Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP )

PERAWATAN DAN LATIHAN AKSES


CAPD, EXIT SITE DAN GANTI
CAIRAN

Di Susun Oleh:
Eka Permata Sari
(Kelas A8-4 )
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Perawatan Dan Latihan Akses CAPD, Exit Site dan Ganti Cairan di Rumah

Pokok Bahasan : Perawatan Dan Latihan Akses CAPD, Exit Site dan Ganti Cairan di
rumah
Sasaran
Metode : Ceramah, Diskusi dan Demonstrasi
Media : Laptop Hari dan Tanggal
Hari & Tgl : 11 Januari 2022
Waktu : 45 menit
Tempat : Ruang Zoom Meet

A. TIU (Tujuan Intruksional Umum)


Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan sasaran mampu mengtahui dan
memahami cara perawatan dan latihan Akses CAPD,Exit Site dan Ganti Cairan di
Rumah dengan baik.
B. TIK (Tujuan Intruksional Khusu)
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan pasien dan keluarga pasien mampu :
1. Mengetahui Prinsip-prinsip Perawatan untuk Exit Site
2. Mengetahui cara mencegah trauma
3. Mengetahui cara perawatan kateter
4. Mengetahui Pengertian Pergantian Ciran
5. Mengetahui Fase-fase Pergantian Ciran
6. Mengetahui Siklus Pergantian Cairan

C. MATERI
Adapun materi yang akan di sampaikan pada saat dilaksanakannya promosi
Kesehatan ini yaitu :
1. Apa Prinsip-prinsip Perawatan untuk Exit Site
2. Mencegah trauma
3. Cara perawatan kateter
4. Pengertian Pergantian Ciran
5. Fase-fase Pergantian Ciran
6. Siklus Pergantian Cairan
D. SASARAN
Pasein dan Keluarga Pasien
E. METODE
Adapun metode yang digunakan yaitu,
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. MEDIA
Media yang digunakan berupa Power Point dan Laptop

G.Kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA MEDIA


NO
1. Pembukaan : Menjawab salam Mendengarkan Power point,
1. Memberi salam dan memperhatikan materi Laptop
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan yang disampaikan penyaji
3. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2. Pelaksanaan: 1. Memperhatikan Power point,
1. Menjelaskan tentang
2. Memperhatikan Laptop
pengertian CAPD
2. Menjelaskan cara kerja 3. Mengikuti pengarahan
metode CAPD 4. Bertanya dan
3. Menjelaskan kelebihan dan menjawab
kekurangan dari metode
CAPD pertanyaan yang diajukan
4. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya

3. Evaluasi: Feedback Power point,


Menanyakan kepada peserta
Laptop
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada peserta yang sudah mau
bertanya.

4. Terminasi: Menjawab salam Power point,


. Mengucapkan terimakasih
Laptop
atas
peran peserta
. Mengucapkan salam penutup
H. Setting Tempat
Peserta duduk di depan penyaji dan penyaji berdiri di depan peserta
I. Pengorganisasian
Moderator : Ka Roma Aries
Penyaji : Eka Permata Sari
Pasien : Ka Dini Handayani
Fasilitator : Ka Sri Handayani dan Ka Raesita Kurnia

J . Evaluasi

Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat evaluasi yang


diberikan berupa pertanyaan terbuka, antara lain:
1. Apa pengertian CAPD?
2. Bagaimana cara kerja Melakukan pergantian cairan?
3. Sebutkan fase-fase pergantian cairan?
4. Apa saja prinsip dari exit site?
:
MATERI PENYULUHAN
Perawatan CAPD di Rumah

1. Pengertian
CAPD adalah singkatan dari Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis.
Continuous berarti proses dialisis tidak berhenti atau secara berkesinambungan
“membersihkan” darah 24 jam sehari, setiap hari. Ambulatory bermakna bebas
bergerak, tidak berhubungan dengan mesin. Peritoneal adalah menggunakan rongga
peritoneum yang bekerja sebagai filter untuk mengeluarkan sisa metabolisme dan
cairan dari darah. Dialysis berarti menyaring dan membuang cairan berlebih serta sisa
metabolisme tubuh.

2. Cara Kerja CAPD


Proses CAPD diawali dengan memasukan cairan dialisat kedalam rongga
perut melalui selang kateter yang dipasang dirongga perut. Ketika cairan dialisat berada
dalam rongga perut terjadi proses osmosis. Sehingga zat-zat racun dalam darah akan
ditarik keluar. Proses dialysis peritoneal ini tidak akan menimbulkan rasa sakit dan
hanya membutuhkan waktu singkat, terdiri dari tiga langkah :
1. Memasukan cairan dialisat kedalam rongga peritoneum
2. Cairan dibiarkan didalam rongga perut untuk selama periode tertentu (biasanya
4- 6 jam)
3. Keluarkan cairan dari peritoneum.

3. Kelebihan dari metode CAPD


1. Menggunakan peralatan yang sederhana
2. Lebih fleksibel sehingga tidak harus dilakukan dirumah sakit
3. Bisa dilakukan dimana saja
4. Pasien dapat menjalani diet dengan lebih longgar, dengan kebutuhan protein
lebih tinggi, cairan, garam, dan kalium tidak harus dibatasi
5. Tidak menggunakan mesin
6. Tidak menggunakan jarum suntik
7. Tekanan darah lebih stabil
8. Mempertahankan fungsi ginjal lebih baik
4. Kekurangan dari metode CAPD
1. Resiko infeksi (peritonitis) terjadi apabila pasien tidak hati-hati dalam
mengganti cairan /kurang menjaga sterilisasi
2. Dapat menimbulkan rasa jenuh, karena harus melakukan hal yang sama setiap harinya
3. Adanya cairan dalam perut membuat pasien tidak nyaman
4. Tidak dianjurkan bagi pasien yang sudah sering melakukan pembedahan perut

5. Komplikasi dari metode CAPD


komplikasi CAPD dapat diartikan sebagai penyakit/gangguan fungsi tubuh
yang timbul selama penggunaan CAPD. Komplikasi pada CAPD dapat dibagi
menjadi komplikasi teknis dan komplikasi medis.
1. Komplikasi Teknis
Bukan merupakan komplikasi serius dan mudah diatasi. Komplikasi ini
meliputi bocornya cairan dialisat, sumbatan pada saat masuk atau keluarnya
dialisat, kesalahan letak kateter, dan lain-lain (Parsudi, Siregar & Roesli, 2006)
2. Gangguan Aliran Dialisat
Konstipasi menjadi penyebab aliran masuk atau aliran keluar yang terganggu
pada PD. Untuk mencegah konstipasi, dokter biasanya meresepkan obat mengatasi
konstipasi sebelum memasang kateter PD. Dilakukannya enema sebelum memulai
PD juga dapat mencegah masalah aliran. Diet tinggi serat dan tempat duduk lunak
tanpa sandaran diperlukan untuk mencegah konstipasi. Penyebab lain dari gangguan
aliran termasuk kekakuan atau terjepitnya koneksi tubing, posisi pasien, terbentuknya
bekuan fibrin dan kateter PD yang tidak pada posisinya (Thomas dan Smith, 2002).
Harus dipastikan bahwa kantong drainage lebih rendah dari abdomen pasien
untuk meningkatkan aliran gravitasi saat mengeluarkan cairan dialisat dari rongga
peritonium. Diperhatikan juga koneksi tabung dan sistem PD apakah kaku atau
tergulung, dan yakinkan bahwa jepitan dibuka. Jika aliran masuk dan keluar masih
tidak adekuat, reposisikan pasien untuk menstimulasi aliran masuk dan aliran keluar.
Ubah posisi pasien pada sisi lain atau yakinkan bahwa pasien dalam posisi sejajar
yang tepat. Posisi supine rendah - posisi Fowler mengurangi tekanan intra
abdominal. Peningkatan tekanan intra abdominal dari posisi duduk dan berdiri atau
batuk akan berkontribusi pada terjadinya kebocoran kateter pada PD. Terbentuknya
bekuan fibrin dapat terjadi setelah kateter PD terpasang atau pada onset peritonitis.
Dengan memerah tabung kateter akan mengeluarkan bekuan fibrin dan
meningkatkan aliran.
X-Ray diperlukan untuk mengetahui posisi katater PD. Jika terjadi kesalahan
tempat/displacement, maka dokter akan mereposisinya (Thomas dan Smith,
2002).
5. Pengerian cairan
Proses pengeluaran dan memasukan cairan setelah Dwelling Time Yang telah di tentukan
sesuai dengan konsentrasi dextrose yang terkandung di-dalam cairan dianeal

6. Fase- fase Pergantian cairan


 Fase pengeluaran/Drain
a. Cairan akan dikeluarkan dari kavum peritoneum dengan gaya gravitasi
b. Normal memerlukan waktu 20 menit untuk 2L Cairan
c. Faktor yg mempengaruhi kecepatan aliran:
d. bentuk/ konfigurasi kateter, posisi kateter
e. Sumbatan pada kateter
f. Tekanan intra-abduminal
g. Diametr dan Panjang kateter
h. Tinggi dari abdomen ke kantong pembuangan

 Fase pengisian/ fill


a. cairan akan mengalir kedalam kavum peritoneum dengan gaya gravitasi secara
manual
b. Normal memerlukan waktu 10 menit untuk cairan 2L cairan
c. Faktor yg mempengaruhi kecepatan aliran :
d. Tinggi letak cairan
e. Diameter kateter
f. Panjang kateter
g. Bentuk/ konfigurasi kateter
h. Tekanan inta abdomen

 Fase waktu tinggal (dwelling time)


tahap cairan disimpan di dalam rongga peritoneal selama bebeapa jam sesuai
konsentrasi dextrose pada tiapdianeal

7. Siklus Pergantian Cairan


a. Jumlah pertukaran/ dwell time:
b. 4X Pergantian cairan (3X4 6 jam, 1X8-10 jam )
c. dapat dinaikan s/d (5-6x/Hari)
d. Jenis dialisat : Dextrosa (1,5%, 2,5% & 4,25) Extraneal
e. Volume dialisat : 2 L X 4 Pergantian cairan/ hari
f. Jam Pertukaran 08.00, 12.00, 16.00, 24.00 (sebelum tidur)
g. Ultrafiltrasi
 Untik 3x pertukaran pertama dialisat 1,5% (STANDAR)
 Untuk malam sebelum tidur dialisat hipertonis (2,5%)

8. Consebtrasi Dextrose 9. Durasi 10. Perkiraan Penarikan cairan

11. 1,5 % 12. 4-6 jam 13. 100-300 ml

14. 2,5 % 15. 6-10 jam 16. 400-600 ml

17. 4,25 % 18. 6-12 jam 19. 600-800 ml

20. Icodextrin 7,5% 21. 8-16 jsm 22. > 800 ml

7. Komposisi larutan
DAFTAR PUSTAKA

American Jornal Of Kidney Disease. NKF-K/DOQI clinical practice Guidelines


For CronicKidney disease : Evaluation, classification and stratification. Mineapoliss,
United states OfAmerica. 39 : S17-S25.2001.

Anda mungkin juga menyukai