT/V Ureum
K = Klirens Ureum
T = Lama Waktu Dialisis
V = total VOLUME tubuh
Prosedur Pengumpulan 24 Jam
Dialisat
Prosedur Pengumpulan 24 Jam untuk
Pasien CAPD Tanpa PET
Prosedur Pengumpulan 24 jam
untuk Pasien CAPD tanpa PET

2. Bawa 4 kantong cairan buangan ke PD center


3. Perawat mencampur semua cairan buangan dalam 1
wadah,dengan mengambil sampel 1% dari volume
setiap kantong dengan menggunakan spuit.
Contoh : jika volume kantong 2300ml,ambilah 23
ml
4. Campur semua sampel dan ambil 10 ml lalu kirim
ke lab.
5. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan
urea,kreatinin,glukosa dan albumin.
6. Catat total volume yang dimasukan dan yang
dikeluarkan pada buku catatan PD
7. Catat hasil lab pada file pasien
Pengumpulan urine 24 jam untuk urea
dan kreatinin
Bawa urine di wadahnya ke PD center
dan catat volumenya
Jika urine pasien terlalu sedikit atau BAK
kurang dari 3x sehari,kumpulkan urine
selama 48 jam dan volume dibagi dua.
Simpan urine ditempat yang telah
disediakan dari lab.
Sampel yang dikirim ke Lab
Dialisat : ureum,kreatinin
Darah : Ureum,kratinin,albumin dan glucose
24 jam urine sampel : ureum,kreatinin dan volume
PERITONEAL EQUILIBRATION TEST

 Langkah awal dalam peresepan dialisis


peritoneal
 Harus dilakukan 1 bulan setelah awal dari
dialisis peritoneal
 Melakukan PET lebih awal harus
dipertimbangkan sebelumnya
Keuntungan dari PET
• Identifikasi karakteristik dari membran peritoneal
• Menilai ultrafiltrasi yang tidak adekuat
• Membedakan antara dialisis yang tidak adekuat
dengan pasien yang tidak patuh
• Dinilai jika peritonitis berulang akan mempengaruhi
permeabilitas membran
• Dilakukan di klinik/RS
• Klasifikasi fungsi membran peritoneum:low,average
atau high
Apa yang di nilai dengan PET
• Persentase keseimbangan dari bermacam2 solut antara
cairan dialisat dan plasma
• Rata2 absorpsi glukosa dari kavum peritoneum
• NET ULTRAFILTRATION pada 4 jam
KAPAN PET SEHARUSNYA
DILAKUKAN
Bila pasien telah menjalani PD selama 4 minggu

 Pasien dengan kesehatan yang optimum

 Kateter peritoneal berfungsi dengan baik

 Pasien tidak konstipasi

 Tidak ada overload cairan pada pasien


PROSEDUR PET
Peritoneal Equilibration Test
STANDARD PERITONEAL
EQUILIBRATION TEST

• Malam hari sebelum dilakukan PET, pasien harus siap


dengan melakukan pertukaran CAPD dengan Dianeal
2.5%.
• Pertukaran harus dengan dwell time antara 8 -12 jam
Langkah2 Prosedur tes
• Siapkan 2 liter 2.5% kantong cairan dialysate.
• Masukan cairan 2.5% ke pasien dengan kecepatan 400
ml/2 menit dengan posisi pasien pada posisi telentang
• Masukan cairan dialisat dan mintalah pasien memiring-
miringkan badan dari satu sisi ke sisi lainnya jika
mampu.Pasien harus mengubah posisi setiap 2 menit (400
ml cairan dialisat) untuk memastikan terjadi
pencampuran yang merata.Catat lama waktu cairan
dialisat dimasukkan.
• Pada jam 0 and 2 dwell time,ambil dan kumpulkan
contoh cairan dialysate seperti cara dibawah ini :
• Alirkan 200 ml dialysate ke dalam drain bag dan
campur dengan cara menbolak-balik kantong 2-3
kali.
• Dengan tehnik aseptik,buka medication port
dengan alkohol dan ambil 10 ml cairan dialysate
dan masukkan dalam wadah sampel.
• Masukkan kembali sisa 190 ml ke peritonium pasien
STANDARD PERITONEAL
EQUILIBRATION TEST

 Pada 2 jam dwell time, ambil


csampel darah untuk
pemeriksaan kreatinine,
glucose dan ureum.
2-Hour serum sample
STANDARD PERITONEAL
EQUILIBRATION TEST

 Pada
jam ke-4 dengan posisi pasien duduk, alirkan
semua cairan dialisat selama minimal 20 menit
 Campur sample: aduk bag 2-3 kali
 Ambil
10 ml dialysate sample dan masukkan dalam
wadah sampel.
 Timbang drain bag and catat volume drainase
STANDARD PERITONEAL
EQUILIBRATION TEST

 ZERO HOUR DIALYSATE


SAMPLE:
creatinine/glucose
STANDARD PERITONEAL
EQUILIBRATION TEST
2 HOUR DIALYSATE
AND BLOOD
SAMPLES:
creatinine/glucose
4 HOUR DIALYSATE
SAMPLE:
creatinine/glucose
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI
AKURASI DARI PET
 Ketidakseimbangan dari volume
dialisat sisa pada awal PET

 Cavum peritoneal tidak kosong


dengan sempurna

 Drainase akhir tidak dinilai dengan


benar

 Contoh dialisat tidak dikumpulkan


pada waktu yang benar
82

Anda mungkin juga menyukai