Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL BEDSIDE TEACHING

“PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL DAN PERAWATAN LUKA


POST OP”

Oleh :
1. Riska Nurfadilah
2. Ayudia Arinda Dwi Q.H
3. Windhy Byar Surya Putri
4. Diana Merin Arsylia

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
2019
PROPOSAL BEDSIDE TEACHING

1) Pendahuluan
Luka adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh, yang dapat
menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-
sehari. Perawatan luka adalah suatu tehnik aseptik yang bertujuan membersihkan luka
dari debris untuk mempercepat proses penyembuhan luka.
Perawatan luka merupakan tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalut
dengan tujuan mencegah infeksi silang (masuk melalui luka) dan mempercepat proses
penyembuhan luka

2) Tujuan

1. Mengetahui definisi perawatan luka


2. Memahami tujuan perawatan luka
3. Mengetahui indikasi perawatan luka
4. Mengetahui Kontraindikasi perawatan luka
5. Mengetahui efek samping perawatan luka
6. Mengetahui penatalaksanaan perawatan luka

3. Sasaran
Pasien di Ruangan 15 RS. Dr. Saiful Anwar Malang
4. Materi

1. Pengertian Definisi dari perawatan luka


2. Tujuan dari perawatan luka
3. Indikasi perawatan luka
4. Kontraindikasi perawatan luka
5. Efek samping perawatan luka
6. Penatalaksanaan perawatan luka

5. Metode.
Praktikum, Diskusi dan Bedside Teaching

6. Media
Persiapan Alat
7. Proses
Langkah-langkah yang diperlukan dalam Bedside Teaching adalah sebagai berikut:

PP Tahap Prapelaksanaan

Penetapan Pasien
Proposal

Persiapan pasien:
- Informed consent
- Hasi pengkajian/intervensi data

- Apa yang menjadi masalah


Penyajian masalah - Cross cek data yang ada
- Apa yang menyebabkan masalah yang
tersebut
- Bagaimana pendekatan (Proses Kep,
SOP)

Validitas data

Tahap implementasi
pada bed pasien Diskusi karu, PP, perawat
konselor

Tahap BST pada bed


pasien Analisa data

Masalah Teratasi Aplikasi hasil analisa dan


diskusi

7.1 Persiapan

a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan bedside teaching


b. Pemberian informed consent kepada klien dan keluarga.
7.2 Pelaksanaan BST
1.Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan
memiliki prioritas yang perlu didikusikan.
2.Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
3.Pemberi justifikasi oleh perawat primer atau perawat konselor/manajer tetang
masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
4.Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ada akan ditetapkan
7.3 Pasca BST
Mendikusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan

8. Waktu dan tempat


Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat :

9. Peran Masing-masing anggota tim


a. Peran perawat primer
- Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
- Menjelaskan diagnosis keperawatan
- Menjelaskan intervensi yang dilakukan
- Menjelaskan hasil yang didapat
- Menjelaskan rasional dari tindakan yang diambil
- Menggali masalah-masalah yang belum terkaji

10. Kriteria Evaluasi.


a. Bagaimana koordinasi dan persiapan BST
b. Bagaimana peran perawat primer pada saat BST

11. Kegiatan Bedside Teaching


1. Tahapan Pra-BST
a. Preparation
b. Planning
c. Briefing : 4P 1R
1) Problem : masalah yang ditemukan pada klien
2) Practice : tindakan yang akan dilakukan terkait masalah klien
3) Preparation : persiapan alat, persiapan pasien, persiapan lingkungan
4) Procedure : prosedur pelaksanaan
5) Role : aturan yang disampaikan oleh pembimbing klinik
2. Round : fase kerja (Pelaksanaan) dan fase terminasi (evaluasi)
3. Post round : evaluasi dari pembimbing klinik terhadap tindakan yang
dilakukan.
12. Penutup
Demikianlah proposal ini kami buat dengan sebenar-benarnya, kiranya dapat
dijadikan masukan dalam pengembangan dan pengaplikasian metode pembelajaran.
Malang, Desember 2019
Mengetahui,
Pembimbing Klinik Ketua Kelompok,

(..........................................................) (.........................................................)

Mengetahui,
Kepala Ruang …….
RS dr. Saiful Anwar Malang

(...........................................................)
Lampiran Materi

A. Perawatan Luka
Perawatan luka merupakan bagian dari ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan yang
telah memperoleh banyak perhatian sejak dahulu. Dengan makin banyaknya inovasi
terbaru dalam perkembangan produk-produk perawatan luka tersebut membuktikan
bahwa metode perawatan luka telah berkembang. Perubahan profil pasien mendukung
kompleksitas perawatan luka dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan
kelainan metabolik semakin banyak ditemukan dimana perawatan yang tepat diperlukan
agar proses penyembuhan luka bisa tercapai dengan optimal.

Peran perawat sangat dibutuhkan pada cara kerja asepsis yang berhubungan
dengan perawatan luka dan cara melakukan tindakan dengan cara steril. Perawat dituntut
untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang adekuat terkait dengan proses
perawatan luka. Manajemen keperawatan luka tersebut harus mengedepankan
pertimbangan biaya (cost effectiveness), kenyamanan (comfort) dan keamanan
(safety). Secara umum, perawatan luka yang berkembang pada saat ini lebih ditekankan
pada intervensi yang melihat sisi klien dari berbagai dimensi, yaitu dimensi fisik, psikis,
ekonomi, dan sosial.

B. Tujuan Perawatan Luka

a. Agar terhindar dari infeksi.


b. Agar luka tetap bersih
c. Mempercepat penyembuhan.
d. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka
e. Mencegah terjadinya pencemaran oleh cairan dan kuman yang berasal dari
luka ke daerah sekitarnya
f. Mencegah terjadinya infeksi silang
g. Mengistirahatkan bagian yang luka atau sakit
h. Sebagai penahan pada bagian yang luka atau sakit
i. Memberikan rasa aman dan nyaman Komplikasi Perawatan Luka Tidak
Maksimal

C. Indikasi Perawatan Luka


1. Luka bersih

a. Luka bersih tidak terkontaminasi dan luka steril

b. Balutan kotor dan basah akibat eksternal ada rembesan atau eksudat

c. Ingin mengkaji keadaan luka

d. Mempercepat debrademen jaringan nekrotik

2. Luka kotor

a. Pasien yang luka dekubitus

b. Pasien yang luka gangrene

c. Pasien dengan luka venous

D. Kontraindikasi Perawatan Luka

1. Luka bersih

a. Pada luka dengan ditandai adanya pus, necrose dan serum

b. Balutan tidak kotor dan tidak ada rembesan atau eksudat

2. Luka kotor

a. Pasien yang tidak mengalami dekubitus

b. Pada pasien yang mobilisasi

F. Efek Samping

1. Infeksi

Keadaan alat dan bahan yang kurang steril dapat menyebabkan terjadinya infeksi serta

penatalaksanaan yang tidak memperhatikan pencegahan infeksi juga bisa menyebabkan

infeksi saat melakukan perawatan pada luka pasien.

2. Rasa nyeri

Efek samping yang umum terjadi pada perawatan luka yaitu rasa nyeri, namun setiap

individu memiliki tingkat nyeri yang berbeda-beda.


G. Penatalaksanaan

1. Luka Bersih

Persiapan Alat

a. Pincet anatomi 1

b. Pincet chirurgie 1

c. Gunting Luka (Lurus)

d. Kapas Lidi

e. Kasa Steril

f. Kasa Penekan (deppers)

g. Mangkok / kom Kecil

h. Gunting pembalut

i. Plaster

j. Bengkok/ kantong plastik

k. Pembalut

l. Alkohol 70 %

m. Betadine 10 %

n. Bensin/ Aseton

o. Obat antiseptic/ desinfektan

p. NaCl 0,9 %

Langkah-langkah

a. Jelaskan prosedur perawatan pada pasien.

b. Tempatkan alat yang sesuai.

c. Cuci tangan.

d. Buka pembalut dan buang pada tempatnya.

e. Bila balutan lengket pada bekas luka, lepas dengan larutan steril atau NaCl.
f. Bersihkan bekas plester dengan wash bensin/aseton (bila tidak kontra indikasi), dari

arah dalam ke luar.

g. Desinfektan sekitar luka dengan alkohol 70%.

h. Buanglah kapas kotor pada tempatnya dan pincet kotor tempatkan pada bengkok

dengan larutan desinfektan.

i. Bersihkan luka dengan NaCl 0,9 % dan keringkan.

j. Olesi luka dengan betadine 2 % (sesuai advis dari dokter) dan tutupluka dengan

kasa steril.

k. Plester perban atau kasa.

l. Rapikan pasien

m. Alat bereskan dan cuci tangan.

n. Catat kondisi dan perkembangan luka.

2. Luka kotor

a. Persiapan alat

b. Pincet anatomi 1.

c. Pinchet chirurgie 2.

d. Gunting Luka (Lurus dan bengkok).

e. Kapas Lidi.

f. Kasa Steril.

g. Kasa Penekan (deppers).

h. Sarung Tangan.

H. Perawatan Pasca Bedah

1. Perawatan pascaanestesi di ruang pulih sampai pernafasan pasien stabil sebelum


dipindahkan ke ruangan perawatan biasa
2. Perawatan pascabedah meliputi luka operasi
3. Pasien dipuasakan sampai usus kembali berfungsi ( kira-kira 3 hari) dan bising usus
terdengar normal pada auskultasi dan di evaluasi pasien flatus atau BAB
4. Setelah usus berfungsi ( kira-kira setelah hari ke3 post operasi) pasien mulai minum
sedikit-sedikit, bala tidak ada masalah dapat dilanjutkan dengan pemberian makanan
yang lembut seperti bubur.
5. Penilaian komplikasi awal antara lain, peritonitis, kebocoran dari anastomose
dilakukan sampai pasien dipulangkan.
6. Pasien dipulangkan setelah usus dinilai berfungsi baik tidak terdapat komplikasi
awal.
J. Perawatan Rawat Jalan
1. Pasien kontrol setelah 1 (satu) minggu pulang dari perawatan inap untuk peenilaian
luka operasi dan perawatan luka operasi.
2. Jahitan di angkat setelah satu minggu.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz A. 2009. Ketrampilan Dasar Praktik Kebidanan edisi 2. Salemba Medika :
Jakarta.

Anonim. 2011. Laporan Pendahuluan Perawatan Luka.http://veryromanisti. blogspot.com/


2011/laporan-pendahuluan-perawatan-luka (diakses pada 11 desember 2019)

Delimarfidasari. 2013. Konsep Dasar Perawatan Luka.


http://delimarfidasari.wordpress.com/2013/10/25/konsep-dasar-perawatan-luka
(diakses pada 11 desember 2019)
Musrifasul Uliyah dan A.Aiz Alimun Hidayat . 2006. KDPK untuk Kebidanan . Surabaya:
Salemba-Medika
Muttaqin, Arif. 2010. Pengkajian Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinik. Jakarta:
Salemba Medika.

Morton, Patricia Gonce. dkk. 2012. Volume 2 Keperawatan Kritis Edisi 8. Jakarta: EGC.

North American Nursing Diagnosis Association. 2001. Nursing Diagnoses : Definition &
Classification 2001-2002. Philadelphia:

Potter dan Perry. 2009. Fundamental of Nurisng 7th Edition. Singapore: Elsevier

Anda mungkin juga menyukai