Anda di halaman 1dari 39

MENGENAL LEBIH

DEKAT CAPD
(Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis)

FOR INTERNAL USE ONLY © Copyright


GAGAL GINJAL TERMINAL / TAHAP AKHIR

TERAPI PENGGANTI GINJAL


ARTIFISIAL ( BUATAN ) : ALAMIAH

Hemodialisis Peritonial Dialisis ( CAPD ) Cangkok (transplantasi ginjal )


▪ Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) ▪ Transplantasi Donor Hidup (Keluarga)
▪ Continuous Cycling Peritoneal Dialysis (CCPD) ▪ Transplantasi Donor Jenazah (Cadaveric)

Page 2
Page 3
Proses dialisis tidak berhenti, secara
berkesinambungan ‘membersihkan’
ontinuous darah, 24 jam se-hari, setiap hari

Bebas bergerak, tidak


mbulatory berhubungan dengan mesin

Menggunakan rongga peritoneum yang bekerja


eritoneal sebagai filter untuk mengeluarkan sisa metabolisme
dan cairan dari darah

Menyaring dan membuang cairan berlebih


ialysis serta ampas metabolisme tubuh.

Page 4
PERITONEAL DIALYSIS (PD)

Proses di mana rongga peritoneum berperan sebagai reservoir untuk


cairan dialisis dan berfungsi sebagai membran semi permeable dimana
kelebihan cairan tubuh dan zat terlarut termasuk racun uremik
dibuang. (Gutch, Stoner & Corea 1999)

Page 5
Page 6
PRINSIP CAPD

❑DIFUSI
❑ OSMOSIS

❑ KONVEKSI

7
DIFUSI

❑ Difusi adalah proses perpindahan solute dari daerah yang berkonsentrasi tinggi ke
daerah yang berkonsentrasi rendah melalui membrane semi permeable, dimana
proses ini berlangsung ketika cairan dialisat dimasukkan ke dalam rongga
peritoneum.
❑ Konsentrasi cairan CAPD lebih rendah dari plasma darah, karena cairan plasma
banyak mengandung toksin uremik. Toksin uremik berpindah dari plasma ke cairan
CAPD.
❑ Driving Force - Konsentrasi gradien

8
DIFFUSI

Increasing solute size

Solute removal

Dwell Time
Small solutes reach equilibrium quickly – Larger solutes take longer – time dependence
Page 9
OSMOSIS

❑Adalah perpindahan air melewati membrane semi permeable dari


daerah solute yang berkonsentrasi rendah (kadar air tinggi) ke
daerah solute berkonsentrasi tinggi (kadar air rendah).
Osmosis dipengaruhi oleh tekanan osmotic dan hidrostatik antara
darah dan cairan dialisat.
❑Osmosis pada peritoneum terjadi karena glukosa pada cairan CAPD
menyebabkan tekanan osmotic cairan CAPD lebih tinggi (hipertonik)
dibanding plasma, sehingga air akan berpindah dari kapiler
pembuluh darah ke cairan dialisat (ultrafiltrasi)
❑Kandungan glucose yang lebih tinggi akan mengambil air lebih
banyak. Cairan melewati membrane lebih cepat dari pada solute.
Untuk itu diperlukan dwell time yang lebih panjang untuk menarik
solute.
❑Driving force = Konsentrasi gradien

10
11
KONVEKSI

DEFINISI:
Pergerakan pasif zat terlarut (solute) mengikuti aliran zat pelarut (air) yang melintasi membran semi
permeable yang disebabkan oleh adanya perbedaan gradient dari dalam darah.

Page 12
INDIKASI CAPD

DIINDIKASIKAN UNTUK :

❑ Diabetes Mellitus ❑ Psikososial


❑ Penyakit kardiovaskuler ▪ Gaya hidup aktif
▪ Angina ▪ Jadwal kehidupan dapat bervariasi
▪ Katup jantung buatan ▪ Takut akan jarum
▪ Aritmia ▪ Butuh diet yang fleksibel

❑ Penyakit kronis
▪ Anemia
▪ HIV positif
▪ Kelainan perdarahan
▪ Hepatitis B dan C

FOR INTERNAL USE ONLY - Footnote 8/14/2020 Page 13


KONTRAINDIKASI CAPD

 Absolut  Relatif
▪ Kesulitan teknik operasi ▪ Obesitas tanpa residual renal function
▪ Luka yang luas di dinding abdomen ▪ Gangguan jiwa
▪ Perlekatan yang luas dalam rongga ▪ Gangguan penglihatan
peritoneum (akibat operasi daerah abdomen,
▪ Hernia
riwayat inflamasi sebelumnya)
▪ Penyakit paru obtruktif kronik (PPOK)
▪ Tumor atau infeksi di dalam rongga abdomen
(adneksitis) ▪ Inflamasi kronik saluran cerna
▪ Riwayat ruptur divertikel, hernia berulang
yang tidak dapat dikoreksi
▪ Fistel antara peritoneum dengan rongga
pleura
▪ Tidak dapat melakukan PD secara mandiri
dan tidak ada yang membantu

Page 14
KELEBIHAN CAPD

❑ Menggunakan peralatan yang sederhana, ❑ Dapat dilakukan dirumah


sehingga dapat dilakukan sendiri ❑ Tidak tergantung org lain
❑ Fleksibel
❑ Lebih fleksibel, karena CAPD tidak harus ❑ Diet tidak terlalu ketat
dilakukan di rumah sakit, sehingga ❑ Kunjungan ke RS reguler
memungkinkan pasien untuk melakukan
❑ Tdk memerlukan jarum
kegiatan sehari-hari
❑ TD dapat terkontrol
❑ Tubuh tidak terlalu stress
❑ Pasien CAPD dapat menjalani diet dengan
lebih longgar

PROJECT SUNRISE - JAKARTA TIMUR 8/14/2020 Page 15


KEKURANGAN CAPD

❑ Resiko infeksi ( infeksi exit site ❑ DAPAT MENGAKIBATKAN KETIDAK NYAMANAN


dan peritonitis) terjadi apabila
▪ Kateter permanen
pasien tidak hati-hati dalam
▪ Perubahan bentuk tubuh
mengganti cairan/kurang
▪ Risiko infeksi
menjaga sterilitas (kebersihan)
▪ BB berlebih
alat
▪ Hiperglikemia
▪ Hiperlipidemia
❑ Dapat menyebabkan timbulnya
rasa jenuh, karena harus
melakukan hal yang sama tiap
hari

PROJECT SUNRISE - JAKARTA TIMUR 8/14/2020 Page 16


ALAT-ALAT YANG DIBUTUHKAN
UNTUK MELAKUKAN CAPD

ADAPTOR EXTENSION CATHETER


TENCKOFF KATETER

DISINFECTION CAP
ORGANIZER
STAY SAFE (Larutat Dialisat)

Page 17
Page 18
CATHETER TENCKHOFF

Catheter
extention

Page 19
Extention cath
Exit Site
Clamp

Desinfection cap

Tenckhoff Catheter Adaptor


Page 20
CAIRAN PERITONEAL DIALYSIS (PD)

DISC

Page 21
CAIRAN PERITONEAL DIALYSIS (PD)

 Yang dipakai adalah :


- Lar.Dextrose 1.5 % (347mOsm/ kg H2O)
- Lar.Dextrose 2.3 % (400 mOsm/ kg H2O)
- Lar.Dextrose 4.25 % (486 mOsm/ kg H2O)
 Tiap kali mengganti diharapkan produksi ultrafiltrat sebesar 300 – 1000 ml

Page 22
Perpindahan cairan pada CAPD dipengaruhi :
❑ Kualitas membrane
❑ Ukuran & karakteristik larutan
❑ Volume dialisat

Proses dialysis pada CAPD terjadi karena adanya perbedaan :


❑ Tekanan osmotic
❑ Konsentrasi zat terlarut antara cairan CAPD dengan plasma darah dalam pembuluh kapiler
❑ Kecepatan transport air dan zat terlarut dapat diestimasi secara periodic melalui PET test (Peritoneal
Equilibrum Test)
❑ Standar konsentrasi elektrolit cairan CAPD:
▪ Na (132 meq /LT)
▪ Cl ( 102 meq /lt)
▪ Mg (0,5 meq /lt)
▪ K (0 meq /lt)

23
GLUCOSE

Fluid removal is dependent on:


dwell time / peritoneum characteristics / glucose concentration

2,3%

Page 24
PROSES PERTUKARAN CAIRAN

CAPD sebaiknya dilakukan dalam


ruangan yang bersih dan bebas
debu, dengan cahaya yg baik

❑ di rumah
❑ di tempat kerja
❑ dalam perjalanan
❑ tidak ada binatang
❑ tidak ada kipas angin

Page 25
PROSES CAPD

❑ Larutan dialisis (dialisat) dimasukan ke peritoneum melalui kateter


❑ Peritoneum berfungsi sebagai membran semi permeabel
❑ Prinsip
▪ Difusi
▪ Osmosis (diperoleh dengan menggunakan konsentrasi glukosa)
▪ Konveksi
❑ Setelah waktu tunggu (dwell) yang ditentukan, cairan dialisis yang dikeluarkan
kembali & diganti dengan cairan yang baru
❑ Proses tersebut disebut pertukaran atau siklus pergantian cairan
❑ Secara umum untuk pasien CAPD dilakukan 3-4 x sehari, setiap hari (kontinyu).

8/14/2020 26
BAGAIMANA KERJA CAPD

Campuran mineral dan gula dilarutkan dalam air, yang disebut cairan dialisis, mengalir melalui kateter ke
dalam perut.

Page 27
PROSES CAPD

2L
FILL

7am 11am 4pm 9pm 7am

Continuous Ambulatory
Peritoneal Dialysis DWELL
(CAPD): 4 cycles spaced
evenly throughout the
day

DRAIN

Page 28
FOUR STEPS TO SUCCESS
Four steps to success
➔ Guidance for the essential treatment steps

1. Outflow 2. ‘Flush’

DISC

3. Inflow

4. Automatic Closing

No inflow
Half inflow
Full inflow

Page 29 Page 29
Page 30
FOR INTERNAL USE ONLY - Footnote 8/14/2020 Page 31
UKUR – CATAT - BUANG

Page 32
Page 33
KUNJUNGAN PASIEN KE RS

❑ KONTROL SETIAP BULAN

❑ GANTI TANSFER SET SETIAP 6 BULAN

❑ PEMERIKSAAN PET (PERITONEUM EQUILIBRIUM TEST) SETIAP 6 BULAN

❑ KETIKA TERDAPAT PERMASALAHAN CAPD

Page 34
MONITORING DAN EVALUASI PADA PROGRAM PD

❑ Clinical Assessment (klinis, laboratorium)

❑ Clearance Assessment

❑ Nutritional Assessment

Page 35
MONITORING DAN EVALUASI PADA PROGRAM PD

1. CLINICAL ASSESSMENT (KLINIS, LABORATORIUM)

▪ Evaluasi ada tidaknya penyakit penyerta


▪ Pengelolaan anemia, target Hb 10-12 mg/dL
▪ Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa
▪ Pengelolaan tekanan darah, target : 130/80 mmHg
▪ Evaluasi gejala-gejala uremia
▪ Evaluasi keadaan exit site, tunnel dan fungsi kateter PD
▪ Evaluasi terhadap obat-obat yang dikonsumsi

Page 36
MONITORING DAN EVALUASI PADA PROGRAM PD

2. CLEARANCE ASSESSMENT

▪ Klirens kreatinin mingguan, target >60 L/minggu pada high atau high average atau >50
L/minggu pada low atau low average
▪ Klirens urea mingguan (Kt/V mingguan), target >2/minggu dengan nilai minimal
1,7/minggu
▪ Peritoneal Equilibrium Test (PET), target UF>1000mL/hari

3. NUTRITIONAL ASSESSMENT
▪ Riwayat asupan makanan (dietary recall)
▪ Protein catabolic rate (nPCR/nPNA) : target >1 g/kgBB/hari

Page 37
8/14/2020 38
Page 39

Anda mungkin juga menyukai