Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA

PENYULUHAN (SAP )
PERAWATAN DAN
LATIHAN AKSES CAPD,
EXIT SITE DAN GANTI
CAIRAN

DISUSUN OLEH :
24-4 RISA OKTIANI
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Perawatan Dan Latihan Akses CAPD, Exit Site dan Ganti Cairan di
Rumah

Pokok Bahasan: Perawatan Dan Latihan Akses CAPD, Exit Site dan Ganti
Cairan di rumah
Sasarn : Pasien Dan Keluarga Pasien
Metode : Ceramah, Diskusi dan Demonstrasi
Media : Laptop Hari dan Tanggal
Hari & Tgl -
Waktu : 45 menit
Tempat : Ruang diskusi

A. TIU (Tujuan Intruksional Umum)


Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan sasaran mampu
mengtahui dan memahami cara perawatan dan latihan Akses
CAPD,Exit Site dan Ganti Cairan di Rumah dengan baik.
B. TIK (Tujuan Intruksional Khusu)
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan pasien dan keluarga
pasien mampu :
1. Mengetahui Prinsip-prinsip Perawatan untuk Exit Site
2. Mengetahui cara mencegah trauma
3. Mengetahui cara perawatan kateter
4. Mengetahui Pengertian Pergantian Ciran
5. Mengetahui Fase-fase Pergantian Ciran
6. Mengetahui Siklus Pergantian Cairan
C. MATERI
Adapun materi yang akan di sampaikan pada saat dilaksanakannya
promosi Kesehatan ini yaitu :
1. Apa Prinsip-prinsip Perawatan untuk Exit Site
2. Mencegah trauma
3. Cara perawatan kateter
4. Pengertian Pergantian Cairan
5. Fase-fase Pergantian Cairan
6. Siklus Pergantian Cairan
D.SASARAN
Pasein dan Keluarga Pasien
E. METODE
Adapun metode yang digunakan yaitu,
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. MEDIA
leaftlet
G.Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
NO
PENYULUHAN
1. Pembukaan : Menjawab salam leaftlet
Mendengarkan
1. Memberi salam
dan memperhatikan materi
2. Menjelaskan tujuan
penyuluhan yang disampaikan penyaji
3. Menyebutkan

materi/pokok bahasan
2. Pelaksanaan: 1. Memperhatikan leaftlet
1. Menjelaskan tentang
2. Memperhatikan
pengertian CAPD
2. Menjelaskan cara kerja 3. Mengikuti pengarahan
metode CAPD 4. Bertanya dan menjawab
3. Menjelaskan kelebihan pertanyaan yang diajukan
dan kekurangan dari
metode CAPD
4. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
3. Evaluasi: Feedback leaftlet
Menanyakan kepada peserta
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada peserta yang sudah
mau bertanya.
4. Terminasi: Menjawab salam leaftlet
. Mengucapkan terimakasih
atas peran peserta
. Mengucapkan salam penutup
I. Setting Tempat
Peserta duduk di depan penyaji dan penyaji berdiri di depan peserta
J . Evaluasi
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan terbuka, antara lain:
1. Apa pengertian CAPD?

2. Bagaimana cara kerja Melakukan pergantian cairan?

3. Sebutkan fase-fase pergantian cairan?

4. Apa saja prinsip dari exit site?


:
MATERI PENYULUHAN
Perawatan CAPD di Rumah

1. Pengertian

CAPD adalah singkatan dari Continuous Ambulatory Peritoneal


Dialysis. Continuous berarti proses dialisis tidak berhenti atau secara
berkesinambungan “membersihkan” darah 24 jam sehari, setiap hari.
Ambulatory bermakna bebas bergerak, tidak berhubungan dengan mesin.
Peritoneal adalah menggunakan rongga peritoneum yang bekerja sebagai
filter untuk mengeluarkan sisa metabolisme dan cairan dari darah. Dialysis
berarti menyaring dan membuang cairan berlebih serta sisa metabolisme
tubuh.

2. Cara Kerja CAPD


Proses CAPD diawali dengan memasukan cairan dialisat kedalam
rongga perut melalui selang kateter yang dipasang dirongga perut. Ketika
cairan dialisat berada dalam rongga perut terjadi proses osmosis. Sehingga
zat-zat racun dalam darah akan ditarik keluar. Proses dialysis peritoneal
ini tidak akan menimbulkan rasa sakit dan hanya membutuhkan waktu
singkat, terdiri dari tiga langkah :
1. Memasukan cairan dialisat kedalam rongga peritoneum
2. Cairan dibiarkan didalam rongga perut untuk selama periode tertentu
(biasanya 4- 6 jam)
3. Keluarkan cairan dari peritoneum.

3. Kelebihan dari metode CAPD


1. Menggunakan peralatan yang sederhana
2. Lebih fleksibel sehingga tidak harus dilakukan dirumah sakit
3. Bisa dilakukan dimana saja
4. Pasien dapat menjalani diet dengan lebih longgar, dengan kebutuhan
protein lebih tinggi, cairan, garam, dan kalium tidak harus dibatasi
5. Tidak menggunakan mesin
6. Tidak menggunakan jarum suntik
7. Tekanan darah lebih stabil
8. Mempertahankan fungsi ginjal lebih baik
4. Kekurangan dari metode
CAPD
1. Resiko infeksi (peritonitis) terjadi apabila pasien tidak hati-hati

dalam mengganti cairan /kurang menjaga sterilisasi


2. Dapat menimbulkan rasa jenuh, karena harus melakukan hal yang sama
setiap harinya
3. Adanya cairan dalam perut membuat pasien tidak nyaman
4. Tidak dianjurkan bagi pasien yang sudah sering melakukan pembedahan
perut

5. Komplikasi dari metode


CAPD
komplikasi CAPD dapat diartikan sebagai penyakit/gangguan fungsi
tubuh yang timbul selama penggunaan CAPD. Komplikasi pada
CAPD dapat dibagi menjadi komplikasi teknis dan komplikasi medis.
1. Komplikasi Teknis
Bukan merupakan komplikasi serius dan mudah diatasi.
Komplikasi ini meliputi bocornya cairan dialisat, sumbatan pada saat
masuk atau keluarnya dialisat, kesalahan letak kateter, dan lain-lain
(Parsudi, Siregar & Roesli, 2006)
2. Gangguan Aliran Dialisat
Konstipasi menjadi penyebab aliran masuk atau aliran keluar yang
terganggu pada PD. Untuk mencegah konstipasi, dokter biasanya
meresepkan obat mengatasi konstipasi sebelum memasang kateter PD.
Dilakukannya enema sebelum memulai PD juga dapat mencegah
masalah aliran. Diet tinggi serat dan tempat duduk lunak tanpa sandaran
diperlukan untuk mencegah konstipasi. Penyebab lain dari gangguan
aliran termasuk kekakuan atau terjepitnya koneksi tubing, posisi pasien,
terbentuknya bekuan fibrin dan kateter PD yang tidak pada posisinya
(Thomas dan Smith, 2002).
Harus dipastikan bahwa kantong drainage lebih rendah dari
abdomen pasien untuk meningkatkan aliran gravitasi saat mengeluarkan
cairan dialisat dari rongga peritonium. Diperhatikan juga koneksi tabung
dan sistem PD apakah kaku atau tergulung, dan yakinkan bahwa jepitan
dibuka. Jika aliran masuk dan keluar masih tidak adekuat, reposisikan
pasien untuk menstimulasi aliran masuk dan aliran keluar. Ubah posisi
pasien pada sisi lain atau yakinkan bahwa pasien dalam posisi sejajar
yang tepat. Posisi supine rendah - posisi Fowler mengurangi tekanan
intra abdominal. Peningkatan tekanan intra abdominal dari posisi duduk
dan berdiri atau batuk akan berkontribusi pada terjadinya kebocoran
kateter pada PD. Terbentuknya bekuan fibrin dapat terjadi setelah kateter
PD terpasang atau pada onset peritonitis. Dengan memerah tabung
kateter akan mengeluarkan bekuan fibrin dan meningkatkan aliran.
X-Ray diperlukan untuk mengetahui posisi katater PD. Jika terjadi
kesalahan tempat/displacement, maka dokter akan mereposisinya
(Thomas dan Smith, 2002).
5. Pengerian cairan

Proses pengeluaran dan memasukan cairan setelah Dwelling Time Yang


telah di tentukan sesuai dengan konsentrasi dextrose yang terkandung di-
dalam cairan dianeal

6. Fase- fase Pergantian cairan

 Fase pengeluaran/Drain
a. Cairan akan dikeluarkan dari kavum peritoneum dengan gaya gravitasi
b. Normal memerlukan waktu 20 menit untuk 2L Cairan
c. Faktor yg mempengaruhi kecepatan aliran:
d. bentuk/ konfigurasi kateter, posisi kateter
e. Sumbatan pada kateter
f. Tekanan intra-abduminal
g. Diametr dan Panjang kateter
h. Tinggi dari abdomen ke kantong pembuangan

 Fase pengisian/ fill


a. cairan akan mengalir kedalam kavum peritoneum dengan gaya gravitasi
secara manual
b. Normal memerlukan waktu 10 menit untuk cairan 2L cairan
c. Faktor yg mempengaruhi kecepatan aliran :
d. Tinggi letak cairan
e. Diameter kateter
f. Panjang kateter
g. Bentuk/ konfigurasi kateter
h. Tekanan inta abdomen

 Fase waktu tinggal (dwelling time)


tahap cairan disimpan di dalam rongga peritoneal selama bebeapa jam
sesuai konsentrasi dextrose pada tiapdianeal
7. Siklus Pergantian Cairan

a. Jumlah pertukaran/ dwell time:


b. 4X Pergantian cairan (3X4 6 jam, 1X8-10 jam )
c. dapat dinaikan s/d (5-6x/Hari)
d. Jenis dialisat : Dextrosa (1,5%, 2,5% & 4,25) Extraneal
e. Volume dialisat : 2 L X 4 Pergantian cairan/ hari
f. Jam Pertukaran 08.00, 12.00, 16.00, 24.00 (sebelum tidur)
g. Ultrafiltrasi
 Untik 3x pertukaran pertama dialisat 1,5% (STANDAR)
 Untuk malam sebelum tidur dialisat hipertonis (2,5%)

10. Perkiraan Penarikan


8. Consebtrasi Dextrose 9. Durasi
cairan

11. 1,5 % 12. 4-6 jam 13. 100-300 ml

14. 2,5 % 15. 6-10 jam 16. 400-600 ml

17. 4,25 % 18. 6-12 jam 19. 600-800 ml

20. Icodextrin 7,5% 21. 8-16 jsm 22. > 800 ml

7. Komposisi
larutan
DAFTAR PUSTAKA

American Jornal Of Kidney Disease. NKF-K/DOQI clinical practice


Guidelines For CronicKidney disease : Evaluation, classification and
stratification. Mineapoliss, United states OfAmerica. 39 : S17-S25.2001.

Anda mungkin juga menyukai