Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL BEDSIDE TEACHING

“PERAWATAN WATER SEAL DRAINAGE”

Oleh :

KELOMPOK 6

1. Devania Firdhausya
2. Rika Indriyani
3. Intan Talia Sofiana
4. Galang Apri Yulianto

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

2019
PROPOSAL BEDSIDE TEACHING

1. Pendahuluan
Perawatan WSD mempunyai tujuan untuk menghindari adanya komplikasi dan
meningkatkan pengembangan paru secara optimal” (Muttaqin. A. 2008, 207). Pada
asuhan keperawatan klinik perawat sering melakukan perawatan WSD pada
berbagai pasien yang mempunyai masalah pada rongga thorax. Kondisi ini
memberikan dampak terhadap semakin komprehensifnya peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mempunyai masalah pada
ekspansi paru, sehingga diperlukan perawat yang mempunyai pengetahuan dan
keterampilan dalam memberikan pelayanan keperawatan.

Pasien yang dipasang selang WSD berarti mempunyai masalah dengan


ekspansi paru, baik karena penyakit efusi pleura, hemothoraks pneumotoraks
maupun empiema. Pelaksanaan perawatan WSD sangat penting di mana dalam
prosesnya bertujuan agar paru yang mengalami kolaps dapat mengembang kembali.
Bila perawatan WSD tidak optimal akan menyebabkan pengembangan paru
menjadi lambat, hari rawat menjadi panjang dan akan menambah biaya perawatan
dan pengobatan selama di rumah sakit. Lebih jauh bisa berakibat fatal dan akan
membahayakan jiwa pasien di mana paru menjadi kolaps sehingga terjadi gagal
napas dan dapat menyebabkan kematian.

2. Tujuan
1. Mengetahui definisi pemasangan drainase
2. Memahami tujuan pemasangan drainase
3. Mengetahui fungsi pemasangan drainase
4. Mengetahui pengkajian drainase

3. Sasaran
Pasien di Ruangan 15 RS. Dr. Saiful Anwar Malang

4. Materi
1. Pengertian Definisi pemasangan drainase
2. Tujuan dari pemasangan drainase
3. Fungsi Dari pemasangan drainase
4. Pengkajian drainase
5. Metode.
Praktikum, Diskusi dan Bedside Teaching

6. Media
Persiapan Alat

7. Proses
Langkah-langkah yang diperlukan dalam Bedside Teaching adalah sebagai
berikut:

PP Tahap Prapelaksanaan

Penetapan Pasien
Proposal

Persiapan pasien:
- Informed consent
- Hasi pengkajian/intervensi data

- Apa yang menjadi masalah


Penyajian masalah - Cross cek data yang ada
- Apa yang menyebabkan masalah yang
tersebut
- Bagaimana pendekatan (Proses Kep,
SOP)

Validitas data

Tahap implementasi
pada bed pasien Diskusi karu, PP, perawat
konselor

Tahap BST pada bed


pasien Analisa data

Masalah Teratasi Aplikasi hasil analisa dan


diskusi
7.1 Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan bedside
teaching
b. Pemberian informed consent kepada klien dan keluarga
7.2 Pelaksanaan BST
1. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan dan memiliki prioritas yang perlu didikusikan.
2. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
3. Pemberi justifikasi oleh perawat primer atau perawat konselor/manajer
tetang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ada akan
ditetapkan
7.3 Pasca BST
Mendikusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan

8. Waktu dan tempat


Hari / Tanggal : Jum’at / 06 desember 2019
Waktu : 10:00 wib
Tempat : Ruang 15

9. Peran Masing-masing anggota tim


a. Peran perawat primer
- Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
- Menjelaskan diagnosis keperawatan
- Menjelaskan intervensi yang dilakukan
- Menjelaskan hasil yang didapat
- Menjelaskan rasional dari tindakan yang diambil
- Menggali masalah-masalah yang belum terkaji

10. Kriteria Evaluasi.


a. Bagaimana koordinasi dan persiapan BST
b. Bagaimana peran perawat primer pada saat BST
11. Kegiatan Bedside Teaching
1. Tahapan Pra-BST
a. Preparation
b. Planning
c. Briefing : 4P 1R
1) Problem : masalah yang ditemukan pada klien
2) Practice : tindakan yang akan dilakukan terkait masalah klien
3) Preparation : persiapan alat, persiapan pasien, persiapan lingkungan
4) Procedure : prosedur pelaksanaan
5) Role : aturan yang disampaikan oleh pembimbing klinik
2. Round : fase kerja (Pelaksanaan) dan fase terminasi (evaluasi)
3. Post round : evaluasi dari pembimbing klinik terhadap tindakan yang
dilakukan.

12. Penutup
Demikianlah proposal ini kami buat dengan sebenar-benarnya, kiranya dapat
dijadikan masukan dalam pengembangan dan pengaplikasian metode pembelajaran.
Banyuwangi, 05 Desember 2019

Mengetahui,
Pembimbing Klinik Ketua Kelompok,

(..........................................................) (.........................................................)

Mengetahui,
Kepala Ruang 15
RS dr. Saiful Anwar Malang

(...........................................................)
Lampiran Materi

A. Definisi pemasangan drainase


Drain merupakan alat yang dimasukan ke dalam luka untuk
membantumengeluarkan cairan (discharge/drainage) dari luka melalui bagian yang
terbuka pada luka. Drain terbuat dapat terbuat dari berbagai material, antara lain
ada yang berasal dari selang karet dan kasa. Tanpa drain, banyak luka akan sembuh
hanya pada permukaan atau bagian atas luka saja, sehingga discharge dapat terjebak
dibagian dalam atau dibagian bawah luka Jaringan didalam atau dibawah luka tidak
dapat sembuh karena adanya discharge/drainage yang terjebak tadi dan kemudian
dapat menyebabkan terbentuknya abses.
Selang karet yang pleksibel yang disebut juga Penrose Drain seringkali
dimasukan atau dipasang selama pembedahan abdomen untuk mempermudah
drainage eksudat danpenyembuhan jaringan. Suatu drain dimasukan dan dijahit
melalui insisi. Panjang drain bervariasi dari 25-35 cm (10-14 inci), bergitu pula
dengan lebarnya dari 2,5-4 cm (0,5-1,5 inci). Umumnya dokter menginstruksikan
agar drain ditarik keluar/dikeluarkan atau dipendekan 2-5 cm (1-2 inci) setiap hari
sampai lepas semuanya. Bila drain sudah semua keluar, maka luka yang masih
tersisa umumnya sembuh dalam 1-2 hari. Di beberapa lembaga (rumah sakit, dll)
memendekan drain dilakukan hanya oleh dokter, akan tetapi pada lembaga lain
dapat dilakukan oleh perawat.

B. Tujuan dari pemasangan drainase

1. Untuk membuang adanya cairan dari kulit, sehingga menurunkan bahaya iritasi
kulit.

2. Menurunkan banyaknya mikroorganisme yang ada dan kemungkinan infeksi.

3. Mempercepat proses penyembuhan luka.

Tanpa drain, banyak luka akan sembuh hanya pada permukaan atau bagian atas
luka saja, sehingga discharge dapat terjebak dibagian dalam atau dibagian bawah
luka
C. Fungsi Dari pemasangan drainase

1. Profilaksis

Profilaksis setelah operasi untuk mencegah akumulasi cairan (misalnya,


darah, nanah) atau udara. Dalam setiap operasi di mana ruang mati (misalnya,
rongga) dibuat, tubuh memiliki kecenderungan alami untuk mengisi ruang ini
dengan cairan atau udara.

2. Terapeutik

Saluran pembuangan memungkinkan keluarnya gas dan cairan dan bisa


digunakan untuk mengobati kondisi seperti hidrosefalus, retensi urin, dan abses
rongga

Untuk evakuasi discharge dan mencegah timbulnya abses

D. Pengkajian cairan drainase

1. Jumlah, warna, konsistensi, kejernihan dan bau drainase.

2. Ketidaknyamanan disekitar area drain.

3. Tanda – tanda klinis infeksi misalnya peningkatan suhu tubuh.

4. Kepatenan slang misalnya pergerakan drainase melalui slang ke alat

pengumpul, keutuhan daerah sambungan.


DAFTAR PUSTAKA

Durai R, Mownah A, Ng PC. Use of drains in surgery: a review. J Perioper Pract.


2009;19(6):180-186
JG, M., & EA, A. (2008). Surgical drains: what the resident needs to know. Nigerian
journal of Medicine, 17(3).

Anda mungkin juga menyukai