1. Latar Belakang
Gagal ginjal bukanlah akhir dari segalanya. Semangat yang tinggi dan ketelatenan menjalani
metode perawatan bisa memperpanjang dan meningkatkan kualitas hidup. Selain hemodialisis atau
cuci darah serta transplantasi ginjal, ada metode continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD)
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti edukasi dan mendapatkan penjelasan tentang metode CAPD diharapkan
peserta mampu mengerti dan memahami metode CAPD dengan jelas
3. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu:
1. Pasien dapat memahami metode akses CAPD
2. Pasien dapat memahami perawatan dan latihan paska pemasangan akses CAPD
3. Pasien mengetahui komplikasi CAPD
4. Pasien dapat mengetahui cara penilaian adekuasi CAPD
5. Pasien dan keluarga dapat mengetahui kebutuhan nutrisi CAPD
4. Lampiran
Terlampir
5. Metode
a. Presentasi
b. Tanya jawab
6. Media
a. Power point
b. Laptop
c. Manekin CAPD
7. Kegiatan Pembelajaran
MEDIA
NO KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. Pembukaan : Power point,
1. Memberi salam Menjawab salam Mendengarkan leaflet
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan edukasi
4. Kontrak waktu Peserta menyetujui
8. Setting Tempat
Ruang center CAPD RSDM
9. Evaluasi
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat evaluasi yang
diberikan berupa pertanyaan terbuka, antara lain:
1. Apa pengertian CAPD?
2. Bagaimana cara kerja CAPD?
3. Bagaimana cara merawat luka paska pemasangan akses CAPD?
4. Bagaimana cara menilai adekuasi CAPD?
5. Bagaimana nutrisi yang diberikan pada pasien CAPD?
MATERI PENYULUHAN
Perawatan CAPD di Rumah
1. Pengertian
CAPD adalah singkatan dari Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis. Continuous berarti
proses dialisis tidak berhenti atau secara berkesinambungan “membersihkan” darah 24 jam sehari,
setiap hari. Ambulatory bermakna bebas bergerak, tidak berhubungan dengan mesin. Peritoneal
adalah menggunakan rongga peritoneum yang bekerja sebagai filter untuk mengeluarkan sisa
metabolisme dan cairan dari darah. Dialysis berarti menyaring dan membuang cairan berlebih serta
sisa metabolisme tubuh.
2. Cara Kerja CAPD
Proses CAPD diawali dengan memasukan cairan dialisat kedalam rongga perut melalui selang
kateter yang dipasang dirongga perut. Ketika cairan dialisat berada dalam rongga perut terjadi
proses osmosis. Sehingga zat-zat racun dalam darah akan ditarik keluar. Proses dialysis peritoneal
ini tidak akan menimbulkan rasa sakit dan hanya membutuhkan waktu singkat, terdiri dari tiga
langkah :
1. Memasukan cairan dialisat kedalam rongga peritoneum
2. Cairan dibiarkan didalam rongga perut untuk selama periode tertentu (biasanya 4-6 jam)
3. Keluarkan cairan dari peritoneum.
8. PERGANTIAN CAIRAN
1. SIAPKAN AREA KERJA UNTUK PERGANTIAN CAIRAN
- Bersihkan permukaan meja dengan alkohol 70%
- Tutup pintu dan jendela, matikan kipas angin/AC
2. PAKAI MASKER DAN CUCI TANGAN
3. PERSIAPAN ALAT
- MiniCap
- Handrub
- Paper Towel
- Periksa tanggal kadaluarsa, volume cairan, konsentrasi Dextrose/Icodextrin sebelum
membuka kemasan luar
4. PERIKSA CAIRAN
a. S – strength-konsentrasi Dextrosa/Icodextrin
b. C – Clority – Kejelasan cairan
c. A – Ammount – volume cairan
d. L – Leaks – ada tidaknya kebocoran
e. E – Expiry date – Tanggal kadaluarsa
f. P - Pull Ring – dalam keadaan utuh
g. G – Green frangible – frangible hijau dalam keadaan utuh
5. FASE 1 : CONNECT (PENYAMBUNGAN)
1. Keluarkan transfer set dari pakaian
Cuci tangan dengan handrub
2. Pegang konektor dengan tangan kanan, ambil Pull ring dengan tangan kiri
3. Lepaskan pull ring dari konektor
4. Pegang konektor dengan tangan kanan, dan trasferset dengan tangan kiri
5. Lepaskan minicap dari transfer set dengan tangan kanan
6. Segera sambungkan konektor ke transfer set
7. Pegang transfer set dengan stabil dan putar konektor sampai benar-benar kencang
6. FASE 2 : DRAIN (PEMBUANGAN
1. Gantungkan cairan CAPD
2. Tempatkan kantong pembuangan di bawah dengan sisi yang mengkilap menghadap ke atas
3. Buka klem putih (white clamp)
4. Buka twist clamp untuk memulai fase pembuangan. Amati kejernihan cairan
5. Ketika fase pembuangan selesai, tutup twist clamp
7. FASE 3 : FLUSH (PEMBILASAN)
1. Patahkan frongible hijau untuk membilas
2. Hitung 5-10 detik dan pastikan cairan mengalir dan tidak ada udara yang tersisa
3. Tutup klem putih (white clamp)
8. FASE 4 : FILL (PENGISISAN)
1. Buka twist clamp untuk memulai proses pengisisan
2. Saat pengisian selesai, tutup twist clamp
9. FASE 5 : DISCONNECT (PELEPASAN) DAN PERGANTIAN MINICAP
1. Buka minicap
2. Periksa bagian dalam minicap untuk keberadaan powidon lodine
Cuci tangan dengan handrub
3. Lepaskan konektor dari transfer set
4. Dengan transfer set yang mengarah kebawah, arahkan minicap ke atas
5. Segera tutup transfer set dengan minicap yang baru
Ukur, catat, dan buang cairan bekas pakai ke tempat pembuangan yang dianjurkan
10. Fase peritonial dialisis
1. Fill
- Memerlukan waktu 10 menit
- Volume 2000
2. Dwell
- CAPD – lamanya 4-6 jam saat siang hari, dan 8-10 jam saat malam hari
3. Drain
- Memerlukan waktu 20 menit
- Volume cairan yang keluar sedikit, sama. Atau lebih banyak.
- Effluent (drain fluid) kalau normal jernih (colorless or yellow)
Diklat Dialisis
Angkatan 25 RSUD Dr.MOEW ARDI
SURAKARTA
Tahun 2021
Disusun oleh
Sri Puji Astuti
DIKLAT DIALISIS
RSUD Dr.MOEWARDI
ANGKATAN 25
TAHUN 2021
DAFTAR PUSTAKA
American Jornal Of Kidney Disease. NKF-K/DOQI clinical practice Guidelines For CronicKidney disease : Evaluation, classification and stratification. Mineapoliss, United states
OfAmerica. 39 : S17-S25.2001.